Bab 13

Di kediaman Belinda...

Terlihat wanita nampak sedang menikmati anggun merah, Ia sesekali tersenyum dan menikmatinya dengan lahap.

"Malam ini sudah waktunya aku bercinta dengan perjaka korban terakhir." Ucapnya dengan bahagia.

Tak berselang lama, dua ajudannya datang dengan menggandeng seseorang yang wajahnya di tutup kain hitam.

"Nyonya, lelaki ini korban selanjutnya!" Ucapnya.

Belinda menganggukkan kepalanya. "Buka penutup wajahnya!"

Ajudannya membuka kain hitam yang menutupi wajah lelaki itu. Belinda yang melihatnya nampak menyeringai, Ia benar-benar emosi dan melemparkan piring ke hadapan ajudannya.

"Brengsek...! Kalian anggap aku siapa! Kenapa kalian membawa lelaki jelek itu." Teriak Belinda dengan penuh emosi.

"Ma.. maaf nyonya! Kami sudah tidak bisa mendapatkan perjaka asli, apalagi dengan wajah yang tampan. Bulan sudah mulai bersinar terang, nyonya harus cepat kalau tidak waktu baiknya akan berakhir." Jawab salah seorang ajudannya.

Belinda menatap bulan dari balik jendela. Akhirnya hatinya luluh dan menyuruh mereka membawa lelaki itu ke kamar khusus.

"Hey, jangan lupa buat lelaki jelek itu tampan dan harum!" Perintah Belinda.

"Baik, nyonya kami akan berusaha!"

20 menit kemudian...

Kedua ajudan keluar dari ruangan khusus dan menghampiri Belinda. "Nyonya semuanya sudah siap!" Tuturnya.

"Iya!"Jawab Belinda sambil melenggang pergi.

Belinda masuk ke kamar khusus, Ia nampak tersenyum melihat lelaki itu ketakutan. Belinda membuka pakaiannya dan mendekatinya.

"Ternyata kau tidak terlalu jelek!" Ucap Belinda sambil tersenyum.

Lelaki itu nampak berontak, tapi sayang usahanya sia-sia karena kedua tangannya telah di ikat.

"Nyonya ampuni saya, saya tidak bersalah!" Lirihnya.

"Kau tenang saja sayang, aku tidak akan melakukan apapun. Aku hanya ingin memberitahumu akan nikmat dunia." Ucap Belinda sambil mengecup lembut bibir lelaki itu.

Untuk pertama kalinya, lelaki itu nampak terkejut dan bahagia. Ia mulai menikmati setiap cumbuan yang di berikan Belinda.

Belinda tersenyum dan melepaskan ciumannya, Ia mulai menyusuri leher serta badan lelaki itu.

"Uuuh...!" De*ahnya.

Belinda tersenyum mendengarnya dan terlihat barang kebanggaan lelaki itu mulai berdiri dan terlihat muncul dari balik celana.

Belinda langsung melucuti pakaian lelaki itu dan menggelum barang lelaki malang itu.

Lelaki itu nampak mengerang keenakan, Kakinya mulai memberontak dan seakan tak tahan lagi.

"Buur!" Akhirnya air jahat itu keluar di mulut Belinda. Belinda nampak kesal dan menatapnya dengan tajam.

"Brengsek...! Lelaki lemah." Ucapnya sambil mengambil pisau dan menggorok leher lelaki malang itu.

Koookh.....

Lirih lelaki itu yang terus mengeluarkan darah dari lehernya. Tubuhnya kejang dan matanya melotot. Dan akhirnya dua meninggal, Belinda langsung meludahi wajahnya.

"Kau menang pantas mati, lelaki lemah seperti dirimu tidak pantas ads di dunia ini." Ucapnya sambil tersenyum.

Belinda bangkit dan mengenakan pakaiannya kembali. Ia berteriak memanggil ajudannya dan menyuruhnya untuk membakar mayatnya.

Belinda tanpa rasa bersalah pun pergi. Entah apa yang merasuki tubuh wanita itu. Ia seperti wanita gila yang haus **** dan kekerasan.

Belinda pergi ke kamarnya dan langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terkena darah. Usahanya sia-sia, tujuh perjaka untuk menjadi korban telah gagal. Ia harus memulainya dari awal untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

"Kenapa harus gagal? Seharusnya aku sudah tenang dan mendapatkan kecantikan yang abadi malam ini." Ucapnya geram.

Belinda menatap wajahnya di cermin, Ia tersenyum melihat kecantikannya sendiri. Tapi kerutan di wajahnya membuat dia emosi.

"Aku tidak boleh tua, aku harus mendapatkan cinta dari Wibowo. Meskipun kita sudah lama tidak bertemu, tapi aku akan tetap selalu mencintaimu." Ujarnya sambil tersenyum.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***