Marah itu pake Emosi

Halana terdiam ketika Aslana menggenggam tangannya menarik berjalan melangkah keluar dari ruangan keamanan milik staf di Mall.

“Lepas Lan... gue bisa jalan sendirian,” ucap Halana dengan sedikit kesal setengah berteriak dan menarik Aslan dengan kuat hingga Aslan mundur ke belakang sedikit ketika sedang berjalan.

Aslan menoleh menatap Halana dengan tatapan yang tajam dan menghembuskan nafasnya.

“Apa sekarang?” Ucap Halana menantang.

“Lo gak percaya juga kalo gue bukan yang ngerusak semua barang itu, Lo aja taro gue di rumah kayak barang abis lo nikahin sekarang lo seret gue kek gini, gue bener-bener jadi maling tahu gak!” Menunjuk dada Aslan dengan sangat menekan telunjuknya.

Tanpa sadar mereka jadi tontonan orang-orang di Mall.

Aslan menoleh kanan kiri dan mendekat pada Halana.

“Lihat dimana tempatnya sekarang,” ucap Asalan dengan pelan matanya tetep menatap tajam. Wajah tanpa ekspresi itu tidak menunjukan reaksi apapun.

Halana menoleh kanan kiri seketika menuruti ucapan Aslan dan melihat ke sekitarnya banyak orang dan benar jika memang ini ramai, Halana ceroboh ini di mana malah membuat malu. Halana memegang dahinya dan memijitnya sambil menunduk malu.

“Malu...” bisiknya menutupi setengah wajahnya. Aslan menarik kembali tangan Halana dengan pelan dan lembut tidak kasar seperti tadi.

Halana menurut diam mengikuti langkah kaki Aslan tanpa penolakan mereka keluar dari Mall dan masuk kedalam mobil Aslan dan Halana masuk dan duduk dengan tenang.

Halana tidak mengenakan sabuk pengaman seketika Aslan bergerak memakaikannya atas keinginannya sendiri dan itu buat Aslan biasa saja tapi, saat ketika wajah Halana dan Aslan saling mengikis jarak saat itu waktu diantara mereka terhenti tatapan mata yang tajam dan tatapan mata penuh kesedihan itu saling beradu beberapa detik hingga Aslan mengerjap pelan dan selelsai memakaikan sabuk pengaman untuk Halana.

Halan terdiam canggung menelan ludahnya kasar dan menopang dangunya bersandar pada jendela kaca mobil yang tertutup.

“Kenapa kau keluar dari rumah?” Ucap Aslan dingin.

“Apa itu.. lo tanya ama gue.. ya jelas gue keluar dari rumah ya jelas gue ngelayapan kek orang kurang kerjaan, apa emang yang bisa buat gue sibuk disana gak ada,” ucap Halana.

“Lo ini bisa marah gak sih bisa ketawa gak sih Muka lo gak ada emosinya, serius, gue kayak ngomong dari tadi kaya bablas aja gitu,” ucap Halana asal nyeplos aja. Halana kembali diam menatap depan.

Mobil kembali berjalan dan dengan suasana yang hening sampai di rumah.

Aslan turun dan keluar dari mobil dengan santai Halana di tinggalkan begitu saja. Halana tidak manja Halana mengejar Aslan turun sendiri dari mobil dan berlarian kecil hingga sampai di samping Aslan.

“Siapa yang membiarkannya keluar rumah dan bebas berjalan-jalan.” Aslan bersuara keras dengan wajah tanpa emosi seketika semua pelayan berkumpul.

Seorang lelaki seketika membawakan senjata dan bersiap untuk membuat peluru meluncur ketika tuas di lepaskan.

Halana menatap pistol itu suah banyak pikiran buruk tentang itu.

“Aslan Lo apaan sih... Gue sendiri yang mau keluar lagian lo keluar sendirian lagian lo diemin gue dirumah. Emang salahnya dimana Haa.. oh lo malu. Apaaan sih maksud lo, Lo kan yang mau nikahin gue lo maksa keluarga gue. Padahal gue masih pengen babas. GUE BENCI TAHU GAK SAMA LO DAN SEMUA RENCANA INI,” Kata Halana sangat keras dan basingan membuat Aslan terdiam dan melepaskan isi peluru dan memasukannya lagi.

Halana menatap itu dan meneguk ludahnya kasar.

Ada rasa lega karena tidak ada suara tembakan. Tapi, khawatir jika nanti terjadi apa lagi.

“Maju,” ucap Aslan pada pelayan lelaki dan langsung memukulinya dengan kasar juga brutal.

Hingga Ia tidak bisa bangun Halana jadi sangat ketakutan dan bergetar tubuhnya melihat aksi Aslan memukuli pelayan lelaki itu. Halana mengepalkan kedua tangannya dan menahan sesuatu dengan memejamkan mata. Seketika menghela nafasnya.

