" Maksud Kaka apa?" tanya Kevin dengan suara dinginnya. Clarissa tersenyum miring.
" Kakak hanya punya firasat jika kamu akan melakukan suatu hal kepadanya," ucap Clarissa.
" Aku tidak punya alasan untuk melakukan sesuatu untuknya. Seperti apa yang kakak pikirkan," sahut Kevin tidak mengerti maksud kakanya. Tetapi Clarissa malah terkekeh.
" Kenapa kakak tertawa?" tanya Kevin.
" Kiara Ofelius Alatta Bramana, berusia 19 tahun, Pintar, cantik, wajar sih jika kamu tertarik kepadanya," sahut Clarissa dengan santai menarik kesimpulan.
" Kenapa kakak mengalihkan pembicaraan, aku sudah mengatakan jika aku tidak tertarik dengannya," sahut Kevin memastikan perasaannya.
" Tidak ada yang mengalihkan. Tetapi dari cara bicara kamu. Sangat jelas kalau kamu tertarik kepadanya," ucap Clarissa kembali melihat ke arah Kiara yang juga Kevin melihat Kiara.
Kiara yang masih fokus. Tiba-tiba pandangannya kedepan dan melihat wanita Pria di ujung sana melihat dirinya.
" Semuanya gara-gara, si ketua Yayasan itu," desis Kiara kesal melihat Clarissa. Padangan Kiara mengarah kepada Kevin yang juga masih melihatnya.
" Aku tidak tau jika dia tinggal di sana dan apa hubungannya dengan kak Clarissa," batin Kiara.
Kiara yang merasa aneh di lihatin.
Memilih berdiri dan memasuki kamarnya.
Clarissa menepuk bahu Kevin.
" Tidak apa-apa jika ingin jatuh cinta. Jangan sampai kamu takut untuk mencintai untuk mencintai," ucap Clarissa. Lalu pergi.
Kevin tidak mengerti maksud kakanya. Tetapi benar kata kakanya sejak kapan dia tertarik untuk memperhatikan wanita.
Kiara menutup tirai pintu menuju teras kamarnya. Kiara masih melihat keluar dan melihat Kevin yang masih melihatnya. Kiara yang tidak ingin ambil pusing menutup sempurna tirai jendela.
Kiara pun berjalan menuju tempat tidurnya. Meletakkan laptop di atas meja. Merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya.
" Kak pinjam Hair dryer," sahut Ziva yang masuk tiba-tiba.
" Di laci," jawab Kiara. Ziva melewati tempat tidur Kiara dan mengambil hair dryer.
" Di sini ajalah ngeringinya," ucap Ziva mencolokkan hairdryer.
Ziva malas harus kekamar lagi. Ziva duduk di meja rias di depan cermin dan mengeringkan rambutnya. Kiara melihat ke arah Ziva. Melihat penuh dengan pemikiran.
" Ziva," panggil Kiara.
" Hmmmm," sahut Ziva menoleh tanpa menghentikan pekerjaannya.
" Kamu kenal, sama tetangga di depan?" tanya Kiara yang penasaran.
" Pertanyaan aneh. Emang kakak nggak kenal," sahut Ziva bertanya balik.
" Taunya cuma Kak Clarissa yang jadi ketua yayasan Universitas Lexus," sahut Kiara yang memang apa adanya.
" Kakak aneh ya. Masa iya nggak tau semuanya. Itu rumahnya Pak Mitra Winata pemilik Grup Lexus, yang kakak tidak suka," jelas Ziva menoleh ke arahnya.
" Dia tinggal di situ juga," sahut Kiara yang benar-benar tidak tau apa-apa.
" Ya iyalah. Dia dan semua anaknya tinggal di situ," sahut Ziva dengan suara kesal.
" Sejak kapan?" tanya Kiara.
" Ya sudah lama, mungkin aku belum lahir," sahut Ziva.
" Kamu bilang Semua anaknya-anaknya. Jadi dia masih punya anak selain Clarissa?" tanya Kiara.
" Ihhhhhh, kakak katrok banget. Kakak benar-benar tidak tau atap pura-pura tidak tau," ucap Ziva yang mulai kesal.
" Ya emang kakak tidak tau," jawab Kiara memang apa adanya.
" Ihhhhh, makanya jangan merantau Mulu, jangan belajar mulu," oceh Ziva.
" Malah salain belajar lagi, nggak ada hubungannya Ziva," sahut Kiara yang justru ikut kesal. Ziva pun duduk di samping Kiara.
" Kak Kiara makanya nonton tv. Biar tau semuanya. Kalau Om Mitra Winata pemilik Grup Lexus. Orang paling berpengaruh di Indonesia tinggal 1 komplek dengan kita. Tinggal bersama 3 istri dan 5 anak," jelas Ziva membuat mata Kiara membulat sempurna.
" 3 istri," sahut Kiara Schok.
" Anak pertamanya Clarissa pimpinan yayasan anak ke-2 nya Alan sekarang sudah menikah. anak ke-3nya Evan Mahendra anak ke-4 Kevin Alex vino anak ke-5 nya Alana teman 1 sekolah," jelas Ziva menuturkan dengan tepat. Kiara hanya menyimak apa yang di katakan adiknya.
" Ohhh..." sahut Kiara menanggapi santai.
" Hanya Oh. Ihhhhh, percuma di jelasin," sahut Ziva kesal.
" Ya terus ngapain lagi?" tanya Kiara.
" Kakak nggak mau tanya yang lain," ucap Ziva
" Memang harus tanya apa?" tanya Kiara bingung.
" Ya tanya kek. Bagaimana sifat anak-anaknya, tanya kek apa gitu, tentang ini tentang itu," desak Ziva yang paling suka menggosip.
" Memang semenarik itu. Harus mengetahui detail tentang keluarga mereka," sahut Kiara yang menurutnya tidak penting.
" Ya iya menarik dong. Makanya kakak sekali ekspor otak untuk hal-hal seperti itu. Jangan kebanyakan belajar. Asal kakak tau saja semua orang itu ingin terus membicarakan keluarga itu. Karena memang sangat menarik. Apa lagi. Kak Evan dan kak Kevin," sahut Ziva tersenyum seperti mengidolakan 2 pria yang namanya di sebutkan tadi.
" Sejak kapan mereka jadi kakak kamu," sahut Kiara geli melihat adiknya yang tersenyum penuh khayalan.
" Ihhhhh, kakak ma kulot. Seandainya takdir aku di lahir kembali. Aku ingin hidup kembali sebagai permaisurinya Kevin Alex Vino Winata," ucap Ziva penuh khayalan membuat Kiara semakin geli melihat adiknya yang masih bocah sudah berpikiran sejauh itu.
" Memang apa ke istimewaan nya sampai kamu ingin di takdirkan dengan orang yang kamu sebut namanya itu," sahut Kiara kesal.
" Ihhhh, kakak, di luar sana para wanita sedang berlomba-lomba untuk menjadi pendampingnya. Siapa juga yang tidak mau dengan pria sudahlah tampan, kaya. Apa lagi jika senyum akan memikat hati, membuat kedamaian tersendiri," puji Ziva yang pasti sambil mengkhayalkan.
" Issshhh," desis Kiara kegelian.
" Ya kecuali kakak sih," sahut Ziva.
" Maksudnya?" tanya Kiara bingung.
" Ya, kakak jelas tidak tertarik. Karena kakak punya kelainan pada lawan jenis," ucap Ziva asal-asalan.
" Maksud kamu apa?" tanya Kiara menekan suaranya.
" Ya kakak, sampai sekarang masih jomblo, tidak pernah pacaran. Ya jadi pasti kakak tidak tertarik karena kakak punya kelainan itu. Tidak tertarik dengan lawan jenis," ejek Ziva. Membuat Kiara kesal dan mengambil bantal.
" Sialan kamu. Keluar nggak kamu," usir Kiara yang ingin melempar adiknya dengan bantal.
" Iya sorry, ini juga mau keluar," sahut Ziva bergerak dari tempat tidur menunju pintu.
" Apa lagi?" tanya Kiara dengan keras saat Ziva tersenyum cengengesan di depan pintu.
" Sekali-kali pacaran kak. Supaya tidak galak-galak, biar bisa manja-manjaan sama pacarnya," ucap Ziva membuat Kiara geram. Dan langsung melepas bantal ke arah Ziva. Tetapi Ziva langsung menutup pintu dan kabur.
" Memang dasar adik kurang aja. Dia kira pacaran itu kebanggaan apa," gerutu Kiara kesal melihat kelakuan adik perempuannya sangat menyesal mengajaknya bicara tadi.
Kiara memang tidak pernah pacaran seumur hidupnya. Dan mungkin memang benar kata Ziva Kiara punya kelainan ketertarikan pada lawan jenis.
Kiara bahkan tidak pernah jatuh cinta. Bukan berarti dia tidak normal dia hanya tidak mau menyia-nyiakan nya waktunya untuk hal yang tidak penting seperti pacaran yang memuakkan.
Lagi pula belum ada laki-laki yang bisa membuka benteng di hatinya. Selain itu kiara ingin fokus pada pendidikannya dan karirnya. Dan mungkin Kiara bukan tipe wanita yang punya prinsip menikah di usia muda.
********
Pagi hari kembali. Seperti biasa Rumah Danu Bramana akan memulai sarapannya. Mama nya sibuk menata sarapan untuk anak-anaknya yang mungkin masih bersiap-siap.
Kiara ikut di samping mamanya. Memotong buah untuk sarapannya. Kiara memang sudah terbiasa melakukan itu sendiri. Jadi wajar kalau hanya membuat sarapan sendiri. Karena memang dari awal sering hidup mandiri.
" Selamat pagi," sapa Danu yang menghampiri meja makan menenteng jasnya. Danu langsung mencium istrinya.
" Mmuah, pagi sayang," Danu juga mencium kening Kiara yang berdiri di samping istrinya
" Pagi pa," jawab Kiara.
Danu menarik kursi dan duduk, Sahila mulai menyiapkan nasi goreng di meja suaminya.
" Pagi," sapa Rachel yang turun menghampiri meja makan.
Rachel dengan dress merah padatnya yang membentuk lekukan tubuhnya. Duduk di samping papanya.
" Pagi pa, pagi ma," sahut Sikembar datang mencium papa dan mamanya.
" Pagi sayang ayo cepat duduk sarapan," sahut Sahila.
Ziva dan Zavier langsung menarik kursi dan mengambil posisi duduk. Mereka.
" Selamat pagi semuanya," sahut Rangga lagi menghampiri meja makan.
" Pagi adik luar Negri ku," goda Rangga mencubit pipi Kiara. Mulai mencari gara-gara.
" Ihhhh, sakit," keluh Kiara kesal memegang pipinya.
" Rangga, kamu ini ya masih pagi juga," sahut Danu geram melihat putranya yang suka membuat Kiara marah.
" Iya deh, galak amat. Kasian yang jadi pacarnya nanti, pasti di galakin Mulu," sahut Rangga lagi. Lihatlah wajah Kiara sudah seperti monster yang ingin menerkam.
" Emang punya," sahut Ziva mengejek.
" Sudah Rangga kamu duduk! cepat sarapan, kamu juga Ziva ikut-ikutan aja," suruh Sahila melotkan matanya.
" Iya ma," Rangga langsung mengambil tempat duduk. Kiara juga yang sudah selesai memotong buah dan mencampur dengan susu langsung ikut duduk.
" Mah, Rachel mau pakai selai kacang," sahut Rachel yang sudah memegang setangkap roti.
" Ya sudah! mama ambil bentar," sahut Sahila langsung mengambil ke lemari.
" Emang kaki sama tangan sudah tidak berguna apa," sambar Kiara kesal.
" Syirik aja," sahut Rachel.
" Sudahlah jangan ribut. Ini masih pagi, ayo cepat sarapan," ucap Danu dengan tegas.
Kiara mulai memakan buah yang menjadi sarapannya. Danu melihat ke arah Kiara.
" Kiara bagaimana, apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Danu pada Kiara yang sudah 3 hari di rumah tapi belum melakukan apa-apa. Kiara diam tidak dapat menjawab.
Bersambung
Hay para leader pertama ingin mengucapkan terima kasih yang sudah mampir dan sering suport novel-novel aku yang lain.
Ini novel terbaru aku. Aku hanya banyak belajar. Dan membuat novel semenarik mungkin dengan alur cerita yang berbeda-beda. Semoga di sukai dan masuk selera masing-masing.
Jangan lupa terus kasih suport, Vote. like koment dan jadiin favorite kalian. Terima kasih untuk semuanya aku tunggu koment dan sarannya ya
Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments