Pria bajingan.

Barita benar benar merasakan sentuhan yang berbeda dari tangan lembut Praavena. "Hmmmfgh!" Des*ahannya kembali terdengar, membuat Praavena tertegun menatap wajah pria tampan itu. Pria berdarah Italy yang tegas tapi lembut.

Perlahan Praavena melepas tangannya dari d*ada Barita, tak ingin memberikan nuansa itu.

Barita menahan tangan Praavena, "izinkan aku membawa semua bukti itu! Aku siap apapun resikonya." Tegas Barita menatap Praavena.

Deg, "ini tidak mungkin. Dia akan dihabisi oleh Gerald, apa yang akan dikatakan Altezza padaku jika dia kehilangan sahabatnya," batin Praavena.

"Jangan lakukan itu! Biar Altezza yang bertanggung jawab!" Jawab Praavena tegas.

Barita melepas tangan Praavena dari genggamannya, membiarkan gadis cantik itu kembali ketempat duduk semula.

Tiba tiba seorang pria tua menghampiri Barita. "Haiii anak muda kau sedang berbicara dengan siapa? Jangan kau masuki dunia hayalan yang semu! Akan berakibat fatal untuk keselamatanmu!" Jelas pria tua itu berlalu meninggalkan Barita yang melongo.

Sheeer, "Apa maksud pria tua itu?" Bisik Barita mencari keberadaan Praavena seketika menghilang dari hadapannya. "Kemana dia?" Barita memijat pelan pelipis, perlahan tangan kanan meraba bagian rusuknya.

"Hmmm, sepertinya tidak sesakit tadi!" Batin Barita.

Barita menarik nafas dalam, masuk kedunia mimpi. Sentuhan Praavena barusan mampu mengobati bagi Barita pribadi.

⌛Beberapa jam kemudian, Barita tiba didesa tempat pelarian Altezza. "Inikan desa yang akan dikunjungi Bastian mengisi acara beberapa minggu lagi." Batin Barita.

Barita bergegas turun dari kereta, mencari keberadaan Altezza. Saat Barita berada di pintu stasiun, Altezza menepuk pelan pundak Barita.

"Haaaii bro, aku merindukanmu!" Peluk Barita erat ditubuh Altezza.

"Hmm, yuk! Kita harus segera meninggalkan stasiun! Aku tidak ingin ada yang melihat kita." Bisik Altezza membawa Barita.

Mereka menapaki jalan kecil, tidak begitu jauh dari stasiun, tibalah di kediaman Altezza yang tak begitu besar. Cukup untuk mereka beristirahat dan saling bertukar pikiran.

"Hmm, apa kau sedang mengajakku berbulan madu?" Goda Barita pada Altezza.

"Ck, aku normal yah!" Kekeh Altezza merebahkan tubuhnya diranjang yang telah di bersihkan Praavena.

Altezza tersadar, meraih tas miliknya dinakas, mengambil semua berkas dari dalam tas. Memberikan setiap lembar pada Barita.

"Apa ini?" Tanya Barita penasaran.

"Bukalah, lihat!" Ucap Altezza kembali keposisi semula.

Barita melihat semua informasi semua kejadian. Dari tempat kejadian, jenis peluru yang menembus benak Praavena di club dan perselingkuhan Caroline dan Gerald.

"Ooogh my God! Ini nggak benar Za! Ini akan menghancurkan kita. Berita ini sangat mengerikan dan fatal! Bisa kita bicara dengan Praavena? Agar kita tahu, apa permasalahan sebenarnya! Hingga dia mengalami kematian yang sangat tragis." Jelas Barita.

Altezza mengangguk, tapi bagaimana caranya? Agar Barita dapat melihat Praavena dan mendengar ceritanya, batin Altezza. Perlahan Altezza kembali masuk kedunia Praavena, membawa Barita bersama. Ini tidak mudah, bahkan sangat memilukan jika Barita melihat semua kejadian perlakuan mereka terhadap Praavena.

Flasback on....

Gerald mengendarai mobil terbarunya. Gerald adalah seorang bajingan kelas kakap. Dia pembunuh bayaran super tega demi uang dan nafsunya.

Gerald memarkirkan mobil ini di perkarangan mansion Locateli.

Turun dengan gaya sombongnya dari mobil mewah itu.

Pengawal menghampiri Gerald, "Maaf Tuan, anda mencari siapa?" Tanya pengawal Keluarga Locateli.

"Hmmm, bisa panggilkan Praavena?" Perintah Gerald pada pengawal keluarga itu.

"Baik Tuan." Ucap pengawal menunduk hormat.

Gerald tanpa sengaja, melihat sosok Caroline keluar dari mobil miliknya. Tanpa sengaja, Caroline menatap kekasih putri tirinya itu tanpa sengaja.

"Selamat siang Nyonya!" Tunduk Gerald pada Caroline.

Caroline mendekati Gerald. "Kamu mencari Praavena?" Tanya Caroline penasaran.

Gerald tersenyum. "Iya Nyonya!" Jawabnya menunduk hormat.

"Masuklah, jangan disini! Seperti orang menagih hutang!" Goda Caroline membukakan pintu untuk Gerald.

Gerald mengikuti langkah Caroline, jujur dia mengagumi tubuh se*xy ibu tiri Praavena.

Saat mereka memasuki kediaman Locateli, Praavena terkejut menatap Gerald sudah ada di ruang keluarganya.

"Sayang, kamu sama siapa?" Tanya Praavena tak melihat siapapun menemani Gerald.

Tiba tiba Caroline menyahut. "Sama Mami! Lagian kenapa nggak diajak masuk! Dia pacar kamu kan Ve?" Tanya Caroline lembut melirik Gerald. Memberikan sinyal yang berbeda pada pemuda tampan itu.

"Hmm, bukan urusan mu!" Sarkas Praavena menarik tangan Gerlad membawa kekamarnya dilantai dua.

Caroline melambaikan tangan lentiknya kearah Gerald. Jujur Gerald menyadari ada sinyal dari ibu tiri Praavena untuk dirinya, Gerald membatin.

Saat memasuki kamar Praavena, Gerlad sangat takjub luar biasa. Merasakan kemewaahan kamar yang luas.

"Ini kamar kamu sayang?" Tanya Gerald merebahkan tubuhnya menatap kagum langit langit kamar putri Locateli satu satunya itu.

Praavena mengangguk, "kamu suka? Ini akan menjadi kamar kamu juga jika kamu mau tinggal bersama ku!" Ucap Praavena memperbaiki tatanan rambutnya.

Gerald menatap keindahan leher kekasih barunya. Mereka menjalin hubungan baru seumur jagung. Berkenalan disalah satu cafe, saat Praavena melakukan pemotretan sebuah iklan.

Cup,

Perlahan Gerald mengecup leher putih bersih itu.

"Hmm, kamu berani sekali menciumku!" Rengek Praavena manja.

Gerald tak menyia nyia kan kesempatannya, dia ingin mengikat gadis kaya itu dengan perbuatan mes*umnya.

"Aku mencintaimu Ve!" Ucap Gerald membalikkan tubuh gadis cantik itu.

Praavena terbuai dengan rayuan pulau kelapa Gerald, cumbuannya diatas tubuh Praavena sangat memberikan sensasi baru bagi gadis lugu yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Bastian semenjak kematian Ibunya Cavana.

Ya, Gerald merenggut mahkota Praavena siang itu. Mereka melakukannya atas dasar cinta yang dijanjikan Gerald padanya.

Praavena benar benar hanyut, cumbuan Gerald sangat liar ditubuh indahnya. Beberapa kali Praavena menahan agar Gerlad tidak melakukan itu. Tapi bukanlah Gerald namanya, jika tidak bisa mendapatkan semua apa yang dia inginkan.

Saat Gerald menembus dinding takesyi milik Praavena, gadis itu menjerit bahkan beberapa kali terdengar dia memohon agar Gerald menghentikan, tapi tubuh gadis itu tak kuasa menahan tombak kekasihnya yang terus memaksa.

Praavena benar benar merasa hancur, masa depan yang dia bayangkan indah, buyar seketika. Jujur dia mencintai Gerald, tapi dia ingin mengenali pria itu terlebih dahulu. Bukan langsung melakukan ini, batinnya.

Saat Praavena terkulai lemas setelah menerima perbuatan Gerald. Jujur Praavena belajar menikmati itu. Pria muda itu meninggalkan Praavena tanpa sehelai benangpun menutup tubuhnya.

Gerald berniat meninggalkan mansion, karena merasa takut telah merusak Praavena dan diketahui oleh Bastian.

Caroline mencegat lengan Gerald, justru membawa pria bajingan itu keruangan pribadinya. Beberapa pelayan menjadi saksi kejadian itu.

Gerald seperti mendapatkan ATM berjalan, melakukan aksi bejatnya tanpa memikirkan perasaan Praavena.

Kejam bukan? Yaa, sangat kejam.

Bastian saat itu tengah mengisi beberapa acara di sebuah perusahaan, tidak memiliki firasat apapun karena kesibukannya.

Gerald justru menghabiskan malam bersama Caroline, tanpa peduli akan diketahui oleh Bastian atau Praavena.

Saat tengah malam, Praavena terjaga, meraba seluruh tubuhnya dalam keadaan tel*anjang. "Kemana Gerald?" Batin Pravena mencari kekasihnya.

Praavena menghubungi pengawal, menanyakan jam berapa Gerald meninggalkan mansion, ternyata pengawal mengatakan Gerald masih berada didalam.

Sheer, pikiran gadis itu berkecamuk. Praavena bergegas menuju ruangan pribadi Caroline. Benar saja, suara des*ahan Gerald dan Caroline terdengar jelas dari balik pintu.

"Ooogh God!" Tangis Praavena pecah, ingin menggerebek pasangan mesum itu dia tak mampu. Karena Caroline pasti akan menyakitinya.

Praavena berlari kekamarnya, menjerit sejadi jadinya, kenapa dia bisa terjerat rayuan pria seperti Gerald. Pria bajingan yang hanya ingin merusak tubuhnya.

"Bodooohnya aku!" Teriak Praavena

Beberapa kali dia menyeka wajah mulusnya, merasa ketakutan jikalau dia hamil, "Bagaimana nanti?" Batinnya.

Praavena mengguyur tubuhnya, merasa jijik dengan diri sendiri. Sempat terpikir untuk mengakhiri hidupnya detik itu juga, tapi dia tak ingin membuat Bastian kecewa.

Praavena berjanji akan membuka kedok perselingkuhan Caroline dan Gerald dihadapan Bastian dengan caranya.

👻👻👻👻👻👻👻👻

Happy reading...🔥🤗

Jangan lupa Like and Vote...😘

Terpopuler

Comments

pat_pat

pat_pat

❤️❤️

2022-02-20

3

DEBU KAKI

DEBU KAKI

mantap thor

2022-02-20

3

Pemenang YAWW 9 😴🤕

Pemenang YAWW 9 😴🤕

ooough my god

2022-02-19

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!