Waktu berdua

Lama kelamaan Kerin bosan di kantor Abdillah, dia hanya memandang Abdillah yang dari tadi fokus pada komputernya.

Kerin memainkan ponselnya, lalu dia berbaring di sofa, dia juga berjalan ke arah jendela dan melihat kondisi diluar.

Kau bosan? tanya Abdillah.

Hmmm, Abdillah langsung memberhentikan kegiatan nya, lalu menghampiri Kerin.

Kau mau keluar? tanya Abdillah.

Kau sedang bekerja, jawab Kerin.

Tidak apa-apa.

Kerin jadi tidak tega, Abdillah sampai menunda pekerjaan nya hanya untuk Kerin yang sudah bosan, emang pria idaman.

Mereka pun keluar dari perusahaan Abdillah, Abdillah mengajak istrinya Kerin keluar agar tidak bosan.

Sejak kapan kau seperti ini?

Sejak mengenalmu.

Cuih buaya, Abdillah tertawa dia juga tidak tau kenapa dia bisa seperti itu, dan mengapa ia sangat mencintai wanita di sampingnya ini.

Aku tidak percaya kau akan cepat melupakan Risti, ucap Kerin.

Abdillah terdiam, ada benarnya juga yang di bilang Kerin, terkadang ia mengingat masa indah bersama Risti apalagi dulu Abdillah sangat mencintai wanita itu.

Sudahlah jangan bisa Risti, ucap Abdillah.

Baiklah, maafkan aku. Abdillah memegang tangan Kerin.

Tidak apa-apa.

Abdillah bukannya aku tidak percaya padamu, hanya saja aku melihat dari raut wajahmu kalau kau belum sepenuhnya melupakan Risti, lalu mengapa kau memilihku? Rasanya aku belum sepenuhnya milikmu.

Kerin hanya diam saja. Kalau tadi tau nya begini lebih baik di dalam ruangan Abdillah saja.

Kau masih bosan? Abdillah mencairkan suasana, Kerin memandang Abdillah lalu dia menggeleng.

Tidak hanya saja aku ngantuk.

Kau tidur saja nanti kalau sudah sampai akan aku bangunkan, Kerin hanya menurut lalu mencari posisi yang nyaman untuk tidur.

Seseorang keluar dari balik dinding perusahaan, dia dari tadi mengamati dua pasangan itu sampai mobilnya hilang dari pandangannya.

Kerin lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti.

.

.

Rin bangun.

Eohhh? Oh astaga mengapa dia mengeluarkan suara itu.

Dia menggeliat dan mengedipkan matanya beberapa kali, menggemaskan, aku ingin sekali menciumnya.

Dimana ini?

Haneul Park, ucap Abdillah.

Hah? Tidak asik kalau tidak malam hari, dia mempeoutkan bibirnya yang tipis, dan berwarna pink muda.

Iya sudah kita tunggu saja sampai malam gimana?

Baiklah.

Aku dan Kerin keluar dari mobil, kita berjalan di beberapa daerah sini, aku sesekali memandang wajah cantiknya itu .

Apa kau sudah tidak bosan? tanya Abdillah.

Sudah tidak.

Bagaimana kalau kita ke atas?

Ku lihat dia sedang memandangi pemandangan dari atas tebing, wajah cantiknya membuat ku makin mencintai nya.

Ahhh lelah, kita duduklah dulu.

Baik nyonya Abdillah, ucap Abdillah.

Hiss wajahnya memerah, haha gemas sekali istriku ini.

Aku baru menyadari kalau aku sangat menyukai istriku ini, kenapa wanita sebaik dia aku permainkan perasaannya, dulu aku memang bodoh, tapi sekarang memang tidak.

Aku memegang tangannya, dia melihat ke arahku, dan aku pun tersenyum padanya, melihat mata indahnya miliknya.

Ab?

Panggil sayang.

Hah?

Sayang Rin, panggil sayang.

Ahhh iya sayang, dia memalingkan wajahnya ke arah lain, aku tertawa pelan, dan mencium pipinya sekilas.

Hisss kenapa menciumku?

Kau menggemaskan Rin, dia mencubit pipiku sangat keras.

Akhh sayang sakit, dia tertawa dan mengelus pipiku, tidak sakit, hanya saja aku akting wkwkwk

Sudahlah kau lebay.

Aku tidak lebay.

Kita menghabiskan waktu dengan mengobrol, dan aku sangat senang karna Kerin bahagia bersamaku, dan aku akan pastikan itu untuk selamanya.

Sayang aku lapar, dia sambil memegang perutnya, aku tidak tahan dengan wajah imutnya, aku pun mencubit pipinya pelan.

Hisss mengapa mencubit ku?

Udah ayo kita ke atas cari makanan.

Aku memegang tangannya, dan menuju tempat makan yang ada disana.

Kau mau apa?

Aku ingin topokki, minumannya lemon tea yah.

Perutmu belum terisi dengan nasi kan?

Ahh baiklah aku memanggil pelayan dan memesan makanan kami.

Aku memandang wajahnya sambil menunggu makanan datang.

Apa yang kau lihat? tanya Kerin.

Wajahmu, jawab Abdillah dengan santai.

Apa aku secantik itu?

Cantik sekali.

Terimakasih pujiannya, aku mengelus pipinya lagi, sampai makanan kita pun datang.

Dia memakan dengan sangat lahap, sepertinya dia memang benar-benar lapar, setelah selesai makan kita lanjut ke atas.

Ehh sebentar kita melihat pemandangan dari atas dulu.

Oke sayang, dia menarikku melewati tangga dan menuju ke tepi untuk melihat pemandangan lampu-lampu di jalanan.

Kau senang? tanya Abdillah padanya, aku hanya mengangguk dan dia pun langsung memelukku.

Mau pulang ini sudah larut, ucap Abdillah.

Aku menggandeng tangannya, lalu mengajaknya turun dan masuk ke mobil.

Aku membuka pintu mobil dan mempersilahkan nya untuk masuk, aku menyalahkan mesin dan pulang ke rumah, karna hari sudah mulai gelap.

.

.

Sampai mereka dirumah Kerin dan Abdillah pun turun.

Ini ada mobil siapa? tanya Kerin pada suaminya itu.

Aku juga gak tau, Abdillah membuka pintu dan terlihatlah wanita memunggungi mereka.

Saat wanita itu berbalik Abdillah dan Kerin pun terkejut

Ibuuu.....

Iya itu adalah ibu Abdillah, dia tersenyum dan memeluk Kerin, bukannya memeluk Abdillah yang anaknya sendiri.

Mengapa ibu kemari? tanya Abdillah.

Heh anak nakal emangnya kenapa?

Emangnya ibumu ini dilarang untuk kesini hah?

Abdillah hanya pasrah kalau begini, ibunya pasti memaksa untuk membuat cucu.

Apa kau sudah berisi Rin? tanya ibu.

Hah?

Kerin yang tidak mengerti melirik suaminya, Abdillah mengangkat bahunya tidak tau.

Hish jangan bilang kalau kalian belum melakukannya?

Perkataan dari mertua nya itu membuat Kerin paham.

Bu sebaik nya ibu istirahat dulu, inikan sudah larut malam. Abdillah menarik ibunya pergi ke kamar yang biasanya ibu tempati.

Hiss ibu tidak mau malam ini kalian lakukan.

Kerin keringat dingin, bukannya tidak mau karena dia masih ragu, dan masih akan canggung.

Rin ayo ke kamar, Abdillah menarik tangan Kerin, jantung Kerin berdebar hebat.

Apakah dia akan melakukannya? batin Kerin.

Sesampai di kamar Abdillah sama halnya seperti Kerin, tapi apa boleh buat dia tidak munafik, dia juga ingin melakukan itu dengan Kerin.

Apa kau siap?

Hah? Apa? Aku?

Abdillah langsung menyambar bibir Kerin, Kerin hanya bisa pasrah dia tidak membalas Abdillah.

Abdillah yang tau Kerin yang tidak membalas pun akhirnya menggigit bibir Kerin.

Haisss, Abdillah tidak menyisakan kesempatan untuk meneruskan permainannya.

Sudah ab, Kerin memukul dada Abdillah, dia kehabisan nafas, Abdillah yang tau itu langsung melepaskan ciumannya.

Tanpa mereka sadari ibu mengintip mereka dari balik pintu.

Heh lakukan bagaimana seorang pria melakukan nya, aku akan menjadi seorang nenek.

Dan.....

Eaaaa

Kalian pikir sendiri aja ya bagaimana kedepannya 😅

Terpopuler

Comments

Nana Fitria

Nana Fitria

bikin geumeess 😁😄

2022-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!