Nayra sudah 2 hari berada di rumahnya. Dia belum melakukan apa-apa. Dia masih beristirahat untuk menenangkan pikirannya agar terbuka dengan jelas.
Malam hari keluarga itu sedang berkumpul di ruang keluarga. Danu yang setengah berbaring di atas sofa dengan laptop yang di letakkan di dadanya.
Sementara ke-2 kakinya di luruskan berada di paha istrinya dan apa lagi jika bukan istrinya sedang memijat suaminya.
Sementara Ziva dan Zavier duduk di lantai yang di beri alas karpet, asyik menonton TV degan serius. Rahel berselonjoran di atas Sofa kepalanya di alasi bantal dan sambil bermain ponsel.
Sementara Kiara yang duduk bersilah kaki di atas sofa dengan laptop yang di letakkan di pahanya. Nayra fokus dengan laptop itu yang mungkin sedang mencari sesuatu.
" Assalamualaikum," sapa Rangga yang baru pulang dan langsung menghampiri keluarganya di ruang keluarga.
" Walaikum salam," jawab serentak anggota keluarga itu.
Dengan usilnya Rangga langsung mendekati Kiara dan mencubit pipi Kiara.
" Selamat malam adik Luar Negri ku," ucap Rangga gemes mencubit pipi tembam itu.
" Ihhhhh, kak Rangga sakit," protes Kiara menepis tangan rangga.
" Rangga kamu ya," sahut Sahila yang melihat anaknya mulai menjadi-jadi.
" Ya ampun galak banget, semenjak pulang dari Paris tambah galak. Kenapa kesal sama kampusnya," tebak Rangga.
" Bukan urusan kakak," sahut Kiara sinis menatap tajam kakanya.
" Ya elah sewot amat, mentang habis di deportasi jadi kesalnya kebawa-bawa," sahut Rangga mengejek membuat Kiara semakin kesal.
" Eh kak Rangga dengar ya, Kiara tidak pernah kesal, sedih atau apapun saat di Do. Kiara justru senang karena tidak berada di kampus yang bernamakan Lexus," sahut Kiara menekankan.
" Kenapa kakak senang?" tanya Ziva.
" Ya karena aku tidak pernah mau kuliah di tempat itu," tegas Kiara.
" Apa yang salah, semua orang berlomba-lomba untuk sekolah dan kuliah di sana kenapa, kakak malah nggak mau?" tanya Zavier.
" Namanya juga aneh," sambung Rachel.
" Tau, kita aja sekolah di sana bersusah payah," sahut Ziva lagi.
" Itu kalian, kalian yang mau sekolah di sana, bukan aku. Aku tidak suka sekolah dan kuliah di Lexus," tegas Kiara lagi.
" Kamu itu aneh. Sudah Syukur dapat beasiswa. Tuh kamu lihat Ziva dan Zavier. Papa saja harus bayar mahal untuk biaya sekolah mereka di Lexus," sahut Rangga.
" Itu mereka yang bodoh mau aja sekolah di tempat kayak gitu," sahut Kiara semakin kesal. Maklumlah dia akan sangat kesal jika di kaitkan dengan Lexus.
" Ihhh, kok bodoh sih, enaklah," sahut Ziva tidak terima.
" Jadi kakak. Apa kabar, dari SD saja sudah di Lexus," sambung Zavier.
" Itu bukan kemauanku. Papa tuh yang paksain," sahut Kiara yang menyalahkan papanya.
Danu diam saja tidak menanggapi Kiara. Kiara memang sudah seperti itu dari dulu. Selalu merasa jika sekolah di Lexus sangat terhina.
" Pake ngalihin orang tua," sahut Rachel buka suara.
" Kalian itu nggak ngerti. Kalian semua dengar ya, aku di Do dari Lexus. Bukan hal yang menjadi masalah besar. Aku justru senang," tegas Kiara membuat Rangga terkekeh.
" Hahhah, gini nih, untuk buang rasa malu. Jadi bilangnya senang," sahut Rangga mengejek kembali.
Kiara menarik bantal di atas kepala kakanya.
" Auhhh," lirih Rachel. Kiara melanjutkan memukul-mukul Rangga dengan bantal tanpa ampun.
