Praavena menatap tubuh Altezza yang terbaring lemas diranjang milik pria Jepang itu. Kamar apartemen yang cukup untuk dua orang terlihat sangat rapi dan bersih. "Ternyata dia pria melankolis yang sempurna." Bisik Praavena. "Dia pria biasa yang sangat tampan!" Tambah Praavena dalam kesendiriannya.
Apartemen milik Altezza.
Praavena tersenyum tipis, saat melihat Altezza terjatuh pingsan, gadis itu langsung membawa pria sipit itu keranjang miliknya tanpa ada kesulitan yang berarti. Perlahan Praavena mengambil paperbag yang masih berada di lantai. Membawa ke meja makan.
"Hmm, setidaknya bisa membuat pria ini kenyang!" Batin Praavena.
Praavena kembali duduk disofa, tak melakukan apapun. Dia hanya memandang langit langit ruangan yang sangat kecil dibanding kamar miliknya. "Ini sebesar kamar mandi ku!" Kekehnya membatin.
"Tapi aku nyaman ada disini! Pria itu memiliki sesuatu, sehingga mampu melihatku!" Praavena masih terdiam tanpa melakukan apapun.
Memasak dia tidak bisa, mencuci apalagi, dia hanya gadis manja yang tidak bisa melakukan apa apa hingga diakhir hayat hidupnya.
⌛ 1 jam berlalu, Altezza mengerang terjaga, perutnya terasa sangat perih, kakinya masih lemas. Perlahan membuka mata, mencari sosok yang sangat menakutkan tadi.
Praavena mendekat, "kamu sudah bangun?" Tanya Praavena membuat Altezza kembali terlonjak kaget meringkuk dikepala ranjang miliknya.
"Aaaaa, pergi pergi! Jangan bunuh saya! Saya tidak akan mengganggu mu! Pergilah! Anggap aku tidak pernah menabrakmu tadi! Maafkan aku! Jangan mencekik ku! Aku mohon! Aku disini hanya seorang diri!" Tangis Altezza pecah kerena takut, tanpa dia sadari air seninya membasahi ranjang. Badan yang sejak tadi lemas kembali menggigil ketakutan.
Praavena terdiam, tak berani bicara apalagi menyentuh Altezza. Dia terus menatap Altezza yang menurutnya sangat lucu. Perlahan Praavena menyentuh tubuh yang menggigil dari balik selimu, "tenanglah! aku tidak akan menyakitimu!" Ucap Praavena memilih kembali duduk di sofa.
Praavena terkekeh dalam hati, melirik dari kejauhan Altezza. "Kenapa dia berfikir aku akan membunuhnya, hmmm! Aneh!" Praavena menggumam, berusaha mengalihkan pikiran ke alam yang berbeda.
⏳ Beberapa detik kemudian Altezza memberanikan diri membuka selimut yang menutup tubuhnya, perlahan mendongakkan kepala. "Apa kau masih disini?" Tanya Altezza mulai penasaran.
Praavena menoleh, menatap sendu wajah sipit yang menarik perhatiannya, "ya aku disini!" Jawab Praavena dengan senang hati. "Boleh aku menghampirimu? Setidaknya kita berkenalan!" Tatap Praavena pada Altezza.
"Tidak tidak! Kau disana saja! Aku buang air kecil karena ulahmu menakutiku!" Sungut Altezza bergegas menuju kamar mandi.
Praavena tersenyum, bergegas dia membantu Altezza membereskan seprai yang bau ompol secepat kilat, mencari sprei pengganti menggunakan kekuatan mata. Entah dari mana gadis itu bisa melakukannya. Baru beberapa menit dia masuk ke dunia yang berbeda, seperti terjaga mendapatkan keahlian khusus yang belum pernah dia dapatkan semasa hidupnya.
"Hmm, ternyata aku bisa melakukan ini!" Senyumnya merasa senang.
⏳ 10 menit berlalu, Altezza keluar dari kamar mandi menatap Praavena yang berdiri dihadapannya.
Gadis itu tersenyum pada Altezza, pria itu masih menggunakan celana pendek tanpa menggunakan baju, menelan salivanya.
Altezza menatap mata indah gadis dihadapannya, pipi cubi sangat menggemaskan, bibir merah merona, wajah polos tanpa polesan, kulit putih bersih sangat cantik, batin Altezza.
"Haaaiii!" Sapa Praavena mengangkat tangannya sejajar dengan da*da.
Altezza masih tertegun menatap gadis cantik berdiri didepannya dengan mulut ternganga.
"Haii!" Panggil Praavena mulai melambaikan tangannya di wajah Altezza.
Altezza tersadar, "ooogh, sory! Kamu membersihkan sprei ku? Kamu tau dari mana peralatan ku? Apakah dari tadi kamu mengobrak ngabrik tempat tinggalku?" Tanya Altezza menaikkan alisnya.
"Hmm, aku hanya membantumu! Apa kau keberatan?" Tanya Praavena sedikit merasa bersalah.
"Ooogh tidak! Aku mau makan dulu, apa kau lapar? Kita akan makan bersama!" Tanya Altezza berusaha ramah pada Praavena.
Praavena menggeleng, memilih membantu Altezza menyiapkan minuman. Dia mengambil gelas dari laci, mengambil botol dari dalam kulkas, meletakkan dimeja. Tak lupa pula dia mendekatkan tisyu pada Altezza.
"Apakah kau tidak ingin makan bersama ku?" Tanya Altezza basa basi.
Praavena tersenyum, hanya menatap Altezza tengah melahap makanan.
Perasaan Altezza mulai tenang, "setidaknya wanita ini tidak menyusahkan ku!" Batin Altezza masih menatap lekat wajah gadis cantik itu.
Praavena menatap hezel mata milik Altezza dengan tenang, tidak ada ketakutan lagi dibalik mata sipit nan indah itu, batinnya.
"Hmm, aku minta maaf telah membuatmu takut!" Senyum Praavena memecah keheningan. Gadis itu tau bahwa Altezza sudah kenyang, sudah bisa dibawa bicara dengan santai.
Altezza menatap iris mata Praavena, "apa maksudmu mengikuti ku? Apa kau ingin menyakitiku? atau kau arwah yang gentayangan mencari tentang kematianmu, seperti cerita novel romantis gitu?" Tanya Altezza menatap serius gadis dihadapannya.
"Hmm, aku sudah mati! Kau bisa melihatku karena mata batinmu terbuka dan dilindungi sesuatu. Kau memiliki sixth sense untuk bisa komunikasi dengan ku!" Jelas Praavena.
Tentu kedua alis Altezza menyatu kening glowingnya kembali mengkerut. "Maksud kamu, aku bisa melihat setan, begitu?" Altezza semakin tak mengerti, dia ingin tertawa tapi tertahan. Dia tidak ingin mati konyol dibunuh oleh wanita cantik dihadapannya.
Praavena tersenyum ingin tertawa ngakak mendengar Altezza, "yaaah, setidaknya kau tidak takut lagi!" Jawabnya enteng.
"Busyeeet, masak hantu mau sama aku yang hanya seorang wartawan? Atau jangan jangan dia ingin aku liput agar lebih terkenal!" Batin Altezza terkekeh.
"Apa maksudmu menghantui ku? Apakah kau merasa aku yang membunuhmu?" Goda Altezza menurun naikkan kedua alisnya.
"Hmmm, aku ingin kau membantuku! Mencari penyebab kematianku!" Jelas Praavena menunduk.
"Bukannya kau mati tertembak di club? Seperti yang diberitakan?" Tanya Altezza penasaran menatap serius manik mata gadis itu.
"Hmmm, itu hanya pengalihan! Sebelum kematianku, mereka membawaku ke sebuah rumah kosong! Aku diper*kosa 3 pemuda! Setelah puas, dia membawaku kemudian menembak kepala ku di club! Aku mendengar mereka menyebut nama Ibu tiri ku, Caroline Locateli!" Tunduk Praavena.
Altezza kembali merinding mendengar kasus peme*rkosaan. "Ini nggak bener! Kau pasti sedang bercanda kan?" Tanyanya menatap lekat Praavena.
Praavena memberanikan diri menyentuh tangan Altezza, "bantu aku! Aku tidak ingin menakuti mu! Hanya kau yang bisa melihatku! Merasakan keberadaan ku! Aku mohon!" Ucap Praavena terdengar memelas pada Altezza.
"Aku bisa apa? Aku tidak punya apa apa untuk menolongmu! Aku hanya seorang wartawan! Bukan pengusaha sukses yang memiliki uang banyak, bisa menyewa detektif atau FBI untuk mengusut kasus mu!" Tegas Altezza jelas menolak.
"Ini akan berdampak pada keselamatanku! Aku tidak mengenal keluarga mu! Aku juga tidak mengenalmu!" Tambah Altezza membuat Praavena semakin menunduk lemas.
Praavena kembali menatap Altezza, "kau bisa menerbitkan tentang kematianku, di media mu! Aku akan menceritakan pada mu, semua kejadian yang aku ingat! Aku akan membawamu ke lokasi itu!" Pinta Praavena tegas.
Altezza memijat pelan pelipisnya, "apa kau gila? Bos ku akan digantung oleh Locateli Nona! Mereka akan menutup media kami." Tolak Altezza.
Praavena memajukan bibirnya, menatap kesal pada Altezza. "Apakah kau tidak memiliki sahabat yang kaya raya?" Rungut Praavena kembali menatap manik sipit itu.
"Hmmm, nantilah aku fikirkan! Aku sangat lelah hari ini! Aku ingin istirahat." Jelas Altezza.
Praavena tersenyum, "boleh aku menemani mu?" pinta Praavena.
Altezza kembali menelan salivanya. "Gila, aku mau ditemani hantu! Ooogh Tuhan, apakah aku harus berhubungan ba*dan dengan sosok hantu?" Batin Altezza kembali shook.
Ada perasaan senang, ada juga takut. Senang karena ditemani wanita cantik, takut karena belum pernah mengalami bercinta dengan hantu...😂🔥
_______________***********
Happy reading...🔥🤗
Jangan lupa Like and Vote...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
DEBU KAKI
lanjutkan Thor
2022-02-14
3
pat_pat
wah karya balu 😍
salam dari karya baruku "Kania & Aisyah"🤗
2022-02-14
3
Pemenang YAWW 9 😴🤕
😂😂🤣🤣🤭🤭 lucu banget Altezza...🔥🔥
2022-02-14
2