Kenyataan di dunia

Barita memeluk tubuh Praavena dengan penuh kehangatan alam mereka. Bagi Barita, ternyata Praavena sangatlah menawan. "Pantas saja Altezza sangat mencintaimu sayang." Peluk Barita semakin erat.

Praavena menatap lekat wajah Barita, "Hmmm, dia memang mencintai ku! Tapi aku telah mati di tangan Gerald dan Caroline. Kini mereka berada bersama kita! Mereka akan membalas semua perlakuan Santo. Bagaimana caranya kita memberi tahu pada Altezza agar mereka berhati hati? Altezza tidak dapat merasakan kehadiran kita lagi Bar!" Jelas Praavena.

Barita mengangguk mengerti, "apakah kita akan mendatangi Altezza ke alam mimpinya?" Tanya Barita.

Praavena mengangguk, "aku akan datang menemuinya nanti. Aku tidak ingin dia mengalami kecelakaan atau apapun! Aku sangat merindukan Altezza, Bar! Dia pria yang sangat baik dan juga ramah." Jelas Praavena membuat hati Barita dilanda cemburu teramat sangat.

"Kenapa kau begitu mencintainya Vena? Bukankah kau yang meminta pada Sang Penguasa agar aku ikut dengan mu? Kenapa kau masih melukai ku?" Kesal Barita membuat Praavena tak mampu berucap.

Di alam yang berbeda mereka hanya ingin menikmati hidup yang berbeda tanpa memikirkan Altezza, tapi tidak untuk Praavena. Dia masih mengenang Altezza. Bagaimanapun Altezza lah yang selama ini menemani dan membantu untuk menghadapi Caroline dan Gerald. Bahkan dia terluka demi Praavena. Tidak ada yang mampu mengalahkan keberanian Altezza demi Praavena.

Disisi lain dunia nyata Altezza.

Hidup terus berjalan, Altezza kini tinggal bersama Santo. Tanpa dia ketahui apa penyebab Santo memecat Pisa sang secretaris se*xynya hingga Altezza menggantikan posisi Pisa. Tentu Pisa di jebloskan oleh Santo ke penjara atas pembunuhan berencana yang mengakibatkan Caroline dan Gerald meninggal dunia, tanpa sepengetahuan Altezza.

Santo sangat terampil menjadi pembunuh berdarah dingin. Justru Santo meminta pada pihak berwajib untuk memberi Pisa suntikkan yang mematikan. "Aku tidak suka dengan wanita memiliki sifat dendam, bagiku Pisa adalah wanita menjijikkan. Aku akan mencari wanita baik untuk menjadi istriku kelak. Seperti Cavana yang sangat mencintai ku. Hingga dia menutup mata." Batin Santo mengenang masa indahnya bersama Cavana kekasihnya yang di rebut oleh Bastian kala itu.

Flashback on...

Cavana adalah ibu dari Praavena Locateli yang meninggal disebabkan kanker kulit yang menyerang wanita lembut dan keibuan itu.

Cavana tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit menikmati asupan yang mengalir di tubuhnya.

"Santo? Kenapa kau ada disini?" Bisik Cavana saat melihat Santo ada di rumah sakit yang sama dengannya.

Santo menutup pintu kamar wanitanya sangat pelan menghampiri Cavana yang tengah terbaring lemah melakukan kemotherapi. Perlahan Santo mengambil tangan Cavana yang sudah terlihat pucat, mengecup punggung tangan itu membelai rambut Cavana yang sudah mulai rontok. "Aku merindukanmu sayang!" Ucap Santo pelan.

Cavana hanya tersenyum geli mendengar bisikan cinta masa lalunya, "kau membuat aku mual Santo! Jangan telalu lama disini, nanti Bastian akan melihat kehadiranmu kemudian memarahi ku!" Rungut Cavana.

"Apa kau takut? Jika Bastian marah?" Goda Santo.

Cavana hanya menggeleng, "aku tidak takut karena dia sangat mencintai ku!" Ucap Cavana menatap hezel mata elang Santo.

Cekrek...

"Uncle?" Bisik Praavena kaget saat melihat Santo duduk menggenggam jemari sang ibunda. "Ngapain uncle kesini? Papi ada di luar, pergilah!" Tambah Praavena memohon.

Santo mendengus kesal. "Aku akan menemui mu kembali sayang! I love you." Ucap Santo sebelum meninggalkan Cavana.

"I love you too Santo Mareno!" Ucap Cavana tanpa malu di hadapan Praavena.

Tentu menjadi kejutan bagi Praavena mendengar Cavana mengungkapkan perasaan cintanya pada pria lain selain Bastian.

Santo membalik, kembali mendekat. "Jangan pernah pergi, kuatlah! Aku akan menceraikan Caroline dan kita akan hidup bersama." Ucap Santo meyakinkan Cavana.

