Kerin menuju kamarnya, saat dia berjalan dia mendengar rintihan suara Abdillah.
Ada apa dengannya?
Kerin ingin sekali mengecek keadaan Abdillah hanya saja hatinya masih ragu, terdengar jelas suara Abdillah, lalu dibuka lah pintu dengan Kerin.
Terlihatlah Abdillah yang berbaring dikasur dengan keadaan menggigil, Kerin mendekatinya dan meraba kening Abdillah.
Astaga mas demam, ucap Kerin sambil lari ke dapur untuk mengambil kompresan.
Kerin meletakkan kompresan diatas meja dekat kasur, dia memeras kompresan itu dan meletakkan di dahi Abdillah.
Kenapa mas bisa demam? tanya Kerin.
Kerin terus mengompres Abdillah, saat ia hendak mengganti kompresan tangannya ditahan oleh Abdillah.
Tetaplah disini, ucap Abdillah.
Aku hanya ingin mengganti kompresan nya dan aku pasti akan kembali, ucap Kerin.
Semalaman Kerin menemani Abdillah, karena saat tengah malam dia mengigau dan demamnya semakin tinggi, Kerin pun sampai tidak bisa tidur, tidur pun sampai tak nyenyak.
.
Di pagi hari yang cerah Abdillah terbangun dari tidurnya, dia meraba dahinya yang ada kompresan lalu dia melihat istrinya yang sedang tidur dengan menopang kedua tangannya sebagai bantal.
Abdillah tersenyum tipis, dia membenarkan rambut kerin, Kerin yang merasa terganggu akhirnya terbangun dari tidurnya, Abdillah dengan cepat menurunkan tangannya.
Mas sudah bangun? Sebentar ya aku buatkan bubur, ucap Kerin.
Kerin keluar dari kamar.
Kerin menuju dapur, dia membuat bubur yang biasa di buatkan ibunya saat dia sakit, sebelum itu dia membersihkan diri dulu, Kerin mencicipi bubur buatannya, tidak terlalu buruk, gumam Kerin.
Dituangkan buburnya ke dalam mangkuk dan pergi menuju kamar.
Nah sekarang mas makan, ucap Kerin, Abdillah duduk dan bersandar di kasurnya.
Mas tidak bisa, mas masih lemas, Ucap Abdillah.
Dengan terpaksa Kerin menyuapinya.
Kerin menyuapi Abdillah, Abdillah akui bubur buatan Kerin memanglah enak, sampai habis dimakannya.
Mas minum obat ini, Kerin memberikan obat dan air minum pada Abdillah, Abdillah menerima itu dan meminumnya.
Kenapa mas bisa demam? tanya Kerin.
Abdillah melirik istrinya.
Mas tadinya akan menemani Jimin, lalu ada televon bahwa mas harus ke pesantren, dalam perjalan menuju pesantren ban mas kempes mas sudah menelpon supir untuk membawanya ke bengkel, terus hujan turun begitu deras, mas kehujanan dan berteduh ke halte, mas memesan taksi untuk menuju ke pesantren, mas mengerjakan tugas pesantren hingga larut malam makanya mas demam, jelas Abdillah.
Kerin hanya mengangguk paham.
Kalau begitu mas istirahat, aku mau berbelanja, ucap Kerin.
Aku ingin ikut, ucap Abdillah.
.
Disinilah mereka di supermarket setelah berdebat Abdillah ikut atau tidak.
Flashback
Mas ingin ikut, ucap Abdillah.
Mas sedang sakit, mas di rumah saja, ucap Kerin.
Tidak mau, jawab Abdillah.
Aishh keras kepala aku ingin pergi sendiri, jelas Kerin.
Tidak mas mau ikut, jawab Abdillah yang keras kepala.
Aishh baiklah cepat mandi sana, dengan kesal Kerin mengiyakan Abdillah untuk ikut berbelanja.
Kerin yang masih memasang wajah kesalnya membuat Abdillah terkekeh.
Sudahlah adek masih kesal pada mas? tanya Abdillah.
Iyalah mas kan sedang sakit, harusnya tidak usah ikut, jawab Kerin dengan nada cuek.
Mas bosan dirumah, jawab Abdillah.
Tapi mas sedang sakit, bagaimana kalau mas tambah sakit? ucap Kerin.
Adek mengkhawatirkan ku? tanya Abdillah.
Kerin gelagapan kenapa dia bisa asal bicara.
Aku hanya tidak mau mas sakit dan menyusahkan ku lagi, Kerin berjalan meninggalkan Abdillah.
Abdillah tersenyum tipis dan mengikuti Kerin.
.
Astaga kenapa jantungku berdegup sangat kencang, aku mohon tenanglah, batinku.
Dek?
Kau melirik ke arah Abdillah, dia membawa susu di tangannya apa itu kesukaannya?
Mas ingin beli ini, ucap Abdillah.
Oh tuhan dia seperti meminta pada uminya, gemas sekali.
Simpan saja ditroli, aku mau melanjutkan mencari bahan makanan yang akan ku perlukan nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments