

Jodohku Cinta Pertamaku

 

Bab 4

"Irene!" teriak Kayla lalu melangkah menyusuri setiap sudut kamar.

Dia melihat kamar Irene yang berantakan mulai khawatir dengan keberadaan Irene saat ini.

" Ada apa, Kay?" Bu Rita datang menghampiri Kayla.

Saat dia hendak turun ke lantai satu, dia mendengar teriakan Kayla.

"Buk, Irene nggak ada di kamarnya," ujar Kayla cemas.

"Coba lihat di kamar mandi!" perintah Rita ikut cemas.

Kayla langsung berlari menuju kamar mandi, dia mencari Irene di sana. Namun, Irene juga tak ada di sana.

"Kosong, Bu. Irene!" teriak Kayla.

Kayla merasa khawatir dengan Irene. Kayla mengedarkan pandangannya di seluruh sudut kamar. Secarik kertas tergelak di atas meja belajar, Kayla langsung melangkah menuju meja belajar dan mengambil kertas itu.

Buat Ibu dan Ayah tersayang

Assalamu'alaikum, Yah, Bu.

Irene meminta maaf yang sebesar-besarnya pada Ayah dan Ibu.

Mungkin saat kalian membaca surat ini, aku sudah berada di tempat yang jauh dari ayah dan ibu.

Ayah, Ibu, jangan khawatirkan. keadaan Irene karena aku akan baik-baik saja.

Aku terpaksa pergi karena aku tak sanggup menghadapi perjodohan ini.

Aku tak mencintainya, dan aku sudah mencintai orang lain, Ayah, Ibu.

Sekali lagi aku minta maaf pada ayah dan ibu.

Maaf.

^^^Wassalam.^^^

"Ini tidak mungkin, Irene!" Kayla menggelengkan kepalanya.

Tanpa disadarinya, buliran bening mulai membasahi pipi Kayla.

"Ada apa, Kayla?" teriak Bibi Lina yang baru saja masuk ke dalam kamar putrinya.

Lina mendekati Kayla, dia merebut kertas yang dipegang oleh Kayla.

Dia mulai membaca kata demi kata yang tertulis di kertas itu.

"Nggak mungkin, ini tidak mungkin!" pekik Lina mulai cemas.

"Irene, Yah. Dia pergi meninggalkan kita!" Lina mulai terisak.

Wisnu yang juga baru saja datang berusaha tenang.

"Ada apa?" tanya Wisnu pada istrinya.

Lina menyodorkan selembar kertas yang dipegangnya.

"Tenang, Bu. Kamu tenang dulu, kita akan cari Irene secepatnya." Wisnu berusaha menenangkan istrinya.

Rita dan Bram hanya bisa diam, mereka belum bisa berbuat apa-apa karena situasinya masih panik.

Sementara itu, Rayna yang juga ikut mendengar pembicaraan semua orang di kamar Irene hanya diam mencerna apa sebenarnya tengah terjadi.

Kayla terduduk lemas di lantai, semua cerita yang di sampaikan Irene malam tadi terngiang jelas dibenaknya.

Perasaan bersalah mulai menghantuinya.

"Tuhan, seandainya tadi malam aku tidak meninggalkanmu di sini, aku yakin kamu tidak akan pergi, Ren." Kayla bermonolog di dalam hatinya.

****

Semua anggota keluarga kini duduk diam di ruang keluarga. Wisnu telah menghubungi Farhan putra sulungnya memberitahukan kepergian Irene dari rumah.

Mereka telah mencoba menghubungi ponsel Irene, tapi nomor ponselnya tidak aktif.

"Assalamu'alaikum," ucap Farhan yang baru saja datang.

Dia sengaja langsung datang setelah mendapat kabar perihal Irene dari ayahnya.

"Wa'alaikummussalam, Farhan! Adikmu, An." Lina berdiri dan melangkah menghampiri putranya yang baru saja sampai dari Bukittinggi.

"Bu, Ibu tenang dulu ya," ujar Farhan sambil memeluk tubuh wanita yang melahirkannya.

Farhan melangkah masuk bergabung dengan seluruh anggota keluarga diikuti oleh istrinya dari belakang.

"Yah, apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Farhan setelah dia duduk di sofa.

"Irene tidak menginginkan perjodohan ini, dia tidak mau menikah dengan putra sahabat Ayah," jelas Wisnu mengadu pada sang putra.

"Apa yang harus kita lakukan? Kamus udah menghubungi adikmu?" tanya Lina pada putrinya.

"Sudah, Bu. Dia menonaktifkan ponselnya. Semua media sosialnya sedang tidak aktif sama sekali," jawab Farhan.

"Coba hubungi beberapa temannya," ujar Bram memberi ide.

"Sudah, Om. Belum ada satu pun yang tahu di mana Irene berada, tapi aku sudah meminta mereka menghubungiku jika mendapatkan informasi tentang Irene." Farhan menjelaskan.

"Solusi terakhir kita harus menunggu 2x24 jam, agar bisa menghubungi pihak berwajib," ujar Farhan.

"Mana bisa menunggu 2x24 jam. Pernikahannya 2 hari lagi."

"Undangan pestanya sudah kita sebar, kita akan malu. Nama baik keluarga kita akan hancur, terlebih Pak Surya akan marah besar pada keluarga kita." Wisnu semakin cemas.

Mengingat perjanjian yang sudah mereka sepakati, Surya sangat berharap pada keluarganya.

"Arrgghhh," teriak Wisnu mengusap wajahnya.

Rasa panik kini mulai menghantuinya, dia memikirkan keselamatan putri dan perusahaan yang sudah dirintisnya dalam 20 terakhir.

Bram dan Rita saling memandang bingung, mereka sendiri tak menyangka hal ini akan terjadi.

Mereka juga tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk membantu saudaranya.

Ruang keluarga kembali hening.

Kayla dan Rayna berada di dalam kamar, sesekali Kayla keluarga kamar untuk melihat situasi di ruang keluarga.

"Kak, kamu ini kenapa sih?" protes Rayna mulai kesal melihat kakaknya mondar mandir keluar masuk kamar.

"Aku mengkhawatirkan Irene, Dek!" jawab Kayla.

"Ah, kak Irene pasti baik-baik saja," timpal Rayna cuek.

"Maksud kamu?" tanya Kayla pada Rayna.

"Lihat, Kak!" Rayna menyodorkan ponselnya pada sang kakak.

Kayla memutar bola matanya, dia tak menyangka Irene tega berbuat seperti ini pada keluarganya.

Dalam keresahan keluarganya, Irene masih sempat bersenang- senang dengan kekasihnya. Terlihat jelas siaran langsung yang di pajang kekasih Irene di story FB-nya.

Kayla langsung menulis komentar di postingan tersebut.

💌 Irene, kamu di mana? Ayah dan Ibumu mengkhawatirkan dirimu.

"Kamu nulis apa, Kak?" tanya Rayna penasaran.

Dia merebut kembali ponsel miliknya dari tangan sang kakak.

💌 Aku baik-baik saja, mereka tak perlu mengkhawatirkanku.

"Kak Irene membalas komentarmu, Kak!" teriak Rayna.

"Apa kamu bilang?" tanya Rita yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar mereka.

Rayna dan Kayla saling berpandangan bingung

"Kalian bisa menghubungi Irene?" tanya Rita pada Kayla dan Rayna.

"Kayla! Jawab pertanyaanku!" bentak Ibu Rita.

"Mhm, a-aku," lirih Kayla bingung

Rita menghampiri Rayna lalu dia merebut ponsel milik putrinya.

Rita menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Dia langsung melangkah cepat menuju ruang keluarga untuk memberitahukan apa yang dilakukan oleh Irene.

"Uni!" Uni!" teriak Rita menuruni anak tangga.

Semua mata tertuju padanya.

"Ada apa, Dek?" tanya Lina pada adiknya.

"Lihatlah ini!" Rita menyodorkan ponsel itu pada sang kakak.

Wisnu dan Lina menyaksikan perbuatan putrinya, dia mengepalkan tangannya penuh amarah.

"Dasar anak kurang ajar!" teriak Wisnu penuh amarah.

Farhan pun penasaran dengan apa yang terjadi, dia mengambil ponsel itu dari tangan sang Ayah.

"Ya ampun, Irene!" keluh. Farhan kesal pada adiknya.

"Ayah, tenanglah!" ujar Farhan membawa ayahnya kembali duduk di sofa.

"Saat ini, keadaan Irene baik-baik saja. Itu artinya dia memang tidak ingin melanjutkan pernikahan ini." Farhan menyimpulkan sikap sang adik.

"Tapi mengapa sekarang dia menolaknya, An?" Wisnu panik.

Saat ini dia tak lagi memikirkan keadaan Irene, karena dia sudah melihat sendiri putranya terlihat bersenang-senang tanpa memikirkan kecemasan keluarganya.

Wisnu mulai memikirkan cara untuk menghadapi keluarga Surya.

Surya bisa saja membuat dia jatuh miskin bahkan masuk penjara jika putrinya tidak jadi menikah d Ngan putrinya.

"Bagaimana cara aku harus menghadapi Surya," gumam Wisnu yang masih dapat didengar oleh Bram dan Rita.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Uda?" tanya Bram pada Wisnu.

Wisnu pun mulai menceritakan apa yang tengah dihadapinya.

"Bagaiman kalau kita mencari ganti Irene untuk menikah dengan putra sahabat Uda?" usul Rita pada kakak dan kakak iparnya sambil tersenyum smirk yang penuh makna.