Sah

Kerin menelvon ibunya menggunakan hp Nisa.

Assalamualaikum bu

Walaikumsalam Rin, udah sampai kamu?

Udah bu, jawab Kerin. Alhamdulillah, baik² disana ya.

Iya bu, udah dulu ya Bu Kerin mau nyusul yang entar ketinggalan lagi. Iya udah Rin hati² ya.

Nisa dan lainnya pun langsung memesan kamar nya masing-masing, yang berisi satu dua orang.

Rin

Iya sa.

Samaku ya berdua? tawar Nisa pada kerin.

Oke sa. jawabku.

Udah yuk lebih baik kita istirahat dulu. Ucap Tony. Iya udah ke kamar masing-masing yah jawab bang Gilang mewakili semuanya.

Karna seharusnya sampai jam 5 karena perjalanan macet akhirnya sampai malam hari.

Oke dah teman-teman.

Dahhhh....

Ayok Rin, ajak Nisa.

Iya sa. Menuju kamar tanpa basa basi aku pun dan Nisa langsung berbaring di tempat tidur.

Tanpa sadar mereka pun terlelap karna memang sudah jam 9 malam. Dan mereka pun kecapaian karena seharian di dalam mobil.

.

Pagi pun tiba sudah menunjukkan pukul 9.

Aku tak tega membangunkan Nisa yang masih tertidur pulas.

Kerin pun membiarkan Nisa tetap tidur. Dan bergegas menuju kamar mandi, karna kemarin dia tak lagi sempat mandi.

Selesai mandi aku pun tak melihat Nisa bangun. Aku pun bergegas keluar untuk berjalan-jalan menghirup udara segara dan ingin olahraga.

.

Sejuknya udara disini. Aku berjalan mengelilingi hutan yang masih asri. Aku pun memandangi pohon yang rimbun berada di belakang vila. Tanpa sengaja aku terjatuh.

Aaaa...aaaa...aaaaa

Hampir terjatuh ke jurang...

Membuat bawah baju gamis ku robek tersangkut di batang pohon. Untung saja ada seorang pria yang memakai baju kokoh dan satu dan bertanya kamu gak ppa?

Gak ppa, jawabku.

Aku pun bingung kenapa pria tadi hanya diam saja setelah menanyaiku. Mata ku pun memandang ke arah mata pria itu memandang.

Dan ternyata....

Astaghfirullah.. Aku pun panik langsung menutupi aurat ku. Dengan cepat aku pun langsung menutupi.

Pria itu pun sadar dengan apa yang dia lihat. Dia pun mengucap astaghfirullah sebanyak 3x.

Namun disaat bersamaan ada warga yang tinggal di sekitar hutan. Melihat ku dengan laki² yang memandang bajuku sobek akibat terkena batang kayu.

Karena salah paham. Warga disana menyangka aku dan pria itu melakukan hal jinah. Tanpa pikir panjang warga itu menghampiri kami. Dan memanggil para warga yang ada di dekatnya.

Kerin pun kaget beserta Abdillah. Ya nama pria itu Abdillah. Iya pak kenapa? tanya Abdillah bingung.

segala tanya kamu. Kamu kalau mau berbuat jinah jangan disini. Ucap salah satu warga dengan menahan amarah. Maaf pak tapi saya dengan ukhti ini tidak melakukan apa² pak, ucap Abdillah membela diri.

Benar pak saya dan Abang ini tidak melakukan apa² pak, ucap Kerin.

Aku dan pria ini mencoba menjelaskan namun tak dihiraukan para warga karena warga memang sudah terlanjur marah.

Sudah pak dari pada mereka berdua menodai desa kita lebih baik kita nikahkan saja mereka, usul salah satu warga.

Membuatku dan pria itu pun panik.

Panggil orang tuanya....

Radit panggil pak Ilham dan pak kamal, ucap salah satu warga pada anaknya.

Pak Ilham adalah salah satu penghulu di desa itu.

Orang tua pria itu pun datang dengan keadaan panik. Assalamualaikum, ucap umi dan abahnya Abdillah.

Walaikumsalam, jawabku dan pria itu serta warga disana. Dia pun menyalami tangan orangtuanya itu.

Umi, Abah demi Allah Abdillah tidak melakukan apa², ucapannya dengan panik. Aku pun hanya diam tak tau harus berbuat apa.

Maaf pak anak saya tidak mungkin melakukan itu pak. Ucap pak kamal dengan tegas namun lembut.

Maaf pak kamal bukan nya saya mau fitnah ya pak tapi saya melihat dengan mata kepala saya sendiri pak dan karena itu mereka harus segera dinikahkan pak. Ucap warga.

Iya sudah saya setuju jika anak saya ingin dinikahkan. Ucap pak kamal.

Tapi bah,

Sudahlah ab mungkin ini jalan terbaik untukmu nak, Umi percaya kok kamu tidak mungkin melakukan hal yang dilarang dengan Allah apalagi yang dibencinya. Ucap umi Abdillah.

Ya sudah jika umi dan Abah setuju, Abdillah nurut aja mi bah.

Yasudah. Nak nama kamu siapa?

Nama saya Kerin Bu, jawabku dengan gugup.

Tidak usah gugup, sebentar lagi kan kamu jadi mantunya umi, dan jangan panggil Bu panggil umi saja ya, ucapnya padaku.

Eh iya Bu e mi, jawabku dengan terbata-bata.

Pak penghulu pun tiba.

"Saya terima nikah dan kawinnya Kerin binti Ruddin dengan mas kawin seperangkat alat shalat di bayar tunai."

Gimana para saksi sah?

Sah.

Alhamdulillah.

Terpopuler

Comments

Alleraa

Alleraa

ceritanya mirip baget sma yg ad di apk satunya

2023-01-27

0

Juan Sastra

Juan Sastra

loh kok ggak ada walinya pihak perempuan

2022-10-01

0

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

halo

2022-02-22

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!