Memaksa

Aslan menarik orang itu menyeret dengan kasar keluar dari dalam rumahnya.

Seketika semuanya berdiri tegak menatap Aslan dengan tatapan yang tajam.

Pasukan dan Bodyguardnya yang banyak sudah berbaros dengan rapi, mengelilingi pintu utama depan rumah tepannya di halaman teras depan air mancur.

Ada beberapa orang berbadan besar.

"Kenapa kau takut Aslan, sudahlah aku maafkan jika kau berubah pikiran, sekarang serahkan Tander besar itu," ucap Orang itu lagi dengan wajah yang culas dan tak tahu takut. Aslan menoleh menatap nya dan seketika itu Aslan bergerak cepat mengambil pistol di tangan orang itu.

"Waah... wah..tidak takut rupanya," ucap Orang yang menantang Aslan.

Seketika itu sinar merah mengarah di tubuh para Bodyguardnya. Seperti titik sasaran merah itu semua ada di dahi masing-masing Bodyguard.

Orang yang sombong tadi terdiam seperti asap yang hilang.

"Tuan Faranse Aku tidak akan memberikannya karena dalam bisnisku semua Cara halal dan yang tak Halal adalah caramu memintanya," ucap Aslan raut tanpa ekspresi.

"Sekarang kembali lah pulang sebelum aku berubah pikiran," ucap Aslan dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.

"Hah.. Hahahahah.... Tidak aku tidak akan takut, kau masih bocah ingusan dan sekarang aku yang akan menang," ucapnya dengan percaya diri.

Seketika tinjunya melayang di wajah Aslan membuat sedikit rasa tak nyaman seperti ada sesuatu tapi, Aslan tidak tahu itu sakit. Aslan sedikit terhuyung ke belakang.

Tanpa banyak bicara lagi Aslan membalasnya berkali-kali lipat tanpa ampun tanpa terlihat jika itu membuat ngilu orang yang melihatnya sekarang, tanpa takut jika lawannya mati karena serangan berutalnya.

Aslan menumbangkan Faranse dan membuatnya tak berdaya seketika menginjak dadanya dengan sandal rumahannya.

"Aku sudah katakan pulang sebelum aku berubah pikiran, Tuan Faranse tidak mendengarkanku dengan jelas jadi maafkan aku," ucapnya dengan sangat ramah tapi, ekspresi wajahnya tidak begitu ramah. Seketika Aslan membuka tudung jaketnya dan memaikan lidah didalam mulutnya lalu meludah sembarang.

Aslan kembali masuk dengan tatapan datar dan dingin rambutnya yang berantakan dan baju yang terkena cipratan darah tadi langsung di lepasnya sambil melangkah ke kamarnya.

Faranse sudah pingsan tak berdaya setelah terakhir samar-samar melihat Aslan bicara ramah padanya.

Aslan yang bosan dan suntuk kembali mandi lagi dengan santai.

Faranse langsung di bawa semua anak buahnya pergi dan semua pelayan rumah Aslan membersihkan rumah dari kekacauan yang ada.

Xx

Halana sendirian di kamarnya terdiam bingung harus apa tapi, tidur juga tidak akan menyelesaika. masalah.

Seketika pagi datang tanpa di rasa ternyata Halana tertidur dengan nyaman tanpa selimut.

Berarti semalam Halana benar-benar tertidur. Aaah.. Ya ampun Halana terlalu banyak berpikir sampai lupa untuk mencari jalan keluar. Sekarang ini harinya apa mungkin.

Aakh... Rasanya Halana sangan payah sekarang, eh.. tidak Halana tidak payah Halana masih bisa kabur sekarang bawa pakaian sikat gigi lalu bawa uang ponsel dan juga alamat yang di tahunya tempat yang jauh dari sabang sampai merauke.

Halana melangkah keluar kamarnya untuk mencuci muka seketika terkejut karena yang ada didepan pintu kamarnya adalah dua orang berbadan besar dengan wajah yang menyeramkan. Halana meneguk ludahnya kasar dan melirik ke depan dimana ibunya dan ayahnya bicara dengan seorang perempuan berambut sebahu.

"Selamat pagi Nona Halana Syeria, Saya Zoela Saya yang akan mengantar anda ke tempat acara dan sekarang Anda hanya membawa yang perlu di bawa pakai baju senyaman anda tak perlu terlalu lama karena acara akan di adakan jam delapan nanti tanpa ada uluran waktu," ucapan Zoela sambil melihat arloji di pergelangan tangannya lalu menatap Halana lagi dengan ramah.

Halana mengangguk dengan malu melangkah kemar mandi dan mengamuk sendiri mengacak ngacak rambut dan wajahnya lalu berkaca.

'Aaah... ya ampun siapa sebenarny yang mau menikahiku sih kenapa pake acara segala perjanjian uang pake acara anceman segala pake acara Bodyguard sembarang, Iiiihk... Menyebalkan menyebalkan siapapun orangnya aku akan patahkan lehernya dan akan aku bunuh,' pikiran Halana menatap wajahnya didepan cermin dengan tatapan yang kesal.

Beberapa menit berlalu kini Halana sudah di dalam mobil dengan Zoela wanita yang terlihat sangat cantik mungkin usianya masih tiga puluhan rambutnya bob sebahu berwarna kuning kecoklatan pakaiannya juga panjang tertutup formal.

Halana sesekali menatap Zoela. Lalu menatap kedepan lalu belakang. Seperti seorang yang sedang di pindahkan ke dalam penjara tahanan narapidana. Mobil yang Halana naiki di kawal motor dan mobil lainnya.

Mereka mengawal seperti tidak mengganggu sama sekali dan terlihat jika mereka sangat terlihat pengendara umum bukan, terlihat seperti seorang yang yang sedang mengawal orang penting.

Xx

Sampai di tempat acaranya Aslan melangkah masuk bersama ayahnya dan para Bodyguard nya. Halana di ruangan riasnya sudah selesai di dandani dengan Make up yang cocok dengan kulitnya. Setelah Zoela tahu Kulit Halana sensitif Zoela melakukan pilihan periasan yang nyaman dan cocok dalam waktu singkatnya.

Dengan Gagahnya Arga dan Aslan berjalan masuk dengan wajah yang sangat tampan seperti dewa yunani yang terlihat lebih seperti dewanya orang mati, Gedung Haides juga biasa di pakai untuk acara lain juga sebagian tempatnya adalah hotel dan Ballromnya juga luas.

Acara sederhana hanya di hadiri para kolega dan keluarga tertentu tidak terlalu banyak acara hanya singkat

Di rumah sakit Zoela datang bersama dua pelayan untuk menemani nyonya besar dan membantu Nyonya besar untuk oprasi memperbaiki Jantungnya yang sedikit bermasalah.

"Oh.. kalian datang kemari juga," ucap Ayla menatap Zoela dan para pelayan juga perawat.

"Nyonya." Sapaan Zoela dengan sangat ramah.

"Iya Zoe. Baiklah aku ingin bicara sebentar minta waktu dua puluh menit sebelum masuk lagi pula aku masih punya banyak waktu masuk ruang oprasi." Perawat mengangguk dan memberikan ruang untuk Ayla bicara dengan Zoela.

"Nyonya ternyata Nona Halana tadinya ingin kabur berhubung saya dan dua Bodyguard datang tepat waktu jadi saya bisa membawanya tepat pada waktunya." Zoela melaporkan apa yang di temukannya ketika menjemput Halana.

"Iya. Tidak masalah aku tahu dan paham itu tapi, Zoe apa aku terlalu memaksakan mereka," ucap Ayla terdiam.

"Menurut saya kita tidak bisa menilai atau berpendapat awal tapi, dari yang saya tahu, cinta akan datang ketika kedua manusia beda jenis terbiasa bersama dan saya rasa ini juga keberkahan karena Nyonya sendiri menyukai Nona Halana dari Dua puluh ribu perempuan yang saya cari data dirinya sebagai pasangan Tuan Aslan."

Ayla mengangguk dan tersenyum.

"Semoga saja ke putusanku memang baik walaupun aku sedikit memaksakan kehendak Aslan pada pernikahan ini lagian sikap kejam dan sadis Aslan harus berhenti sebelum menjadi lebih parah, Walaupun Halana adalah perempuan dengan sifat kejam yang sama seperti Aslan tapi, Halana adalah wanita pasti punya sisi lembutnya," ucap Ayla menyanggah pendapat dari Zoela.

Waktunya Ayla memasuki ruang oprasi dan di tempat acara Aslan melakukan permintaan sang mommy walaupun memaksakan diri Aslan hanya perlu bertahan selama sepuluh tahun lalu memutuskan pernikahan ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!