Cavana mengusap wajah keras Santo yang ada di hadapannya. "Aku hanya berusaha, Jesus akan menjemputku kapan saja. Jangan katakan pisah pada Caroline, karena dia istrimu saat ini!" Ucap Cavana lembut dapat di dengar oleh Praavena.

Santo menatap penuh harap pada cinta pertamanya itu, "jangan tinggalkan aku! Karena aku akan hancur jika kau tidak ada di dunia ini Cavana!" Isak Santo memeluk tubuh kurus yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Aku sangat mencintaimu hingga saat ini Santo! Pergilah, jangan biarkan Bastian memukulmu lagi! Jika aku sudah tidak ada di bumi ini, kirimkan do'a mu untuk ku." Bisik Cavana terdengar miris di telinga Santo dan Praavena.

"Mami, jangan bicara begitu! Aku tidak ingin kehilanganmu! Papi tidak mencintaiku. Jangan tinggalkan aku Mami!" Tangis Praavena di bawah kaki Cavana.

"Santo, sekian tahun aku memendam semua ini sendiri! Jika aku tidak ada, jaga Praavena untuku. Karena Praavena adalah putri kandungmu!" Jujur Cavana di hadapan Santo dan Praavena membuat keduanya saling tatap.

"Apaaa?" Ucap Praavena dan Santo bersamaan.

"Hmm, maafkan Mami sayang!" Ucap Cavana masih dengan wajah bersih dan tersenyum di hadapan keduanya.

"Kenapa kau memilih Bastian? Kenapa kau tidak menikah dengan ku? Kenapa kau rahasiakan ini Cavana? Kau tega pada ku! Aku tidak memiliki anak bersama Caroline, bahkan aku memiliki anak dengan mu! Oooogh Cavana, tega sekali kau menjauhkan aku dari anak kandung ku!" Tangis Santo pecah dihadapan Cavana dan Praavena.

Cavana hanya tersenyum mendengar isak tangis Santo, "maafkan aku, saat itu kita tidak mungkin bersama karena Bastian menerima perjodohan kami." Jelas Cavana membuat Santo frustasi di kamar rumah sakit.

Jika itu tidak di rumah sakit, mungkin Santo akan mencekik mati Cavana karena telah menyembunyikan keabsahan putri kandungnya sendiri. "Kenapa kau begitu kejam pada ku Cavana? Hingga aku harus menerima pilihan keluargaku Caroline. Aku tidak mencintainya bahkan aku menyesali akan pernikahan kami!" Jelas Santo meratapi kisah cintanya yang tragis.

Cavana mengusap lembut kepala Santo yang masih menangis, menatap putrinya Praavena dengan tatapan teduh, "maafkan aku!" Ucapnya menutup matanya pelan, "aku mencintai mu Santo!" Tiiiiiiiit..........

Cavana pergi menutup mata untuk selamanya dan tidak akan pernah kembali lagi. Itulah terakhir Santo bertemu Cavana setelah dia menikah dengan Bastian Locateli.

Kejujuran Cavana tentang Praavena sangat menyayat hati Santo. Bagaimana bisa dia menyembunyikan status Praavena selama bertahun tahun dari semua keluarga termasuk Bastian Locateli suaminya sendiri. Bahkan menyembunyikan dari Santo Mareno yang sangat mencintai Cavana. Jika tidak karena perjodohan yang mengancam masa depan mereka kala itu, mungkin kehidupan keluarga ini tidak sehancur saat ini.

Benar saja, semenjak kepergian Cavana, Santo kembali ke Milan dan mencari berita tentang Bastian. Sang motivator yang memiliki banyak selir hati itu hingga memiliki putri selain Praavena tanpa sepengetahuan keluarga besarnya.

Sangat menyakitkan dan sangat tragis, kisah cinta Santo dan Bastian. Semua data Santo dapatkan tentang Amanda dan Jessey Locateli yang sudah tumbuh menjadi gadis remaja sangat cantik seperti Amanda.

Praavena yang memiliki kemiripan dengan Bastian, memberi kepercayaan bagi keluarga besar mereka bahwa Praavena adalah anak biologis Bastian.

"Aaaaagh, sangat rumit kenyataan di dunia nyata." Hikz.....

Berat berat..😭 to be co n ti nu e...

👻👻👻👻👻👻👻👻👻

Happy reading...🔥🤗

Jangan lupa Like and Vote...😘

Terpopuler

Comments

DEBU KAKI

DEBU KAKI

aku gak mampir kak

2022-03-13

2

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

kok aku jadi sedih yah...😭😭

2022-03-05

2

Lee

Lee

kasian altezza semoga ia dpat pengganti praveena y thor..cinta beda dunia itu sulit..
lanjut lg..

2022-03-05

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!