Kurang perhatian.

Maaf readers... Jika ada yang memiliki rasa ketakutan melihat gambar yang serem serem, lebih baik dischrool ke atas aja yah... 🤗

Jangan lupa tinggalin jejak untuk penyemangat author...❤️💞

Hanya karya author... inspirasi ku..🥰❤️

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Altezza dan Barita saat ini tinggal di sebuah desa di Italia yang tengah mencari anak muda bersedia tinggal di sana. Desa tersebut bernama Santo Stefaano, sebuah desa yang berada di ketinggian dan selama ini terkenal dengan hotel-hotel yang kamar-kamarnya glamor.

Kawasan pedesaan di sana masih masuk wilayah Taman Nasional Gran Sasso e Monti della Laga dengan pemandangan yang indah. Di desa itu hanya ada sekitar 115 penduduk. Sedangkan, kurang dari 20 orang di sana berusia di bawah 13 tahun. Oleh karena itu, dewan kota mengambil tindakan dengan membuka penawaran mengenai siapa yang ingin tinggal. Setidaknya mereka yang berpindah ke desa itu akan diberikan biaya bulanan selama tiga tahun dengan nilai maksimal 8.000 Euro atau sekitar 135 juta per tahunnya jika dirupiahkan. Dewan kota juga akan memberikan uang kontribusi sekali senilai 20.000 Euro atau sekitar 337 juta jika dirupiahkan untuk memulai berwirausaha.

Sudah tau yah, kenapa Altezza mengajak Barita tinggal didesa Santo Stefaano Italy. Selain indah juga memiliki dewan kota peduli dengan kaula muda seperti mereka.

Barita menghabiskan malam malamnya bersama sang kekasih. Terdengar sayup sayup des*ahan pasangan itu dari balik dinding kamar mereka.

Altezza tersenyum geli, tapi tidak pernah merasakan kesepian karena kehadiran Praavena. "Hmm, nggak pernah berubah dia!" Batin Altezza.

Sudah hampir dua minggu mereka berada didesa itu. Belum ada tanda tanda yang berarti dari mantan suami Caroline. Berulang kali Altezza mengirim kabar pada secretaris pemilik media itu, tapi belum ada jawaban.

Altezza mengirim ulang, "semoga besok ada jawaban!" Batinnya.

Praavena yang tengah menikmati hidangan bunga mawarnya, hanya menatap kagum pada pria jepang yang selalu membarikan kebahagiaan padanya.

"Za, apakah sudah ada perkembangan dari mantan bos kamu?" Tanya Praavena.

"Aku mengganti nomor ponselku Ve. Makanya aku tidak mengetahui kabar dia!" Senyum Altezza mendekat pada Praavena.

"Hmmm, semoga ada kelanjutan ya Za! Biar aku bisa pergi dengan tenang." Jelas Praavena.

Sheeer, berarti Altezza akan kehilangan Praavena. "Ooogh Tuhan! Kenapa aku dipertemukan jika untuk dipisahkan?" Batin Altezza menjerit.

"Dulu kekasih ku Kau ambil Tuhan, sekarang kekasih yang tak kasat mata Kau beri untuk ku! Ini nggak adil Tuhan!" Teriak Altezza dalam hati.

Benar benar berat bagi Altezza menghadapi semua. Apalagi jika nanti Praavena benar benar pergi meninggalkan Altezza. Hari itu akan menjadi hari terburuk bagi Altezza.

Altezza memeluk Praavena mencium aroma tubuh kekasih dunia semunya.

"Kamu kenapa?" Tanya Praavena mentap iris mata Altezza.

"Jangan terlalu cepat meninggalkan aku? Aku tak sanggup Ve!" Jelas Altezza.

"Hmmm, kapan kamu siap aku akan pergi! Untuk sekarang aku ingin bersama mu menghabiskan waktu dan menemani mu." Jelas Praavena.

"Terimakasih Ve! I love you!" Kecup Altezza di kening Praavena.

⌛3 bulan mereka di Santo Stefaano. Altezza dan Barita berencana akan membuka wirausaha untuk memajukan daerah tersebut. Tentu ide mereka disambut hangat oleh warga setempat.

Altezza akan membuka restoran kecil untuk mengisi waktu senggang mereka berdua. Keduanya berjalan jalan melihat lihat tempat yang cocok bagi mereka.

⏳Beberapa minggu kemudian Altezza dan Barita berhasil membuka satu restoran kecil sekaligus menerima penginapan bagi tamu luar kota.

Kamar penginapan mereka hanya ada 6 kamar saja. Kamar kecil tak begitu besar dan hanya ditemani TV tabung kecil.

Praavena sebagai pembersih kamar, dan jika tidak ada kegiatan lain akan membantu mereka didapur, menyiapkan beberpa makanan yang khas dilidah warga setempat.

Altezza dibantu Barita untuk mencairkan dana bantuan dari dewan kota. Tentu sangat mudah bagi pemuda yang didukung penuh oleh pemerintah desa tersebut.

Satu kepuasan tersendiri bagi Altezza, mampu berwirausaha. Ini adalah impian dia sejak kecil. Bisa memiliki satu usaha, untuk masa depannya. Barita yang memiliki jiwa marketing yang luar biasa mempromosikan restoran baru mereka.

"Za, aku sudah mengirimkan ke beberapa media iklan tentang restoran kita. Semoga yah!" Senyum Barita. Tanpa mereka sadari iklan itu akan menjadi ancaman bagi mereka berdua.

Restoran Altezza dan Barita di Santo Stefaano.

Semua berjalan dengan baik, pengunjung sangat suka hidangan pembuka dan dissert mereka. Suasana restoran yang sangat romantis bagi orang yang akan menghabiskan waktu untuk berbulan madu, atau menghabiskan masa liburan.

Karena kesibukan mereka, Altezza hingga melupakan Praavena. Jujur Altezza sangat bersemangat diawal bisnis baru mereka telah meraup keuntungan yang cukup untuk mereka berdua. Tampak rona bahagia terpancar diwajah Altezza dan Barita.

Hingga suatu malam, seorang tamu mendengar suara wanita menangis. "Siapa itu? Apakah penginapan ini ada hantu?" Batin tamu itu mencari suara tangis yang tidak ditemukan wujudnya.

Tak menunggu lama, tamu itu memanggil Altezza atau Barita. Karena tamu itu merasa terganggu.

Altezza bergegas mencari Praavena, "dimana dia?" Tampak raut wajah khawatir pada Altezza.

Altezza bergegas mencari Praavena.

Benar saja, Praavena tengah berada dilantai paling atas gedung restoran.

"Ve!" Pujuk Altezza.

"Kenapa kau mencariku? Apakah kau ketakutan aku akan mengganggu tamu mu?" Ejek Praavena.

Altezza memeluk tubuh Praavena, "jangan begini sayang, aku tidak ingin terjadi apa apa pada mu!" Jelas Altezza lembut. "Apa kau tidak kasihan pada ku, di komplain para tamu? Jika kita tidak ada pemasukan uang, bagaimana dengan aku dan Barita? Kami butuh uang sayang, untuk hidup dan masa depan kami!" Jelas Altezza pada Praavena.

Praavena mengangguk mengerti. Mengulurkan tangan halusnya pada Altezza. "Maaf!" Ucapnya lembut.

Altezza mengangguk, membawa Praavena menuju kamar mereka. Tentu Barita yang menyaksikan dua insan itu sedikit ketakutan, tapi itu nyata dihadapannya.

Altezza dan Praavena menghabiskan malam bersama, bagaimanapun hanya itu senjata ampuh untuk menakhlukkan hati wanita, batin Altezza.

Praavena sangat menikmati permainan Altezza, sungguh luar biasa baginya. Entah mendapat kekuatan dari mana, Altezza mampu membuat Praavena benar benar mend*esah hebat.

Saat pagi menyinari desa Santo Stefaano, Altezza perlahan membuka mata, melihat tubuh Praavena nasih terbalut selimut.

Altezza merasakan ada luka goresan di punggungnya, "auuugh sakit sekali!" Batin Altezza memandang ke cermin.

"Apa ini? Apakah Praavena melakukan ini pada ku? Kenapa dia tega?" Batin Altezza.

Perlahan Altezza masuk ke kamar mandi melakukan ritualnya, dia mendapati beberapa goresan lagi ditubuhnya. "Aaaaugh, ini nggak bisa dibiarkan!" Bisik Altezza.

Altezza bergegas keluar dari kamar mandi, menghampiri gadis itu. Maksud hati ingin bertanya.

"Ve, kamu kenapa?" Tanya Altezza mengusap lembut punggung wanita cantik dan manja itu. "Kamu kenapa tega nyakitin aku begini?" Tambah Altezza lagi.

"Aku membenci mu! Karena kau tidak memiliki waktu untuk ku!" Rengek Praavena.

"Ooogh Ve, kita sama sama sibuk! Jangan begini! Aku tau kamu sangat mencintai aku. Tapi kamu harus memahami bagaimana aku Ve!" Jelas Altezza.

"Tapi apakah kamu peduli sama aku? Kamu hanya fokus pada restoranmu! Tanpa perdulikan aku Za!" Tangisnya.

"Aku melakulan semua demi kamu sayang! Demi kita, agar kamu tidak meninggalkan aku!" Geram Altezza.

Praavena semakin menangis memeluk Altezza, jujur keduanya sama sama takut kehilangan. Tapi mereka tak bisa bersatu. "Bagaimana saya?" batin Altezza.

👻👻👻👻👻👻👻👻👻

Happy reading...🔥🤗

Jangan lupa Like and Vote...😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***