" Kamu ingin melanjutkan kuliah di mana?" tanya Danu.
Walau Kiara di DO. Tetapi semua anak-anaknya harus kuliah. Karena baginya pendidikan no 1.
" Kiara sudah daftar beasiswa di mana-mana. Tetapi tidak ada yang lolos," jawab Kiara dengan wajah lesu.
" Kok gitu bukannya kakak pintar ya," sahut Zavier mengunyah makanannya.
" Ya pintar juga ada gobloknya kali," sambar Rangga jika tidak ikut-ikutan tidak puas.
Rangga langsung mendapat tatapan horor dari mamanya. Rangga tersenyum dan melanjutkan sarapannya yang sudah tau mamanya ingin memarahinya.
" Kalau begitu daftarlah, di Universitas Lexus di Jakarta. Papa akan bicara dengan pimpinan Yayasan. Nona Clarissa agar kamu di beri kesempatan," sahut Danu menegaskan.
" Hmmmmm, tanpa papa bicara juga mereka sudah menyuruh Kiara Kesana," batin Kiara yang kesal mendengar nama itu.
" Bagaimana?" tanya Danu yang menunggu jawaban dari Kiara.
" Sudahlah! Kiara kamu kuliah aja lagi, di Universitas Lexus. Kamu kan kesayangan mereka. Pasti kamu akan di beri kesempatan lagi. Atau mungkin kalau kamu minta di luar Negri lagi pasti akan di kasih," sahut Rachel memberi saran sambil mengunyah makanannya dengan cantik.
" Kalau kesayangan, pasti kak Kiara tidak akan di Do," sahut Ziva.
" Papa tidak menyuruh kalian ikut berpendapat," sahut Danu dengan tegas.
Membuat semuanya diam dan melanjutkan makan mereka, " bagaimana Kiara. Karena kamu tidak mungkin tidak kuliah kan," tanya Danu memastikan.
" Kiara tidak mau pa, jika melanjutkan pendidikan di Lexus, Kiara mau di kampus lain saja," jawab Kiara dengan yakin.
" Kiara, universitas itu mahal jika kamu tidak masuk jalur beasiswa. Dan tidak mungkinkan kamu kuliah di tempat biasa. Apa lagi di bawah Lexus. Jadi biayanya sangat mahal. Kamu kan tau sendiri papa kamu masih membiayai Adik kamu," sahut Sahila dengan lembut membuat Kiara mengerti dengan ke adaan mereka.
" Ma, pa, mama sama papa jangan khawatir. Kiara akan tetap melanjutkan kuliah Kiara. Tapi tidak di Lexus. Dan akan di atas Lexus. Meskipun biayanya mahal," jelas Kiara.
" Dapat uang dari mana Kiara," sahut Rangga dengan wajah serius.
Kiara terdiam sejenak melihat semua keluarganya satu persatu yang menunggu jawabannya.
" Kiara akan kuliah tahun depan. Dan sebelum itu Kiara akan bekerja agar bisa menabung untuk kuliah tahun depan," jelas Kiara dengan yakin semua saling melihat dengan keputusan yang di buat oleh saudara mereka.
" Kiara untuk apa seperti itu. Kamu tidak perlu melakukan itu. Kamu bisa kuliah di Lexus tanpa harus mengulang dan degan beasiswa apa susahnya," sahut Danu keputusan anaknya yang tidak masuk akal.
" Pa Kiara nggak mau di lexus. ujung-ujungnya apa. Setelah lulus hanya akan bekerja di Perusahaan itu. Sampai kapan sampai selamanya. Kiara nggak mau kayak papa yang terus mengabdi dengan Perusahaan itu. Kiara punya mimpi sendiri dan nggak mau di kait-kaitkan dengan Lexus apa lagi di kendalikan," sahut Kiara dengan suara sedikit keras.
" He Kiara, gitu-gitu kamu itu makan uang dari Lexus. Kita hidup itu karena papa bekerja di sana," sahut Rachel kesal dengan adiknya yang terus membangkang.
" Justru itu, Kiara tidak mau seperti papa. Terus mengabdikan diri di Grup itu. Sampai papa nikah, punya anak, anaknya semua juga harus apa-apa Lexus. Sudah lulus. Kerjanya juga di sana," lanjut Kiara yang memang menunjukkan kebenciannya kepada group itu.
" Papa lihat aja contohnya kak Rangga," sahut Kiara membuat Rangga melotot bisa-bisanya dia di bawa-bawa.
" Kak Rangga cari kerja Kesana kemari susah. Ujung-ujungnya nya berada di Lexus. Jadi babu di perusahaan itu," tegas Kiara tidak bisa mengontrol ucapannya.
" Kiara cukup," sahut Sahila sedikit keras. Karena putrinya yang bicara keterlaluan. Sementara Danu hanya diam saja.
" Kiara tetap tidak ingin kembali kuliah D
di Lexus. Kiara akan berusaha sendiri. Walau harus mengulang lagi," tegas Kiara.
" Kiara," sahut Sahila.
" Pokoknya Kiara tidak mau jika Kiara harus kuliah di Lexus lagi. Kiara bilang tidak maka tidak. Sekali ini saja biarkan Kiara memilih kampus Kiara sendiri. Kiara tidak akan meminta uang mama dan papa. Karena memang dari dulu. Uang mama dan papa tidak pernah sepeserpun keluar untuk biaya sekolah Kiara," sahut Kiara membuat Danu menelan ludahnya.
Rachel, Rangga, Ziva, Zavier pun serentak melihat ke-2 orang tua mereka.
Kiara langsung berdiri.
" Jadi Kiara mohon jangan paksa Kiara melakukan apa yang Kiara inginkan," tegas Kiara lalu meninggalkan meja makan. Dengan kemarahannya.
" Sombong banget, mentang-mentang sering sekolah gratis," desis Zavier, terus mengunyah sarapannya.
" Berjodoh dengan keturunan Grup itu baru tau rasa," Ziva menyumpah di dalam hatinya heran dengan kakanya yang begitu membenci Lexus.
Sarapan seketika menjadi hening. Apa yang dikatakan Kiara tidak dapat di pungkiri Danu. Kalau dia memang tidak pernah mengeluarkan uang untuk pendidikan Kiara.
*********
Kevin keluar dari rumahnya. Menuju mobil yang terparkir di depan pagar.
" Tuan kita langsung kekantor?" tanya Arya.
" Saya mau ziarah dulu ketempat mama, ini hari jummat," jawab Kevin yang mengingat kunjungannya yang tidak pernah lupa berkunjung ke makam mamanya.
" Baik tuan," sahut Arya membukakan pintu mobil.
Saat Kevin mau masuk. Kevin melihat Kiara yang keluar dari pagar rumahnya.
" Isshh kenapa semua orang harus memaksaku, masuk ke Universitas itu," Kiara berdecak kesal di pagi harinya.
Kevin terus melihat Kiara yang terlihat mengoceh terus. Mata Kiara pun melihat ke arah depannya. Melihat Kevin yang melihatnya.
" Kenapa melihatku seperti itu," batin Kiara bingung dan berjalan meninggalkan rumahnya.
" Mari tuan," tegur Arya yang melihat tuannya yang bengong. Arya memang sering menyaksikan Kevin akhir-akhir ini melihat terus ke arah Kiara.
" Iya ," jawab Kevin memasuki mobil.
*****************
Tanah Pemakaman Elit Jakarta.
Arya hanya mengantar sampai parkiran. Kevin merapikan jasnya lalu turun dari mobil. Kevin berjalan menuju tempat pemakaman mamanya.
Setelah sampai di depan pusaran makam itu Kevin berjongkok dan memberikan boucket bunga di atas pusaran makam sang mama.
Kevin bukan tipe laki-laki yang banyak bicara. Dia juga tidak bisa berucap jika dia sangat merindukan mamanya.
Dari belaian tangannya yang mengusap mesan itu. Menyatakan perasaannya jika dia merindukan sang mama. Mungkin mulut Kevin tidak berbicara.
Tetapi hatinya mungkin sedang berbicara kepada mamanya tentang kehidupannya dan ala yang terjadi selama 1 Minggu ini.
Karena setiap Minggu dia akan mengunjungi mamanya dan melapor tentang keadaannya dari hatinya yang pasti sampai kepada mamanya.
Kevin mencium mesan itu berakhir bahwa curhat nya telah selesai. Kevin membuangkan napasnya perlahan kedepan menatap dingin pusaran makam itu tanpa ada sedikit senyum.
