Aslan pulang dari rumah mommy dan Daddy nya seketika itu mobil Asaln menjauh pergi.
Mommy berjingkrakan senangnya bukan main karena Asaln yang ternyata ada sedikit perubahannya.
Jangan kira Mommy tidak melihat sesuatu dari ekspresi Aslan, mommy tahu ekspresi Aslan itu ada yang terjadi alami bukan karena pikirannya yang di latih dari kecil.
Setiap hari juga Mommynya mendapatkan laporan dari dokter pribadi Aslan tentang kesehatan Aslan. Jadi Mommy tahu semua kemajuan itu.
Arga datang dan berdiri disamping istrinya dengan menatapnya dari samping.
"Kenapa?" Suaminya bertanya dengan wajah datarnyanya.
Ayla, sang istri menoleh.
"Apaan.. Enggak kok itu Aslan kayaknya mau sembuh biasa jadi manusia normal dengan emosi terus bisa rasain rasa sakit." Kata Ayla menatap Suaminya dengan binar mata yang terlihat begitu jelas. Berbalik saling menghadap.
Arga menghela nafasnya.
"Ayla. Aslan itu gak akan pernah bisa normal Aslan akan memilih seseorang buat dia cintai buat melihat dunia dengan emosi. Aslan itu butuh itu dan bukan perubahan untuk dirinya sendiri."
Ayla menjauh dari Arga.
"Kamu kok gitu ngomongnya, Enggak-enggak bisa gitu.. Aslan harus sembuh gak boleh gak sembuh dia pasti bisa normal tanpa tergantung ekspresi orang juga ekspresi dari otak cerdas yang udah kita latih," ucap Ayla dengan menarik urat lehernya dan menatap sedih ke wajah suaminya.
Arga menggeleng.
"Kamu tahu sendiri semua itu bawaan Aslan dari lahir walaupun seberusaha apapun kekuatan kita buat ngerubah Aslan untuk bisa normal anak kita itu tetep orang yang unik, gak punya emosi dan gak bisa merasakan rasa sakit. Jangan bilang kamu lupa kalo Aslan pernah main benda tajam dan hampir terluka," ucap Arga.
"Iya.. Aku tahu itu semua salah aku yang salah tapi, apa salah kalo aku mommynya pengen dia bisa hidup ngerasaain kebahagian sesungguhnya." Ayla menangis karena Arga kembali menyadarkan kenyataan yang ada.
Arga langsung memeluk Ayla ketika Ayla memeluk Arga duluan.
Xx
Di rumahnya.
Aslan baru saja sampai dan masuk ke dalam lalu melihat Halana menggunakan pakaian yang terlihat begitu berbeda dari biasanya
Seketika Aslan melangkah dan melihat memastikan jika itu Halana dan benar itu Halana Aslan menatapnya dalam dan Halana menoleh.
“Apa liat-liat, mau gue culek mata lo,” ucap Halana sangat kasar.
“Tumben cantik,” ucap Aslan dengan datar itu pujian atau penilaian buruk.
Halana hampir saja terbang jika tak ingat kalo Aslan membuatnya sangat kesal terus sejak pagi.
Halana pergi meninggalkan Aslan seketika itu Aslan menarik tangannya sebelum Halana pergi dari hadapannya.
“Lepas! Apaan sih kenapa pake pegang tangan gue lo nih ya nyalahin gue mulu dari tadi pagi haah,” ucap Halana sangat sangat kesal matanya menatap marah dengan terus menarik tangannya dari pegangan Aslan.
Aslan tetap tenang menatap wajah Halana.
“Tidak akan aku lepaskan sebelum kau jawab kenapa hari ini kau sangat beda dari biasanya,” ucap Aslan dengan mengeraskan rahangnya dan merapatkan giginya wajahnya tetep datar tanpa ekspresi.
“Oh... Mau tahu, terus kenapa masalah, (menjentikan jari dengan satu tangan yang bebas didepan wajah Aslan) eh.. pribadi gue yaa masalah buat lo kalo gue dandan cantik dirumah, terus mau lo, gue suruh kumel ama dekil di rumah iya.. kenapa sewot mulu gue ama lo dari pagi haah.”
Halana melepas pengaan Aslan dengans ekali hentak bersamaan Aslan juga melepas tangan Halana, dan menjauh pergi.
Aslan membuka kerah kemeja dan kancingnya dan menghela nafas.
Inah datang dan membawakan minum untuk Aslan seketika itu Inah pergi seketika Aslan meminta Inah berhenti lalu Inda pun mendekat lagi dan berhenti disamping Aslan, diam disana.
“Katakan apa yang terjadi ketika aku tidak di rumah,” ucap Aslan.
“Ehmm Ehmm.. maaf Tuan tadi Nona Kelly datang ke rumah bareng sama Nyonya yang pulang dari tempat kerjanya tapi, Nyonya sampai duluan, Nyonya jalana kaki seperti biasa dari gerbang depan sana Tuan, Nona Kelly pake mobil biasa pas Nyonya udah masuk rumah ngelewatin Nona Kelly pastu Nona Kelly rusuh nanyain ke semua pelayan. Nyonya udah di kamar, nona Kelly agak lamaan di sini, duduk di sofa nelepon-nelepon terus Nona Kelly maksa ke masuk dan nyariin Tuan, pas nyonya lagi maskeran muka Nona Kelly masuk dan minta semua pelayan keluar, nyonya cuman suruh saya nenemenin mereka berdua ngobrol. Obrolannya tentang kalo Nona Kelly ngatain Nyonya seolah-olah Nyonya itu wanita bayaran, Terus Nona sama Nyonya juga sempet berantem tapi yang kalah nona Kelly nyonya ngusir Nona Kelly terus Nyonya santai disini yaa gitu aja Tuan,” ucap Inah melaporkan semuanya dengan jelas sesuai dan menurutnya yang di lihat dan di pahaminya tadi.
