Sore pun tiba, Aleena yang sudah menyelesaikan pemotretan dan wawancara peserta baru segera berjalan menghampiri ruangan sang kakak.
“Hai kak, kakak ga pulang?” tanya Aleena saat mebuka pintu ruangan kakaknya.
“Kamu bawa mobil sendiri kan? Pulang duluan aja sana jangan menungguku karena aku masih mengurus beberapa pekerjaan.” Ucap Irene.
“Jangan bekerja terlalu keras kak, jangan lupa kalau kita ada makan malam sama papi dan aku yakin pasti tidak ada pelayan rumah yang mau menyentuh meja makan.” Ucap Aleena.
“Yah kau benar, papi mau membicarakan sesuatu kepada kita saat makan malam nanti… Pastikan Nancy tidak keluar malam ini!” tegas Irene.
“Emang sepenting itu kak sampai semuanya ga boleh keluar?” tanya Aleen.
“Yap, penting sekali! Udah sana kamu segera hubungin Nancy sebelum dia memiliki janji dengan teman-temannya.” Ucap Irene.
Aleena segera menganggukkan kepalanya dan berpamitan kepada Irene, Aleena segera pulang ke rumah dan menghubungi adiknya yang selalu keluyuran saat malam hari.
Drrtt,, drrtt.. Aleena mencoba untuk menghubungi Nancy beberapa kali sampai akhirnya Nancy mengangkat telfonnya.
“Halo kak, ada apa?” tanya Nancy setelah mengangkat telfonnya.
“Di mana kamu?” tanya Aleen.
“Di luar kak,, ada apa?” tanya Nancy.
“Cepat pulang karena ada hal penting yang mau papi bicarakan kepada kita semua.” Ucap Aleen.
“Hal penting apa kak?” tanya Nancy.
“Pokoknya penting! Sudahlah jangan banyak tanya dan segera pulang!” tegas Aleena yang langsung menutup telfonnya.
Setelah menghubungi adiknya, Aleena segera melajukan mobilnya ke rumah keluarganya.
Sedangkan di rumah keluarga Herlambang, Ratu dan Queen yang baru kembali ke rumahnya hanya bisa menoleh ke kanan dan ke kiri melihat para pelayan yang menyiapkan banyak sekali makanan di dapur.
“Kenapa semuanya memasak banyak sekali? Emang mau ada pesta ya?” tanya Queen kepada saudara kembarnya.
“Entahlah, mungkin papi mengundang tamu untuk makan malam.” Jawab Ratu dengan cuek lalu segera menaiki tangga kembali ke kamarnya.
Sedangkan Queen yang penasara segera berjalan menghampiri para pelayan yang sedang bekerja dan berniat untuk mencari informasi.
“Hai bi, papi mau kedatangan tamu ya?” tanya Queenara kepada salah satu pelayan yang ada di sana.
“Katanya mau makan malam sama non non semua, terus mau ada teman baik tuan yang datang kemari.” Jelas pelayan tersebut.
“Ah begitu,, mungkin papi akan menjodohkan salah satu dari kakakku.” Ucap Queenara.
Pelayan yang tidak tau apa-apa itu hanya tersenyum tidak merespon ucapan Queen karena takut jika dirinya salah bicara.
Sedangkan Queenara yang sudah sedikit mendapatkan informasi segera berlari menaiki tangga dan mengetuk pintu kamar papinya.
“Papi,, papi…” Queenara berteriak memanggil papinya sambil mengetuk pintu kamarnya berkali-kali.
Sampai akhirnya Gilang yang mendengar ketukan pintu kamarnya berkali-kali segera membukakan pintu kamar untuk putrinya itu.
“Ada apa Queen? Kenapa kamu membuat keributan maghrib-maghrib begini?” tanya Gilang setelah membuka pintu kamarnya.
“Papi! Papi mau jodohin siapa kali ini?!” tanya Queen dengan nada penuh kecurigaan.
Mendengar pertanyaan putrinya membuat Gilang terkejut lalu menggelengkan kepala sambil menghela nafas panjang.
“Kamu ini pikirannya jodoh-jodohan aja deh! Kamu mau papi jodohin secepatnya?” tanya Gilang.
“Hah? Engga lah! Aku baru 18 tahun dan aku ga mau menikah secepat itu!” ketus Queenara.
“Kalau begitu jangan mengurusi perjodohan kakak-kakakmu, lagi pula papi ga pernah bilang kalau papi akan menjodohkan salah satu kakak-kakakmu!” tegas Gilang.
“Terus kenapa para pelayan sibuk sekali di dapur? Kalo cuma untuk makan malam sepertinya kita tidak pernah sesibuk ini.”
“Karena memang ada tamu yang akan datang dan ikut makan malam bersama kita Queen, sudahlah sana cepat kamu mandi dan memakai pakaian yang sopan karena makan malam ini bukan cuma keluarga kita aja.” Jelas Gilang.
Queenara yang masih memiliki banyak pertanyaan hanya bisa menghela nafas panjang dan segera pergi ke kamarnya untuk bersiap sesuai perintah dari papinya.
Sedangkan Gilang yang sudah melihat putri bungsunya itu pergi, barulah Gilang menutup pintu kamarnya kembali.
***
Malam pun tiba, semua keluarga Herlambang sudah berada di rumah karena makan malam yang di buat Gilang, semua keluarga Herlambang sudah berada di ruang tamu untuk menyambut tamu yang di bilang oleh Gilang.
Nancy yang selama ini selalu pulang malam pun terpaksa segera kembali ke rumah karena perintah dari Aleena yang sepertinya serius.
“Kak, kenapa kamu sudah ada di rumah jam segini? Bukankah sloganmu itu pantang pulang sebelum subuh ya?” tanya Queenara dengan senyum mengejek kepada Nancy.
“Diam kau! Kamu ini lagi ngajak perang ya?” ketus Nancy.
Queen hanya tertawa setelah membuat kakaknya kesal, lalu dirinya menoleh ke arah Irene untuk bertanya kepadanya.
“Kak Iren, tamu siapa yang mau di undang sama papi?” tanya Queen.
“Mana aku tau! Papi tadi cuma bilang kalau dia mau mengajak kita makan malam karena ada sesuatu yang akan di bicarakan.” Jelas Irene.
Kelima putri Herlambang bertanya-tanya tentang tamu yang akan datang malam itu sampai papi mereka melakukan banyak sekali persiapan.
Sampai akhirnya datanglah seorang laki-laki paruh baya yang keluar dari mobilnya lalu berjalan masuk kedalam rumah mereka.
“Semuanya, beri salam dia adalah pak Bayu, pengacara pribadi papi yang akan papi kenalkan kepada kalian karena seterusnya semua masalah akan di selesaikan olehnya.” Jelas Gilang kepada kelima anaknya.
Kelima putri Gilang segera memberi salam kepada pengacara pribadi papinya tersebut dengan sangat sopan.
“Malam nona-nona, kalian memang sangat cantik seperti kabar yang beredar di masyarakat.” Ucap Bayu memuji kecantikan kelima putri Gilang.
“Jangan memuji mereka pak Bayu, mereka bisa sombong nanti… Mari pak Bayu kita langsung ke belakang aja karena makan malam sudah siap.” Ucap Gilang mempersilahkan.
“Siap tuan Gilang..” ucap Bayu yang langsung berjalan mengikuti Gilang ke meja makan.
Semua orang sudah duduk di kursi makan masing-masing, Bayu hampir saja menumpahkan air putih yang ada di atas meja hingga membuat Irene yang awalnya sudah duduk di kursinya langsung berdiri dan hampir berteriak jika tidak di pelototi oleh papinya.
“Kak, sabar kak sabar, duduklah..” bisik Aleena sambil menarik lengan baju Irene.
Akhirnya Irene berusaha untuk mengatur nafasnya dan segera kembali duduk di tempatnya.
“Jadi papi mengundang pak Bayu untuk makan malam bersama kita karena papi ingin mengenalkannya kepada kalian, pak Bayu juga sudah membantu papi untuk mengatur warisan untuk kalian semua.” Jelas Gilang.
“Papi apaan sih? Kenapa harus ngomongin warisan di saat papi masih sehat!” ketus Irene yang di balas anggukan setuju oleh ke empat adiknya.
“Papi memang masih sehat, tapi papi ini udah tua dan namanya umur manusia ga ada yang tau kan? Jadi papi mau membuat warisan untuk kalian karena Ratu dan Queen sudah cukup umur sekarang.” Jelas Gilang.
“Tapi kami tidak memerlukan peresmian atau apapun sampai harus di buat wasiat papi..” ucap Aleena.
“No! Mungkin kalian tidak akan perduli dengan warisan yang papi punya, tapi papi ga mau kalau sampai suatu saat nanti anak-anak papi akan merebutkan masalah warisan.” Ucap Gilang.
“Tapi pi, kami ga mungkin…” ucap Irene yang langsung terpotong dengan ucapan Gilang.
“Ya papi tau kalian ga akan bertengkar hanya karena warisan, tapi kita ga tau bagaimana pasangan kalian nantinya bukan? Kalian ga tau isi hati pasangan-pasangan kalian nantinya.” Sambung Gilang.
Mendengar ucapan Gilang membuat Irene dan adik-adiknya hanya bisa diam tanpa mengatakan apapun lagi.
“Oh iya ada satu hal lagi, pak Bayu akan membantu kalian berlima untuk memilih bodyguard kalian sendiri.” Ucap Gilang kembali yang membuat semua anaknya terkejut bukan main.
“What!?” teriak Aleena, Nancy, Ratu dan Queen.
Sedangkan Irene hanya diam sambil menghela nafas panjang mendengar ucapan sang papi, Nancy yang melihat ekspresi wajah kakak pertamanya itu langsung mengerutkan keningnya.
“Kak Iren! Kakak udah tau tentang hal ini bukan?” tanya Nancy yang membuat semua mata tertuju kepada Irene.
Irene hanya mengangkat kedua bahunya menjawab pertanyaan adiknya, sedangkan adik-adik Irene hanya bisa menatap kesal ke arah Irene karena merasa terkhianati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments