Pulang ke rumah

Selesai melepas pelepasan yang baru saja mereka lakukan, mereka lalu mandi bersama dalam satu ruang kamar mandi.

Marco menarik pelan dagu runcing Olivia dan bertanya, “Bagaimana? Apa kau masih bisa melanjutkan permainan kita bersama air yang mengalir seperti ini, sayang?”

Dengan wajah yang ranai karena gemericik air yang mengalir terus dari shower Olivia sontak langsung menyambar dan menggigit kecil bibir Marco.

“Aku puas dengan permainanmu kali ini.”

“Sungguh? Jika kau masih ingin melanjutkannya, kan ku lanjutkan sampai kau benar-benar ketagihan,”

Olivia mendadak menundukkan kepalanya. “Kita lanjutkan besok yah,”

“Yea, baiklah tuan putri. Apapun yang kamu katakan, kan aku lakukan.”

“Selesai mandi, tolong antarkan aku pulang ya Marco.”

“Baiklah.”

Beberapa menit kemudian, mereka berdua telah selesai mandi bersama. Marcel lalu mengantarkan Olivia pulang ke rumahnya, bukan pulang ke kost Renata.

“Marco,”

“Ya, sayang.”

“Antarkan aku ke jalan jalak ya.”

“Memang kau mau ke mana?”

“Udah, anterin aku ke sana ya.”

“Okey sayang, baiklah.”

Melaju perlahan melewati panasnya jalan. Marco mengendarai kendaraannya dengan kecepatan sedang, hingga sampailah mereka di rumah Olivia.

“Rumah siapa ini Olivia?”

“Tanya Marco,”

Tanpa mengucapkan satu katapun, Olivia turun dari mobil, ia lalu mengajak Marco berjalan masuk ke dalam rumahnya.

Marco terheran, dia bingung dengan sikap Olivia yang mendadak mengajaknya masuk kedalam rumah tersebut yang tak tau itu rumah siapa.

Seusai membuka pintu, Rani nampak kegirangan melihat anaknya kini telah pulang ke rumah.

“Olivia,” sapa Rani dari kejauhan memanggil putrinya.

Namun, Olivia sama sekali tak memperdulikan Rani yang datang menghampirinya. Ia terus menarik tangan Marco dan meminta tamunya untuk duduk di sofa.

“Siapa ini Oliv?” tanya Rani bingung.

Olivia masih tetap membisu, ia bahkan membuang muka ketika Rani melontarkan pertanyaan.

“Oliv, dia siapa? Mommy tanya sama kamu nak!” ucap Rani sedikit meninggikan nada bicaranya.

Olivia tetap terus membungkamkan mulutnya dan bahkan sama sekali tak menanggapi ucapan Mommynya. Dia terus menyibukan diri bersama Marco. Sedangkan Marco merasa kikuk saat berada di sana. Ia terus menyapa Rani dengan gerakan tubuhnya yang menganggukkan kepalanya.

Olivia terus berusaha mengalihkan perhatian Marco yang memberikan salam sapa kepada Mommynya.

Dan tiba-tiba Olivia duduk di pangkuan Marco seraya mendekapi tubuh laki-laki itu.

“A—apa yang kamu lakukan Oliv?” Tanya Marco gelagapan karena canggung dengan sikap Olivia di depan Rani.

Olivia sengaja blak-blakan dengan sikap sensualnya di hadapan Rani. Karena ia merasa dirinya di rendahkan oleh putrinya sendiri.

“Olivia!” seru Rani mulai kesal.

Olivia hanya menoleh tajam melirik Rani. Sementara itu bibir ranum miliknya langsung menyambar mulut Marco. Reaksi Rani begitu kaget ketika melihat sikap anaknya yang berani berciuman dengan seorang laki-laki di hadapannya langsung.

Seketika Rani menarik kasar tangan Olivia untuk menjauh dari pria itu. Ia berusaha mencegah agar Olivia menghentikan tingkah konyolnya.

“Sini kamu! Apa maksud kamu ini?!” Sentak Rani kesal.

Bukannya menanggapi pertanyaan Mommynya, Olivia justru semakin menjadi-jadi. Lagi-lagi dia memperlihatkan sikap seronoknya memegang benda laras panjang milik Marco.

“Olivia! Kamu ini sudah gila atau apa sih! Hentikan! Kamu nggak malu berbuat seperti ini di depan mommy?!” Pekik Rani.

Karena tak ingin terlalu tenggelam dalam urusan keluarga itu, Marco pun langsung meminta diri untuk pergi saat itu juga.

“Hey, kamu! Aku nggak tau kamu itu siapa, sekarang sebaiknya aku minta kamu pergi dari sini. Cepat pergi!”

“Nggak! Jangan pergi Marco, aku masih ingin bersamamu!”

“Pergi, aku bilang cepat pergi!”

“Marco, aku mohon jangan tinggalkan aku! Aku masih ingin bercumbu denganmu, Marco! Kita mainkan permainan itu di kamarku,” kata Olivia mendadak mencengkram tangan Marco dengan erat.

Tak berhenti sampai disitu drama yang Olivia ciptakan. Rani berusaha memaksa Olivia untuk melepaskan cengkramannya, agar pria itu segera pergi dari rumahnya.

“Olivia, lepaskan dia! Biarkan dia pergi!”

“Jangan Marco, aku mohon. Tetaplah di sini bersama ku. Aku masih ingin terus bersamamu Marco.”

“Hey, kamu! Cepat pergi dari sini!”

Marco yang bingung dan merasa canggung itu pun lantas pergi.

“Ba—baik, aku akan pergi! Aght!” tutur Marco.

“Marco! Marco! Marco!”

Olivia terus menerus memanggil-manggil Marco. Dan seusai Marco pergi, Olivia lalu menginjakkan kakinya melewati anak tangga menuju ke kamar pribadinya. Dia berusaha menghindar dari hadapan Mommynya. Namun Rani juga terus mengikuti langkah kaki putrinya.

“Oliv, apa kau baik-baik saja sayang?”

“Bagaimana keadaanmu? Mommy sangat mencemaskanmu sayang.” Lanjut Rani.

“Oliv, Oliv.” Ucap Rani yang terus membuntuti langkah kaki putrinya dari belakang.

Karena merasa diacuhkan oleh anaknya, seketika Rani langsung memegang dan menghentikan laju putrinya yang terus berjalan. Ia tatap wajah Olivia dengan begitu dalam. Ia sentuh kedua pipi putrinya dengan lembut.

“Olivia, kamu baik-baik saja kan?” Tanyanya lagi.

Olivia tetapi diam, bahkan ia juga terus membuang muka dari pandangan Rani.

“Olivia!” teriak Rani yang semakin dongkol.

Dia angkat kepalanya dan menatap tajam wajah Mommynya. Bahkan dia juga menyingkirkan kedua tangan Rani dari tubuhnya.

“Nak, terangkan sama Mommy, kenapa kamu lakukan hal sekonyol itu di depan Mommy, sayang?” Tanya Rani yang terus memaksa.

“Konyol? Kata mommy itu konyol?”

“Yea, konyol sekali. Kamu tidak malu sama Mommy berciuman dengan laki-laki itu tadi?”

“Nggak! Aku nggak malu, bahkan aku menikmatinya!” Tegas Olivia.

Plak!

Sebuah tamparan melandai di pipi kanan Olivia.

“Kenapa Mommy nampar aku?”

“Kamu sadar Oliv! Kamu ini sudah sangat kurang ajar sama Mommy! Kamu ini jadi anak suka seenaknya aja, tau nggak! Apa yang terjadi sama kamu sekarang! Kenapa kamu menjadi seperti ini?!”

“Stop ya Mom, stop! Aku sudah muak, aku sudah capek, kesabaranku sudah habis! Semua pertanyaan yang Mommy lontarkan, jawabannya ada pada diri Mommy sendiri! Introspeksi, kenapa aku bisa jadi seperti ini, dan itu semua karena Mommy! Aku benci Mommy! Aku benci!” pekik Olivia yang kemudian masuk kedalam kamarnya begitu saja. Akan tetapi, Rani berhasil menahan pintu yang akan di tutup oleh Olivia.

“Oliv! Apa yang kamu katakan ini Oliv?!” seru Rani geram.

“Baiklah Mommy, kan ku jawab semua pertanyaan-pertanyaan Mommy. Mulai sekarang aku ingin hidup tanpa tekanan! Aku ingin hidup bahagia dengan caraku sendiri! Jadi tolong, jangan pernah Mommy ikut campur dalam kehidupan ku!”

“Nggak, nggak bisa! Kamu nggak bisa atur diri kamu sendiri! Karena kamu masih terlalu kecil, pokoknya yang mengatur kehidupanmu itu Mommy!”

“Ternyata Mommy egois ya! Mommy sebaiknya lihat ke cermin dan lihat diri Mommy sendiri! Pantaskah Mommy mengatur hidupku? Sedangkan, Mommy sendiri belum bisa mengatur hidup Mommy!”

Plak!

Tangan Rani terlalu enteng untuk terus menampar iras putrinya sendiri.

“Terus, terus, tampar terus mom! Sampai wajah Oliv penyok akibat tangan Mommy yang terlalu ringan itu!”

“Mommy tampar kamu karena ucapanmu sudah keterlaluan Oliv!”

“Keterlaluan? Mommy bilang aku keterlaluan? Lalu bagaimana dengan diri Mommy yang selalu seenaknya saja membawa laki-laki di rumah ini, Mommy selalu bercumbu entah di dapur, di kamar hingga ruang tamu sekali pun. Bahkan Mommy melakukan itu semua di hadapanku?! Ibu macam apa kamu ini?!”

“Oliv, pelankan nada mu dan sopanlah sedikit bila berbicara dengan orang yang lebih tua darimu?!”

“Aku nggak peduli Mom, mau semarah apa Mommy sama aku, aku nggak peduli! Karena yang aku pedulikan sekarang diri aku sendiri! Aku pantas untuk hidup bahagia!”

“Oliv, please! Dengarkan isi hati Mommy nak!”

“Nggak! Oliv udah capek! Sebaiknya Mommy keluar dari kamar Oliv! Oliv nggak mau melihat dan bertemu dengan Mommy lagi!”

Dengan sekuat tenaga, Olivia mendorong tubuh ibunya agar segera keluar dari kamar pribadinya.

“Pergi, aku bilang pergi!”

Setengah tersadar, seusai mendengar perkataan dari putrinya.

 

Bersambung…

 

Semoga mereka lekas membaik ya, mau bela Rani, tapi dia juga salah. Mau bela Olivia, tapi hidupnya kasihan. 🥱 Sabar ya Olivia,😪

 

Terpopuler

Comments

Wulandhari Catur

Wulandhari Catur

ortu itu contoh ny bagi anak2ny,...😔😔😔

2022-03-13

1

❥➻📴

❥➻📴

akibat keegoisan ortu ms dpn Olivia jd hancur 😥mana stevenya thor, judulnya uncle steve tp ko blm muncul2 smpe part ini 🤭

2022-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!