Hampir aja!

Pagi ini Aslan berangkat tanpa sarapan dulu karena buru-buru.

Salah salahnya Aslan sudah sampai seketika itu memutar balik mobilnya. Aslan mengingat satu map yang belum di bawa oleh suaminya Arselina semalam.

Ketika Aslan sudah pergi beberapa menit lalu Halana keluar dari rumah untuk mengurus bonsai.

Tiba-tiba mobil Aslan kembali lagi dan masuk dengan langkah cepats etengah berlari.

Halana masih asik dengan bonsainya.

Halana memangkas beberapa tanaman yang menganggu karena pesan dari Mommynya Aslan untuk menjaga bonsai ini dan juga tanaman besar kecil sedang lainnya, karena ini kesayangan dari mommynya Aslan.

Aslan tahunya jika Bonsai itu adalah tanaman mahal dan langka berusia puluhan tahun dan yang mengurusnya Inah seperti biasanya tapi, kali ini sepertinya bencana datang dari Halana.

Aslan baru akan keluar dari rumah dan akan menghampiri mobilnya dari tempatnya berdiri Aslan melihat Halana menyentuh tanaman yang di berikan untuk Mommynya.

Aslan melihat Halana di taman depan teras rumah kaca sedang memangkas beberapa daun yang tidak perlu juga mengurus tanaman lainnya sesuai apa kata Mommynya Aslan.

Tanpa banyak bicara Aslan menghampirinya. Halana menoleh ketika menyadari kedatangan Aslan menatap suaminya sendiri jutek.

“Kenapa dia yang mengurusnya,” ucap Aslan dengan tatapan yang sedikit tajam pada semua pelayan yang berdiri di belakang Halana.

Para pelayan ketakutan dan menunduk beberapa memundurkan langkahnya menjauh menjaga jarak aman.

Halana menoleh.

“Kenapa.. gue juga gak oon amat ngurus bonsai,” ucap Halana sambil memotong sambil bicara.

Aslan tetap menatap Halana dari belakang.

“Inah ambil ini dan bawa semua masuk ke dalam,” Perintah Aslan langsung dikerjakan Inah.

Halana terdiam menatap bonsai itu menjauh seketika mengejar Inah dan mengambilnya lagi dan membawa lalu meletakkan di atas meja tempat semula.

Halana memotong beberapa rumput di bonsai yang usianya hampir satu abad.

Aslan langsung mengambilnya dan memberikannya pada pelayan.

Halana melangkah mendekat dengan gunting besi khusus bonsai di tangannya didekatkan depan wajah Aslan, seperti ingin menyobek wajahnya.

“Apa sih mau lo gue ini ngikutin apa yang di bilangin sama Mommy lo, sekarang apa lagi, pinplan loh jadi orang,” ucap Halana kelewat kesal seketika tangan Aslan menarik sikut Halana dan mendekat kan mereka dan wajah mereka juga otomatis mendekat jarak hidung manjung keduanya hampir bersentuhan alis Halana membentuk ekspresi marah sedangkan Aslan wajah biasa.

Aslan mengambil gunting dari tangan Halana dan memberikan pada Pelayan sempat sulit di tarik dari tangan wanita pemarah dan keras kepala ini.

“Jangan sentuh apapun yang ada kaitannya sama milik mommy, atau Kau mau membayar ganti ruginya lebih mahal,” ucap Aslan dengan wajah mengeras.

Wajah Halana sedikit terkejut, uang lagi pikir Halana.

Tapi, tatapan mata Aslan menatap seluruh wajah cantik Halana membuat Halana mengartikannya lain.

“Apa.. Lo mau apa, Ngajak gue wik-wik apa mau ena enak, Oohh.. Lo atau lo Bajingan yang sukanya pin plan, Dasar aneh lo,” ucap Halana mendorong Dada Aslan dengan kuat dan hentakan kepalan tangan Halana di dada Aslan dan seketika melepas sikutnya dengan kasar dan mengumpat keras didepan wajah Aslan dan memberikan jari tengahnya.

Halana pergi dari hadapan Aslan dan segera membereskan dirinya untuk pergi bekerja karena jam gantiannya dengan pegawai lain akan tiba.

Aslan menatap kepergian Halana dan pergi ke mobilnya.

Selesai Halana dengan berberesnya lalu melangkah keluar dengan pakain kerja.

Halana melangkah keluar rumah dan segera melangkah cepat sampai gerbang depan.

Halana terus melangkah dan pergi sampai di gerbang depan ngos-ngosan.

Halana tanpa basa basi langsung masuk ke dalam mobil taksi yang sudah di pesannya lebih dulu dan duduk sambil menghela nafasnya.

Aslan sebenarnya mengikuti Halana tanpa mau memberikannya tumpangan.

Mereka memang sempat melewati sebelum Halana samapai masuk ke dalam taksi.

Sebenarnya, Aslan belum benar benar pergi Aslan sempat berhenti untuk mengangkat telepon sebelum sampai gerbang depan.

Halana juga tahu di ikuti Aslan tapi, Halana acuh dan anggap tidak ada yang mengikutinya,menyebalkan memang!

Xx

Di rumah kaca kini.

Inah dan para pelayan lainnya yang bersma Inah, ingin pingsan rasanya, karena bonsai yang baru saja di urus Halana daun yang tidak perlu dan beberapa ranting malah terlihat mirip, atau hampir seperti pohon di terpa angin topan buruk sekali.

“Bagaimana ini, nyonya besar akan akan marah, inikan pekerjaan nyonya muda.” Kata salah satu pelayan sambil memindahkan pot itu di deretan bonsai cantik lainnya.

Bonsai cantik yang sama sekali belum disentuh jari Halana.

“Tidak masalah lah... lagi pula kita hanya pelayan kalo Nyonya mungkin akan marah biasa. Jadi terima saja kenyaatannya,” ucap Inah lemah dan putus asa, mereka semua merasa sangat takut kehilangan pekerjaan, gara gara daun sehelai patah sampai di pecat Tuannya, nah ini perbuatan Halana apa mereka juga akan di pecat juga nantinya.

Di tempat kerjanya Aslan baru saja turun dari mobil dan akan bertemu dengan Client di temani Edgar ketika sudah sampai di tempat ternyata Aslan sudah di tunggu olegh Fahmi salah satu patner bisnisnya dan kali ini Fahmi ingin mengajukan kerja sama untuk perushaannya yang lainnya pada Aslan.

Aslan duduk di hadapan Fahmi bersama Edgar tak lama asisten Fahmi seorang wanita membawakan minuman.

Mereka mulai membahas bisnis panjang hingga tidak terasa waktu berlalau begitu saja dan terjadi kesepakatannya dengan sangat mudah. Aslan sedikit tersenyum seperti paksaan ketika jabat tangan.

“Senyumanmu sangat manis Aslan apa kau tidak berniat untuk mencari pawang cinta terbaik, apa kau tidak memiliki tambatan hati,” ucap Fahmi.

Fahmi tersenyum dengan wajah yang sangat baik dan santun juga ramah berjalan pergi meninggalkan meja makan dengan kedua jabat tangannya sembari terlepas setelah selesai membicarakan bisnis,

waktu mereka sedikit luang akan di pakai bicara tentang cerita diri mereka masing-masing.

“Aku tidak berniat memiliki siapapun," ucap Aslan santai.

“Lalu apa kau terus terusa menjadi anak dari Mommy atau kau tidak mau memberikannya cucu, Oh ayolah Aslan, sesempurna dirimu tampan pengusaha meneruskan usaha ayahmu yang dari lima persen menjadi tiga puluh lima persen tahun kemaren, dan terus meninggkat hampir mendekati kata pengusaha mapan apa itu belum cukup Aslan, Ayolah tidak kau ingin juga merasakan malam hangat bersama wanita yang kau citai,” ucap Fahmi berusaha menggoda dengan menepuk sedikit keras dan berbunyi pada tepukan bahu Aslan.

Aslan menoleh menatap Fahmi.

Fahmi mengangkat kedua bahunya dan dagunya seperti mengatakan kenapa? Ada yang salah?

