Happy Reading ❤️
Hari senin adalah hari paling dibenci seluruh umat tak terkecuali Raya dan teman temannya yang sudah menggeliat seperti cacing.
"anjritt panas banget" umpat Dea sambil mengipas menggunakan tangan.
"udah satu jam lebih tu botak kagak kelar kelar" lanjut Rania.
"gue bingung itu mau sampaikan amanat atau mendekatkan umat pada kematian, asyu" Raya sudah memukul mukul betisnya karena amat lelah berdiri upacara saat ini.
Tak lama karena lelah di ambang batas Raya akhirnya duduk di barisan tanpa peduli lagi akan omelan kepala sekolah.
"ehhh anak bekecot ngapain lo duduk" Dea berusaha menarik Raya untuk berdiri.
"gue cape banget, masa bodo ah mau di omelin kek. Bisa jadi patung pancoran gue kelamaan berdiri" sahut Raya.
Melihat sedikit ribut pada barisan Raya akhirnya kepala sekolah menegur mereka.
"barisan kelas 11 IPA, ada masalah apa sampai ribut" tanya kepala sekolah.
"kapan selesai pak, kaki Raya cape. Bapak mau amanat atau bikin skakmatt, cape tau gak pak panas panas gini" dengan enteng dan santai Raya mengucapkan keluhannya tanpa beban.
Nico yang mengenal suara adiknya hanya bisa membatin "ya alloh maapin adik lucknut hampa, kasih azab diki aja ikhlas bngt" Bati Nico.
Dibarisan Aksa hanya menatap datar kearah Raya yang sudah di geret oleh guru BK laki laki menuju lokasi hukumannya.
...***...
"ya allahhu robbi, dikira badan gue robot kalo ya di suruh bersihin segini banyak tempat" Raya melihat daftar tempat tempat yang harus ia bersihkan, hukuman mutlak atau ia akan di anggap bolos oleh pihak sekolah.
...
...
Dengan menyadarkan tubuhnya Raya hanya bisa menghela nafas gusar namun tetap beranjak mengerjakan hukumannya.
"ngomong jujur salah, boong apa lagi. Ini nih kebanyakan makan kenyataan gini akibatnya malah di hukum gue" sambil menyapu daun daun kering dihalaman belakang sekolah.
"lama lama gak cuma ni daun gue sapu rata, sekalian nanti ni sekolahan gue lindes pake exsa" umpat Raya setelah selesai menyapu halaman yang amat luas.
Kemudian Raya menuju kolam renang, ia mengikat rambutnya asal asalan membuat leher jenjang nan putih susu itu terlihat menggoda dengan anak rambut sedikit menutupinya.
Mulai dari menyapu hingga mengepal telah ia lakukan, tinggal membersihkan air dikolam renang saja.
Saat sedang fokus membersihkan tiba tiba Raya terpeleset dan masuk kekolam renang.
BYURRRR
Dari kejauhan ada seorang laki laki ingin menghampiri Raya namun langkahnya tertahan saat melihat Raya muncul ke permukaan.
"ANJ-kenapa gue harus kecebur, mana pake acara kepeleset"gerutu Raya sambi berenang menuju tepian.
"kan baju gue basah semua ahhh,,, benci banget gue" Raya memerah bajunya yang basah kuyup.
Ia berjalan menuju kursi yang terdapat handuk yang ia sediakan untuk menye ka keringatnya.
Dengan pelan Raya menggosok rambutnya sambil terus ngedumel.
"gimana cara gue keluar coba, pakaian basah dan handphone gue juga ketinggalan. Ya kalo gue di sini terus" Raya duduk termenung.
Hingga ia dikagetkan dengan baju seragam yang bertengger di pundak nya.
"pake baju gue sementara" suara bariton membuat Raya langsung menoleh.
"Aksa ngapain disini"
"gak sengaja lewat" sahut Aksa datar.
"ganti dari pada lo malu pake baju tembus pandang gitu" menunjuk pakaian Raya yang benar adanya tembus pandang.
"astagfirullah Aksa balik badan lo. Enak aja lo liat badan gue" pelik Raya membuat Aksa langsung balik badan.
"sorry mau lo gak pake baju sekali pun, gue gak bakalan nafsu ama badan gepeng kayak lo" kemudian meninggalkan Raya yang sudah mengeluarkan sumpah serapahnya.
"dasar boddy shaming lo, awas aja lo nafsu ama gue. Gue bakalan bikin ade lo ancur" Ancam Raya membuat Aksa hanya tersenyum kecil menanggapi ucapan Raya yang sedikit ambigu.
"awas aja lo, gue suruh bang Nico pelet lo tau rasa" gerutu Raya.
Kemudian mengganti pakaiannya dengan pakaian Aksa, baju Aksa yang besar seolah menenggelamkan tubuh Mungil Raya tapi terlihat seksi.
Aksa yang melihat dari kejauhan tiba tiba merasakan hawa panas pada tubuhnya yang sedikit menyiksa.
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments