#14

Setelah menempuh perjalanan 21 jam akhirnya mereka sampai di mana mansion Jeni dan Michel berada.

"Grandma " teriak Vanya.

"Sayang " ucap indah langsung menyambut pelukan cucu bungsu nya.

"Daddy grandma, hiks,,,,, hiks " sedih Vanya.

"Tenang sayang Daddy Pati baik-baik saja " ucap indah.

"Grandpa " ucap Sasa.

"Cucu ku " ucap grandpa langsung memeluk cucu nya.

"Di mana Daddy mu " Ucap alaric.

"Di bawah " ucap Sasa.

"Sayang kalian tunggu di sini, grandma ingin pergi menemui Daddy mu " ucap indah.

"Vanya ikut " ucap Vanya.

"Baiklah, Sasa ayo kita temui Daddy " ucap indah.

"Baik grandma " ucap Sasa.

Sedangkan di ruang bawah tanah, Dinda yang masih setia menjaga Dominic, dia hanya tidur berapa jam saja setelah nya dia berjaga.

Di sana juga Ara duduk memperhatikan Daddy nya, dan yak lupa dia juga melihat perkembangan dari Willy.

Saat mereka sibuk dengan pikiran masing-masing, tiba-tiba pintu di buka oleh seseorang.

"Mommy " ucap Dinda.

"Grandma " ucap Ara langsung bngun dari duduk nya.

"bagaimana kabar mu sayang " ucap indah.

"Baik grandma " ucap Ara.

"Tidur lah sebelum kita mulai " ucap indah.

Karna dia melihat mata Ara yang bengkak semalam dia tidak tidur dan tak lupa di sana buku-buku kuliah nya berserakan .

Walau situasi memang tidak kondusif tapi dia harus mengerjakan tugas nya, dan mengirim nya melalui email.

"Ara tidak ngantuk grandma " ucap Ara.

Indah hanya tersenyum menanggapi ucapan dari cucu nya, jiwa kejam cucunya sudah bangun itu sebenarnya tidak ada rasa ngantuk karna uang ada di pikirkan nya hanya balas dendam.

"Sayang " ucap indah saat sudah menghampiri menantunya.

"Mas Dominic mom " ucap Dinda sedih.

"Anggap saja jika dia sedang tidur sayang, kau jangan seperti ini suamimu akan menyalahkan diri nya jika melihat istri tercintanya sedih " ucap indah.

"Tapi " ucapan Dinda terpotong oleh seseorang.

"Jangan mikir yang aneh-aneh, doa kan suamimu baik-baik saja " ucap indah.

"Kau pasti kurang tidur , tidur lah dan saat suamimu membuka mata dia melihat mu baik-baik saja, dan itu akan membuatnya tenang " ucap indah, Dinda hanya mengangguk merespon ucapan dari indah.

"Sasa, Vanya tolong jaga bunda kalian " ucap indah.

"Baik grandma " patuh mereka.

"Sayang ayo " ucap indah.

Saat mereka ingin keluar dari ruangan bertepatan dengan Demian dan Domani yang ingin masuk ke ruangan.

"Grandma, grandpa " ucap mereka bersamaan.

"Cucu ku " alaric langsung memeluk tubuh cucu nya dan begitupun dengan indah.

"Jaga Daddy dan bunda mu " ucap indah.

"Baik grandma " ucap Domani.

Sedangkan Jeni yang berada di kamar, setelah selesai membersihkan diri dia akan menuju ke ruangan bawah tanah.

Dan di sana sudah ada indah dan Ara yang berada die uang bawah tanah, menunggu kedatangan Jeni.

"Kenapa aunty mu sayang " ucap indah.

"Tadi dia bilang ingin mandi " ucap Ara, dan bertepatan dengan pintu ruangan di buka.

Ceklek...

"Queen " ucap Jeni.

"Sambutan macam apa itu " ucap indah.

"Maaf Queen " ucap Jeni cengengesan.

"Kapan kita akan memulai nya " ucap indah to the point.

"Bagaimana sekarang saja " ucap Ara.

"Tapi king " ucap Jeni.

"Dia sudah berada di markas sebelum aku sampai " ucap indah.

"Ayo kita ke sana " ucap indah.

Mereka langsung keluar dari ruangan itu, dan akan menuju markas dan saat mereka melewati pintu ruangan rawat Dominic, di sana ada Domani yang sudah menunggu mereka.

"Kakak " panggil Domani.

Mereka langsung menghentikan jalan nya, saat mendengar seseorang memanggilnya.

"Ada apa Domani " ucap Ara.

"Boleh Domani ikut " ucap Dimani.

"Sayang siapa yang menjaga Daddy, paman, bunda dan adik mu " ucap Ara.

"Tapi " Domani tidak menyelesaikan ucapannya saat indah sudah memotong ucapan nya.

"Kakak mu benar, biar kami yang menyelesaikan kau cukup jaga Daddy dan yang lain " ucap indah.

"Baiklah " ucap Domani.

"Kami percaya pada mu " ucap Ara.

Mereka langsung menakjubkan perjalanan mereka untuk menuju markas.

****

Sedangkan di sana, seorang pria yang baru saja memasuki kawasan markas, sudah di sambut oleh semua anggota mafia mereka, baik yang sudah senior maupun yang junior .

"King " sambut mereka.

"Mereka belum sampai " ucap king Faaz.

"Belum " ucap mereka serempak.

Tanpa menjawab ucapan semua anggota mafia, king Faaz langsung masuk ke dalam dan masih sama bahkan lebih menarik dari sebelumnya.

"Dari kecil sampai sekarang dia memang yang terbaik " ucap king Faaz kagum.

Sedangkan tiga orang wanita yang sedang menuju markas, khususnya Ara yang membawa mobil di atas rata-rata membuat Jeni pucat Pasih.

"Kelemahan mu dari dulu sampai sekarang memang tidak hilang " ucap indah yang duduk tenang di bangku penumpang.

"Queen, aku sudah berusaha tapi masih saja tidak bisa " ucap Jeni.

"Kau pasti bisa, pindah kah duduk di depan bersama cucu ku " ucap indah.

Tanpa ragu, Jeni langsung pindah ke bangku depan sedangkan Ara hanya melirik saja dengan ekor mata nya.

"Pejamkan mata mu, tarik nafas dan hembuskan secara perlahan " ucap indah.

Jeni mengikuti apa yang di ucapakan indah, dokter cantik yang sudah terbiasa menangani orang sakit ternyata memiliki vobia atas kecepatan.

"Buka mata mu " ucap indah.

Jeni akan takut jika dia di bawa dengan kecepatan tinggi, tapi dia tidak takut jika dia yang bawa mobil atau motor dengan kecepatan tinggi, ya itulah Jeni.

Setelah memakan waktu sekitar 15 menita, akhirnya mereka sampai di markas dan di sana sudah ramai para anggota mafia yang menyambut kedatangan nya.

"Queen " sambut mereka.

"Di mana king " ucap indah.

"Sudah menunggu di dalam Queen " ucap merek.

"Kau ikut aku " ucap Ara, pada pria yang berada tak jauh dari nya.

"Baik Queen " patuh pria tersebut.

Bahkan indah dan Jeni langsung saling pandang saat mendengar ucapan Ara, ada ala dengan pria tersebut itu yang bertanya-tanya di kepala mereka.

Dan, benar saja King Faaz sudah duduk sambil memainkan ponselnya sambil menunggu kedatangan mereka, dan saat dia mendengar pintu terbuka king Faaz langsung memandang arah pintu.

"Queen " ucapnya dan langsung berdiri.

"Bagaimana kabar mu " ucap indah basa-basi.

"Seperti yang kau lihat " ucap king faaz.

Sedangkan Ara dan Jeni langsung duduk di sofa yang sudah mereka siapkan untuk mengadakan pertemuan.

"Katakan " ucap Ara .

Padahal, indah dan king Faaz baru saja duduk di sofa.

"Kami sudah mencari tau siapa dalang di balik kecelakaan ini " ucap pria yang berdiri tak jauh dari indah.

"Dan ini " dia juga menunjukan barang bukti yang sudah mereka dapatkan.

"Apa motif nya, kita tidak pernah mengusiknya " ucap Ara setelah melihat barang buktinya.

"Ternyata dia " ucap indah.

"Ya Tuhan, aku harus terbang ke sini hanya untuk mengahadapi sampah seperti mereka " ucap king Faaz.

Ara langsung memandang dua orang kesayangannya saat mendengar apa yang mereka ucapkan.

"Siapa mereka "

Jangan lupa untuk mampir di karya author yang lain dan mohon masukan dan saran nya 🙏🥰

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***