“STOP... GUE BILANG STOP... APA MAU LO ASLAN APA HAAH... APA LO BILANG KALO GUE SALAH, Gue tahu gue salah Lo tahu kalo pelayan ini masih punya anak dan anaknya tinggal gak jauh dari sini butuh biaya kalo lo gebukkin nih orang sampe mati, Mau apa lo Haa.. Sadar, Bego juga lo mikirnya,” ucap Halana menarik kerah Aslan dan menatapnya dengan mata basah.

Halana mendorong Aslan dan pergi dari hadapannya dengan wajah yang kesal.

Setelah kepergian Halana Aslan dengan wajah dinginnya menoleh ke samping.

“Obati orang itu dan bawa pelaku yang ada di Mall ke mari di tempat seperti biasa,” ucap Aslan pada orang yang membawakan pistol untuknya tadi.

Aslan pergi ke kamarnya dan melangkah masuk untuk tidur seketika itu mendengar suara gemericik air.

Tak lama keluar Halana dengan wajah segar dan rambut di gulung handuk.

“Apa itu tadi kau marah dan kau menangis?” ucap Aslan.

“Haah.” Halana tidak salah dengar apa, apa yang Aslan ucapkan benar itu Ia bertanya hal aneh sebenarnya apa maksudnya ya, jelas lah Halana marah dan menangis.

Sebenarnya Aslan itu seaneh apa?

Halana semakin bingung.

Halana tidak menjawab dan pergi duduk di kasurnya.

Aslan yang terdiam menunggu jawaban Halana hanya menghela nafasnya biasa dan menoleh ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Aslan tidak tahu apa tadi itu di sebut emosi. Aslan melakukan apa yang Mommynya bilang jika kata ramah pasti dekat dengan emosi yang menyenangkan seperti tersenyum menatap lembut.

Jika sebuah hal mengesalkan dimana itu membuat sedih menangis wajah seperti kecewa rasa yang timbul karena keinginan tidak di penuhi atau tidak bisa mendapatkan sesuatu.

Jika Cinta adalah perasan yang ada ketika sesuatu membuat jantung berdebar dengan tidak beraturan dan membuat rasa senang berlebih juga ada rasa ingin memiliki mirip obsesi tapi, ada yang mengatakan juga jika Cinta itu rumit, tidak bisa di ungkapkan dengan ucapan atau kalimat, penjelasannyapun banyak tak sesuai banyak yang sesuai.

Aslan selesai dengan mandinya menatap cermin wastafel di kamar mandi dan melihat wajahnya mengusap bagian bawah wajah yang pernah di tumbuhi Brewok.

Halana duduk di kursi meja makan menunggu Aslan tak lama Aslan datang dan melangkah mendekati Halana dan meja makan.

Aslan masih terlihat datar dan dan tenang. Halana kadang merasa acuh pada kesalahannya tapi, sisi Aslan ini sangat dingin Halana jadi melupakan masalah tadi dan ingin mencari tahu kenapa lelaki di dekatnya ini tak pernah menampakan emosi apapun ketika ada di dekat Halana.

Halana sedikit terganggu juga dengan pernyataan Aslan tentang dirinya yang marah dan menangis juga wajahnya terlihat sangat murung mingkin tadi, atau memnag terlalu terlihat begitu oleh Aslan sendiri.

Sambil memakan makan malamnya bersama Halana dan Aslan masih tetap makan dan merasa kenyang juga tapi, Halana pasti ingin makan, Aslan terpaksa makan lagi kasihan juga jika Halana makan sendirian untuk pertama kali di rumah ini pasti canggung.

‘Ih.. untuk apa sih aku mikirin itu lagi pula itu bukan masalahku. Aku tidak suka pernikahan ini dan juga lelaki itu juga semua orang yang tahu tentangnya. Aku hanya ingin hidup bebas tanpa kekangan ayolah Tuhan berikan aku sesuatu agar aku bisa lepas dari semua hal yang membuatku sesak sekarang,’ pikiran Halana berjalan-jalan mondar mandir di bayangannya sambil menyuapkan nasi dan lauk ke dalam mulutnya.

Aslan terdiam ketika mengingat apa yang di lihatnya di mall tadi Aslan juga memikirkan bagaimana suara Halana bisa sangat keras dan ekspresi marahnya terlihat begitu kesal apa itu namanya marah yang meledak-ledak?

Aslan juga sempat melihat Halana tersenyum lebar ketika di perjalanan kerumah dari selelsai pernikahan dan pulang dari Mal.

Halana tersenyum hanya karena melihat Hal yang menurut Aslan biasa saja. Atau sama sekali tidak ada yang perlu tertawa bahagia melihat hal sepele dengan anak kecil memakan eskrim belepotan atau anak kecil bertengkar atu melihat balon indah warna warni dan melihat sebuah badut atau hiasan yang unik. tapi, Halana beda Ia tertawa dan tersenyum seperti itu sangat menyenangkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!