Kecelakaan.

Dikediaman Altezza, Praavena tengah asyik melayani Altezza seperti selayaknya pasangan dalam dunia nyata. "Za, aku melihat Gerald di kerjain oleh pengawal Tuan Santo! Apakah Caroline ada disana menyambangi mantan suaminya?" Tanya Praavena saat membereskan piring makan Altezza.

"Ya, Caroline tiba tadi pagi! Kami sangat ketakutan. Aku fikir mereka akan menyakiti kita. Ternyata dia dihajar habis habisan oleh Tuan Santo di ruangannya. Pisa bilang Tuan Santo akan kejam jika orang lain mengancam kehidupannya. Bahkan dia tega membunuh orang itu walau dia sangat menyayanginya." Jelas Altezza.

Praavena memeluk Altezza, "aku rasa sebentar lagi aku akan kembali kealam ku Za!" Jelas Praavena.

Deg, sheeer....

"Apa kau sedang bercanda mengatakan itu pada ku?" Tanya Altezza.

"Tidak, aku akan pergi bersama seseorang. Tapi aku tidak tau siapa orang itu Za!" Jelas Praavena membuat Altezza semakin tidak mengerti.

"Ve, jangan tinggalkan aku! Aku tidak sanggup!" Mata Altezza memerah menatap wajah cantik Praavena.

"Heeii, kau akan menemukan gadis baik! Kita tidak mungkin bersama Za! Hidup mu akan bahagia!" Jelas Praavena.

"Please, jangan ucapkan itu saat ini! Aku tidak sanggup Ve! Aku sangat mencintaimu! Biar aku yang menggantikan orang itu untuk kembali bersama mu! Jangan tinggalkan aku Ve!" Bisik Altezza pada Praavena.

"Jika kau ikut denganku, apa yang akan Ibu mu katakan pada dunia Za! Dia menunggumu di Jepang sana. Kau telah menjadi laki laki yang bertanggung jawab untuknya. Aku mohon! Jangan seperti ini Za! Kita beda alam, kita akan selalu ada dalam kenangan nantinya." Jelas Praavena pada Altezza dengan suara lembut mampu menyejukkan perasaan Altezza.

"Aku ingin ikut denganmu! Jangan tinggalkan aku!" Isaknya.

"Aku masih disini Altezza." Ucap Praavena. "Kembalilah ke kantor mu! Kasihan Barita." Jelas Praavena.

Altezza mengangguk, "baiklah, aku pergi dulu!" Kecup Altezza pada puncak kepala Praavena.

"Za, jaga dirimu! Aku yakin Gerald masih mencarimu!" Pesan Praavena saat Altezza berlalu meninggalkan kediaman mereka.

Altezza mengangguk mengerti, kemudian berlalu. Jujur perasaannya sedang tidak baik baik saja. "Apakah Praavena akan pergi secepat ini? Saat aku merasa nyaman dengannya." Batin Altezza sepanjang jalan.

Benar saja, Gerald melihat Altezza keluar dari apartemennya bersama Praavena. "Pasti dia tinggal disalah satu unit disana!" Batin Gerald melihat gedung dihadapannya. "Binatang pria Jepang itu, aku yakin Praavena ada bersamanya." Tambah Gerald. "Aku akan membawa Pendeta kemaren untuk menangkap gadis itu." Batinnya kembali mendongkol.

Altezza tiba di kantor, melihat dari kejauhan Caroline di seret oleh dua pengawal Tuan Santo dalam keadaan setengah mati. Bukan mati yah, tapi setengah mati. Tentu rasa penasaran Altezza bergejolak di dalam dadanya. Dia bergegas memasuki kantornya melalui pintu belakang, menuju lantai 3 meja Barita.

Dengan nafas terengah Altezza bertanya pada Pisa karena tidak menemui Barita di mejanya. "Mana Barita?" Tanya Altezza menatap Pisa.

Pisa menautkan alisnya. "Bukankah dia menyusulmu ke kediaman mu?" Tanya Pisa.

"Apa? Aku tidak menemukannya!" Jelas Altezza.

"Hmmm, kau hubungi saja dia! Mungkin dia ingin makan bersama mu!" Jelas Pisa enteng pada Altezza.

Altezza menaikkan bahunya, merogoh handphone miliknya dari kantong jacketnya.

📞"Angkat Bro!" Batin Altezza.

📞"Hmm,"-Barita.

📞"Kau dimana?"-Altezza.

📞"Di kediamanmu, ini mau kembali! Kau tidak ada! Aku ingin mengantar makanan ini untuk mu! Aku bawa ke kantor saja!" Jelas Barita.

📞"Hmmm, aku sudah dikantor dan kau tau aku sudah makan!" Ucap Altezza.

📞"Ntahlah, aku sangat ingin menghabiskan waktu bersama mu saat ini!" Jelas Barita enteng.

📞"Ya, ke kantor saja! Aku tunggu, hati hati! Karena Gerald masih berada di kawasan kita.

