Barita membawa Altezza kembali ke kediamannya. Tak begitu jauh dari apartemen Altezza. Jujur ada beribu pertanyaan yang membuat Barita penasaran tentang hidupnya Praavena yang sudah dinyatakan meninggal bahkan terkubur beberapa minggu lalu.
"Kau beneran selama ini bersama Praavena?" Tanya Barita melirik Altezza.
Altezza tak ingin menjelaskan, munculnya Praavena tadi pagi, hingga membuat para pengawal Bastian kabur ketakutan. Dia memilih bungkam, baginya itu tidak penting untuk membicarakan hal itu.
"Ck, cari pembahasan lain saja!" Ucap Altezza pelan.
Barita yang memahami Altezza menaikkan kedua bahunya cukup mengerti, mereka bersahabat telah lama jadi sangat memahami. Suatu saat nanti Altezza akan menjawab rasa penasaran Barita.
Altezza bukanlah pria kaya, pemilik perusahaan atau bahkan pewaris tahta. Dia pria mandiri yang hanya berprofesi sebagai wartawan. Memiliki tanggung jawab kepada Ibu tercintanya selama ini. Ibu Altezza kini berada di suatu kota kecil di Italy. Desa kecil yang diisi oleh pendatang yang menikah dengan warga situ.
"Hmm, bagaimana kabar Ibumu?" Tanya Barita basa basi memecah keheningan mereka.
Altezza menunduk, "Baik, sangat baik! Ibuku selalu menunggu kabar ku dan transferan dari ku!" Jawabnya jujur dan polos.
"Setidaknya selama ini kau memberi yang terbaik! Aku salut dengan perjuanganmu yang tak mudah." Senyum Barita.
Barita mengambilkan sebotol wine untuk menemani mereka sore itu. "Kaki mu masih sakit?" Tanya Barita mengusap lembut kali Altezza yang tertutup plaster meletakkan sebotol wine kemudian menyalinnya ke gelas.
"Nggh, sedikit! Aku fikir bakal hancur kaki ku!" Kekehnya.
"Aku juga berfikir begitu! Oya, beneran kau memiliki bukti pembunuhan Praavena?" Tanya Barita penasaran.
"Aku hanya mendengar ceritanya, belum memiliki bukti yang kuat." Jelas Altezza bersandar disofa, menatap langit langit. Mengingat ancaman yang di ucapkan Bastian tadi pagi. "Biarlah, jika aku mati akan lebih baik!" Bisiknya.
"Huuush, nggak baik! Yang pasti kau akan menikah dengan Praavena dialam sana!" Goda Barita.
Altezza mengusap wajahnya, menyadari Praavena ada di kediaman Barita, tapi dia enggan memanggil Praavena. Akan berdampak buruk pada emosi Barita, batinnya.
"Kau memiliki sixth sense?" Barita menatap iris mata Altezza.
Altezza menarik nafas dalam, hanya mengenang kejadian dulu hingga membuat dia bisa melihat makhluk tak kasat mata. "Iya, karena aku pernah kecelakaan, mati suri beberapa bulan. Bangun bangun bisa melihat makhluk askral!" Jelasnya.
Barita menepuk pundak Altezza, "setidaknya itu suatu kelebihan yang kau punya, untuk melindungi mu dari mara bahaya dan orang orang yang ingin berbuat jahat padamu!" Jelas Barita, tapi terdengar aneh di telinga Altezza.
Altezza beberapa kali manaikkan alisnya, "nggak nyambung bro!" Kekehnya.
Mereka tertawa bersama, membahas pekerjaan Barita dan karier wartawan Altezza.
Tiba tiba Praavena mulai menggoda di area dapur Barita.
PRAAANK,
Deg, Altezza menahan tangan Barita. "Biar aku saja!" Ucap Altezza berlalu melihat sisi dapur Barita.
Perlahan Altezza melangkah dengan kaki terpincang pincang, mencari pecahan suara yang terdengar barusan, menatap tiap sudut kediaman Barita, tiba tiba.
"Za!" Sapa Praavena, membuat Altezza sedikit terkejut.
"Ve, ini kediaman Barita sahabat aku! Kamu pulang yah? Ntar lagi aku nyusul!" Pujuk Altezza pada Praavena.
"Kenapa nggak kamu kenalin aku sama dia?" Tanya Praavena menunduk sedih.
"Jangan sekarang yah?" Senyum Altezza memeluk mesra tubuh Praavena. "Kamu pulang dulu!" Altezza mencium kening kekesih bayangannya.
"Hmmm!" Seketika Praavena pergi meninggalkan kediaman Barita.
Barita yang dari tadi mengikuti Altezza semakin melongo takjub akan keberanian sahabatnya menjalin kemesraan denga makhluk tak kasat mata itu.
Altezza menyadari kehadiran Barita dari sudut pintu, "nguping yah!" Goda Altezza membuat Barita tersenyum malu.
Barita mendekati Altezza, "hebat kau yah! Bisa menakhlukkan makhluk astral!" Goda Barita.
"Iiisgh! Aku pulang yah! Makasih! Setidaknya kau bisa menenangkan aku! Bantu aku mengumpulkan bukti bro! Agar aku tidak kehilangan nyawaku!" Rungut Altezza.
Barita menepuk pelan pundak Altezza, "Aku akan membantumu!" Ucapnya meyakinkan sahabat terbaiknya.
Altezza tersenyum, perlahan Altezza meninggalkan kediaman Barita, menuju apartemennya. Jam menunjukkan pukul 19.30 waktu kota itu, cuacapun bertambah dingin, perlahan Altezza menyisiri jalan yang masih ramai. Hingga akhirnya dia tiba di apartemen miliknya.
Melihat takjub, apartemen yang tadi berantakan kembali rapi dan bersih. Kunci apartemen juga sudah diperbaiki.
Altezza masuk ke apartemen miliknya, menemukan Praavena tengah duduk mengumpulkan semua bukti yang sudah tersusun rapi di meja.
Sumpah, Altezza tak menyangka melihat semua kejadian itu. Sungguh tragis dan menyayat hati. Ada yah perlakuan sekejam ini, batinnya.
"Dimana kamu menemukannya Ve?" Tanya Altezza penasaran.
"Aku mengambilnya di Mansion, ruangan bawah tanah." Jujur Praavena.
"Whaaat? Apakah semua bukti ada disana?" Tanya Altezza semakin terlonjak kaget.
"Ya!" Jawab gadis itu spontan tanpa ragu.
"Oogh God! Kita harus pergi dari kota ini! Keselamatan ku semakin terancam! Jelas Altezza menatap Praavena.
Praavena menuruti semua ucapan Altezza, sambil berkemas gadis cantik itu menatap Altezza penuh cinta. "Kenapa kita dipertemukan sekarang Za? Disaat aku telah meninggalkan dunia fana ini? Hubungan kita dialam berbeda. Aku tak ingin kau semakin terluka! Maafkan aku telah membuat mu sakit Za!" Ucap Praavena sembari menunduk.
Altezza bersimpuh dihadapan Praavena, menatap wajah sendu itu, mengelus lembut wajah cantik Praavena dengan ujung jarinya. "Heeii, aku tidak apa apa! Aku hanya shook! Aku akan berjuang agar tetap bersamamu! Kita dialam berbeda, tapi aku menyukai perhatian mu! Lebih baik begini, dari pada tidak mengenal sama sekali!" Titah Altezza.
Praavena tersenyum, mengangguk mengerti. "Apa kamu tidak lapar sayang?" Tanya Praavena masih menatap wajah orienal pujaannya.
"Aku sudah makan beberapa makanan dirumah Barita. Aku rasa masih kenyang!" Jawab Altezza.
Praavena mengangguk mengerti. Dia duduk disofa, menatap langit langit. Sesekali matanya tertuju pada Altezza yang tengah sibuk mengemasi barang barang penting miliknya. "Aku nggak mau mati konyol ditangan Keluarga Loceteli." Batinnya.
Altezza menghubungi Barita, menceritakan semuanya. "Semoga saja keluarga itu tidak menyakiti Barita." Batin Altezza setelah menutup saluran ponselnya.
Praavena mengikuti arah langkah Altezza keluar dari apartemen mereka. Praavena memberitahu bahwa ada Gerald di parkiran mobil sedang memperhatikan apartemen Altezza.
Deg, "Altezza benar, nyawanya sedang terancam!" Batin Praavena.
Altezza, mempercepat langkahnya. Dia merasakan Praavena ada bersamanya. Walau orang lain tidak melihat Praavena, dia dapat merasakan gadis itu didekatnya.
"Kita akan ke stasiun, cepat!" Ucap Altezza setengah berlari. Tingkat kecemasannya sangat tinggi kali ini. Perasaan berkecamuk, ada penyesalan, ada kekhawatiran. Takut dia dipanggil Tuhan, bagaimana dengan Ibu, batin Altezza.
Mereka tiba di stasiun, setidaknya belum sepi. Masih pukul 20.30 waktu kota itu. Altezza menatap lekat wajah Praavena yang berada di sampingnya.
Praavena tersenyum, "aku telah mengalihkan tabungan ku ke acount mu! Setidaknya kau aman hingga beberapa tahun." Jelas Praavena membuat Altezza ternganga.
"Apaa? Uang? tabungan apa?" Tanya Altezza kurang memahami.
"Cek acount mu! Nanti aku jelaskan." Praavena mengalihkan pandangannya.
Altezza membuka internet banking miliknya. Mata yang sendu menatap kaget nominal tabungannya. Jujur Altezza enggan menerima ini, baginya menerima secara cuma cuma serasa ditampar dan dihina sebagai seorang pria. Dia memang miskin, tapi dia tidak ingin orang lain menginjak harga dirinya.
Altezza menggenggam tangan Praavena, "thankyou!" bisiknya, tak menolak ataupun menerima pemberian gadis itu.
Setidaknya membuat hati Praavena senang, sudah menjadi suatu kebahagiaan bagi Altezaa.
Keduanya tersenyum saling menatap, menunggu kereta malam, akan membawa keduanya meninggalkan kota itu.
______________*********
Tunggulah aku....
Di kota itu....❤️
Happy reading...🔥🤗
Jangan lupa Like and Vote...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
DEBU KAKI
lanjut
2022-02-20
3
pat_pat
mampir lagi ❤️
2022-02-17
3
Pemenang YAWW 9 😴🤕
jangan pergi
2022-02-17
3