" Selamat pagi kakek," suara wanita terdengar dekat dari telinga Kevin membuat Kevin menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat siapa yang berbicara.
Kevin kaget melihat wanita yang beberapa hari ini sering di temuinya. Kiara yang memakai dress hitam sampai lututnya dengan pasmina yang menutup sebagian rambutnya.
" Kakek, maaf Kiara baru bisa mengunjungi kakek. Kiara kangen," ucap Kiara dengan suara manjanya.
Kiara memang menyempatkan diri kemakan sang kakek apalagi susana hatinya yang tidak baik. Akibat pertengkaran kecil saat sarapan.
" Kiara tidak mengerti, kenapa semua sesulit ini. Apa susahnya jika Kiara keluar dari bayang-bayang Lexus. Kiara juga ingin memiliki cita-cita yang lainnya. Bukannya Kiara ingin membantah papa. Untuk tetap melanjutkan kuliah di Lexus. Tapi kakek tau sendirikan. Ketika Kiara lulus nanti. Ujung-ujungnya Kiara akan bekerja di sana. Kiara tidak akan pernah bisa mendapatkan pengalaman banyak. Kiara tidak mau jika Kiara selalu dalam genggaman Group yang menyebalkan itu," ucap Kiara yang curhat dengan kakeknya.
Jelas Kevin mendengar apa yang keluar dari mulut Kiara. Bukannya pergi Kevin malah tertarik mendengar lanjutan suara gadis tersebut yang sedang bercerita.
" Kakek lihat contohnya. Papa, dari dulu dia berada di Lexus. Kakek sih membiarkan papa bekerja di perusahaan itu. Lihatlah sekarang kak Rangga juga sudah mengikuti jejaknya. Nanti kalau Kiara tetap lanjut kuliah di Lexus. Pasti kayak gitu juga. Jadi Kiara tidak mau," ucap Kiara.
" Kakek!" panggilnya dengan suara mendayu.
" Sepertinya Kiara tadi menyakiti hati papa dan mama. Sepertinya papa sedih. Karena Kiara bilang. Kalau papa tidak pernah mengeluarkan uang untuk pendidikan Kiara. Pasti papa sedih. Kiara juga tadi tidak minta maaf dan langsung meninggalkan meja makan. Kakek apa yang harus Kiara lakukan?" tanya Kiara meminta pendapat menyadari bahwa tadi pagi dia benar-benar keterlaluan.
" Apa Kiara harus merayu papa," sahut Kiara tiba-tiba seakan mendapat jawabannya.
" Caranya bagaimana?" tanya Kiara.
Kevin masih tetap pada posisinya. Malah Kevin mendengus mendengar kan Kiara yang berbicara sendirian.
Bahkan terukir senyum kecil di wajah Kevin. Dengan tingkah Kiara yang mungkin lucu baginya.
Bertemu mamanya dia sulit mengeluarkan senyum. Tetapi mendengar Kiara berbicara malah dia tersenyum. Mama Kevin bisa cemburu dengan hal itu.
" Tidak mungkin kakek, Kiara tidak mau. Jika harus seperti itu, nanti kak Rangga mengejek Kiara. Kakek kan tau sendiri. Kak Rangga itu melebihi ibu tiri terus membuat Kiara kesal," ucap Kiara yang terus menerus curhat dengan kakeknya.
" Iya- Iya, oke kakek. Baiklah kek, jika seperti itu. Kiara akan mencobanya. Ya sudah Kiara pulang dulu. Kakek, sehat-sehat ya di sana. Aku sayang kakek. I love you," ucap Kiara mencium mesan kakeknya dan menempelkan 2 jarinya di bibirnya dan memberikan di mesan sang kakek dengan tersenyum lebar.
Bersambung
Hay para leader pertama ingin mengucapkan terima kasih yang sudah mampir dan sering suport novel-novel aku yang lain.
Ini novel terbaru aku. Aku hanya banyak belajar. Dan membuat novel semenarik mungkin dengan alur cerita yang berbeda-beda. Semoga di sukai dan masuk selera masing-masing.
Jangan lupa terus kasih suport, Vote. like koment dan jadiin favorite kalian. Terima kasih untuk semuanya aku tunggu koment dan sarannya ya
Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments