Malam semakin larut Altezza perlahan membuka matanya, terdengar suara televisi yang menyala agar suasana tidak sehoror pikiran pria Jepang yang tampan itu. Cuaca semakin dingin menusuk tulangnya, Altezza melangkahkan kaki untuk turun dari ranjang menyalakan pemanas ruangannya, niatnya. Tapi dia menatap kaki jenjang nan mulus milik gadis yang ternyata masih ada diapartemennya.
"Ooough shiiit!" Batinnya baru tersadar, menatap gadis itu hanya menggunakan handuk terlilit di da*danya.
"Kamu habis ngapain?" Tanya Altezza menatap Praavena.
Praavena tersipu malu, pipinya memerah menatap mata indah Altezza, "bukankah tadi kita melakukannya? Kau sangat menikmati sentuhanku! Beberapa kali kau mende*sah memohon!" Jujurnya.
Altezza baru menyadari menatap kaget tubuh telanjangnya. Kembali merebahkan tubuhnya diranjang dengan nada merengek, "apa kita melakukannya?" Tanya Altezza tak yakin.
Praavena mendekat pada Altezza, manyentuh pahanya. "Aku lihat kau sudah membaik saat ini! Maaf, tadi kau yang memulainya! Aku hanya mengikuti mu, maafkan aku!" Cerita Praavena membuat Altezza kembali shook.
"Ooogh Tuhan, mimpi apa aku semalam, bertemu hantu dan berhubungan ba*dan dengannya tanpa aku sadari." Kesalnya frustasi mengusap kasar wajah orientalnya.
Praavena tersenyum, mengambil baju kaos milik Altezza untuk menutup tubuhnya, kemudian memberikan handuk pada Altezza.
"Maaf, aku pakai bajumu!" Tunjuk Praavena setelah baju besar itu melekat di body indahnya.
"Hmm, terimakasih jika itu memang terjadi, jujur aku merasa enakan saat bangun barusan!" Altezza mengalungkan handuk dilehernya memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.
Praavena kembali duduk disofa, menikmati sesuatu yang tak biasa dinikmati manusia, kemudian meletakkannya disuatu tempat agar tak terlihat oleh Altezza.
⏳ Lebih kurang 10 menit Altezza keluar dari kamar mandi, memutar pemanas ruangan agar suhu dingin tidak begitu terasa menusuk tulangnya, perlahan ruangan kembali hangat.
Praavena menyediakan makanan untuk Altezza layaknya seorang istri, tanpa banyak bicara pada Altezza. "Makanlah, kau pasti lapar! Karena lelah melayani ku!" Kekeh Praavena membuat Altezza kembali menelan salivanya menatap hidangan didepan mata.
"Kau memasak ini?" Tanya Altezza penasaran menatap tak percaya.
Praavena mengangguk, "aku memasakkan mu! Aku tidak memberimu yang buruk! Aku tahu kau pria sehat dan sagat baik!" Praavena membawa Altezza duduk, mereka duduk berhadapan, dia menemani pria tampan itu menyantap masakannya.
Altezza mengangguk, "hmm, apakah persediaan dikulkas ku masih banyak?" Dia menguji gadis dihadapannya, 'setidaknya jika dia memberiku makanan yang baik, dia akan tahu isi kulkasku!' Batinnya menaikkan alis.
"Ya, setidaknya besok aku akan menemanimu belanja jika kau mengizinkannya, jujur tidak banyak. Cukup untuk sarapan mu besok!" Senyum Praavena.
"Ehm, baik! Kita akan belanja besok sore! Karena pagi aku mesti ke kantor memberikan laporan!" Altezza akhirnya mau tersenyum pada Praavena.
"Makanlah!" Ucap Praavena terdengar lembut ditelinga Altezza.
Altezza menyantap makanannya, terasa lebih enak dari kemasan yang terpampang jelas pada iklan sebuah makanan cepat saji dilidah Altezza. "Hmmm! Apa kau biasa memasak?" Tanya Altezza penasaran.
Praavena menaikkan alisnya, seingat dia tidak menambah apapun, hanya mengikuti perintah yang tertera dikemasan. "Apa kau menyukainya? Maaf jika tidak sesuai dilidahmu!" Praavena berucap sangat lembut.
"Hmmm! Eeegh, ini sangat lezat! Makanya aku bertanya padamu, apa kau terbiasa memasak?" Puji Altezza masih menyantap hingga habis tak bersisa.
Praavena tersenyum lega, setidaknya dia memiliki sahabat yang sangat baik saat ini. "Boleh aku bertanya pada mu?" Tanya Praavena mulai ragu.
"Ya, tanyalah!" Altezza meminum air yang sudah disediakan Praavena.
"Siapa namamu?" Tanya Praavena membuat Altezza tersedak.
"Uuuhugh uhuuuugh uuuhugh!" Altezza menyentuh dadanya, mengambil tisyu dari tangan Praavena.
"Kenapa? Apakah lucu? Kau mengagetkan ku!" Rungut Praavena.
"Hmm, tidak! Aku merasa kaget. Sudah lebih seharian kita bersama, tapi kita belum berkenalan!" Altezza merasa bersalah pada gadis baik dihadapannya.
Praavena tertawa, "gimana mau kenalan! Kamu nggak suka sama kehadiran aku!" Godanya dipuncak hidung Altezza.
Altezza baru menyadari, ternyata dari dia bertemu gadis cantik ini memang sangat menakuti dirinya. Hingga berulang kali dia tak sadarkan diri. Tapi saat dia terjaga kali ini, tubuhnya terasa lebih ringan, lebih rilex dan berg*airah. Ya, iyalah habis kenak cas full, hehehe.
"Hmmm, kenalin aku Altezza!" Ucapnya mengulurkan tangan.
"Aku Praavena Locateli!" Senyum gadis cantik itu.
"Ehhmm, bagaimana kalau kita bersahabat? Jika kau ingin tinggal disini silahkan, anggap ini rumahmu! Maaf tidak sebesar mansion mu!" Tunduk Altezza merasa malu.
"Heeei, aku senang! Kau mau menerimaku disini! Terimakasih! Bagaimana kalau aku memanggilmu Za, kau memanggilku Ve." Kekeh Praavena.
Altezza mengangguk setuju, "baiklah, jika kau ingin istirahat deluan silahkan! Aku akan keluar sebentar membeli minuman dan beberapa makanan kecil! Kau mau apa?" Tanya Altezaa mengambil jacket hangatnya.
Praavena terdiam, menatap sendu kearah Altezza. "Aku tidak memakan makanan mu!" Tunduknya.
Altezza mendekat menjongkok dihadapan gadis itu agar sejajar, menyentuh bahu Praavena. "Maaf, apa kau memakan binatang? Darah? Atau janin?" Tanya Altezza terdengar horor di telinga Praavena.
"Hmm, kamu pikir aku setan, kuntilanak atau sundel bolong kayak di cerita horor di novel seram itu, atau lebih seramnya vampire?" Sungut Praavena mengusap lembut wajah sipit Altezza.
"Eeegh, bukan bukan! Jadi kamu makan apa Ve?" Tanya Altezza melunak.
"Nanti kamu marah?" Rengek Praavena.
"Ya nggaklah! Ngapain aku marah! Ini apartemen kita, kamu jangan sungkan! Maaf jika aku tidak menyadari perlakuan ku tadi pada mu! Aku sudah merusak mu! Aku tak menyadarinya jika aku yang memulai lebih dulu, aku benar benar minta maaf!" Ucap Altezza menatap wajah sendu Praavena.
Praavena menunjuk ke arah balkon, "Aku mengambil bunga di teras mu, karena saat ini makanan ku bunga Za. Maaf jika aku merusak tanaman mu!" Tunduknya membuat Altezaa kembali melongo.
"Pantas dia tidak menemani ku makan dari tadi!" Batin Altezaa. "Baiklah, besok pulang dari kantor aku akan membelikan mu bunga! Setiap hari aku akan memberimu bunga!" Kecup Altezza pada puncak kepala Praavena mengurungkan niatnya untuk meninggalkan gadis lembut yang sangat baik padanya.
Altezza membuka jacket hangatnya, meletakkan kembali ke gantungan baju yang menempel didinding pintu masuk. Dia menarik tangan Praavena untuk duduk disofa.
"Maaf jika dari tadi aku sangat kaku padamu! Jujur aku memang takut, saat ini aku merasa nyaman denganmu. Selain cantik, kau juga baik. Kenapa ibu tirimu rela menyakiti mu? Hingga membunuhmu Ve?" Altezza membawa Praavena kedadanya agar lebih nyaman.
Jujur ini kali pertama Altezza memeluk wanita setelah kekasihnya meninggal beberapa tahun silam pada sebuah kecelakaan tragis dipersimpangan jalan saat dia melihat pertama kali Praavena menghilang dari hadapannya.
Di persimpangan itu tempat dia melihat tubuh kekasihnya menghembuskan nafas terakhir.
Walode Pevita Clark. Meninggal di usia 22 tahun. Kekasih Altezza.
Praavena menyentuh da*da Altezza, "Kenapa jantungmu terdengar berdegub lebih kencang? Apa kau pria polos belum pernah memeluk wanita?" Goda Praavena membuat Altezza malu, sebelum dia menceritakan tentang ibu tirinya Caroline Locateli.
"Ya, aku pria polos yang masih perjaka! Kau merebut paksa kepolosanku!" Kekeh Altezza membalas godaan Praavena.
"Hmm, aku tidak percaya. Kau bahkan sangat berpengalaman!" Ucap Praavena mendongakkan kepalanya.
Altezza semakin tergoda, "Oya, bisa tunjukkan seperti apa? Setidaknya aku akan melakukannya dalam keadaan sadar!" Kekeh Altezza menundukkan kepalanya.
"Dasar me*sum!" Tepuk Praavena lembut di da*da Altezza.
Mereka saling bercanda bahagia, Altezza seperti mendapatkah kehangatan baru yang sangat menyenangkan.
"Setidaknya, kehadiran gadis ini tidak sehoror pikiranku!" Batinnya terkekeh geli.
___________**********
Happy reading...🔥🤗
Jangan lupa Like and Vote...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
DEBU KAKI
mantap
2022-02-17
2
vina
semangat terus up-nya kk, salam hangat dari Rahasia dibalik wajah polos 😊🙏
2022-02-15
4
Pemenang YAWW 9 😴🤕
hmmm... giliran udah dapet langsung nyaman, baik baik...🤭🤭🙄
2022-02-15
3