📞"Hmmm!" Barita mau menjawab tapi tiba tiba....

BRAAAAK...

Sebuah mobil Ferrari menabrak Barita hingga terpental 5 meter. Mobil yang di kemudi oleh Gerald membawa Coroline itu hancur berkeping keping, hingga membuat mereka koma tidak sadarkan diri.

"Bar, Barita! Barita!" Teriak Altezza masih berusaha mendengar suara Barita di seberang sana.

Terdengar suara Praavena memberi kabar jika Barita tidak baik baik saat ini. "Bariiiiitaaaaaaaa!" Teriak Altezza berlari menuruni anak tangga menuju pintu luar mencari dimana kejadian kecelakaan yang mencelakai sahabatnya.

"Dimana kecelakaan itu?" Tanya Altezza pada pengawal yang tengah mencari suara ledakan yang tak begitu jauh dari kantor mereka.

"Disebelah sana sepertinya!" Ucap salah satu pengawal dengan sangat tenang.

"Bantu aku! Itu Barita!" Tegas Altezza meminta dengan hati tidak karuan.

Altezza dan pengawal bergegas mencari tempat kecelakaan itu yang tidak jauh dari apartemen miliknya. Mata Altezza menatap kearah Barita yang bersimbah darah dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Baariiita!" Altezza mendekati dan memeluk tubuh sahabatnya, "Tolong bawa sahabat ku, call ambulance!" Teriak Altezza pada pengawal Santo.

Pengawal bergegas melakukan perintah Altezza dan tidak lupa memberi kabar pada Santo.

"Barita, bertahanlah!" Tangis Altezza.

Mata Altezza melihat sosok Praavena dari kejauhan, masih enggan meletakkan tubuh Barita. "Bar, bangun! Jangan tinggalkan aku! Kau sahabat ku! Bertahan Bar!" Tangisnya masih memeluk kepala Barita.

Tak selang berapa lama, ambulance dan Santo datang mengahampiri Altezza yang masih bersimpuh memeluk Barita, melihat mobil mantan istrinya hancur.

"Caroline?" Tangis Santo mendekati Ferrari dihadapannya tak berbentuk.

"Bantu wanita itu!" Teriak Santo melihat Caroline terjepit di kursi penumpang. "Ooogh my God! Jesus, Caroline!" Santo membantu melepaskan Caroline yang sudah tak sadarkan diri.

Efakusi berjalan sangat alot, karena keduanya terjepit. Gerald terluka parah, begitu juga Caroline.

"Ooogh Jesus, maafkan aku telah menyakiti mu tadi Caroline!" Batin Santo masih mengingat kekejaman terhadap mantan istrinya yang dia lakukan beberapa jam lalu. Membuat Caroline benar benar mengungkapkan tentang kematian Praavena secara jujur.

Santo melihat pengawalnya, "apa kalian mengerjai mobil mereka?" Tanya Santo geram pada salah satu pengawalnya.

"Iya Tuan! Kami merusak sistem di mobil Nyonya!" Jujur pengawalnya.

"Bangsaat!" Bisik Santo menggeram pada pengawalnya. "Aku hanya menyuruh menakuti pria muda itu! Bukan mencelakai mereka begini." Tegas Santo pada pengawalnya.

"Maaf Tuan, Pisa meminta kami!" Jujur pengawal lagi.

Santo semakin tak percaya, "APA?? PISA?" Santo semakin frustasi. "Shiiit! Aku akan mengurus Barita dan Caroline, jika terjadi sesuatu, kalian akan menyusul mereka!" Ancam Santo pada pengawalnya.

Santo dan Altezza mengikuti ambulance yang membawa Barita, Caroline dan Gerald.

"Sahabat ku Tuan!" Tangis Altezza pecah di bahu Santo.

"Tenanglah! Aku akan menanggung semua ini!" Terang Santo menyesali kebodohan pengawal dan secretarisnya. "Hubungi keluarga Barita." Tegas Santo pada Altezza.

"Barita tidak memiliki siapapun Tuan! Kedua orang tuanya telah meninggal! Aku tidak mengenal keluarganya yang lain!" Jelas Altezza terdengar miris oleh Santo.

Santo mengusap kasar wajah tampannya. "Jesus, ampuni aku!" Batin Santo.

Mereka tiba disalah satu rumah sakit terbaik di Milan, Santo meminta salah satu orangnya agar menghubungi Bastian Locateli, suami Caroline.

"Maaf kan aku Bastian." Tangisnya kembali pecah.

👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻👻

Happy reading...🔥🤗

Jangan lupa Like and Vote...😘

Terpopuler

Comments

DEBU KAKI

DEBU KAKI

manteb

2022-03-02

3

Lee

Lee

Mampir lg kak...
semangat yaaa..

2022-03-01

2

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Bariiiiitaaaaa....😭😭😭😭👻👻👻👻

2022-03-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!