Penghuni meja makan itu serentak mengambil sapu tangan yang sudah di sediakan di samping mereka masing-masing. Selesai makan mereka melap mulut mereka masing-masing.
" Bagaimana saras apa prosesnya, ada perkembangan?" tanya Winata.
Ketika selesai makan Winata baru membuka obrolan.
Saras yang mengerti maksud dari papa mertuanya menelan salavinanya. Tangan kirinya memegang erat bajunya. Suaminya di sampingnya memegang tangan istrinya untuk menenangkannya.
" Masih sama pa, Saras akan berusaha lagi," sahut Saras dengan bibir bergetar.
" Kamu ini bagaimana, seorang Dokter tidak bisa mengurus rahim sendiri. Apa kamu lupa pernikahan kamu sudah 2 tahun. Seharusnya kalian sudah memiliki ke turunan, tapi apa sampai sekarang tidak ada juga," sahut Winata dengan sinis. Berbicara pasti tidak memiliki perasaan.
Hal itu pasti membuat mata Saras berkaca-kaca. Sakit hati pasti dengan perkataan mertuanya. Karena dirinya yang belum juga menikah.
" Iya pa, Saras akan lebih berusaha lagi," sahut Saras yang terus menunduk dengan bibir bergetar.
" Jika kamu tidak bisa berusaha. Biarkan suami kamu yang berusaha. Di luar sana banyak wanita yang bisa memiliki ke turunan. Untuk apa memaksakan kamu. Saya juga dulu sudah menikahi mariana. Baru Ibunya Alex bisa memiliki anak. Jadi jangan membuang-buang waktu," jelas Winata berbicara tanpa ampun.
Sakit pasti. Dan pasti Saras sudah tau apa maksudnya. Papa mertuanya itu akan menyuruh suaminya menikah lagi. Agar secepatnya memiliki keturunan. Itu juga bukan pertama kali di dengarnya dari mulut pedas mertuanya itu.
" Mas, biarkan Alan dan Saras berusaha sedikit lagi. Kasih mereka kesempatan," sahut Janika yang tau perasaan menantunya.
" Kesempatan ada batasnya. Jadi jangan biarkan kesempatan itu hilang, lakukan yang terbaik. Sebelum kamu menikahi Alan, kamu sudah tau resiko menjadi bagian dari keluarga ini. Jika ada yang tidak beres denganmu," sahut Winata dengan ketus.
" Baik Pa," jawab Saras dengan bibir bergetar. Sementara yang lainnya hanya diam. Tanpa ada yang berani mengeluarkan pendapat. Tetapi mungkin di hati masing-masing sangat dongkol dengan perkataan papanya.
" Bagaimana dengan universitas Lexus apa ada masalah Clarissa?" tanya Winata yang sekarang giliran Clarissa.
" Tidak Pa, hanya saja 1 mahasiswi dari Indonesia yang kuliah di universitas Lexus yang di paris. Di deportasi bulan kemarin," sahut Clarissa.
Dia memang harus melaporkan hal se detail itu kepada papanya. Karena Winata suka informasi yang lengkap.
" Apa dia merupakan mahasiswi beasiswa juga?" tanya Winata.
" Benar Pa, nilainya turun dan yayasan mengambil keputusan memberhentikannya dari kampus," jelas Clarissa.
" Anak sekarang di beri kesempatan tidak pernah memanfaatkan," gumam Winata yang menyayangkan beasiswa seorang murid harus berhenti karena memiliki nilai yang menurun.
" Apa dia tidak mengikuti ujian lagi, agar bisa mendapatkan beasiswanya lagi. Lexus selalu memberi 1 kesempatan. Kepada siapapun?" tanya Winata.
" Tidak Pa, dia memilih untuk tidak mengikuti ujian. Dan membiarkan kesempatan itu hilang," jawab Clarissa.
" Diberi kesempatan di sia-siakan, mau jadi apa anak itu," desis Winata yang menurutnya masiswi seperti itu sangat bodoh.
Orang-orang di luar sana mati-matian berusaha menjadi salah satu murid di Universitas Lexus. Meski banyak duit belum tentu bisa di terima. Karena Universitas Lexus juga mengandalkan otak.
" Lalu kamu Evan bagaimana Perusahaan yang lainnya apa ada masalah?" tanya Winata yang sekarang giliran Evan.
" Tidak, Pa, semuanya baik-baik saja," jawab Evan singkat.
Jika ada masalah dia pun lebih baik diam. Karena dia tidak seperti yang lainnya punya nyali tinggi mendengarkan kemarahan papanya.
" Baiklah, Evan dan kamu Alex terus tangani dengan benar, beberapa proyek besar di grup Lexus!" Perintah Winata.
" Baik pa," jawab mereka serentak.
" Kevin, papa dengar kamu memajukan jadwal peresmian Hotel yang baru. 2 Minggu lebih cepat?" tanya Winata yang baru menerima laporan dari Danu yang merupakan pemegang proyek tersebut.
" Benar pa," jawab Kevin.
" Kamu taukan semuanya harus sempurna, apa kamu yakin?" tanya Winata.
" Iya Pa," jawab Kevin yakin.
" Baiklah, papa serahkan sama kamu, papa percaya kamu bisa mengatasinya," ucap Winata. Kevin mengangguk.
" Jam berapa keberangkatan kamu?" tanya Winata yang pasti hafal jadwal Putranya untuk ke Paris.
" Jam 10 Pa," jawab Kevin.
" Baiklah, persiapkan dengan baik dan hati-hati," ucap Winata.
" Iya Pa," jawab Kevin.
" Alana bagaimana sekolah kamu?" tanya Winata pada Putri bungsunya.
" Baik-baik saja pa," sahut Alana dengan menundukkan kepalanya.
" Kenapa tidak masuk les kemarin?" tanya Winata yang pasti tau se detail apapun tentang anak-anaknya.
Mariana yang melihat itu langsung mengusap lengan suaminya.
" Mas, Alana sedang tidak enak badan makanya tidak les," ucap Marian membela putrinya.
" Benar itu Saras?" tanya Winata pada menantunya yang merupakan Dokter.
" Iya pa, maag Alana kambuh," jawab Saras.
" Makanlah dengan benar, jangan menyia-nyiakan makanan yang sudah di siapkan. Kamu mengerti. Gara-gara pola makan kamu yang tidak beres. Lihatlah akibatnya kamu ketinggalan 1 pelajaran yang akan mengantarkan masa depan kamu," ucap Winata dengan sinis.
Tidak ada kata lembut, untuk anak yang suka mencari alasan. Dia sangat membenci hal itu. Membenci anak yang bermalas-malasan. Meski kaya sejak lahir, bukan berarti anak-anak Winata harus di manjakan.
" Baik pa," jawab Alana gugup.
" Baiklah semoga semuanya lancar, ingat jangan ada yang mencoba melanggar peraturan keluarga Mitra," ucap Winata dengan tegas
Clarissa mendengarnya menelan salavinanya. Dia memang harus lebih berhati-hati. Atas apa yang di lakukannya tanpa sepengetahuan papanya.
" Iya Pa," jawab mereka serentak. Setelah cukup berbicara. Akhirnya Winata pun berdiri dan pergi meninggalkan meja makan.
" Ayo sayang," ajak Alex pada istrinya yang masih sedih.
" Jangan terlalu memikirkan perkataan papamu, itu akan membuatmu semakin steres," ucap Janika pada menantunya memberi semangat.
" Iya ma," jawab Saras tersenyum tipis lalu pergi bersama suaminya meninggalkan meja makan.
Clarissa pun meninggalkan meja makan, di ikuti dengan Evan, Kevin dan Janika. Sementara Alana masih duduk di meja makan. Mariana menghampirinya.
" Sudah ayo, kamu harus tidur," ajak Mariana pada Putrinya yang begitu gelisah karena habis di marahi.
Alana pun berdiri mengangguk dan ikut pergi bersama mamanya. Setelah meja makan kosong. Para pelayan mulai membereskan meja makan.
*******************
Kediaman Danu Bramana.
Mendengar perubahan jadwal mengenai pembukaan hotel membuat Danu semakin frustasi. Dia bahkan belum mempersiapkan apa-apa.
Jika tidak sempurna. Hal ini bisa mempengaruhi pekerjaannya. Sudah hampir 35 tahun Danu mengabdikan diri di Grup Lexus.
Dan selama itu juga Belum pernah pekerjaannya mengecewakan dan mungkin kali ini pasti akan mengecewakan karena rencananya mengenai peresmian Hotel itu hilang.
Pria paruh baya itu duduk di ruang tamu dengan laptop yang di letakkan di kedua pahanya. Beberapa kali dia memijat kepalanya yang pusing karena memikirkan perencanaan peresmian hotel baru Lexus.
Rangga menuruni anak tangga dan melihat papanya yang tampak pusing. Rangga penasaran dengan apa yang di kerjakan papanya, dengan diam-diam berdiri di belakang papanya.
Mata Rangga terbelalak saat melihat layar laptop. Papanya melihat model-model cantik dengan pakaian seksi-seksi. Berpose dengan menggoda. Rangga bahkan menelan salavinanya saat melihat model-model tersebut.
" Oh My God," pekik Rangga menutup mulutnya dengan satu tangannya. Hal itu membuat papanya tersentak kaget.
" Rangga," desis kesal Danu dengan napas naik turun karena masih kaget dengan suara Rangga yang tiba-tiba.
" Apa yang papa lakukan, papa bosan sama mama, papa liat-liat foto cewek seksi," ucap Rangga dengan mata penuh curiga.
" Anak kurang ajar kamu ya," Danu langsung memukul tangan Rangga yang menuduhnya sembarangan.
" Ma, papa mau selingkuh, papa selingkuh," teriak Rangga yang mengadu seperti anak kecil berteriak membuat Danu kesal dengan putra pertamanya yang berusia 27 tahun tetapi kelakuan seperti anak kecil.
" Rangga!" pekik Danu menekan suaranya.
Sang istri Sahila datang dari dapur dengan membawakan nampan yang berisi secangkir kopi dan beberapa kue buatannya.
Rangga yang melihat ke datangan mamanya langsung mendekati mamanya dan memegang pundak mamanya.
" Ma, mama harus cegah. Sebelum semuanya terjadi. Papa ingin selingkuh. Rangga melihat sendiri. Papa melihat foto-foto wanita cantik," jelas Rangga dengan wajahnya yang serius.
" Tubuhnya sangat seksi-seksi," lanjutnya lagi memperagakan tangannya membentuk wanita yang seksi seperti gitar spanyol.
" Anak, gendek kamu ya," bukannya di tanggapi mamanya. Rangga mendapat jitakkan dari mamanya.
" Mama kok jadi pukul aku," sahut Rangga mengusap-usap dahinya.
Sahila pun tidak menanggapi anaknya yang selalu saja usil. Dia lebih memilih meletakkan nampan itu di atas meja dan memberikan suaminya secangkir kopi.
Lalu Sahila duduk di depan suaminya. Rangga pun mendekati mamanya dan duduk di sampingnya.
" Jadi mama setuju kalau papa, menikah lagi?" tanya Rangga tanpa dosa.
" Kamu ini benar-benar ya," sahut Danu semakin kesal dengan kelakuan Rangga. Sahila hanya geleng-geleng.
" Emang benar papa sedang melihat-lihat wanita-wanita seksi," sahut Rangga dengan yakin terus meyakinkan Sahila.
" Rangga papa itu lagi mencari model untuk promosi hotel Lexus. Hotel itu akan di buka 2 Minggu lagi. Kamu ini bikin papa tambah pusing saja," jelas Danu meneguk secangkir kopi buatan sang istri.
" Kenapa papa nggak bilang dari tadi," sahut Rangga menyalahkan papanya.
" Gimana papa mau bilang kalau kamu mengoceh terus," sahut Danu kesal.
" Iya sorry deh, lagi pula mana mau wanita-wanita itu sama papa. Papa sih sudah mulai keriput," ejek Rangga mengambil kue buatan sang mama.
" Rangga, kamu ini ya benar-benar, tidak ada sopannya sama papa kamu," ucap Sahila menarik kuping Rangga.
" Iya ampun ma, sakit," keluh Rangga.
Sahila baru melepaskan tangannya ketika mendengar putranya meminta ampun. Rangga mengosok-gosokan telinganya.
Bersambung
Hay para leader pertama ingin mengucapkan terima kasih yang sudah mampir dan sering suport novel-novel aku yang lain.
Ini novel terbaru aku. Aku hanya banyak belajar. Dan membuat novel semenarik mungkin dengan alur cerita yang berbeda-beda. Semoga di sukai dan masuk selera masing-masing.
Jangan lupa terus kasih suport Vote. like koment dan jadiin vavorite kalian. Terima kasih untuk semuanya aku tunggu koment dan sarannya ya
Terima kasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments