Part 5 Keluarga Danu Bramana.

Rangga memang bernasib sial sudah jidat nya di jitak. Sekarang telinganya. Salahnya sendiri sih. Usil dengan papanya. Dia pun baru bisa memakan kue buatan sang mama.

" Pa, bukannya harus bulan depan ya, peresmian hotel Lexus," sahut Rangga yang juga ikut bekerja di perusahaan tempat papanya bekerja. Di bagian perancangan.

" Tiba-tiba pak Arya memberi kabar. Katanya di percepat 2 Minggu lagi. Bagaimana papa tidak pusing. Papa bahkan belum menemukan model yang cocok untuk promosi hotel," keluh Danu yang sampai detik ini belum mendapatkan solusi dari masalahnya.

" Hmmmm, papa tenang saja, soal itu serahkan kepada Rangga. Rangga banyak kenal aktris dan model terkenal. Rangga akan mencari yang terbaik dan hasilnya akan memuaskan," sahut Rangga mencoba membantu.

" Apa papa bisa percaya dengan kamu?" Tanya Danu ragu.

" Apa aku pernah mengecewakan papa?" tanya balik Rangga dengan menantang.

Harus di akui Danu. Putra pertamanya itu memang selalu bekerja dengan baik. Jika tidak mungkin group lexus sudah menendangnya.

" Oke baiklah, tapi secepatnya," sahut Danu memberi kesempatan Rangga untuk membantunya.

Lumayan meringankan pekerjaannya. Sementara dia bisa mengerjakan hal yang lain.

" Sip, santai," sahut Rangga yakin kembali mengunyah kue buatan sang mama.

" Aku pulang," sahut Rachel yang pulang dari tempat hangout nya.

" Pulang itu salam, bukan aku pulang," sahut Rangga yang dengan nada menyindir.

" Syirik aja," jawab Rachel yang mencium punggung tangan papanya dan mamanya. Lalu duduk di samping papanya. Mengeluarkan ponselnya dan fokus melihat ponsel itu.

" Mana kunci mobil sini?" tanya Rangga.

" Nih," sahut Rachel tidak ikhlas meletakkan di atas meja.

" Ya sudah Rangga pergi, dulu," ucap Rangga.

" Mau kemana kamu?" tanya Sahila.

" Biasa ma, nongkrong," sahut Rangga santai.

" Rachel, baru pulang dan sekarang kamu yang pergi. Apa tidak bisa di rumah saja," oceh mamanya dengan kelakuan anaknya.

" Mah, ini itu malam Minggu, ini waktunya kencan," jawab Rangga dengan santainya.

" Kencan-kencan dari mana," desis Sahila kesal.

" Sudah aku pergi dulu," ucap Rangga pamit.

" Aku dulu, aku dulu," baru ingin berdiri sekarang rumah itu kembali ricuh dengan 2 bocah remaja.

Siapa lagi jika bukan Ziva dan Zavier anak kembar yang berusia 17 tahun itu sekarang sedang lari-larian saling mendahului menuruni anak tangga tanpa ada rasa takut jatuh.

" Ziva, Zavier pelan-pelan nanti kalian jatuh," teriak Sahila melihat kelakuan anak kembarnya itu yang selalu saja bertengkar di setiap kesempatan.

Ziva dan Zavier berlari dan berdiri di depan Rangga dengan saling mendahului.

" Apa?" tanya Rangga ketus yang sudah yakin jika ke-2 adiknya itu. Pasti ada maunya.

" Kak, pliss antar aku nonton konser. Ini sudah terlambat pliss kak," ucap Ziva memohon agar di antar oleh kakaknya.

" Tidak kak," Zavier langsung menggeser Ziva dan berdiri di depan Ziva.

" Tidak kak, kakak harus mengantarku, kelapangan bola, aku harus bertanding hari ini," sahut Zavier yang juga memohon.

" Tidak kak, aku duluan," sahut Ziva menggeser Zavier

" Tidak aku duluan," sahut Zavier lagi menggeser Ziva.

Hal itu terus mereka lakukan. Sementara Sahila, Danu, Rachel sudah terbiasa melihat situasi itu mereka hanya geleng-geleng.

" Ziva, Zavier sudah jangan ribut," Sahila harus mengambil alih untuk menenangkan anak kembarnya itu.

Sementara Rangga hanya diam saja. Dia akan menunggu tawaran yang paling bagus dulu.

Rangga memang selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan siapa tawarannya yang menggiurkan itulah yang akan di turutinya.

" Ma, aku aku harus melihat konser, tiketnya akan hangus. Jika telat sedikit saja," rengek Ziva.

" Aku juga harus pergi, itu lebih penting," sahut Zavier tidak mau kalah.

Sementara Rachel yang fokus pada Hanphonenya hanya geleng-geleng, sudah terbiasa dengan kelakuan adik kembarnya yang memang terus seperti itu.

" Sudah cukup, kalian jangan bertengkar terus, Rangga kamu antar Ziva dulu baru Zavier," sahut Sahila mengambil jalan tengah. Ziva tersenyum mendengarnya.

" Tidak bisa ma, Zavier bisa telat," berontak Zavier.

Rangga mulai garuk-garuk kepala. Setelah ini pasti akan ada yang ngambek.

" Ya sudah kamu antar, Zavier baru Ziva," sahut Sahila mengubah perkataannya.

" Tidak bisa mah, konsernya bisa tutup," brontak Ziva.

" Pokoknya Zavier duluan," sahut Zavier menegaskan.

" Tidak bisa, harus Ziva," sahut Ziva tetap kekeh.

" Zavier,"

" Ziva,"

" Zavier,"

" Ziva,".

" Kalian ber-2 kembali kekamar," sahut Danu dengan nada sedikit keras.

" Papa," sahut serentak Ziva dan Zavier yang langsung merengek.

" Tidak ada yang mau mengalah sih, jadi tau sendiri akibatnya," sahut Rachel yang masih fokus pada ponselnya.

" Kalian berdua, jika sudah tau akan pergi. Seharusnya lebih cepat. Agar jadwal kalian tidak bertabrakan. Jadi tidak seperti ini, kebiasaan," ucap Danu kesal.

Zavier dan Ziva hanya menunduk dengan wajah yang sama-sama merengut.

" Oke sudah kan tidak ada yang mau berangkat jadi saya otw dulu," ucap Rangga berdiri.

Memutar-mutarkan kunci mobilnya di jari telunjuknya berjalan dengan langkah yang santai.

" Kakak," lirih Ziva dengan kesal.

" Sudah Ziva, sana kamu masuk kamar, kamu juga Zavier, kalian belajar," ucap Sahila.

" Mama ini kan malam Minggu, ini waktu santai untuk para anak sekolah. Bukan belajar," protes Ziva.

" Terus mau ngapain," sahut Rachel. " Tuh Kak Rangga sudah pergi, siapa yang mau anterin kalian, makanya jangan pada keras kepala," sahut Rachel ikut emosian.

" Issssss, gara-gara kamu sih," ucap Ziva menyalahkan Zavier.

" Apaan," sahut Zavier.

" Kamu harus mengalah, kamu cowok," sambar Ziva.

" Kamu yang lebih besar," sahut Zavier tidak mau kalah.

" Kamu lah," sambar Ziva lagi.

" Kamu lah," sahut Zavier lagi.

" Kalian kekamar!" bentak Danu.

" Sudah sana naik, kekamar masing-masing," bujuk Sahila.

Ziva menghentakkan kakinya. Kesal karena tidak jadi pergi menonton konser. Lalu pergi kekamarnya dengan penuh kekecewaan.

" Kamu masih mau di sini?" tanya Rachel pada Zavier.

" Hhhhhhh, padahal ini sangat penting," sahut Zavier dengan tidak bersemangat nya meninggalkan ruang tamu dan masuk kekamarnya.

" Dasar pada keras kepala sih," desis Rachel.

" Ya sudah Rachel mau kekamar dulu," ucap Rachel berdiri.

" Rachel, kamu sudah telpon Kiara?" tanya Danu.

" Iya Pa, nanti Rachel telpon. Rachel naik ke atas dulu," ucap Rachel pamit.

Ke-2 orang tuanya mengangguk.

" Kiara jadi pulang Pa?" tanya Sahila pada suaminya.

" Dia memang harus pulang, dia sudah di Do. Bulan kemarin. Tetapi masih kekeh berada di Paris.

" Mungkin dia ingin mencari kampus lain, untuk melanjutkan kuliahnya," sahut Sahila.

" Anak itu memang keras kepala, sudah untuk bisa kuliah ditempat yang layak. Malah mencari masalah. Dan sampai sekarang malah mempertahankan diri di sana. Padahal masih ada kesempatan untuk mengambil beasiswa nya. Tetapi tetap tidak mau," ucap Danu yang memang harus sabar menghadapi Putri ke-3 nya.

" Mas, biarlah Kiara melakukan apa yang ingin di lakukannya. Jika dia lelah dia pasti akan mengalah. Aku yakin Kiara tau mana yang terbaik untuknya," ucap Sahila yang mencoba memahami semua sifat anak-anaknya.

" Kamu benar, Kiara memang jauh berbeda dengan yang lainnya. Ambisinya terlalu tinggi. Semoga saja ketika kembali ke Indonesia dia bisa mendapatkan apa yang dia mau," sahut Danu dengan penuh harapan.

Memiliki 5 anak memang membuat Danu harus bekerja keras lebih giat. Agar semua anak-anaknya mendapatkan kehidupan yang layak.

Rangga Ardana Bramana putra pertamanya yang yang berusia 28 tahun yang sekarang bekerja di group Lexus bagian perancangan meski sudah tua. Tetapi lihatlah kelakuannya seperti anak kecil yang pekerjaannya usil terus.

Rachel Amanda Bramana putri ke-2 nya yang berusia 25 tahun. Yang sekarang hanya bekerja toko kue kecil-kecilan milik keluarganya.

Kiara Ofelius Aletta Bramana Putri ke-3 nya yang berusia 19 tahun yang kuliah di Paris.

Ziva Zelina Bramana dan Zavier Zelin Bramana anak terakhirnya yang kembar. Yang sekarang masih menempuh sekolah menengah atas di Internasional Lexus di Jakarta.

************

Paris

Hotel Lexus

Dengan lesuh Kiara menurunkan hanphone dari telinganya. Setelah menerima telpon dari kakanya. Kiara meletakkan ponselnya di samping kopernya yang masih terbuka di atas tempat tidur.

" Aduhhhhh wajahnya di tekuk terus, bukannya ini ya mau kamu selama ini," sahut Bella yang terbaring telungkup di atas tempat tidur sambil bermain game dengan serius.

Kiara kembali melanjutkan pekerjaannya menyusun barang-barangnya ke dalam koper. 2 tahun di Paris harus membuat Kiara pulang kampung. Karena bulan lalu di deportasi dari kampusnya.

" Iya ini memang mau nya aku, ke luar dari kampus Lexus sialan itu," sahut Kiara dengan kesal membenarkan perkataan sahabatnya. Yang sama-sama orang Indonesia dan kuliah di tempat yang sama.

" Lalu kenapa sedih Kiara?" tanya Bella.

" Aku tidak sedih, aku justru bahagia, karena bisa keluar dari Lexus. Aku akan buktikan jika aku bisa sukses tanpa naungan dari Lexus tidak ada nama-nama Lexus," ucapnya dengan yakin.

" Tapi aku melihat kamu, seperti tidak bersemangat," ucap Bella melihat wajah murung sahabatnya.

" Aku hanya menyayangkan Semuanya tidak sesuai rencana. Oke aku berhasil ke luar dari kampus Lexus. Meski caranya di DO. Tapi aku pikir setelah keluar dari Lexus. Aku bisa mendapatkan kampus baru dengan mengandalkan beasiswa. Ternyata tidak semudah itu," jawab Kiara dengan wajah lesuhnya.

" Belum lagi saat kembali ke Indonesia aku akan di bully saudara-saudaraku. Mereka akan mengejekku, karena aku di Do dari kampus. Padahalkan aku sendiri yang membuat diriku di Do," lanjut Kiara yang sudah tau saat pulang ke Indonesia dia pasti di ejek.

...Kiara Ofelius Aletta Bramana...

Bersambung

Hay para leader pertama ingin mengucapkan terima kasih yang sudah mampir dan sering suport novel-novel aku yang lain.

Ini novel terbaru aku. Aku hanya banyak belajar. Dan membuat novel semenarik mungkin dengan alur cerita yang berbeda-beda. Semoga di sukai dan masuk selera masing-masing.

Jangan lupa terus kasih suport Vote. like koment dan jadiin favorite kalian. Terima kasih untuk semuanya aku tunggu koment dan sarannya ya

Terima kasih...

Episodes
1 Part 1 Kunjungan Aroma.
2 Part 2 Grup Lexus.
3 Part 3 Kultur
4 Part 4 Keusilan
5 Part 5 Keluarga Danu Bramana.
6 Part 6 Pertemuan ke-2
7 Part 7 Melihatnya dalam ke anehan
8 Episode 8 kepulangan yang sial
9 Part 9 1 pesawat
10 Episode 10 Bersama Di pesawat.
11 Part 11 Minginjak kan tanah kelahiran.
12 Part 12 Mengetahui.
13 Episode 13 Membenci Lexus
14 Episode 14 Kiara
15 Part 15 Sarapan meneyebalkan
16 Part 16 bertemu kembali
17 Part 17 Pemberian Pertama
18 Part 18 Terjebak
19 Part 19 Hal yang tidak terduga.
20 Part 20 salah tingkah.
21 part 21 berharap melupakan.
22 Pert 22 Bergosip mengenai tetangga.
23 Part 23 Insiden Di perpustakaan.
24 Part 24 Pemberian ke-2.
25 part 25 bertemu
26 Episode 26
27 Part 27 Mengetes
28 Part 28 Bekerja Sama.
29 Part 29 peresmian Hotel Lexus
30 Part 30
31 Part 31 Setengah sadar
32 Part 32 tidak sadarkan diri.
33 Pert 33 Dalam pengaruh obat.
34 Part 34 mengetahui sesuatu.
35 Part 35 Semakin mendekat
36 Part 36. Mendapat teguran
37 Part 37
38 Part 38 Membuat penasaran
39 Part 39 akhirnya bertemu.
40 Part 40 Hujan bersama.
41 Part 41 Perdebatan Kevin dan Kiara.
42 Part 42 benar-benar marah
43 Part 43 Memojokkan
44 Part 44 Di Cegat.
45 Part 45 Jujur dengan kenyamanan
46 Part 46 Kembali berduaan
47 Part 46 Pergi bersama.
48 Part 48 menonton bersama.
49 Part 49 Hampir ketahuan.
50 Part 50 Waktu bersama.
51 Part 51 Mencurigai Kevin
52 Part 52 pemakaman
53 Part 53 masuk rumah sakit
54 Part 54 Khawatir
55 Part 55 Melihat gebetan ujian
56 Part 56 Mulai cemburu
57 Part 57 Perasan yang aneh
58 Part 58 Rasa kagum yang terucap
59 Part 59 Mencoba bertanya
60 Part 60 Mawar putih
61 Part 61 Keracunan
62 Part 62 Kehilangan fokus
63 part 63 masa lalu
64 Part 64 persiapan Ke Paris.
65 Part 65 Mengatakan perasaan.
66 Part 66 cemburu yang tidak bisa diucapkan.
67 Part 67 Cemburu yang tidak bisa dikatakan
68 Part 68 Berangkat
69 Part 69 Insiden pesawat
70 Part 70 Mengungkap isi hati
71 Part 71 makan bersama
72 Part 72 Makan malam bersama
73 Part 73 teror
74 Part 74 Reunian.
75 Part 75 Pemberian
76 Part 76 Cemburu.
77 Part 77 mencarinya.
78 Part 78 Ciuman pertama
79 Part 79 mengajak pergi.
80 Part 80 Malu di depan Kevin.
81 Part 81 Cemburu
82 Part 82 mengajak ke Amerika
83 Part 83 otw Amerika.
84 Part 84 sampai
85 Part 85 1 kamar
86 Part 85 Membuatnya kaget
87 Part 87 jalan bersama
88 Part 88 Kiss
89 Eps 89 Saling meminta maaf
90 Part 90 wanita yang memeluknya
91 Part 91
92 Part 92 kepikiran
93 Part 93 Hal Yang berat.
94 Part 94 Masih menunggu telpon
95 Part 95 Hati yang harus terluka
96 Part 96 Hubungan yang tanda tanya
97 Part 97 pertemuan di Restaurant.
98 Part 98 berakhirnya.
99 Part 99 Ketakutan.
100 Part 100 mencoba membujuk
101 Pary 101 hal mengejutkan.
102 Part 102 Hasil Tes medis.
103 Part 103 perbedaan status sosial
104 Part 104 melihat dengan mata kepala.
105 Part 105 Luapan Amara
106 Part 106 Menyalahkan diri sendiri
107 Part 107 Tidak akan melepas
108 Part 108 Membawa
109 Part 108 mengungkap perasaan
110 Part 109. Masih ingin berduaan
111 Part. 110 peringatan
112 Part 111 Di Tegur.
113 Part. 112
114 Part 113 sarapan romantis.
115 Part 114 Kencan didalam mobil
116 Part 115 Mengetahui
117 Part 115 Terjebak.
118 Part 116 Sandy.
119 Part 117 memberi kenyamanan.
120 Part 118 Bertemu mertua.
121 Part 119 Makan bersama
122 Part 120 Sandy dan Clarissa.
123 Part 121. Melamar
124 Part 122 berpamitan.
125 Part 123 Bucin bersama.
126 Part I24.
127 Part. Mencoba menyelidiki
128 Part 126 saling merindukan.
129 Part.
130 Part 127.
131 Part 128
132 Part 129. Melepas Rindu.
133 Part 130 Masih melepas rindu.
134 Part 130. Sarapan pertama.
135 Part 131.
136 Part 132 Panas
137 Part 133 mengetahui.
138 Part 134 jujur
139 Part 135 bertemu.
140 Part 136. Obrolan Winata.
141 par 137 masalah yang banyak.
142 Part 138 undangan.
143 Part 139 nekat datang.
144 Part 140 kaget.
145 Pari 141 Menantang
146 Part 142 memilihnya
147 Part 143 memarahinya.
148 Part 144 membahas.
149 Part 145 Kebohongan Haria.
150 Part 146 Hukuman Haria.
151 Part 147 Memilihnya.
152 Part 148 Kebijakan orang tua
153 Part 149 meminta restu.
154 Part 150 Kendala.
155 Part 151 keputusan.
156 Part 156 Perpisahan yang menyakitkan.
157 Part 157 sad.
158 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Part 1 Kunjungan Aroma.
2
Part 2 Grup Lexus.
3
Part 3 Kultur
4
Part 4 Keusilan
5
Part 5 Keluarga Danu Bramana.
6
Part 6 Pertemuan ke-2
7
Part 7 Melihatnya dalam ke anehan
8
Episode 8 kepulangan yang sial
9
Part 9 1 pesawat
10
Episode 10 Bersama Di pesawat.
11
Part 11 Minginjak kan tanah kelahiran.
12
Part 12 Mengetahui.
13
Episode 13 Membenci Lexus
14
Episode 14 Kiara
15
Part 15 Sarapan meneyebalkan
16
Part 16 bertemu kembali
17
Part 17 Pemberian Pertama
18
Part 18 Terjebak
19
Part 19 Hal yang tidak terduga.
20
Part 20 salah tingkah.
21
part 21 berharap melupakan.
22
Pert 22 Bergosip mengenai tetangga.
23
Part 23 Insiden Di perpustakaan.
24
Part 24 Pemberian ke-2.
25
part 25 bertemu
26
Episode 26
27
Part 27 Mengetes
28
Part 28 Bekerja Sama.
29
Part 29 peresmian Hotel Lexus
30
Part 30
31
Part 31 Setengah sadar
32
Part 32 tidak sadarkan diri.
33
Pert 33 Dalam pengaruh obat.
34
Part 34 mengetahui sesuatu.
35
Part 35 Semakin mendekat
36
Part 36. Mendapat teguran
37
Part 37
38
Part 38 Membuat penasaran
39
Part 39 akhirnya bertemu.
40
Part 40 Hujan bersama.
41
Part 41 Perdebatan Kevin dan Kiara.
42
Part 42 benar-benar marah
43
Part 43 Memojokkan
44
Part 44 Di Cegat.
45
Part 45 Jujur dengan kenyamanan
46
Part 46 Kembali berduaan
47
Part 46 Pergi bersama.
48
Part 48 menonton bersama.
49
Part 49 Hampir ketahuan.
50
Part 50 Waktu bersama.
51
Part 51 Mencurigai Kevin
52
Part 52 pemakaman
53
Part 53 masuk rumah sakit
54
Part 54 Khawatir
55
Part 55 Melihat gebetan ujian
56
Part 56 Mulai cemburu
57
Part 57 Perasan yang aneh
58
Part 58 Rasa kagum yang terucap
59
Part 59 Mencoba bertanya
60
Part 60 Mawar putih
61
Part 61 Keracunan
62
Part 62 Kehilangan fokus
63
part 63 masa lalu
64
Part 64 persiapan Ke Paris.
65
Part 65 Mengatakan perasaan.
66
Part 66 cemburu yang tidak bisa diucapkan.
67
Part 67 Cemburu yang tidak bisa dikatakan
68
Part 68 Berangkat
69
Part 69 Insiden pesawat
70
Part 70 Mengungkap isi hati
71
Part 71 makan bersama
72
Part 72 Makan malam bersama
73
Part 73 teror
74
Part 74 Reunian.
75
Part 75 Pemberian
76
Part 76 Cemburu.
77
Part 77 mencarinya.
78
Part 78 Ciuman pertama
79
Part 79 mengajak pergi.
80
Part 80 Malu di depan Kevin.
81
Part 81 Cemburu
82
Part 82 mengajak ke Amerika
83
Part 83 otw Amerika.
84
Part 84 sampai
85
Part 85 1 kamar
86
Part 85 Membuatnya kaget
87
Part 87 jalan bersama
88
Part 88 Kiss
89
Eps 89 Saling meminta maaf
90
Part 90 wanita yang memeluknya
91
Part 91
92
Part 92 kepikiran
93
Part 93 Hal Yang berat.
94
Part 94 Masih menunggu telpon
95
Part 95 Hati yang harus terluka
96
Part 96 Hubungan yang tanda tanya
97
Part 97 pertemuan di Restaurant.
98
Part 98 berakhirnya.
99
Part 99 Ketakutan.
100
Part 100 mencoba membujuk
101
Pary 101 hal mengejutkan.
102
Part 102 Hasil Tes medis.
103
Part 103 perbedaan status sosial
104
Part 104 melihat dengan mata kepala.
105
Part 105 Luapan Amara
106
Part 106 Menyalahkan diri sendiri
107
Part 107 Tidak akan melepas
108
Part 108 Membawa
109
Part 108 mengungkap perasaan
110
Part 109. Masih ingin berduaan
111
Part. 110 peringatan
112
Part 111 Di Tegur.
113
Part. 112
114
Part 113 sarapan romantis.
115
Part 114 Kencan didalam mobil
116
Part 115 Mengetahui
117
Part 115 Terjebak.
118
Part 116 Sandy.
119
Part 117 memberi kenyamanan.
120
Part 118 Bertemu mertua.
121
Part 119 Makan bersama
122
Part 120 Sandy dan Clarissa.
123
Part 121. Melamar
124
Part 122 berpamitan.
125
Part 123 Bucin bersama.
126
Part I24.
127
Part. Mencoba menyelidiki
128
Part 126 saling merindukan.
129
Part.
130
Part 127.
131
Part 128
132
Part 129. Melepas Rindu.
133
Part 130 Masih melepas rindu.
134
Part 130. Sarapan pertama.
135
Part 131.
136
Part 132 Panas
137
Part 133 mengetahui.
138
Part 134 jujur
139
Part 135 bertemu.
140
Part 136. Obrolan Winata.
141
par 137 masalah yang banyak.
142
Part 138 undangan.
143
Part 139 nekat datang.
144
Part 140 kaget.
145
Pari 141 Menantang
146
Part 142 memilihnya
147
Part 143 memarahinya.
148
Part 144 membahas.
149
Part 145 Kebohongan Haria.
150
Part 146 Hukuman Haria.
151
Part 147 Memilihnya.
152
Part 148 Kebijakan orang tua
153
Part 149 meminta restu.
154
Part 150 Kendala.
155
Part 151 keputusan.
156
Part 156 Perpisahan yang menyakitkan.
157
Part 157 sad.
158
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!