Part 4 Keusilan

Penghuni meja makan itu serentak mengambil sapu tangan yang sudah di sediakan di samping mereka masing-masing. Selesai makan mereka melap mulut mereka masing-masing.

" Bagaimana saras apa prosesnya, ada perkembangan?" tanya Winata.

Ketika selesai makan Winata baru membuka obrolan.

Saras yang mengerti maksud dari papa mertuanya menelan salavinanya. Tangan kirinya memegang erat bajunya. Suaminya di sampingnya memegang tangan istrinya untuk menenangkannya.

" Masih sama pa, Saras akan berusaha lagi," sahut Saras dengan bibir bergetar.

" Kamu ini bagaimana, seorang Dokter tidak bisa mengurus rahim sendiri. Apa kamu lupa pernikahan kamu sudah 2 tahun. Seharusnya kalian sudah memiliki ke turunan, tapi apa sampai sekarang tidak ada juga," sahut Winata dengan sinis. Berbicara pasti tidak memiliki perasaan.

Hal itu pasti membuat mata Saras berkaca-kaca. Sakit hati pasti dengan perkataan mertuanya. Karena dirinya yang belum juga menikah.

" Iya pa, Saras akan lebih berusaha lagi," sahut Saras yang terus menunduk dengan bibir bergetar.

" Jika kamu tidak bisa berusaha. Biarkan suami kamu yang berusaha. Di luar sana banyak wanita yang bisa memiliki ke turunan. Untuk apa memaksakan kamu. Saya juga dulu sudah menikahi mariana. Baru Ibunya Alex bisa memiliki anak. Jadi jangan membuang-buang waktu," jelas Winata berbicara tanpa ampun.

Sakit pasti. Dan pasti Saras sudah tau apa maksudnya. Papa mertuanya itu akan menyuruh suaminya menikah lagi. Agar secepatnya memiliki keturunan. Itu juga bukan pertama kali di dengarnya dari mulut pedas mertuanya itu.

" Mas, biarkan Alan dan Saras berusaha sedikit lagi. Kasih mereka kesempatan," sahut Janika yang tau perasaan menantunya.

" Kesempatan ada batasnya. Jadi jangan biarkan kesempatan itu hilang, lakukan yang terbaik. Sebelum kamu menikahi Alan, kamu sudah tau resiko menjadi bagian dari keluarga ini. Jika ada yang tidak beres denganmu," sahut Winata dengan ketus.

" Baik Pa," jawab Saras dengan bibir bergetar. Sementara yang lainnya hanya diam. Tanpa ada yang berani mengeluarkan pendapat. Tetapi mungkin di hati masing-masing sangat dongkol dengan perkataan papanya.

" Bagaimana dengan universitas Lexus apa ada masalah Clarissa?" tanya Winata yang sekarang giliran Clarissa.

" Tidak Pa, hanya saja 1 mahasiswi dari Indonesia yang kuliah di universitas Lexus yang di paris. Di deportasi bulan kemarin," sahut Clarissa.

Dia memang harus melaporkan hal se detail itu kepada papanya. Karena Winata suka informasi yang lengkap.

" Apa dia merupakan mahasiswi beasiswa juga?" tanya Winata.

" Benar Pa, nilainya turun dan yayasan mengambil keputusan memberhentikannya dari kampus," jelas Clarissa.

" Anak sekarang di beri kesempatan tidak pernah memanfaatkan," gumam Winata yang menyayangkan beasiswa seorang murid harus berhenti karena memiliki nilai yang menurun.

" Apa dia tidak mengikuti ujian lagi, agar bisa mendapatkan beasiswanya lagi. Lexus selalu memberi 1 kesempatan. Kepada siapapun?" tanya Winata.

" Tidak Pa, dia memilih untuk tidak mengikuti ujian. Dan membiarkan kesempatan itu hilang," jawab Clarissa.

" Diberi kesempatan di sia-siakan, mau jadi apa anak itu," desis Winata yang menurutnya masiswi seperti itu sangat bodoh.

Orang-orang di luar sana mati-matian berusaha menjadi salah satu murid di Universitas Lexus. Meski banyak duit belum tentu bisa di terima. Karena Universitas Lexus juga mengandalkan otak.

" Lalu kamu Evan bagaimana Perusahaan yang lainnya apa ada masalah?" tanya Winata yang sekarang giliran Evan.

" Tidak, Pa, semuanya baik-baik saja," jawab Evan singkat.

Jika ada masalah dia pun lebih baik diam. Karena dia tidak seperti yang lainnya punya nyali tinggi mendengarkan kemarahan papanya.

" Baiklah, Evan dan kamu Alex terus tangani dengan benar, beberapa proyek besar di grup Lexus!" Perintah Winata.

" Baik pa," jawab mereka serentak.

" Kevin, papa dengar kamu memajukan jadwal peresmian Hotel yang baru. 2 Minggu lebih cepat?" tanya Winata yang baru menerima laporan dari Danu yang merupakan pemegang proyek tersebut.

" Benar pa," jawab Kevin.

" Kamu taukan semuanya harus sempurna, apa kamu yakin?" tanya Winata.

" Iya Pa," jawab Kevin yakin.

" Baiklah, papa serahkan sama kamu, papa percaya kamu bisa mengatasinya," ucap Winata. Kevin mengangguk.

" Jam berapa keberangkatan kamu?" tanya Winata yang pasti hafal jadwal Putranya untuk ke Paris.

" Jam 10 Pa," jawab Kevin.

" Baiklah, persiapkan dengan baik dan hati-hati," ucap Winata.

" Iya Pa," jawab Kevin.

" Alana bagaimana sekolah kamu?" tanya Winata pada Putri bungsunya.

" Baik-baik saja pa," sahut Alana dengan menundukkan kepalanya.

" Kenapa tidak masuk les kemarin?" tanya Winata yang pasti tau se detail apapun tentang anak-anaknya.

Mariana yang melihat itu langsung mengusap lengan suaminya.

" Mas, Alana sedang tidak enak badan makanya tidak les," ucap Marian membela putrinya.

" Benar itu Saras?" tanya Winata pada menantunya yang merupakan Dokter.

" Iya pa, maag Alana kambuh," jawab Saras.

" Makanlah dengan benar, jangan menyia-nyiakan makanan yang sudah di siapkan. Kamu mengerti. Gara-gara pola makan kamu yang tidak beres. Lihatlah akibatnya kamu ketinggalan 1 pelajaran yang akan mengantarkan masa depan kamu," ucap Winata dengan sinis.

Tidak ada kata lembut, untuk anak yang suka mencari alasan. Dia sangat membenci hal itu. Membenci anak yang bermalas-malasan. Meski kaya sejak lahir, bukan berarti anak-anak Winata harus di manjakan.

" Baik pa," jawab Alana gugup.

" Baiklah semoga semuanya lancar, ingat jangan ada yang mencoba melanggar peraturan keluarga Mitra," ucap Winata dengan tegas

Clarissa mendengarnya menelan salavinanya. Dia memang harus lebih berhati-hati. Atas apa yang di lakukannya tanpa sepengetahuan papanya.

" Iya Pa," jawab mereka serentak. Setelah cukup berbicara. Akhirnya Winata pun berdiri dan pergi meninggalkan meja makan.

" Ayo sayang," ajak Alex pada istrinya yang masih sedih.

" Jangan terlalu memikirkan perkataan papamu, itu akan membuatmu semakin steres," ucap Janika pada menantunya memberi semangat.

" Iya ma," jawab Saras tersenyum tipis lalu pergi bersama suaminya meninggalkan meja makan.

Clarissa pun meninggalkan meja makan, di ikuti dengan Evan, Kevin dan Janika. Sementara Alana masih duduk di meja makan. Mariana menghampirinya.

" Sudah ayo, kamu harus tidur," ajak Mariana pada Putrinya yang begitu gelisah karena habis di marahi.

Alana pun berdiri mengangguk dan ikut pergi bersama mamanya. Setelah meja makan kosong. Para pelayan mulai membereskan meja makan.

*******************

Kediaman Danu Bramana.

Mendengar perubahan jadwal mengenai pembukaan hotel membuat Danu semakin frustasi. Dia bahkan belum mempersiapkan apa-apa.

Jika tidak sempurna. Hal ini bisa mempengaruhi pekerjaannya. Sudah hampir 35 tahun Danu mengabdikan diri di Grup Lexus.

Dan selama itu juga Belum pernah pekerjaannya mengecewakan dan mungkin kali ini pasti akan mengecewakan karena rencananya mengenai peresmian Hotel itu hilang.

Pria paruh baya itu duduk di ruang tamu dengan laptop yang di letakkan di kedua pahanya. Beberapa kali dia memijat kepalanya yang pusing karena memikirkan perencanaan peresmian hotel baru Lexus.

Rangga menuruni anak tangga dan melihat papanya yang tampak pusing. Rangga penasaran dengan apa yang di kerjakan papanya, dengan diam-diam berdiri di belakang papanya.

Mata Rangga terbelalak saat melihat layar laptop. Papanya melihat model-model cantik dengan pakaian seksi-seksi. Berpose dengan menggoda. Rangga bahkan menelan salavinanya saat melihat model-model tersebut.

" Oh My God," pekik Rangga menutup mulutnya dengan satu tangannya. Hal itu membuat papanya tersentak kaget.

" Rangga," desis kesal Danu dengan napas naik turun karena masih kaget dengan suara Rangga yang tiba-tiba.

" Apa yang papa lakukan, papa bosan sama mama, papa liat-liat foto cewek seksi," ucap Rangga dengan mata penuh curiga.

" Anak kurang ajar kamu ya," Danu langsung memukul tangan Rangga yang menuduhnya sembarangan.

" Ma, papa mau selingkuh, papa selingkuh," teriak Rangga yang mengadu seperti anak kecil berteriak membuat Danu kesal dengan putra pertamanya yang berusia 27 tahun tetapi kelakuan seperti anak kecil.

" Rangga!" pekik Danu menekan suaranya.

Sang istri Sahila datang dari dapur dengan membawakan nampan yang berisi secangkir kopi dan beberapa kue buatannya.

Rangga yang melihat ke datangan mamanya langsung mendekati mamanya dan memegang pundak mamanya.

" Ma, mama harus cegah. Sebelum semuanya terjadi. Papa ingin selingkuh. Rangga melihat sendiri. Papa melihat foto-foto wanita cantik," jelas Rangga dengan wajahnya yang serius.

" Tubuhnya sangat seksi-seksi," lanjutnya lagi memperagakan tangannya membentuk wanita yang seksi seperti gitar spanyol.

" Anak, gendek kamu ya," bukannya di tanggapi mamanya. Rangga mendapat jitakkan dari mamanya.

" Mama kok jadi pukul aku," sahut Rangga mengusap-usap dahinya.

Sahila pun tidak menanggapi anaknya yang selalu saja usil. Dia lebih memilih meletakkan nampan itu di atas meja dan memberikan suaminya secangkir kopi.

Lalu Sahila duduk di depan suaminya. Rangga pun mendekati mamanya dan duduk di sampingnya.

" Jadi mama setuju kalau papa, menikah lagi?" tanya Rangga tanpa dosa.

" Kamu ini benar-benar ya," sahut Danu semakin kesal dengan kelakuan Rangga. Sahila hanya geleng-geleng.

" Emang benar papa sedang melihat-lihat wanita-wanita seksi," sahut Rangga dengan yakin terus meyakinkan Sahila.

" Rangga papa itu lagi mencari model untuk promosi hotel Lexus. Hotel itu akan di buka 2 Minggu lagi. Kamu ini bikin papa tambah pusing saja," jelas Danu meneguk secangkir kopi buatan sang istri.

" Kenapa papa nggak bilang dari tadi," sahut Rangga menyalahkan papanya.

" Gimana papa mau bilang kalau kamu mengoceh terus," sahut Danu kesal.

" Iya sorry deh, lagi pula mana mau wanita-wanita itu sama papa. Papa sih sudah mulai keriput," ejek Rangga mengambil kue buatan sang mama.

" Rangga, kamu ini ya benar-benar, tidak ada sopannya sama papa kamu," ucap Sahila menarik kuping Rangga.

" Iya ampun ma, sakit," keluh Rangga.

Sahila baru melepaskan tangannya ketika mendengar putranya meminta ampun. Rangga mengosok-gosokan telinganya.

Bersambung

Hay para leader pertama ingin mengucapkan terima kasih yang sudah mampir dan sering suport novel-novel aku yang lain.

Ini novel terbaru aku. Aku hanya banyak belajar. Dan membuat novel semenarik mungkin dengan alur cerita yang berbeda-beda. Semoga di sukai dan masuk selera masing-masing.

Jangan lupa terus kasih suport Vote. like koment dan jadiin vavorite kalian. Terima kasih untuk semuanya aku tunggu koment dan sarannya ya

Terima kasih...

Episodes
1 Part 1 Kunjungan Aroma.
2 Part 2 Grup Lexus.
3 Part 3 Kultur
4 Part 4 Keusilan
5 Part 5 Keluarga Danu Bramana.
6 Part 6 Pertemuan ke-2
7 Part 7 Melihatnya dalam ke anehan
8 Episode 8 kepulangan yang sial
9 Part 9 1 pesawat
10 Episode 10 Bersama Di pesawat.
11 Part 11 Minginjak kan tanah kelahiran.
12 Part 12 Mengetahui.
13 Episode 13 Membenci Lexus
14 Episode 14 Kiara
15 Part 15 Sarapan meneyebalkan
16 Part 16 bertemu kembali
17 Part 17 Pemberian Pertama
18 Part 18 Terjebak
19 Part 19 Hal yang tidak terduga.
20 Part 20 salah tingkah.
21 part 21 berharap melupakan.
22 Pert 22 Bergosip mengenai tetangga.
23 Part 23 Insiden Di perpustakaan.
24 Part 24 Pemberian ke-2.
25 part 25 bertemu
26 Episode 26
27 Part 27 Mengetes
28 Part 28 Bekerja Sama.
29 Part 29 peresmian Hotel Lexus
30 Part 30
31 Part 31 Setengah sadar
32 Part 32 tidak sadarkan diri.
33 Pert 33 Dalam pengaruh obat.
34 Part 34 mengetahui sesuatu.
35 Part 35 Semakin mendekat
36 Part 36. Mendapat teguran
37 Part 37
38 Part 38 Membuat penasaran
39 Part 39 akhirnya bertemu.
40 Part 40 Hujan bersama.
41 Part 41 Perdebatan Kevin dan Kiara.
42 Part 42 benar-benar marah
43 Part 43 Memojokkan
44 Part 44 Di Cegat.
45 Part 45 Jujur dengan kenyamanan
46 Part 46 Kembali berduaan
47 Part 46 Pergi bersama.
48 Part 48 menonton bersama.
49 Part 49 Hampir ketahuan.
50 Part 50 Waktu bersama.
51 Part 51 Mencurigai Kevin
52 Part 52 pemakaman
53 Part 53 masuk rumah sakit
54 Part 54 Khawatir
55 Part 55 Melihat gebetan ujian
56 Part 56 Mulai cemburu
57 Part 57 Perasan yang aneh
58 Part 58 Rasa kagum yang terucap
59 Part 59 Mencoba bertanya
60 Part 60 Mawar putih
61 Part 61 Keracunan
62 Part 62 Kehilangan fokus
63 part 63 masa lalu
64 Part 64 persiapan Ke Paris.
65 Part 65 Mengatakan perasaan.
66 Part 66 cemburu yang tidak bisa diucapkan.
67 Part 67 Cemburu yang tidak bisa dikatakan
68 Part 68 Berangkat
69 Part 69 Insiden pesawat
70 Part 70 Mengungkap isi hati
71 Part 71 makan bersama
72 Part 72 Makan malam bersama
73 Part 73 teror
74 Part 74 Reunian.
75 Part 75 Pemberian
76 Part 76 Cemburu.
77 Part 77 mencarinya.
78 Part 78 Ciuman pertama
79 Part 79 mengajak pergi.
80 Part 80 Malu di depan Kevin.
81 Part 81 Cemburu
82 Part 82 mengajak ke Amerika
83 Part 83 otw Amerika.
84 Part 84 sampai
85 Part 85 1 kamar
86 Part 85 Membuatnya kaget
87 Part 87 jalan bersama
88 Part 88 Kiss
89 Eps 89 Saling meminta maaf
90 Part 90 wanita yang memeluknya
91 Part 91
92 Part 92 kepikiran
93 Part 93 Hal Yang berat.
94 Part 94 Masih menunggu telpon
95 Part 95 Hati yang harus terluka
96 Part 96 Hubungan yang tanda tanya
97 Part 97 pertemuan di Restaurant.
98 Part 98 berakhirnya.
99 Part 99 Ketakutan.
100 Part 100 mencoba membujuk
101 Pary 101 hal mengejutkan.
102 Part 102 Hasil Tes medis.
103 Part 103 perbedaan status sosial
104 Part 104 melihat dengan mata kepala.
105 Part 105 Luapan Amara
106 Part 106 Menyalahkan diri sendiri
107 Part 107 Tidak akan melepas
108 Part 108 Membawa
109 Part 108 mengungkap perasaan
110 Part 109. Masih ingin berduaan
111 Part. 110 peringatan
112 Part 111 Di Tegur.
113 Part. 112
114 Part 113 sarapan romantis.
115 Part 114 Kencan didalam mobil
116 Part 115 Mengetahui
117 Part 115 Terjebak.
118 Part 116 Sandy.
119 Part 117 memberi kenyamanan.
120 Part 118 Bertemu mertua.
121 Part 119 Makan bersama
122 Part 120 Sandy dan Clarissa.
123 Part 121. Melamar
124 Part 122 berpamitan.
125 Part 123 Bucin bersama.
126 Part I24.
127 Part. Mencoba menyelidiki
128 Part 126 saling merindukan.
129 Part.
130 Part 127.
131 Part 128
132 Part 129. Melepas Rindu.
133 Part 130 Masih melepas rindu.
134 Part 130. Sarapan pertama.
135 Part 131.
136 Part 132 Panas
137 Part 133 mengetahui.
138 Part 134 jujur
139 Part 135 bertemu.
140 Part 136. Obrolan Winata.
141 par 137 masalah yang banyak.
142 Part 138 undangan.
143 Part 139 nekat datang.
144 Part 140 kaget.
145 Pari 141 Menantang
146 Part 142 memilihnya
147 Part 143 memarahinya.
148 Part 144 membahas.
149 Part 145 Kebohongan Haria.
150 Part 146 Hukuman Haria.
151 Part 147 Memilihnya.
152 Part 148 Kebijakan orang tua
153 Part 149 meminta restu.
154 Part 150 Kendala.
155 Part 151 keputusan.
156 Part 156 Perpisahan yang menyakitkan.
157 Part 157 sad.
158 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Part 1 Kunjungan Aroma.
2
Part 2 Grup Lexus.
3
Part 3 Kultur
4
Part 4 Keusilan
5
Part 5 Keluarga Danu Bramana.
6
Part 6 Pertemuan ke-2
7
Part 7 Melihatnya dalam ke anehan
8
Episode 8 kepulangan yang sial
9
Part 9 1 pesawat
10
Episode 10 Bersama Di pesawat.
11
Part 11 Minginjak kan tanah kelahiran.
12
Part 12 Mengetahui.
13
Episode 13 Membenci Lexus
14
Episode 14 Kiara
15
Part 15 Sarapan meneyebalkan
16
Part 16 bertemu kembali
17
Part 17 Pemberian Pertama
18
Part 18 Terjebak
19
Part 19 Hal yang tidak terduga.
20
Part 20 salah tingkah.
21
part 21 berharap melupakan.
22
Pert 22 Bergosip mengenai tetangga.
23
Part 23 Insiden Di perpustakaan.
24
Part 24 Pemberian ke-2.
25
part 25 bertemu
26
Episode 26
27
Part 27 Mengetes
28
Part 28 Bekerja Sama.
29
Part 29 peresmian Hotel Lexus
30
Part 30
31
Part 31 Setengah sadar
32
Part 32 tidak sadarkan diri.
33
Pert 33 Dalam pengaruh obat.
34
Part 34 mengetahui sesuatu.
35
Part 35 Semakin mendekat
36
Part 36. Mendapat teguran
37
Part 37
38
Part 38 Membuat penasaran
39
Part 39 akhirnya bertemu.
40
Part 40 Hujan bersama.
41
Part 41 Perdebatan Kevin dan Kiara.
42
Part 42 benar-benar marah
43
Part 43 Memojokkan
44
Part 44 Di Cegat.
45
Part 45 Jujur dengan kenyamanan
46
Part 46 Kembali berduaan
47
Part 46 Pergi bersama.
48
Part 48 menonton bersama.
49
Part 49 Hampir ketahuan.
50
Part 50 Waktu bersama.
51
Part 51 Mencurigai Kevin
52
Part 52 pemakaman
53
Part 53 masuk rumah sakit
54
Part 54 Khawatir
55
Part 55 Melihat gebetan ujian
56
Part 56 Mulai cemburu
57
Part 57 Perasan yang aneh
58
Part 58 Rasa kagum yang terucap
59
Part 59 Mencoba bertanya
60
Part 60 Mawar putih
61
Part 61 Keracunan
62
Part 62 Kehilangan fokus
63
part 63 masa lalu
64
Part 64 persiapan Ke Paris.
65
Part 65 Mengatakan perasaan.
66
Part 66 cemburu yang tidak bisa diucapkan.
67
Part 67 Cemburu yang tidak bisa dikatakan
68
Part 68 Berangkat
69
Part 69 Insiden pesawat
70
Part 70 Mengungkap isi hati
71
Part 71 makan bersama
72
Part 72 Makan malam bersama
73
Part 73 teror
74
Part 74 Reunian.
75
Part 75 Pemberian
76
Part 76 Cemburu.
77
Part 77 mencarinya.
78
Part 78 Ciuman pertama
79
Part 79 mengajak pergi.
80
Part 80 Malu di depan Kevin.
81
Part 81 Cemburu
82
Part 82 mengajak ke Amerika
83
Part 83 otw Amerika.
84
Part 84 sampai
85
Part 85 1 kamar
86
Part 85 Membuatnya kaget
87
Part 87 jalan bersama
88
Part 88 Kiss
89
Eps 89 Saling meminta maaf
90
Part 90 wanita yang memeluknya
91
Part 91
92
Part 92 kepikiran
93
Part 93 Hal Yang berat.
94
Part 94 Masih menunggu telpon
95
Part 95 Hati yang harus terluka
96
Part 96 Hubungan yang tanda tanya
97
Part 97 pertemuan di Restaurant.
98
Part 98 berakhirnya.
99
Part 99 Ketakutan.
100
Part 100 mencoba membujuk
101
Pary 101 hal mengejutkan.
102
Part 102 Hasil Tes medis.
103
Part 103 perbedaan status sosial
104
Part 104 melihat dengan mata kepala.
105
Part 105 Luapan Amara
106
Part 106 Menyalahkan diri sendiri
107
Part 107 Tidak akan melepas
108
Part 108 Membawa
109
Part 108 mengungkap perasaan
110
Part 109. Masih ingin berduaan
111
Part. 110 peringatan
112
Part 111 Di Tegur.
113
Part. 112
114
Part 113 sarapan romantis.
115
Part 114 Kencan didalam mobil
116
Part 115 Mengetahui
117
Part 115 Terjebak.
118
Part 116 Sandy.
119
Part 117 memberi kenyamanan.
120
Part 118 Bertemu mertua.
121
Part 119 Makan bersama
122
Part 120 Sandy dan Clarissa.
123
Part 121. Melamar
124
Part 122 berpamitan.
125
Part 123 Bucin bersama.
126
Part I24.
127
Part. Mencoba menyelidiki
128
Part 126 saling merindukan.
129
Part.
130
Part 127.
131
Part 128
132
Part 129. Melepas Rindu.
133
Part 130 Masih melepas rindu.
134
Part 130. Sarapan pertama.
135
Part 131.
136
Part 132 Panas
137
Part 133 mengetahui.
138
Part 134 jujur
139
Part 135 bertemu.
140
Part 136. Obrolan Winata.
141
par 137 masalah yang banyak.
142
Part 138 undangan.
143
Part 139 nekat datang.
144
Part 140 kaget.
145
Pari 141 Menantang
146
Part 142 memilihnya
147
Part 143 memarahinya.
148
Part 144 membahas.
149
Part 145 Kebohongan Haria.
150
Part 146 Hukuman Haria.
151
Part 147 Memilihnya.
152
Part 148 Kebijakan orang tua
153
Part 149 meminta restu.
154
Part 150 Kendala.
155
Part 151 keputusan.
156
Part 156 Perpisahan yang menyakitkan.
157
Part 157 sad.
158
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!