" Sakit, Kiara sakit," keluh Rangga yang terus mengelak menyilangkan tangannya saat di pukul Kiara dengan bantal.
" Syukurin, kalau tidak tau apa-apa nggak usah banyak cerita," ucap Kiara geram.
" Sudah-sudah kalian ini ya," sahut Sahila melerai anaknya yang ribut.
" Kiara sudah kasian kakak kamu," sahut Sahila lagi.
" Dia duluan mulutnya nggak bisa diam," sahut Kiara.
" Iya -iya ampun," sahut Rangga menyerah membuat Kiara menghentikan pukulannya. Dengan penuh kekesalan Kiara langsung berdiri, dengan hentakan Langkan yang kuat Kiara menaiki anak tangga.
" Kiara!" panggil Sahila.
" Dada anak Luar Negri," teriak Rangga lagi terus mengejek.
" Kamu ini ya Rangga, mama sudah kasih tau juga," ucap Sahila kesal dengan sikap Rangga yang paling suka mencari gara-gara dengan Kiara.
" Kiara itu moodnya nggak bagus mah, gampang baperan," sahut Rachel.
" Ini lagi ikut-ikutan," sahut Sahila langsung kesal.
" Sudahlah, Rangga bagaimana apa semuanya lancar?" tanya Danu mewanti-wanti tugas yang di berikannya ke pada anaknya.
" Aman pa, tenang saja. Lusa Monika akan syuting promosi. Jadi aman," sahut Rangga dengan pedenya.
" Kamu yakin?" tanya Danu ragu.
" Yakin papa tenang saja, semuanya akan baik-baik saja," jawab Rangga yakin 100% karena dia sudah mati-matian membujuk Monika.
" Baguslah seperti itu. Jadi semuanya bisa berjalan dengan lancar," sahut Danu merasa lega.
**********
Universitas Lexus.
Pagi ini Kiara berkunjung ke universitas Lexus menemui langsung ketua yayasannya Clarissa Olivia Winata Winata. Kiara sudah duduk di depan Clarissa.
" Bagaimana Kiara, masih ingin berpikir?" tanya Clarissa setelah berdiskusi dengan Kiara.
" Aku sudah mengatakan. Aku tidak akan ikut ujian. Aku juga tidak tertarik untuk melanjutkan kuliah jika itu masih ujungnya Lexus," sahut Kiara yang memang bicara apa adanya tidak peduli wanita yang di hadapinya itu adalah anak dari pemilik Group Lexus.
Clarissa menarik napasnya panjang dan membuangnya perlahan lalu berdiri.
" Baiklah, kamu tidak perlu mengikuti ujian. Kamu cukup masuk di sini. Aku akan pertimbangkan jika kamu mendapat di sini," sahut Clarisa. Kiara adalah murid yang selau di tanganinya. Dia juga sudah tau sifat Kiara seperti apa.
" Aku tidak kuliah di sini," tegas Kiara mengulang sekali lagi.
" Jadi kamu mau kuliah di mana, bukannya kamu sudah mendaftar beasiswa di mana-mana dan tidak di terima. Baik di Luar Negri maupun di Indonesia. Beasiswa kamu tidak akan keterima," tegas Clarissa.
" Itu karena yayasan yang memprovokasi semua pihak Universitas agar aku tidak di terima," sahut Kiara yang mencurigai hal itu.
" Kamu menuduh kami," sahut Clarissa yang sudah berada di depan Kiara dengan pantatnya yang menempel ke atas meja dan tangan yang di silangkan di dadanya
" Kalau bukan kalian siapa lagi," sahut Kiara dengan yakin.
" Kiara kamu dengar ya, kamu memang murid paling pintar di antara orang lain. Tidak ada yang bisa meragukan otak kamu. Kamu di Do dari Paris hal itu yang menyebabkan kamu tidak akan bisa mengikuti beasiswa di manapun Luar atau dalam Negeri. Karena kamu di Do karena nilai turun," tegas Clarisa.
" Walau aku tau kamu sengaja melakukan itu, jadi kamu jangan berpikiran jika kami ikut-ikutan memprovokasi kampus lain," sahut Clarissa menekankan. Kiara hanya melihat Clarissa tanpa bicara.
" Jadi kamu tidak punya pilihan lain. Selain di Universitas Lexus melanjutkan kuliah kamu. Karena tidak mungkinkan orang seperti kamu tidak melanjutkan kuliah," ucap Clarissa.
" Baiklah, kalau begitu aku tidak akan mengikuti jalur beasiswa. Selesaikan," sahut Kiara yakin.
" Kamu mau Kuliah di kampus lain," tebak Clarissa. Kiara diam seakan mengatakan iya.
" Kamu taukan jika kamu kuliah di Universitas lain. Kamu hanya akan mengulang lagi. Memang kamu tidak malu. Dan apa kamu tidak malu juga kalau kamu akan pindah kekampus lain di bawah Lexus hanya karena ke egoisan kamu saja," sahut Clarissa yang benar-benar kesal dengan keras kepalanya Kiara.
" Kalau begitu aku akan masuk Universitas luar Negri tanpa beasiswa. Dan Universitas di atas Lexus," sahut Kiara menantang.
" Kamu pikir Universitas luar negri itu Murah," sahut Clarissa, " sudahlah Kiara, kamu tau tidak seorang Clarissa ketua Yayasan Universitas memohon kepada kamu untuk berada di kampus ini, apa susahnya, jadi jangan terus menolak. Kamu harus tau kamu dari dulu selalu di istimewakan. Beasiswa yang kamu terima melebihi kelas VIP," tegas Clarissa.
Kiara berdiri mendengar ocehan Clarissa yang tidak bermutu.
" Benarkah, lalu setelah lulus dari Lexus. Kalian memperkerjakanku di Lexus juga. Terus seperti itu. Sampai mati baru lepas dari Lexus. Apa salahnya jika siswa yang dari SMA Lexus bisa kuliah di mana-mana. Aku tidak mendaftar beasiswa di Universitas Lexus. Tapi pihak sekolah yang langsung memasukkan jalur itu," sahut Kiara kesal.
" Jadi maaf, aku tidak akan melanjutkan kuliah Di Lexus lagi," tegas Kiara sekali lagi.
" Kamu sebenci itu sama group Lexus," sahut Clarissa.
" Dan kalian segitu inginnya aku menjadi babu di Lexus," sahut Kiara.
" Kiara kamu itu jangan salah paham terus. Seharusnya kamu itu bersyukur di beri kemudahan dibandingkan orang lain yang mati-matian untuk sekolah di Lexus," sahut Clarissa.
" Bersyukur, aku justru sangat menyesal jika memulai sekolah di Lexus," tegas Kiara langsung pergi. Malas berdebat dengan Clarissa.
" Heyyy, tunggu dulu," panggil Clarisa.
Langkah Kiara berhenti di depan pintu bukan karena suara panggilan Clarissa tetapi karena Kevin yang berdiri di depan pintu.
Kiara dan Kevin saling melihat sebentar lalu Kiara melanjutkan langkahnya dan pergi. Kevin pun melanjutkan langkahnya memasuki ruangan Clarissa yang sekarang Clarissa memijat kepalanya frustasi menghadapi Kiara.
Baginya menghadapi Kiara hanya akan menguras tenaganya tanpa mendapatkan hasil.
" Kakak mengenalnya?" tanya Kevin duduk di kursi tempat Kiara tadi duduk. Kevin melihat dokumen yang di depannya terdapat foto wanita yang sering di temuinya.
" Bagaimana tidak mengenalnya, bocah itu selalu saja banyak tingkah, keras kepala. Tidak mau mendengarkan orang lain," oceh Clarissa duduk dengan terus memijat kepalanya yang semakin berat.
Bersambung
Hay para leader pertama ingin mengucapkan terima kasih yang sudah mampir dan sering suport novel-novel aku yang lain.
Ini novel terbaru aku. Aku hanya banyak belajar. Dan membuat novel semenarik mungkin dengan alur cerita yang berbeda-beda. Semoga di sukai dan masuk selera masing-masing.
Jangan lupa terus kasih suport, Vote. like koment dan jadiin favorite kalian. Terima kasih untuk semuanya aku tunggu koment dan sarannya ya
Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments