Rani mengarang cerita

Dalam perjalanan saat akan kembali pulang. Olivia melontarkan beberapa pertanyaan pada ibunya.

“Mommy kenal om Steve di mana, dan bagaimana kalian bisa dekat? Terus sejak kapan Mommy menjalani hubungan dengannya? Apa sudah lama?” tanya Olivia.

Sontak pertanyaan itu membuat Rani terheran.

“Memangnya kenapa?”

“Ya, Oliv hanya ingin tau aja.”

“Tapi menurutmu gimana om Steve itu? Cakep nggak?”

“Biasa aja.” Balas Olivia culas.

“Kok biasa sih, Liv! Harusnya kamu tuh bilang, owh, iya Mom, om Steve cakep banget orangnya. Gitu kek.”

“Yea, emang biasa aja. Masak iya Olivia suka sama om om yang usia nya sama seperti Mommy sih! Nggak banget deh!”

“Iya, iya, percaya kalau kamu masih muda. Mommy tuh kenal om Steve di hotel.”

“Di hotel?! Hotel mana? Kapan?” tanya Olive mengerutkan kedua alisnya yang terus diburu rasa penasaran.

Rasa ingin tau yang sangat besar membuat ia terus bertanya.

“Apa iya, Om Steve kenal sama Mommy waktu aku pertama kali bertemu dengannya di hotel beberapa minggu  lalu? Soalnya mommy baru saja bilang kalau dia bertemu dengan Om Steve di hotel?” Ucapnya dari dalam hati.

Ia kemudian meminta Rani untuk menceritakan kembali awal mula dirinya bertemu dengan Steve.

“Mom, dimana? Ceritakan lah gimana awal mommy kenalan sama Om Steve.”

“Ha… Ha… Ha… Baiklah, baiklah. Mommy akan ceritakan. Kamu penasaran banget ya?” Kata Rani santai.

“Iya, cepetan mommy cerita!”

“Jadi waktu itu, Mommy sedang pergi sama teman-teman Mommy.”

“Cowok?”

“Bukan, temen-temen cewek lah.”

“Bukannya temen Mommy kebanyakan cowok semua ya?”

“Iya, emang sih, tapi kan nggak semua nya juga, Liv.”

“Terus, terus?”

Rani melanjutkan ceritanya kembali.

“Ya, mommy nggak sengaja bersenggolan dengan dia, ketika Mommy mau berjalan keluar hotel, Mommy nggak lihat kalau ternyata dia berdiri di belakang mommy.”

“Memangnya hotel mana sih?”

“Hotel Pacific.”

Ia lalu membenarkan dugaannya awal itu.

“Hotel Pacifik?”

“Iya, Mommy kan sering banget ngumpul sama teman-teman arisan mommy di sana. Apa kamu tau hotel itu?”

“Tau lah, hotel itu kan nggak jauh dari rumah kita.”

“Yea, benar sekali. Kamu pernah ke sana.”

“Pernah,”

“Ngapain dan sama siapa?”

“Agh! Ada lah sama teman-teman aku,”

“Cowok?”

“Cowok, cewek.”

“Sungguh?”

“Iya, terus gimana kelanjutan ceritanya mom? Mommy tuh bukan meneruskan ceritanya, tapi malah introgasi aku?!” Ujar Olivia kesal.

Sedangkan waktu itu, Rani memang sengaja memancing Olivia supaya putrinya berbicara dengan siapa ia pergi ke hotel beberapa hari lalu ketika Rani membuntutinya.

“Susah bener mincing nih anak ngomong. Aku kira dia bakal keceplosan menceritakan dengan siapa dia pergi waktu aku membuntutinya kemarin.” Gumam Rani sembari mengendarai mobilnya.

Melihat ibunya yang tengah melamun, Olivia lalu membuyarkan lamunannya.

“Mom,”

“Eh, iya. Gimana? Sampai mana kita tadi?”

“Cepat ceritakan dengan detail gimana mommy bisa sampai kenal dan berhubungan dengan om Steve?”

“Kenapa sih? Kamu kok pengen tau banget? Ada apa emangnya?”

“Ya, nggak apa-apa. Aku cuman mau tau aja.”

“Oliv, Oliv, ya seperti yang mommy ceritakan tadi. Gimana awal mommy berkenalan dengan Om Steve. Sejak insiden itu, Om Steve terus minta nomer telepon. Ya udah deh mommy langsung kasih aja nomor telepon mommy ke dia. Eh, setelah dia mendapatkan nomor telepon mommy, dia terus menelepon mommy dan kita sering keluar makan bersama.” Terang Rani yang menceritakan dengan detailnya.

Tapi mulut itu seakan lentur sekali untuk mengarang sebuah cerita yang sama sekali tak pernah terjadi di hidupnya. Olivia yang lugu mendengarkannya pun seolah percaya begitu saja.

Sedangkan kejadian yang terjadi sesungguhnya iyalah disaat Rani membuntuti Olivia di hotel kala itu, ia tak sengaja bertabrakan dengan Steve. Dari awal bertemu, Rani lah yang lebih dulu meminta nomor telepon dan berkelakuan genit kepada Steve.  Dengan cara apapun Rani selalu berusaha untuk bisa mendapatkan nomor telepon pribadi Steve. Karena ia sudah jatuh hati kepada Steve sejak pertama kali bertemu. Hingga pada akhirnya cara tersebut membuahkan hasil. Ia kemudian menghubungi Steve dan mengajaknya makan malam. Awalnya Rani berpura-pura ingin menanam saham di hotel milik Steve.

Dan dari situlah, mereka berdua mulai dekat. Akan tetapi, hubungan kedekatan mereka saat ini hanyalah sebagai seorang teman, dan bukan lebih dari itu. Namun, karena sikap Steve yang selalu hangat kepada siapapun membuat Rani salah paham. Ia mengira Steve sudah jatuh cinta pada dirinya.

“Jadi begitu ceritanya, Liv.” Lanjutnya.

“Emm, gitu. Tapi apa Mommy suka sama dia?”

“Iya, mommy dan om Steve sama-sama saling mencintai. Semoga saja hubungan ini akan berlanjut sampai ke pelaminan.”

“Jadi Mommy serius mau jalanin hubungan sama Om Steve?”

“Bisa dibilang begitu. Nggak tau kenapa Mommy merasa ada yang berbeda di diri Steve. Beda sama Papi kamu.”

“Ya kalau itu memang sudah menjadi pilihan Mommy lakukan aja.”

“Ha? Jadi kamu setuju kalau mommy menikah sama Om Steve?” Tanya Rani begitu saja.

Olivia hanya tersenyum berat seraya menatap pandangannya ke luar jendela.

“Agak berat kalau aku bilang setuju mommy nikah sama om Steve. Sedangkan nggak tau kenapa, aku juga jatuh hati dengannya ketika om Steve memberikan sebuah sisir lipatnya padaku. Tapi, dari cerita Mommy, aku sedikit menyimpulkan, kalau Om Steve pasti akan lebih memilih mommy untuk jadi kekasihnya ketimbang aku yang masih labil seperti ini.” Batin Olivia dari dalam hati yang tetap konsentrasi dengan pandangannya menatap luar jendela mobil.

Mengamati anaknya yang tengah melamun, Rani seketika membuyarkan lamunannya.

“Liv,”

“Hem iya? Kenapa Mom?”

“Mommy mau bicara serius nih.”

“Serius?”

“Iya, mumpung kita lagi berdua, dan kamu sudah tau siapa kekasih mommy. Mommy mau bertanya sekali lagi sama kamu.”

“Soal?”

“Apa kamu benar-benar setuju kalau semisalnya mommy menikah dengan Om Steve?”

“Ha? Apa mau secepat itu kah?”

“Ya, kan mommy bilang kalau misalnya.”

Olivia terdiam merenung, ia tak ingin sampai itu terjadi.

“Oliv? Kok malah diem sih? Gimana? Kamu setuju nggak kalau dia jadi ayah tiri kamu?”

Olivia lalu mengedikkan kedua bahunya.

“Loh kok gitu?” Tanya Rani berharap.

“Ya, kalau aku sih terserah Mommy aja. Mommy yang akan menjalani hidup Mommy sendiri.”

“Jadi kesimpulannya apa nih? Setuju atau enggak?”

“Up to you.”

“Kenapa sih kamu berat banget buat bilang setuju, Liv?”

Wanita itu lagi-lagi hanya terdiam seraya menatap sengit ke arah wajah ibunya.

“Sekarang gini, mommy tanya sama aku setuju atau enggak. Terus kalau salah satu jawaban keluar dari mulutku, apa ngaruh ke Mommy? Paling ujung-ujungnya juga bertentangan dengan pendapat ku. Iya kan? Bukankah sejak dari dulu, mommy ingin hidup bahagia yang penuh dengan kebebasan kan?”

Ssssttttt!

Rani seketika mengerem mendadak laju mobilnya sampai membuat pengendara lain terkejut dengan tindakannya. Bahkan Olivia yang menjadi penumpangnya pun juga ikut kaget.

“Mommy! Apa-apaan sih?! Kenapa mommy ngerem dadakan seperti ini? Kalau kita celaka gimana? Untung aja pengendara lain bisa mengatur jarak kendaraannya!”

Seketika Rani terdiam dengan nafas menyambar. Menoleh ke arah Olivia dengan tatapan penuh kebencian.

“Mommy heran ya sama kamu! Bisa nggak sih, sedikit aja berbicara yang sopan ke mommy! Mommy ini ibu mu loh! Sejak dari kemarin mommy sudah terlalu baik sama kamu! Tapi makin ke sini kamu semakin ngelunjak, bahkan sama sekali nggak sopan santun!”

“Emang perkataan ku yang mana yang membuat mommy tersinggung? Bukankah apa yang baru saja ku katakan memang benar adanya kan, Mom?” Jawab Olivia.

Akibat salah satu di antaranya merasa tersinggung hubungan yang membaik, kini kembali memanas.

 

Bersambung…

 

Ya ampun, ibu dan anak kenapa nggak bisa akur sih? Lagian, kamu juga Rani udah tua masih aja genit sama laki-laki. Bukannya mawasdiri malah semakin menjadi. Rumit lah….🥱😪

 

 

Terpopuler

Comments

Arny Saputri

Arny Saputri

semangat terus thor nulisnya. Jangan lupa om steven-nya buat olive yah thor🤭💃

2022-03-19

0

sabil abdullah

sabil abdullah

nggak bisa akur soal nya emak nya yang nggak tau diri torrr
dikira masih abg padahal dah bau tanah

2022-03-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!