Lumayan tenang.

Kota Milan mengubah hidup kedua pria itu menjadi lebih baik, sudah hampir 3 bulan mereka mengabdikan diri perusahaan Tuan Santo, dimana Altezza menjadi wartawan rahasia, Barita sebagai team editor perusahaan.

Pagi itu Altezza dan Barita disibukkan beberapa pekerjaan mereka di kantor. Tiba tiba mata keduanya melihat kehadiran tamu tak diundang didepan pintu ruangan Tuan Santo Mareno. Caroline, yaaah istri pertama Tuan Santo tiba tiba muncul dikantor mereka tanpa memperdulikan Altezza dan Barita yang memperhatikan gerak geriknya.

Tentu Altezza dan Barita segera bersembunyi di toilet kantor yang berada di lantai 2. "Saat semuanya sudah mulai tenang, kembali kita dihadapkan dengan wanita laknat itu." Bisik Altezza pada Barita.

"Ck, Praavena gimana? Dia nggak bisa jadi mata mata yah diluar?" Bisik Barita.

"Setau aku dia nggak bisa masuk ke ruangan Tuan Santo. Dijaga ketat sama ini ni." Tunjuk Altezza pada kalung salibnya.

"Hmmm, aku lupa jika Praavena udah mati!" Kekeh Barita. "Tapi Caroline tidak mengenal kita kan? Kita tidak pernah berjumpa dengannya. Kenapa kita mesti takut?" Jelas Barita, tentu diangguki oleh Altezza.

"Tapi kita mesti berhati hati. Aku akan meminta secretaris Tuan Santo menempelkan kupingnya." Jelas Altezza.

Barita segera menghubungi secretaris cantik itu. Tentu disetujui olehnya, karena dia dan Tuan Santo memang ada fear tapi tidak diketahui oleh orang kantor. Yaaah, hal biasa antara bos dan secretaris.

Dari toilet lantai dua terlihat mobil Caroline yang masih menyala, "pasti dia bersama Gerald selingkuhannya." Batin Altezza.

Diruangan Tuan Santo, Caroline tampil sangat se*xy dan elegant. Tentu untuk menggoda sang mantan suami agar membocorkan siapa penyebar berita yang beredar diluar sana.

"Aku sangat merindukan kau Santo!" Usap Caroline di punggung tegap itu.

Santo mengetahui sepak terjang sang mantan istri merasakan perasaan berbeda dari sentuhan cinta pertamanya itu. Dia menikmati belaian Caroline. "Kau tidak pernah berubah dalam menyentuhku!" Bisik Santo saat terbuai dengan sentuhan wanita ******* yang menggodanya.

"Bastian tidak pernah ada waktu untukku! Dia bahkan telah menikahi Amanda!" Rungut Caroline memeluk bahu tegap Santo yang masih duduk di kursi kebesarannya.

"Hmmm, terus apa maksudmu datang ke Milan? Apa kau akan menginap disini?" Tanya Santo lembut.

"Ck, aku muak dengan berita yang beredar. Menyatakan aku ada fear dengan kekasih Praavena. Aku tidak melakukannya. Kau tau aku, hanya wanita kesepian yang membutuhkan belaian. Bastian tidak pernah memberikan itu pada ku! Sudah 3 bulan dia pergi semenjak berita tersebar dimedia. Dia mencari sahabat Praavena pria jepang yang katanya memiliki semua bukti perselingkuhanku dengan Gerald." Curhat Caroline panjang lebar.

Santo terus memancing kejujuran Caroline agar menceritakan penyebab kematian Praavena putri Bastian. "Tidak mungkin berita itu bohong sayang. Apakah kau begitu kesepian hingga mendatangi kantor ku?" Bisik Santo ketelinga Caroline.

Dimana mana enggak akan ada kucing nolak ikan. Apalagi ikannya masih seger yah. Tentu Santo melahap Caroline siang itu diruang kantornya tanpa memikirkan perasaan secretaris sengaja menguping dibalik pintu.

"Bajingaaaan," geram secretaris Santo kembali ke meja kerjanya. "Apa kurang aku, kenapa Santo masih menginginkan wanita ******* itu." Batin secretaris Santo.

Des*ahan Caroline sangat mengg*airhakan Santo, mereka bercucuran keringat. "Aku sangat menyukai tubuh mu Caroline." Ucapnya saat mencabut senjata apinya dari sarung milik Caroline.

Caroline masih enggan memasang pakaiannya. Dia masih membelai lembut tubuhnya sendir, menggapai tas tangan kecil miliknya. Merogoh sesuatu dari dalam sana.

"Aku masih mengiginkan mu sayang!" Bisik Caroline menghadapkan senjata api tepat di dada Santo.

Kreek kreeek, kokang Caroline pada senjata kecilnya.

Santo tidak gentar, "apa kau ingin melakukannya sekarang? tanpa ingin tau bahwa Bastian lah yang memberikan data perselingkuhan mu ini pada ku!" Tawa Santo pecah meraba senjatanya dari bawah sofa yang ditiduri Caroline.

Kreeek kreeek,

"Kau mau mati sekarang, atau kekasih gelap mu dibawah sana akan mati hangus terbakar?" Santo memasukkan senjata ke mulut Caroline.

Keringat percintaan mereka berubah menjadi keringat dingin yang keluar dari tubuh tel*anjang Caroline.

"Apa kau sedang mengancam Gerald?" Suara Caroline masih tertahan karena senjata Santo bersarang dimulut indahnya.

Tentu itu menjadi satu kejadian yang menakutkan bagi Caroline. "Lepaaaskan aku." Teriak Caroline karna mengetahui Santo akan memasukkan sesuatu alat di bagian intinya.

"Nikmati sayang! Kau tau aku sangat menyukai mu tersiksa." Santo memasang alat untuk mengikat kedua tangan Caroline dan kakinya.

"Lepaskan aku!" Teriak Caroline.

Semua terlambat, Santo melakukan hal lebih gila lagi di tubuh Caroline. Sengaja menyakiti mantan istri yang berniat jahat padanya. Tanpa Caroline ketahui, Gerald hampir mati di buat dua pengawal Santo yang memasukkan gas beracun ke dalam mobilnya.

"Uuuughuuuuk ughuuuk! Ban*gsat, siapa mereka? Kenapa mereka ingin membunuhku?" Batin Gerald berlari keluar dari mobil sambil terbatuk batuk dengan nafas terasa sesak.

"Dimana Caroline? Apakah dia baik baik saja? Ternyata mereka sangat peka." Batin Gerald.

Praavena melihat Gerald dari kejauhan hanya tersenyum, "nikmati dosa mu bangsat! Untung kau tidak di matikan oleh Tuan Santo." Tawa Praavena dari kejauhan.

Sementara Altezza mendapat kabar dari secretaris Santo tentang kejadian diruang bosnya. Mereka tersenyum puas. Setidaknya Altezza dan Barita dapat menafas lega dengan apa yang dilakukan Santo pada Caroline.

"Lumayan tenang kita Za! Aku fikir Tuan Santo akan tunduk pada wanita laknat tu!" Kekeh Barita.

"Hmmm, aku jadi pengen pulang! Aku pulang dulu yah! Lewat pintu belakang! Praavena pasti menungguku agar makan dirumah." Jelas Altezza menepuk pelan pundak Barita.

Barita tersenyum, mengacungkan jempol tanda setuju. Barita kembali ke meja kerjanya dilantai 3. Menunggu Caroline keluar dari ruangan Santo.

Barita melihat berita di media bahwa Bastian telah menikahi Amanda. Yaaa, Amanda cinta Bastian sebelum Caroline. Berarti benar, gadis yang bernama Jessey itu adalah putri Bastian, batin Barita membaca semua berita di layar laptopnya.

"Ck ck ck! Sang motivator yang aku idolakan ternyata emang dari dulu suka gonta ganti cewek kayak gonta ganti chanel televisi!" Kekeh Barita dalam hati. Sesekali matanya terarah di pintu ruangan Santo.

BRAAAK,

Secretaris Santo yang bernama Pisa terlihat frustasi meminta Barita untuk membelikan pakaian Caroline atas perintah Tuan Santo.

"Tolong," Mohonnya pada Barita.

Tentu Barita tertawa melihat wajah cemberut sang gadis yang dilanda camburu luar biasa. "Nggak bisa! Aku nggak ngerti! Kamu aja! Cari aja diaplikasi, minta kirim sekarang sebelum Tuan Santo selesai menghabisi wanita itu." Kekeh Barita.

"Aku nggak mau! Aku sakit hati Barita!" Rengeknya.

"Heeeii, ngapain sakit hati! Kau nggak denger teriak perempuan itu dari ruangan Tuan Santo? Tentu wanita itu disiksa habis habisan oleh Tuan!" Jelas Barita menenangkan Pisa secretaris Santo yang manja.

Pisa hanya mendengus kesal, berlalu meninggalkan meja Barita menuju meja HRD melakukan sesuai perintah Tuan Santo.

"Menyebalkan!" Batin sang secretaris.

To be co n ti nu e

👻👻👻👻👻👻👻👻

Happy reading...🔥🤗

Jangan lupa Like and Vote...😘

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Waw...bagus santo lahap caroline smpai hbis..he..he.
lanjut update lg kak..

2022-03-01

3

pat_pat

pat_pat

❤️❤️

2022-02-28

2

Ig : @smiling_srn27 🎀

Ig : @smiling_srn27 🎀

Lanjut thor semangat

2022-02-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!