Praavena menatap lekat wajah pria yang tengah terlelap disampingnya. Mereka melakukan pertempuran hebat membuat seisi ruangan serasa runtuh karena luar biasa extrame saat Praavena melakukan ritual ranjang dengan Altezza. Entah kekuatan darimana membuat Altezza mampu mengimbangi permainan Praavena. Membuat tubuh Altezza benar benar tumbang saat mencapai pelepasan akhir.
Matahari mulai menyinari kota, Praavena ingin beranjak meninggalkan Altezza diranjang, setelah mengecup lembut tubuh putih sang Pria Jepang. Hastrat hati ingin mempersiapkan kebutuhan sang pujaan. Seketika tangan Praavena ditahan oleh Altezza yang sangat tampan dimata Praavena.
"Kamu mau kemana?" Tahan Altezza.
"Kenapa? Bukankah kamu akan ke kantor hari ini?" Bisik Praavena ditelinga Altezza.
"Aku tak ingin jauh darimu Ve!" Bisik Altezza membuka mata mendekatkan tubuhnya kepelukan Praavena.
"Bukankah kita sudah bersama? Aku sudah disini selama beberapa minggu! Apa kau meragukan aka, Za?" Ucap Praavena membuat Altezza semakin takut kegilangan gadis cantiknya.
"Tidak, aku justru tidak ingin meninggalkanmu hari ini! Tubuh ku terasa sangat rontok. Bisakah kau mengusap ku Ve?" Mohon Altezza.
"Hmmm!" Praavena memejamkan mata, perlahan tangannya mengusap tubuh Altezza dengan penuh perasaan, jemari lembut Praavena menyentuh hingga terasa keurat nadi, membuat aliran darah terasa deras mengalir ditiap tiap persendian pria oriental itu.
⏳5 menit
⏳10 menit
⏳15 menit,
Altezza menggenggam jemari Praavena, merasa kembali hangat dan berbeda di dalam hatinya.
"Aku semakin sayang pada mu, Ve!" Kecup Altezza pada punggung tangan Praavena.
Praavena mengecup lembut kepala prianya, "setialah, aku akan mencintaimu hingga nanti saat itu tiba!" Bisik Praavena membuat hati Altezza semakin merasa damai.
Drrrrt, drrrrt,
"Barita!" Batin Altezza menatap layar handphone miliknya berdering diatas ranjang.
📞"Ya!"-Altezza.
📞"Kau dimana? Aku dibawah, ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu!" Tegas Barita.
📞"Hmm!" Altezza masih bermalas malasan. Tiba tiba Altezza kembali teringat perkataan Barita dia sudah dibawah, "APAAA? Kau dibawah?" Ucap Altezza melempar handphone miliknya kesamping Praavita.
Praavita tersenyum, melihat pujaannya mencicit kekamar mandi.
📞"Halo! Halo, Ezza, Altezza!" Terdengar suara Barita dari ponsel Altezza.
Praavena mengambil ponsel Altezza menempelkan di cupingnya.
📞"Altezza sedang mandi!" Praavena menutup handphone Altezza meletakkan di meja.
Praavena mempersiapkan kebutuhan Altezza secepat kilat, seketika.
Tok tok tok,
Altezza bergegas keluar dari kamar mandi, terlihat kamar berantakan yang sudah dirapikan oleh Praavena. Sarapan terhidang di meja, tapi dia menghilang.
Tok tok tok,
Altezza mengambil baju kaos yang sudah tersedia diatas ranjang. Dia memakainya dengan tergesa gesa, hingga kakinya menyenggol sudut meja.
"Aaaaugh shiiit!" Ringis Altezza mengusap kasar lututnya, "Ve... Praavena!" Rengeknya kesal.
Tapi seketika,
BRAAAK,
Pintu apartemen Altezza terbuka secara paksa. Terlihat Barita dan segerombolan pria tegap berjas hitam hadir dihadapannya.
Altezza mengangkat kedua tangannya, menatap panik ke arah Barita, tak mengerti, seketika,
BHUUK,
Tubuh Altezza terhempas dimeja makan, membuat hidangan sarapan pagi terlempar kelantai, dengan tangan ditahan pria tegas itu.
Rambut belakangnya di angkat membuat kepanya mendongak secara paksa, tangan dipelintir kebelakang.
"Dari mana kau mendapat berita tentang kematian Nona Praavena?" Ucap pria bertubuh tegap itu.
Membuat Altezza semakin ketakutan. Pipinya terasa dingin berada dimeja, menatap seorang pria sadis ada dihadapannya.
Ya, dia Bastian Locateli, yang akan membuat perhitungan dengan Altezza.
Barita berdiri disudut sofa dengan tangan terborgol.
Bastian mengeluarkan senjata Colt 1911 berisi 7 buah peluru dan setiap satu butirnya siap memuntahkan ke kepala Altezza dan Barita dengan kecepatan 1.225 kaki per detik.
"Aa aaa ampun Tuan! Jangan lakukan ini pada kami! Aku mohon!" Mohon Altezza dengan wajah semakin panik ketakutan.
Bastian mengusap lembut kepala Altezza yang masih meringis dimeja karena ditahan oleh pengawalnya.
