Pertemuan yang seharusnya gak terjadi.

Halana melakukan pekerjaannya yang belum terselesaikan seketika mereka tak sengaja berpapasan Halana mengangguk dengan tersenyum dan Kelly terdiam tetap mengangkat dagu ke atas.

Halana mengubah ekspresinya setelah melewati Kelly.

‘Sombong! Ah.. sudah lah lagian juga aku nyapa ikhlas kan gratis.’ Pikir Halana sambil melangkahkan kakinya ke atas atap lewat tangga darurat sambil berjalan menata kaca di setiap tangga Darurat, Halana di tunggu tiga teman lelakinya. Halana tidak tahu siapa mereka semoga saja bisa kerja sama dengan Halana.

Awlanya, Halana tidak di perbolehkan oleh atasannya tapi, karena Halana butuh, Atasan mempertibangkan dan di izinkan karena sebelumnya Halana juga pernah claimbing di taman bermain dengan ketinggian yang standard.

Memang gak sama tapi, setidaknya pernah tahu yang sejenis itu.

Di atas atap gedung.

“Kita kerja bareng cewek?” Kata lelaki yang sibuk membuat tali pengaman salah satunya menyiapkan alat lain untuk membersihkan kaca gedung.

“Halana.” Seorang lelaki dengan kaca mata bulat dan anting-anting di telinganya.

“Iyee.. tahu aja lo namanya, Lo dah tahu dari bu Dinar kan,” ucap temannya.

“Dim.” Suara temannya mengeras karena yang di ajak bicara malah terdiam menatap ke belakangnya. Seketika Ia berbalik bersamaan temannya menunjuk.

“Tuh,” ucap Lelaki bernama Dimas dengan kaca mata bulat kulit putih rambut pirang dan anting badannya juga terlihat sedikit berbentuk seperti rajin olah raga, tinggi badannya sama seperti lelaki model lainnya, sedangkan temannya yang mengajak Dimas bicara adalah Galang, Galang tidak berkaca mata dan rambutnya berantakan pendek tidak gondrong dan sering menggunakan topi terbalik.

Galang menoleh ke belakang seketika membalik tubuhnya sekalian agar melihat Halana lebih jelas yang berjalan mendekat ke arah nya.

“Lo.. Eh.. Salam kenal gue Galang ini Dimas,” ucapnya mengulurkan tangan pada Halana.

Halana tersenyum dengan ke dua tangan di saku celana di keluarkan tangan kanan untuk bersalaman pada Galang.

Tersenyum dengan menipiskan bibir.

Ketika Halana mengulurkan tangan untuk lelaki berkaca mata dan juga anting-anting di telinganya itu malah di tatap saja tangan Halana.

Halana terdiam menatap ke arah tangannya juga dan seketika menariknya lagi.

“Oh..” Suara Halana mengangguk juga tersenyum menarik tangannya lagi dan mengambil ikat rambutnya.

Halana mengikat rambutnya dan seketika Dimas mendekat dan memakaikan rompi berisi alat bersih-bersih kaca.

“Gue Dimas. Lo cewek pertama yang ambil kerjaan Exstrem. Apa lo gak takut kemungkinan buruknya?” ucap Dimas sambil memakaikan rompi dan tali pengaman dengan tepat.

“Bagian ini gue tahu,” ucap Halana pada Dimas seketika Dimas melepaskan tangannya dari memakaikan Halana pengaman dan melihat Halana mengunci tali dan alat pengaitnya dan juga pengaman lainnya.

Dimas mengangguk menyukai sikap Halana yang seperti tak terlalu menyukainya eh bukan, Bantuannya terlalu banyak tapi, juga ingin di Bantu dengan cepat.

Dimas sedikit suka dan apa ini pandangan pertama yang indah.

Halana melangkah ke pinggir.

“Sekarang jam kerjaanya,” ucap Halana dengan santai.

Galang mengangguk sambil memakai pengaman talinya sendiri.

Dimas masih menatap Halana dengan tenang.

Halana melangkah naik seketika melompat turun dan langsung bekerja membersihkan kaca dengan baik dan benar tanpa kesalahan.

Dimas dengan Galang langsung terdiam ketika Halana melompat begitu saja.

“Haaay...” Refleks Galang berteriak.

“Aman.” Dimas yang menjawab teriakan Galang.

“Jantungan gue liat cewek modelan kek dia.” Keluh Galang.

Padahal hal ini biasa bagi Halana kalo udah jatoh ya mati, masalahnya Galang Refleks berteriak adalah, ini gedung dengan tiga puluh lantai dan Halana santai saja melompat setelah memakai pengaman.

Tak lama Dimas menyusul.

Galang juga.

Mereka membersihkan kaca bersama dan melakukannya sampai bagian seluruh kaca di bersihkan di bagian kaca lantai dua puluh adalah jatah mereka dan setelah itu, adalah pekerjaan bagian kebersihan lainnya yang ada di bawah sampai lantai sepuluh atau kaca lobi.

Xx

Aslan memasuki lobi kantor setelah mobilnya berhenti dan menurunkannya di depan lobi.

Memasuki ruangannya di lantai paling atas dengan lift khusus untuknya, Zoela dan satu sekertaris lelakinya Edgar.

Aslan terdiam menatap ke depan. Zoela sibuk dengan tabnya dan Edgar juga diam dengan menenteng tas di sampingnya.

Melangkah keluar setelah suara lift terdengar dan pintu terbuka.

Mereka memasuki ruang rapat, dan ketika itu semuanya sudah hadir.

Aslan masuk dengan wajah datar dan gagah.

Edgar menarik kursi untuk Aslan duduk dan Zoela menyiapkan beberapa hal yang ingin Aslan lihat

Edgar memulainya, meminta moderator untuk membukanya.

Rapat pun di mulai dan selama itu juga tidak terasa pukul setengah sepuluh tiba.

Rapat berakhir, Seketika semua keluar dari ruangan meninggalkan Aslan yang masih sibuk dengan mac booknya dan Zoela dengan macbooknya sendiri jangan lupakan Edgar juga disana dengan ke sibukannya mereka bertiga sangat tak bisa bicara atau sekedar berucap sebentar.

Ketukan pintu, seketika membuat kesadaran mereka teralihkan dengan menoleh bersamaan ke pintu masuk dan, Ternyata Kelly masuk lalu berjalan cepat dan langsung memeluk manja bahu dan leher Aslan

dan mecium pipi Aslan tapi, belum juga mencium pipi Aslan,

suara seorang wanita masuk dengan membawa tiga cangkir dan seteko teh yang cukup dengan gula terpisah dan juga kueh basah. Berjalan mendekat.

“Permisi.” Ternyata suara Halana.

Meletakan semuanya di atas meja masing-masing dan pergi setelahnya tanpa menoleh,

dan seketika suara Zoel membuat Halana menghentikan langkahnya keluar dari pintu Zoela mengangkat wajahnya dan tersenyum.

“Apa kau pegawai baru,” ucap Zoela lalu menatap Halana dari belakanh, ketika di lihat sambil menyesap tehnya Zoela membukatkan matanya Halana tersenyum simpul sambil berbalik.

Halana mengangkat ke dua alisnya lalu Zoela berdehem.

Aslan mengambil cangkir tehnya dan akan meminumnya seketika itu Kelly mengambilnya dan meletakkannya.

Membuat Aslan tak jadi meminumnya.

“Aslan ayolah aku ingin kau pergi hari ini denganku,” ucapnya manja.

Kelly duduk di pangkuan Aslan seketika Halana menoleh tak sengaja dan melirik dan melihat santai.

Halana juga menatap Zoela dengan biasa.

Aslan tak menganggap Kelly ada disana dan kembali mengambil cangkir tehnya dan meminumnya.

Tapi, terlebih dahulu di cium bau harum tehnya.

“Bagus sekali pekerjaannya.. Siapa yang mengatakan untuk tidak memberikan gula pada tehku,” kata Aslan lalu mengangkat wajahnya menatap ke arah Zoela lalu menatap ke samping Aslan terdiam tanpa ekspresi.

Halana juga biasa seperti tidak kenal dengan Aslan.

Sangat profesional mereka.

“Haah.. iya Pak saya sudah tahu dari yang sebelumnya menghidangkan ini, saya membawakan gula terpisah juga secangkirnya lagi supaya untuk bejaga-jaga,” ucap Halana.

Zoela merasa terdiam sekarang gugup.

Halana langsung keluar.

Tangan Halana mengepal keras. Jadi ini toh... pacarnya ternyata Halana cukup tahu kalo orang itu yang tadi berpapasan dengannya dan sombong songongnya plus-plus adalah kekasih suaminya sendiri, Aah.. aneh Sangat aneh dunia ini.

Sambil berjalan Halana terus masih merasa tidak percaya.

Halana memasuki ruangan khusus staf karyawan sepertinya meletakan nampan dengan kasar.

Halana mengambil air minum di gelas.

Duduk dan meminumnya perlahan.

“Haah.. kenapa coba sama yang modelan songong kek gitu cantik kagak sombong iya, kalo dia tahu itu lakik gue, gue hajar, eh... tapi, kok gue gedek kan kita cuman nikah sampe sepuluh tahun, ck... basingan lah dasar labil.” Halana memijat dahinya dan menghela nafasnya mengatai dirinya sendiri.

Lalu memejamkan matanya seketika, Sebuah ember mendekat padanya dan gagang alat bersih-bersih membentur dahinya.

“Aw..” Halana terkejut langsung membuka matanya dan menatap nyalang pada seseorang yang menganggunya yang ternyata atasannya.

“Kamu itu malah duduk, kerja lagi beresin ruangan Bos besar yang hari ini dateng,” ucap atasan Halana.

Halana mengambil alat bersih-bersih dan segera pergi ke ruangan yang sudah di beritahukan.

Halana melangkah membawa alat bersih-bersih seketika itu Zoela membukakan pintunya dan mempersilahkan Halana masuk.

Halana mengangguk dengan tersenyum.

Halana melihat Kelly sedang duduk di sofa dan habis membuat berantakan dengan menumpahkan saos tomat dan juga membuat teh tumpah ke atas karpet.

Halana menatap jengah dan langsung segera membersihkannya.

“Eh.. Kamu baru ya saya gak pernah liat kamu,” ucap Kelly menyapa tapi, terlihat angkuh.

“Oh iaa..” Halana menjawab seperlunya.

Setelah selesai Halana keluar dan melangkahkan kakinya bersama alat bersih bersih dan juga sempat menyapa Edgar dan Zoela dengan senyuman dan anggukan.

Aslan melangkah melewati Halana dengan santai begitu juga.

Halana yang acuh seperti tidak kenal.

Di dalam ruangannya Kelly duduk dan tak lama Aslan masuk.

Kelly memeluk Aslan dan mencium pipinya tapi, tidak jadi lagi karena ponsel Aslan berdering. Aslan mengangkat telepon menjauh dari Kelly.

Terpopuler

Comments

lelah sekali

lelah sekali

perasa.n Aslan masih di gadaikan kayak nya belum ditebus😂😂😂😂

2022-09-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!