Aku jarang pake terusan rok di kantor, aku selalu menganggap celana kerja lebih enak dipakai, tapi hari ini aku memakai terusan casual yang bisa kupadukan dengan heels dengan rambut pendekku sedikit di blow gelombang sendiri, sampai Yenni bingung saat aku datang.
"Nit, lu lagi mau ke pesta." Yenni melihatku dari atas ke bawah. Aku dan Yenni emang kerja setim udah lebih dari lima tahun, walaupun aku sekarang levelnya udah pimpinan tim, tapi aku dan Yenni tetap temenan, kecuali di kerjaan memang dia harus mengikuti arahanku.
"Hmm, aku mau kencan."
"Lu serius..."
"Hehehe..." Ngikik sendiri, kencan boongan yang sebenarnya cuma makan ini kenapa seru juga rasanya.
"Siapa? Ku udah nerima Marcell? Kok bisa, lu bukannya sebel banget sama dia..." Yenni langsung membuat kesimpulan.
"Ya bukan Marcel lah, ..."
"Terus siapa?"
"Pak Derrick..." Dia benggong sebentar menemukan di otak dia siapa Derrick yang gue maksud.
"Derrick?! Direktur Utama BEAUTYSALE? Maksud lu yang itu?"
"Yup..."
"Kok bisa?!"
"Gue gak bisa cerita ama lu, intinya ternyata dia kenal baik ama nyokap, dia tahu cerita gue sama Marcell, sebenarnya sebelum ini Marcel itu udah ngelakuin hal yang lebih gila dari ini. Tapi gue gak bisa cerita ke lu kejadiannya. Jadi sebenarnya dia nolong gua jadi pacar pura-pura gue doang."
"Ohhh." Yenni nganguk-angguk. "Itu masih single ya Direktur ganteng itu?"
"Duda."
"Oooo..." Dia ngeliat ke gue, Ooo lagi saking imposiblenya kejadian kali ini. Mana mungkinlah gue kencan beneran. "Pura-pura? Dia mau bantu lu sampai segitunya?"
"Gak tahu, dia bilang mau, cuma bilang dia mau hutang budi ke keluarga Mama."
"Serius bisa begitu?" Yenni masih terheran-heran.
"Hmm...begitulah."
"Yakin lu bukan dia suka lu Nit."
"Ya enggak lah, wong aku manggil dia aki-aki." Yenni katawa.
"Awas lu, ntar jatuh cinta ama aki-aki ganteng."
"Yah Yen, yang muda ganteng mapan aja aku gak tertarik apalagi aki-aki. Lu jangan becanda deh." Yenni melihatku dengan sangsi.
"Hati-hati lu, kelapa itu mangkin tua mangkin bagus santannya. Gue dikasih juga mau yang begitu, seganteng itu, mapan, baek." Gue ya ngakak denger kata-kata Yenni. Emak satu anak ini punya kehidupan percintaan yang sulit. Dia janda dengan satu anak. Seperti Mama, ya tapi suaminya jelas walaupun mereka sudah bercerai karena gak cocok. Anaknya tinggal sama keluarganya sekarang.
"Mangkin tua mangkin menjadi dong..." Tentu saja gue anggap ini sebagai bahan becandaan. Gak mungkin ada perasaan macem-macem.
“Lu itu ya Nit, banyak cowo baik lhoo deketin lu tuh , kepala batu , nganggep semua orang jelek.”
“Bukan gue anggep jelek Yenni sayang, gue udah merasa cukup,gak mau nambah masalah.” Gue ngejawabnya dengan enteng. Gak merasa rugi sebenarnya, dulu mungkin remaja mungkin ada rasa begitu. Tapi sekarang nampaknya semangkin gue nyaman ya udah, gue gak punya masalah dengan singlenya gue.
“Sama aja intinya.”
“Terserah lu lah.”
Jam makan siang sementara hari ini gue berubah jadi Barbie tentu saja itu mengundang perhatian Marcello.
“Cakep banget hari ini ...”
“Mau kencan.”
“Ohh boleh-boleh, mau kemana.” Langsung senyum lebar. Dasar ke PD-an, sangkain gue nerima dia.
“Bukan sama lu Cel, jangan overdosis PD lu... “
“Ohh, siapa? Paling sepupu lu. Dimana prinsip yang bilang lu gak mau melepas hidup tenang lu.” Dia ketawa gak percaya.
“Gue mengubah prinsip gue buat dia, simple. Karena ada orang yang bisa bikin gue ngubah itu.”
“Ohh gue gak percaya, paling lu suruh sepupu jemput lu.” Marcello ketawa, tentu saja dia gak percaya.
“Pas kemarin di bar lu ketemu dia, dia bukan sepupu gue. Dia Direktur utama Beautysale, namanya Derrick Tan.” Marcello diam, sesaat menimbang perkataan gue.
“Yakin dia bukan keluarga lu sendiri.” Dia memutuskan tidak begitu saja percaya.”Coba bawa depan gue.”
“Ya udah tungguin di lobby jam 6, kalau gak percaya. Dia juga pengen ngomong sama lu. Tapi abis itu,udahlah, jangan ganggu gue lagi.”
“Hmm, paling saudara. Gue gak percaya kalian pacaran.” Tebakan yang tepat sebenarnya. Tapi ini adalah cara buat dia gak usah ganggu gue lagi. Aku gak tahu apa benar Pak Derrick bisa ngancem dia.
“Terserah kamu Cell, aku selama ini udah ngomong apa adanya ke kamu.” Sekarang gue tinggalin dia dan jalan sama Yenni.
Menjelang sore, sebuah pesan datang padaku dari Pak Derrick itu.
‘Nanti panggil Koko saja.’ Aki-aki ganteng itu minta dipanggil Koko, aku meringis, ya bentukannya masih sangat pantes dipanggil Koko. Teringat lagi dia cuma pakai singlet olahraga membuat mukaku panas. Aki-aki itu memang ganteng, cewenya berapa banyak ya, gak mungkin dia gak punya cemcem-an, FWB-annya pasti banyak. Apa dia pake jasa... Otakku berimajinasi terlalu jauh sekarang.
Sekarang aku memulas lipstickku lagi, memperbaiki makeup-ku, bersiap untuk kencan makan malam. Kenapa bersiap untuk kencan itu rasanya menyenangkan, aku sudah lupa rasanya dan kapan terakhir aku berdandan untuk kencan, kurasa saat aku masih kuliah. Memakai hells yang cukup tinggi membuat aku cukup bisa mengimbangi sosoknya yang tinggi besar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 326 Episodes
Comments
Iriz
hati2 bucin😆
2022-08-03
1
💕Rose🌷Tine_N@💋
awalnya pura pura...😁
lama2 jd beneran dech..😉
2022-06-27
1
💗 Yuli Defika 💓
Awas nanti kepentok aki² ganteng 😁
2022-05-28
2