Aslan mengangguk dan meminta Inah kembali ke tempatanya dan Aslan duduk dengan tenang di sofa lalu mengambil minum yang Inah berikan tadi di atas meja.
Aslan membuka ponselnya, Tiba-tiba puluhan pesan dari Kelly membuatnya tetap santai membuka pesan.
Semua isinya menanyakan siapa Halana dan kenapa ada dirumah kenapa Kelly tidak di beritahu kenapa Kelly gak pernah tahu kalo Aslan suka bermain wanita Kelly marah lalu pesan yang lainnya mengatakan apa harus hubungannya berakhir dan lain sebagainya juga membantalkan kontrak kerja antara perusahaan Aslan dan Pekerjaan Kelly sebagai modelnya, sebelah pihak dan Kelly akan membayar uang penaltinya atau ganti ruginya.
Aslan mengetik beberapa kata dan menjawabnya dangan santai.
Di rumahnya Kelly membuka ponselnya dan melihat isi dari pesan yang baru saja di baca juga di balas oleh Aslan Kelly membaca dengan tatapan yang terkejut mata basahnya kini kembali banjir air dan membuat luntur make upnya.
“Haah kok putus sih kenapa putus Aslan kita udah deket lama aku mau jadi istri kamu dan kamu malah pilih cewek lain aku gak akan bolehin kamu deket sama siapapun Aslan cuman punyaku milikku, perempuan itu harus mati aku harus singkirain dia gimanapun caranya.”
Aslan melangkah keruang kerjanya dengan pakaian santai ala rumahan dan duduk dengan tenang seketika mengingat sesuatu, Aslan pergi ke ruangan dengan pintu coklat ruangan favoritnya Aslan setiap hari ke sana hampir seperti minum obat, rajin sekali.
Aslan memerikas suhu tubuh lalu berat badan segala macam lalu tekanan darah dan juga alat ronsen dengan robot di dalam ruangan itu memastikan tidak ada hal lainnya Yang terjadi di tubuhnya. Semua isi ruangan itu Zoela dan Mommynya yang siapkan sampai detail terkecil juga.
Aslan keluar dari sana dan menguncinya lalu pergi ke ruang kerjanya.
Halana masih di rumah kaca malam-malam begini karena kesal dengan Aslan.
"Memangnya siapa dia siapa gue, ya suka suka gue mau dandan kek mau buluk mau cantik gue yang make gue yang ngerasain, muka-muka gue juga nempelnya disini bukan di muka dia, mukanya itulo kalo tannya sama muji marah sama-sama nyebelin sama-sama gak ada bedanya ngeselin. Liat aja gue udah kerja sepuluh bulan gak kerasa juga nikah ama dia udah sepuluh bulan. Kalo sampe ada niatan jabang bayi gue sunatin lagi tuh orang," ucap halana dangan menatap merah ke luar rumah kaca.
Ponsel halana bergetar dengan nomor tak di kenal yang bilang.
+628xxxxxxxxx
[Aslan itu manusia aneh dia punya penyakit yang aneh, awas kamu harus waspada biasanya jika di tanggal 31 dia akan pergi dari rumah dan akan kembali dengan darah dia itu penjahat yang suka membunuh orang]
Halana terdiam. Berpikir.
Halana membiarkan pesan itu seketika alaran ponselnya tentang sesuatu yang selalu ia lupa berbunyi lengkap dengan tanggal yang Halana melihat jadwalnya malam ini dan melihat apa ini sekarang jam sebelas malam udahan.
"Loh.. sekarang tanggal 31." Halana menegguk ludahnya kasar dan pergi keluar dari rumah kaca seketika itu lampu rumah kaca mati dan Halana sudah sampai di rumah.
"Aah.. ngapain juga percaya.. mungkin Aslan lain kali yang di maksud." Halana kembali santai seketika Halana mendengar suara asing seperti barang-barang dan juga benturan kecil.
Rumah ini sangat besar dan sepi terang tapi, menyeramkan.
Halana melangkah ke ruangan yang pintunya sedikit terbuka dan ternyata ruangan oleh raga Halana mendekat masuk lebih dalam dengan langkahnya seketika itu, tepukan di bahu membuat Halana kaget dan berteriak seketika itu menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Apa yang kau lakukan," ucap Aslan.
"Lo monster?" Tanya Halana.
"Tidurlah kau terlihat aneh," ucap Aslan menarik Halana keluar dari sana.
"Ih.. Enggak gue tanya jangan pegang tangan gue," ucap Halana menarik dirinya Aslan berhenti dan berbalik.
"Aku manusia," ucap Aslan seketika itu Halana tertawa dan mendekat lalu mendengar detak jantung Aslan dengan berani mendekatkan telinganya ke dada Aslan.
Aslan bergeming. Halana sadar ada yang aneh seketika berdehem dan menatap wajah Aslan dari bawah Halana berdiri.
"So-sorry gue...gue gak sengaja.. Ehm.. Maaf," ucap Halana.
Seketika Aslan membuka jalan untuk Halana keluar.
"Tapi, Lo.."Seketika Halana menutup rapat mulutnya saat itu juga Halana keluar saja dari pada bicara pada orang dengan wajah datar.
Baru akan menarik selimut untuk tidur Halana mendengar suara mobil berhenti juga berbagai kenalpot kendaraan lain yang menggangguk karena banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments