Meski masih merasa begitu penasaran, Diego memilih untuk tetap duduk diam di tempatnya, sambil menunggu Aaron kembali dari toilet, dengan sesekali melirik ke arah kursi kosong yang tadi ditempati oleh gadis cantik yang cukup menyita perhatian Diego, berharap bisa segera melihat kembali gadis kecil yang bagi Diego terlihat sangat menarik itu.
Aaron sendiri, dengan langkah elegan dan berwibawa berjalan ke arah toilet dengan tatapan lurus ke depan.
"Bugh!" Sebuah suara terdengar begitu seorang gadis yang sedang menangis, berlari keluar dari toilet dan menabrak Aaron, sehingga ada sedikit noda dari riasan wajah dari gadis itu yang mengenai jas berwarna coklat tua yang dikenakan Aaron.
"Ma... maaf...." Gadis itu langsung meminta maaf dengan kepala tertunduk.
Sedetik kemudian, gadis itu mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah Aaron yang sedang menatapnya tanpa ekspresi.
Chiara sedikit tertegun melihat bagaimana tampannya sosok pria yang ada di depannya sekarang, membuatnya melupakan bagaimana dia barusan menangis karena tidak memiliki kesempatan untuk menolak rencana pernikahannya dengan Romi Setiawan yang sudah diatur oleh Mona, tantenya.
Tanpa sadar, Chiara memandang ke arah Aaron dengan tatapan kagum dan terpesona, tanpa berkedip, dengan sedikit mendongak karena perbedaan tinggi tubuh mereka berdua.
Tubuh yang menjulang tinggi, alis hitam, melengkung sempurna yang bertengger di atas mata ambernya yang terlihat tajam, dengan bulu mata yang cukup lentik untuk ukuran pria, hidung mancung dan rahang yang terlihat tegas, menunjukkan wibawanya yang tidak dapat dipungkiri.
Aaron yang berdiri dengan kedua tangan yang dia masukkan ke dalam saku, menatap Chiara dengan mata ambernya, tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"I'm sorry mr...." Melihat wajah laki-laki di depannya yang berwajah bule, dengan sedikit ragu Chiara mengucapkan permintaan maafnya dalam bahasa Inggris.
"Aku bisa berbahasa Indonesia." Dengan suara cepat dan terdengar dingin, Aaron berkata, menanggapi perkataan Chiara, tanpa menjawab permintaan maaf dari Chiara.
"Kalau begitu... maaf Om... aku benar-benar tidak sengaja." Karena laki-laki tampan yang berdiri di depannya hanya menatapnya dengan wajah datar tanpa mengiyakan permintaan maafnya, Chiara merasa tidak enak hati dan kembali meminta maaf padanya.
Aaron yang mendengar Chiara memanggilnya dengan sebutan "om", tanpa sadar langsung mengernyitkan dahinya.
Memang dia sudah berusia 28 tahun, tidak semuda, seperti gadis di depannya yang mungkin belum genap berusia 17 tahun, tapi dipaksa berdandan dengan gaya dewasa hari ini.
Akan tetapi mendengar ada seorang gadis muda memanggilnya om, cukup membuat Aaron merasa kaget.
Tidak dapat dipungkiri, wajah Aaron yang tampan, dan juga wajah awet mudanya yang membuat orang seringkali salah mengira bahwa usianya masih di awal 20 an, membuat Aaron merasa heran ternyata gadis di depannya memanggil om, yang artinya menganggapnya memiliki penampilan dan wajah yang cukup tua.
Chiara sendiri memanggil om dengan serta merta karena melihat penampilan Aaron dengan setelan jas resminya yang tampak berwibawa dan menunjukkan bahwa laki-laki itu bukan orang sembarangan, seperti orang berkedudukan tinggi dalam pekerjaannya.
Apalagi Chiara yang belum lagi lulus SMA, hanya ingin menghormati laki-laki yang pastinya sudah bekerja itu, sehingga memanggilnya om tanpa berpikir panjang dan berniat menghina, justru ingin menghormati orang yang lebih tua darinya.
Melihat Aaron mengernyitkan dahinya tanpa senyum atau sikap ramah, Chiara jadi merasa tidak nyaman, dan sedikit menundukkan kepalanya, sehingga tanpa sengaja melihat bagaimana jas yang dikenakan oleh Aaron terkena noda make up dari wajahnya, ketika dia menabrak Aaron tadi.
"Om, maaf ya... biar aku bersihkan...." Tanpa ragu, dengan cepat tangan Chiara bergerak ke arah jas yang dikenakan oleh Aaron, dan mengkibas-kibaskan tangannya disana, berharap agar noda dari bedak yang dikenakannya itu bisa hilang dari jas Aaron.
Beberapa saat kemudian, Aaron membiarkan Chiara melakukan hal itu dengan matanya menatap tajam mengamati tindakan Chiara, sampai dilihatnya seorang gadis lain keluar dari toilet dengan wajah terlihat begitu kesal.
Gadis muda yang baru keluar dari toilet, adalah gadis yang tadi sempat dilihat Diego sedang ikut membantu wanita yang tampak lebih tua untuk memaksa Chiara masuk ke dalam restauran.
Dengan gerakan cepat, Aaron memegang pergelangan tangan Chiara, dan menjauhkan tangan yang baginya mungil itu dari jasnya, membuat Chiara menghentikan gerakannya untuk membersihkan noda make up pada jas yang dikenakan Aaron, yang terlihat sudah lebih bersih dari tadi, meskipun masih ada sisa-sisa noda yang terlihat tipis di sana.
Aaron sengaja melakukan itu agar gadis yang baru keluar dari kamar mandi itu tidak salah paham saat melihatnya bersama Chiara yang sedang membersihkan jasnya.
"Chiara!" Revina, gadis yang merupakan sepupu Chiara itu langsung berteriak menyebutkan nama Chiara begitu melihat sosok Chiara bersama laki-laki asing yang baru pertama kali dilihatnya itu.
"Tolong lepaskan Om." Chiara berkata sambil melepaskan cekalan tangan dari Aaron yang langsung melepaskan tangannya dari tangan Chiara, begitu gadis itu memintanya dengan wajah terlihat gugup, menunjukkan kalau dia cukup terintimidasi dengan kehadiran gadis yang barusan berteriak, memanggil namanya itu.
Wah, siapa laki-laki itu? Tampan sekali. Apa dia kekasih Chiara? Tidak mungkin, kalau benar itu kekasihnya, dia pasti sudah membawanya ke hadapan mama untuk membatalkan pernikahannya dengan Romi. Lagipula, lagi-laki sekeren dia, mana mau berpacaran dengan gadis bau kencur seperti Chiara.
Revina berkata dalam hati sambil mengamati sosok mengagumkan dari Aaron yang tadi sempat dilihatnya mencekal tangan Chiara, dan menjauhkan tangan Chiara dari tubuhnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 432 Episodes
Comments
Anonymous
pertemuan yg unik
2023-08-10
0
♈⛎♎ chann💫💫
panahhh cinta
2022-07-19
2
Puji Astuti Isworo
calon penyelamat
2022-05-26
2