"Dari mana kau mendapatkan fitnah busuk itu? Apakah kau sahabat putriku? Atau bahkan kau mata mata keluarga ku?" Tanya Bastian sarkas.
"Ti ti tidak Tuan, putrimu sendiri yang bicara pada ku!" Jujur Altezza ketakutan.
Barita terbelalak kaget, apa lagi Bastian.
BHUUUK,
BHUUUK,
Pukulan telak tepat di wajah Altezza dari Bastian, hingga wajahnya mengeluarkan darah dan tak berbentuk.
"Katakan pada ku! Atau kalian akan menyusul Putriku!" Teriak Bastian menatap sinis pada Altezza kemudian beralih ke Barita.
CEKREEK,
Praavena menampakkan wujudnya dihadapan semua membuat para pengawal Bastian terkencing kencing meninggalkan apartemen Altezza, "HANTUUUUU!" Teriak pengawal Bastian.
Bastian menatap tak percaya. Beradu tatap dengan hezel milik Praavena meyakinkan diri bahwa itu benar benar putrinya.
Saat Bastian ingin menyentuh kulit Praavena dengan kedipan mata, gadis itu kembali menghilang tanpa jejak.
Barita dengan tangan terborgol jatuh pingsan melihat Praavena hadir dihadapannya.
Tak menyangka ternyata, ucapan Altezza saat itu benar adanya. Praavena benar benar ada dan tidak mati.
"Vena... Venaaa!" Teriak Bastian masih di apartemen Altezza.
Altezza meringis menahan sakit, berusaha mendekati Barita yang masih terkulai lemas. Membopong tubuh Barita menuju sofa.
Bastian terduduk lemas di lantai setelah shook melihat putrinya, dengan senjata api berada di tangannya. Ada perasaan penasaran didalam dirinya, "kenapa Praavena tidak datang kepadanya! Melainkan ke pria yang sama sekali tidak aku kenal!" Batinnya kesal.
Dor,
Bastian menembak kaki Altezza.
"Aaaaaaaugh!" Altezza menjerit kesakitan. "Ampun Tuan! Jangan habisi aku saat ini! Aku masih punya tanggung jawab, dengan Ibu ku! Aku tidak ingin mati konyol Tuan!" Mohon Altezza menahan sakitnya dengan da*rah bercucuran dilantai.
Seketika Altezza merasakan ada sentuhan hangat dari tangan tak kasat mata untuk menghentikan darahnya.
"Katakan padaku, siapa yang memfitnah istriku!" Sarkas Bastian. "Atau kau akan kehilangan pekerjaan mu? Atau bahkan bos mu akan aku lumpuhkan?" Tawa sinis Bastian sangat menakutkan bagi Altezza.
"Aku sudah jujur Tuan! Semua itu putrimu yang mengatakan! Aku akan mengumpulkan semua bukti, jika kau masih tidak percaya Tuan!" Ucap Altezza membela diri.
"Baik! Beri aku bukti, aku tunggu 1X24 jam! Jika tidak kau beri pada ku, kau akan aku bunuh!" Tegas Bastian berlalu meninggalkan apartemen milik Altezza yang berantakan.
"Auuugh shiiit, gimana mau mengumpulkan, aku aja lumpuh gini!" Kesal Altezza menatap Barita yang sudah siuman.
"Za, kau terluka? Kita kerumah sakit sekarang yah?" Panik Barita dengan tangan masih terborgol.
"Bangsat!" Geram Barita, "beraninya keroyokan, melumpuhkan! Apa nggak bisa bicara baik baik! Katanya motivator! Masak segala sesuatu pakai bodyguard, nggak memotivasi kita, malah menyiksa kita." Sungut Barita.
"Udah, jangan banyak bacot! Ambil kunci kunci dilaci sini! Biar aku bukain borgol mu." Perintah Altezza menahan sakit.
Barita mencari kunci brogol, dilaci yang dimaksud, tapi tidak menemukannya. Barita menemukan obeng tipis, setidaknya ini bisa membantu, batinnya.
Barita memberikan obeng ketangan Altezza, agar dia membantu Barita membuka borgolnya.
KREEEK,
Borgol terbuka, Barita mengambil kain, menggulungnya menempelkan ke luka tembakan di kaki Altezza.
Barita bergegas membawa Altezza ke klinik terdekat.
Dokter mengeluarkan peluru yang bersarang di betis Altezza, menatap takjub, pelurunya seperti hanya menempel di bagian kulit betis Altezza, jika di tela'ah lagi, tidak mungkin sempi seri Colt 1911 menempel di tubuh tidak akan memecahkan permukaan kulit dan tulang Altezza, jarak tembakan tidak begitu jauh.
"Ini benar benar mukzizat anak muda!" Senyum dokter pada Altezza dan juga Barita.
Altezza hanya tersenyum, jujur rasa sakit tidak seperti pertama kali peluru itu menembus kaki Altezza, dia bahkan mengira akan lumpuh bahkan dibunuh oleh Bastian. "Jika aku mati, Bagaimana Ibu ku?" Batin Altezza mengenang.
______________********
Happy reading...🔥🤗
Jangan lupa Like and Vote...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
DEBU KAKI
nyicil dulu
2022-02-17
3
Pemenang YAWW 9 😴🤕
ibu oooh ibu...😭😭😔
2022-02-15
3