Ciuman

Kerin sudah sampai di rumah Abdillah, dia masuk ke dalam, dan terlihatlah disana Abdillah sedang duduk dan melihat ke arah Kerin.

Kau habis dari mana? tanya Abdillah, Kerin tidak menjawabnya, Kerin hanya sebal melihatnya.

Hei, aku bertanya kau habis dari mana? Kerin hanya melirik Abdillah sekilas lalu pergi meninggalkan nya masuk ke dalam kamar.

Abdillah tidak tahan di abaikan oleh Kerin, Dia menahan tangan Kerin yang ingin masuk ke kamar, karna tidak seimbang Kerin hampir terjatuh tapi untungnya ditahan oleh Abdillah yang langsung memeluknya.

Wajah kerin dan Abdillah sangatlah berdekatan, jantung yang berdetak tak karuan dirasakan mereka berdua, Abdillah melihat ke arah bibir mungil milik Kerin, dia tidak tahan, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Kerin, Kerin menutup matanya dan merasakan bibir Abdillah menempel di bibir kerin.

Abdillah menatap Kerin, dia terkekeh didalam hatinya, dia mencium bibir kerin dengan lembut, Kerin hanya diam tak membalas, perlahan Abdillah memundurkan wajahnya.

Manis, ucap Abdillah.

Kerin gugup, pipinya memerah karena tidak ada perlawanan saat Abdillah mencium nya.

Kerin langsung lari masuk ke kamarnya, Abdillah hanya tersenyum tipis.

Sepertinya bibirmu membuatku candu Rin, Abdillah masuk ke dalam kamarnya.

Disisi lain Kerin menutupi wajahnya dengan bantal.

Oh astaga? Tadi apa yang sudah terjadi? Astaga jantungku terus berdetak dengan cepat, Kerin masih mengingat kejadian itu sampai tidak bisa tertidur.

\*\*\*\*\*

Kerin masuk ke dalam rumah, dia melihat ponsel Abdillah tergeletak di meja makan.

Dia ceroboh sekali, Kerin mengambil tasnya dan pergi menjumpai Abdillah.

Dia menaiki taksi, sesampai di gedung megah milik Abdillah dia menuju resepsionis.

"Yaa sekarang Abdillah memiliki perusahaan sendiri, dia sudah tidak bekerja lagi di pesantren, dan Kerin dengan Abdillah sudah memiliki rumah tersendiri, tidak lagi serumah dengan orangtua Abdillah. Bisa disebut sekarang Abdillah termasuk orang yang sukses, dibalik kesuksesannya sifat Abdillah berubah drastis. Yang dulunya awal pernikahan Abdillah care dengan Kerin, tapi sekarang hubungan mereka sedang tidak membaik.*

Aku ingin bertemu dengan tuan Abdillah, ucap Kerin.

Apa anda ada janji dengan tuan Abdillah? tanya resepsionis. Kerin hanya diam, dia kan istrinya kenapa harus buat janji dulu.

Saya tidak membuat janji pertemuan, ucap Kerin.

Maaf, anda harus membuat jadwal pertemuan dulu, ucap resepsionis.

Tapi saya... ucap Kerin terpotong oleh resepsionis itu.

Saya sudah bilang anda harus membuat janji terlebih dahulu.

Tapi ini penting, ucap Kerin.

Memang kau penting? kau siapa? ibunya? atau kekasihnya? ucap resepsionis itu dengan suara bentak.

Maafkan saya tapi ini memang penting, ucap Kerin.

Wah wah ada apa ini, Lia? tanya kariawan yang tidak sengaja lewat dan mendengarkan keributan Kerin dengan resepsionis rese itu.

Dia memaksaku harus membuat jadwal pertemuan dengan tuan Abdillah, ana. Jelas resepsionis yang bernama Lia.

Owhh nona kau harus membuat janji dulu, ucap ana pada kerin, Kerin merasa dipojokkan padahal dia hanya ingin memberikan ponsel kepada suaminya.

Apakah aku harus? tanya Kerin yang membuat kedua kariawan itu tersenyum remeh.

Tuan Abdillah itu kaya, tamvan, tidak mungkin dia mau bertemu denganmu, ucap Lia.

Tapi aku ingin memberikan... ucap Kerin terpotong saat ada yang memanggil dia.

Kerin, gadis itu langsung melihat orang yang memanggilnya.

Farrel? Sedang apa kau disini? tanya Kerin.

Kau lupa? aku sekertaris suamimu.

Lia dan ana saling memandang saat mendengar ucapan atasannya itu.

Ohh aku lupa hehehe.

Dan kau? tanya Farrel.

Aku ingin mengembalikan ponsel milik Abdillah , tapi resepsionis itu tidak mengizinkan aku untuk bertemu dengan Abdillah. Farrel melihat kearah Lia dan Ana.

Hei kalian kariawan baru? tanya Farrel.

Iya tuan saya resepsionis baru disini, dan dia teman saya ana dia baru bekerja dua hari disini, jelas Lia.

Pantas saja dia tidak mengenalmu Rin, ucap Farrel pada Kerin.

Oh begitu, jawab Kerin.

Memang dia siapa? begitu pentingkah dia? jawab Lia ketus.

Hei jaga bicaramu, Farrel ingin menarik Lia namun ditahan oleh Kerin, semua kariawan yang ada disana melihat ke arah mereka, dan semuanya berbisik.

Sudahlah tidak apa-apa, ucap Kerin.

Ohh apa jangan-jangan dia ingin menjadi kariawan disini tapi dengan jalan belakang sampai dia bisa menggoda sekertaris tuan Abdillah, ucap ana.

Farrel yang sudah tidak tahan dengan ucapan Ana tapi Kerin tetap menahan nya.

Tapi Rin, ucap Farrel.

Sudahlah tidak usah diperpanjang, ucap Kerin menenangkan Farrel.

Ada apa ini?

Mereka semua melihat ke arah suara itu, dan langsung membungkukkan badan.

Tuan Abdillah dia memaksaku untuk bertemu denganmu, tapi aku tidak mengizinkan nya karna belum ada membuat janji, suara Lia berubah menjadi lembut, Abdillah menatap Kerin yang sedang menunduk.

Kenapa kau tidak bilang padaku jika ingin kesini? Abdillah mengangkat dagu Kerin dan menatap mata indah Kerin.

Aku.. aku hanya ingin memberikan ponsel mu yang tertinggal, ucap Kerin.

Abdillah tersenyum, dan mengambil ponsel dari tangan Kerin.

Yasudah kau pulang, dan kau Farrel antarkan dia dengan selamat mengerti? Oh iya jangan kau sentuh dia, kalau kau sentuh dia aku akan membuangmu ke lubang buaya, tegas Abdillah.

Sial bos, ucap Farrel.

Farrel dan Kerin hendak pergi dari hadapan Abdillah, tapi tangan Kerin ditahan oleh Abdillah.

Cuppp

Untuk sekian kalinya bibir Kerin dicium sekilas dengan Abdillah, semua kariawan yang melihat itu termasuk Lia dan Ana melongo histeris.

Hei Abdillah sekarang kau berani yang mengumbar kemesraan? Aku dengan Dinda saja tidak seperti itu.

Abdillah tidak menanggapi ucapan Farrel, dia melihat Kerin yang masih terdiam.

Hahaha bawalah istriku dengan selamat Farrel, lihatlah dia sudah seperti patung, ucap Abdillah.

Farrel langsung melihat ke arah Kerin dan benar Kerin masih terdiam seperti patung.

Astaga, kau sampai seperti ini, ayo pulang. Aku tidak mau suamimu itu membawaku ke lubang buaya, Farrel menarik tangan Kerin, Kerin tersadar dan menatap Abdillah tajam, yang ditatap hanya mengedipkan matanya dan membuat kariawan disana histeris.

Siapa yang berani melawan istriku? Tanya Abdillah dingin, lalu dia melihat ke arah Lia dan Ana yang sedang menunduk.

JAWAB!!!

A..a.aku.uu tidak tau kalau dia istrimu tuan, jawab Lia yang masih menunduk.

Aku juga tidak tau, jawab Ana.

Baiklah kalian aku maafkan, ucap Abdillah membuat Lia dan Ana tersenyum senang.

Terimakasih....

Tapi kalian aku pecat, Abdillah kembali ke ruangannya yang berada dilantai 5 dan meninggalkan Lia dan Ana yang sedang menangis.

Dan untuk pertama kalinya Abdillah mengakui bahwa Kerin istrinya di perusahaan itu.

Terpopuler

Comments

Hety Kurniawati

Hety Kurniawati

kok lama kak post nya udah ku tunggu

2022-02-20

0

Aini 'Bunda Airin'

Aini 'Bunda Airin'

Semangat ya, Thor 💪. Dah diboom like, n dimasukin ke daftar favorit ♥️. Dapat salam dari'Takdir Cinta Alya' 😅

2022-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!