Aslan menatap kanan kiri dan mendekat pada Fahmi.

“Aku masih lebih baik jika sendiri dan Cinta itu begitu rumit aku tidak menyukainya,” ucap Aslan berbisik pada Fahmi didepan wajahnya.

Fahmi terkekeh dan menatap Aslan dengan tatapan yang sangat lucu.

“Kau yakin tapi, aku tahu kau dekat dengan Kelly Sarvon model cantik wanita sibuk karirnya panjang dan juga cantik dan ideal untuk pria pengusaha sepertimu,” ucap Fahmi lagi.

Aslan sedikit tersentil di pendengaran telinganya sedikit terganggu jika Kelly di sanding sandingkan dengan dirinya.

“Loh.. kenapa ekspresimu kesal bukannya dia kekasihmu,” ucap Fahmi lagi tak habis kata katanya dengan sangat senang menggoda Aslan.

“Kau berhentilah bicara,” ucap Aslan dengan menatap seluruh wajah Fahmi sekali tatapan lurus.

Aslan pergi dari sana meninggalkan Fahmi yang hanya mengediikan bahu dan juga pergi.

Xx

Halana di kantornya baru saja istirahat minum dan akan bekerja lagi Halana melangkah ke tempat yang baru beberapa menit separuh di bersihkan termasuk membersihkan lobi karena tempat keluar masuknya karyawan lainnya.

Sekarang Halana melihat jam tangannya yang sudah masuk waktu untuk mengerjakan pekerjaan lainnya membersihkan kaca sebelum hari gelap dan bersama dengan Dimas.

Sedangkan, Galang tidak masuk di sift ini tapi, sift pagi dengan bagian lain setelah beberapa hari izin sakit.

“Lo gak mau ngomong sama gue gitu, minta maaf gitu,” ucap Dimas.

Halana tetap diam sambil memasang talinya sendiri dan memperkuat ikatan juga simpulnya.

“Suka-suka gue mau ngomong ama lo atau enggak sedangkan lo selalu aja nanyain hal yang gak perlu lo itu kurang kerjqan lebih baik lo ngurusin hal lain gak usah ama gue, ngerti,” ucap Halana langsung berkerja turun ke bawah dengan tali tanpa takut mulai membersihkan setiap kotak kaca jendela.

Dimas juga turun dengan tali menyusul Halana.

Dari pintu tempat masuk lantai paling atas sseeorang melangkah ke salah satu tali dan seketika itu mengeluarkan pisau lipatnya dan berusaha memutus tali milik Halana dan ketika itu ternyata pekerjaan Halana lebih cepat,

ketika akan naik Halana melihat talinya hampir putus oleh seseorang, Halana sadar itu perempuan seketika Halana melompat dengan tangan berpegangan kencang pada pagar lalu melompat masuk melepas semua perlengkapan dan ketika akan mengejarnya, Dimas menarik Halana.

”Lepas apaan sih lo, Gue mau ngejar dia,” ucap Halana seketika Dimas menarik perlengkapan pengait simpul di pinggang Halana.

“Sebentar.”

Dimas membukanya lama dan seketika akan berlari Halana malah berhenti, sudah terlambat!

Ketika wajah Halana menoleh pintu perempuan itu sudah pergi dan mungkin sudah hilang entah kmana.

Halana tidak mengucapkan terimakasih dan pergi begitu saja dari hadapan Dimas.

Dimas hanya menggeleng.

Dimas membereskan alatnya dan Halana baru akan mengambil tasnya untuk bersegera pulang.

Di ruangan itu Halana kira hanya sendirian ternyata ada karyawati lainnya di bagian lain belakang loker.

Ternyata Jenna Geng.

“Lo tahu gue hampir aja buat dia celaka, kalo aja waktu gue cepet dan gak telat dan piso lipet lo gak kelamaan motong talinya gue udah denger kabar ke matian tuh anak baru, Lo sih...kurang tajem lo ngasih senjata.”

Jenna menatap kedua temannya dengan kesal.

Lalu Jenna dan kedua temannya pergi.

Halana menatap dengan seringai iblisnya ketika melihat Jenna dan lainnya keluar dari sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!