Sesuai dengan yang di sampaikan Mak Kom semalam saat bicara melalui sambungan telfon. Tepat pukul 6 pagi Maya harus sudah sampai di apartemen yang di sebutkannya. Mak Kom memberitahukan alamat jelas beserta lantai dan nomor unit yang harus di datanginya.
Karena tidak ada Haris yang harus di siapkan segala kebutuhannya, pagi ini Maya bangun setengah 5 di luar dari kebiasaan yang biasanya sudah menjadi kewajiban mengharuskan-nya bangun jam setengah 4 pagi.
Maya sudah bertekad, akan mencari uang tambahan, selain untuk memenuhi biaya hidupnya sendiri, Maya merasa sudah sangat lama ia tidak pernah membantu biaya adik-adiknya sekolah selama ia berumah tangga dengan Haris. Belum lagi harga sewa rumah kontrakan yang akan naik mulai bulan depan.
Setelah selesai dan merias diri, agar menghemat waktu, Maya memilih memesan ojek online sebagai tranportasi untuk mengantarkannya sampai ke tujuan. Mengunci pintu, Maya segera bergegas bejalan keluar gang untuk menunggu ojek yang di pesannya datang.
Keluar rumah masih sekitar jam 5, tak lupa Maya menggunakan cardigan sweaternya untuk meghalau rasa dingin yang menyentuh kulitnya. Duduk dengan menyilangkan kedua tangannya menempel di dada saat berada di jok motor di balik punggung sang pengemudi.
Motor itu berhenti di depan gedung apartemen mewah yang di tulisnya di aplikasi pemesanan, gedung yang menjulang tinggi itu berada di tengah ibu kota di kawasan elit untuk para konglomerat atau para pejabat.
"Terimaksih ya Pak."
Maya menyerahkan helm dan lembaran uang sebagai alat pembayaran. Merasa bingung karena tidak pernah memasuki gedung bertuliskan apartemen, Maya mencoba menghubungi kembali Mak Kom yang menawarkankannya pekerjaan.
"Halo.. Mak, saya Maya.. Saya sudah ada di bawah di depan gedung apartemen. Cara masuknya bagaimana?"
Maya menganggukkan kepalanya berulang-ulang mendengarkan dengan seksama intruksi yang di ajarkan Mak Kom kepadanya.
"Ya, Mak.. Maya paham.. Nanti kalu gak ngerti Maya akan bertanya." memutuskan panggilan, Maya segera memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan bicara kepada security sebagai penjaga keamanan.
Memiliki peraturan yang sangat ketat. Maya baru di persilahkan masuk setelah meninggalkan tanda pengenal dan menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke apartemen ini.
Tak malu bertanya dengan orang-orang yang di jumpainya, sampailah Maya ke lantai 20 unit dengan nomor 199. Maya memencet bel digital yang terpasang di pintu. Tak lama seporang Ibu yang di kenalnya di dalam angkutan umum datang membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk. Sepintas, Maya dapat melihat penampakan dalamnya apartemen yang di datanginya.
Maya di buat takjub dengan apartemen yang cukup luas dengan satu kamar berada di lantai atas dan tatanan furniture mahalnya semakin menambah kesan mewah walaupun belum semua sudut ia ketahui.
Mak Kom mengajak Maya agar mengikutinya ke arah dapur dan mempersilahkan Maya agar duduk di kursi meja makan.
"Duduk Neng Maya." Mak Kom akan menjelaskan apa saja tugas Maya selama 2 jam berada di dalam apartemen.
"Emak sementara harus pulang dulu ke rumah Neng, anak Mak kecelakaan motor dan gak ada yang ngerawat. Ngandelin Bapaknya mah Neng.., bukannya malah sembuh tuh anak, yang ada malah makin parah.. Anak Mak yang perempuan kan pada sibuk ngurus suami sama anak."
"Mak masih punya anak yang masih sekolah?" Maya bertanya
"Masih Neng, yang kecelakaan ini yang bontot, masih kelas 12 SMA. Gara-gara tauran di kejar polisi malah nyungsep motornya di tengah jalan. Ampun dah tuh anak.. Bikin makan hati." mengelus dada wanita itu sedikit curhat kepada Maya alasan kepulangannya.
"Rumahnya di daerah mana Mak?"
"Gak jauh kog Neng, masih di daerah depok. Kemaren waktu Mak ketemu Neng di angkot, itu Mak habis pulang, nengok si Doni di rumah."
"Iya Mak.. Terus tugas Maya apa Mak?"
Maya bertanya karena sedari tadi Mak Kom belum memberitahukan dan menjelaskan pekerjaannya.
"Aduh Neng, hampir kelupaan.. Keasikan cerita Mak jadi lupa." wanita itu menepuk keningnya.
"Tugas Neng Maya hanya membuatkan sarapan, nanti akan ada Ojek online yang sudah di pesan Bapak setiap pagi untuk mengantar ke B.., maksudnya ke rumah lain Neng." Mak Kom hampir saja keceplosan.
Tanpa banyak curiga Maya melanjutkan kembali pertanyaannya
"Sarapan seperti apa Mak? Maya bisanya masak masakan rumahan asli indonesia."
"Neng Maya akan masak sesuai permintaan Ibu Alisa."
"Ibu Alisa?"
"Iya. Neng"
"Nanti saat Neng Maya datang setiap paginya, akan ada catatan menu yang di tempel di depan pintu lemari pendingin. Atau Neng Maya bisa belajar di NewTube kalau sekiranya ada yang gak bisa."
"Kalau untuk Bapak yang penting di siapkan saja kopi hitam. Kecuali Bapak minta di buatkan sarapan. Selama Mak pulang akan ada petugas kebersihan yang datang untuk membersihkan apartemen ini seminggu 3 kali. Jadi Neng cuma fokus membuat sarapan saja."
"Nanti kalu sarapan yang Neng buat sudah di terima ojeknya, Neng bisa langsung pulang. Untuk bahan makanan yang habis nanti Neng bisa langsung bilang sama Bapak atau Neng bisa tulis pesan di tempelkan di pintu lemari pendingin atau diletakkan di meja makan."
"Tapi biasanya Bapak jam 7 sudah bangun kalau enggak habis begadang."
"Gimana? Bisakan Neng? Tolongin Emak yaa.. Emak udah cari orang yang mau kerja datang jam 6 pagi tapi susah Neng."
"Ya, Mak.." Maya tersenyum menganggukkan kepala
"Dan untuk masalah gaji, nanti biar Bapak saja yang menyampaikannya. Mak lupa nanya."
"Ya, mak.." Maya mengangguk lagi
"Jangan takut, Neng.. Si Bapak orangnya baeeekkk.. Enggak akan macam-macam sama Neng. Emak jamin."
"Ya, Mak.. Maya percaya sama Emak." untuk kesekian kali Maya mengangguk dan tersenyum kepada Mak Kom yang terlihat baik dan apa adanya.
"Ya udah Neng, di mulai masaknya sebelum Ojeknya datang. Hari ini Neng buat Omelet kentang sama kukusan brokoli hijau. Ingat ya Neng, di kukus jangan di rebus. Aturannya ada di catatan. Mak mau lanjutin kerjaan yang lain sebelum nanti siang Mak pulang."
"Ya, Mak.."
Kalau untuk masalah masakan, Maya cukup bisa di andalkan walaupun tak sehebat para chef di restoran. Tangan trampilnya sudah terbiasa mengolah makanan. Ilmu memasak dengan berbagai macam resep ia dapatkan dari Uminya yang bekerja di restoran.
Drettt...
Suara pesan masuk bergetar dari ponsel di dalam saku celananya, khawatir sesuatu yang penting Maya mengeluarkan ponsel dan membaca pesan yang masuk dari nomor baru tak di kenalnya.
[ Maya..
Hanya namanya yang di ketik dari si pengirim.
Menyempatkan membalas, Maya hanya bertanya.
[ Siapa..
[ Aku pria yang membuat pelipismu terluka tempo hari.
Maya terkejut saat mengetahui pria yang mengirimkan pesan ternyata pria yang di kenalnya di gedung Kabar Pos saat ia megantarkan berkas.
[ Apa titipannya sudah di terima oleh Bapak Lingga?
Maya membalas lagi pesannya.
[ Sudah, maaf May, aku baru bisa mengabarimu hari ini.
[ Ya, Kak.. Tidak apa-apa..
Beberapa menit tidak ada balasan, Maya melanjutkan lagi pekerjaannya dengan meletakkan benda pipih itu di atas meja kitcen tidak jauh dari ia mengolah malanan.
Sampai saat masakannya hampir selesai, di lihatnya pria itu sedang mengetik balasan
[ May, bisa kita bertemu?
Entah kenapa membuat Maya ingin segera membalasnya.
[ Bertemu? Maya kerja sampai sore kak.
[ Tidak masalah, May.. Sore aku jemput. Nanti aku hubungi lagi. Jangan lupa simpan nomorku. Abang.
Belum sempat membalas lagi, di lihatnya sang pengirim pesan sudah tidak online.
Maya memasukkan ponselnya ke dalam saku celana bersamaan dengan masakannya yang telah siap di masukkan ke dalam kotak bekal.
****
Bersambung ❤️
Mohon dukungan like komen hadiah dan votenya ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ani Ani
ITU ada dirunah nya lah tu
2024-05-12
0
Azzahra Azka Lestari
sarang macan..
.eeeeeeh sarang abang😂😂😂😂kok aku ikutan galau yaaa mending ma lendra deh dah jelas jomblo😂
2024-04-18
1
EL Shawieto
Apartemen Lingga ternyata..
2023-01-31
0