Yudha terlihat sangat kesal sekali, karena ternyata kedatangannya ke Rumah Sakit malah disambut dengan pertengkaran oleh istrinya.
Padahal tadinya dia merasa bersalah karena tidak menemani istrinya saat melahirkan, karena walau bagaimanapun juga Jesicca tengah berjuang untuk melahirkan anaknya.
Namun ternyata, Jesicca malah membuatnya semakin kesal dengan apa yang dia ucapkan dan dia tuduhkan. Walaupun pada kenyataannya memanglah benar adanya.
Apa lagi keinginannya untuk tidur bersama dengan Larasati tidak terwujud, membuat kekesalannya menjadi dua kali lipat.
Yudha pun pada akhirnya memutuskan untuk segera pergi dari Rumah Sakit, menurutnya lebih baik dia bekerja saja di Restoran dari pada harus menunggui istrinya yang masih terlihat marah kepadanya.
Sesampainya di Restoran, Yudha terlihat merenung di ruang kerjanya. Dia sedang memikirkan rencana untuk menjerat Larasati, rugi pikirnya kalau tidak mendapatkan apa pun dari Larasati setelah dia memberikan uang dalam jumlah besar kepadanya.
"sepertinya aku harus lebih keras lagi dalam menjerat wanita itu," kata Yudha.
Seulas senyum terbesit dari bibirnya, dia pun ingin bertanya tentang keadaan Larasati saat ini. Yudha terlihat mengambil ponselnya, lalu kemudian dia pun mengetikkan pesan untuk Larasati.
"Hay, bagaimana dengan keadaan kamu sekarang, Baby?" tanya Yudha.
Untuk sesaat Yudha terdiam, dia terlihat menunggu balasan pesan dari Larasati. Tak perlu menunggu lama, karena ternyata Larasati langsung membalas pesan dari dirinya.
"Aku sudah mendingan, Mas. Maaf karena tadi aku tidak bisa pulang bersama kamu, habisnya tubuh aku benar-benar gak enak. Kayaknya aku keracunan makanan," balas Larasati.
Yudha langsung tersenyum membaca balasan pesan dari Larasati, bagus menurutnya Larasati mengira jika dirinya keracunan makanan, dengan seperti itu Larasati tidak akan curiga terhadap dirinya, begitulah pikirnya.
"Tunggu aku, Baby. Pasti aku akan segera bisa menikmati kemolekan tubuhmu itu," kata Yudha seraya memejamkan matanya.
Dia membayangkan indahnya bentuk tubuh Larasati tanpa busana, rasanya dia sudah tak kuat untuk segera merasakan nikmatnya bercinta dengan Larasati.
Di lain tempat.
Larasati dan juga Jelita kini sedang tertawa dengan terbahak-bahak, mereka merasa lucu dengan apa yang sudah terjadi hari ini.
Walaupun pada awalnya Larasati sempat ketakutan jika Yudha akan meracuni dirinya, namun ternyata kini dia bisa tertawa dengan lepas setelah mengetahui jika Yudha berencana ingin membuat dirinya jatuh ke dalam buayan goyang panasnya.
Beruntung Tuhan seakan begitu sayang kepada dirinya, sehingga dia memberikan petunjuknya.
"Gue sebenernya pengen ketawa lihat penampilan elu berantakan pas keluar dari kamar penginapan," kata Jelita.
Jelita nampak tertawa mengingat kembali wajah Larasati yang terlihat berantakan saat pertama bertemu dengannya di penginapan.
"Memangnya kenapa?" tanya Larasati.
"Muka elu ancur banget, Ras. Elu pinter banget dandannya, sekarang. Gue salut, awal ketemu elu aja gue ampe pangling," kata Jelita.
"Gue memang sengaja belajar make up artis, biar gue bisa merias muka gue sesuka hati gue. Biar si brengsek itu ngga bisa ngenalin gue," kata Larasati.
"Hem, sekarang mendingan kita bersiap. Gue bakal anter elu ke tempat orang yang mau jual rukonya, biar elu bisa cepet lagi bangun usaha elu," kata Jelita.
"Ya, elu bener. Tapi, gue mohon biarin gue nginep buat beberapa hari di rumah elu. Gue takut si brengsek itu berbuat nekat kalau gue nginep di hotel itu," kata Larasati.
"Iya, tenang aja sih. Ini rumah Mommy gue, malahan Mommy pasti seneng karena ada elu yang nemenin dia. Sekalian gue nitipin dia ke elu, soalnya sore gue kan harus pulang. Anak sama laki gue udah nunggu," kata Jelita, Larasati mengangguk.
Larasati merasa lebih tenang karena kini sudah mendapatkan tempat tinggal baru sebelum dia menemukan rumah yang cocok untuk dia tinggali.
Larasati terlihat mematut dirinya, setelah itu dia langsung pergi bersama dengan Jelita untuk membeli ruko yang akan dijadikan tempat usaha oleh Larasati.
Mereka sengaja janjian di sebuah Resto yang tak jauh dari ruko tersebut, setelah bertemu dengan orang tersebut dan melakukan penawaran, akhirnya Larasati pun tersenyum senang. Karena dia bisa membeli ruko tersebut dengan harga yang menurutnya pantas.
Karena memang sebelumnya larasati bersama jelita sudah melihat-lihat ruko tersebut dan dia merasa cocok dengan ruko tersebut apalagi tempatnya strategis dan juga termasuk luas
Setelah membeli ruko berlantai dua yang ada di pusat kota, Larasati pun langsung meminta bantuan kepada Jelita untuk merenovasi tempat tersebut.
Tentunya dengan tema kekinian, karena dia ingin membuat Caffe yang sedang tren dan digandrungi oleh daun muda.
Selesai dengan urusan ruko, Larasati nampak mencari rumah untuk bisa dia tinggali bersama dengan putranya, Bi Narti dan juga Angga.
Karena Angga sudah berkata jika dia akan datang ke ibu kota satu minggu lagi, hal itu Angga lakukan karena Satria akan berulang tahun dan Angga tidak ingin melihat kesedihan di wajah Satria ketika merayakan ulang tahun yang keduanya, tanpa Bundanya.
Keberuntungan seolah sedang berpihak kepada Larasati, ternyata di sebuah perumahan elite ada satu rumah yang belum terjual.
Larasati pun dengan semangat membeli rumah mewah tersebut, bukan tanpa alasan dia memilih rumah mewah di sebuah perumahan elite.
Karena keamanannya sudah pasti terjamin, jadi dia tidak perlu takut jika Yudha akan macam-macam terhadap dirinya.
"Lumayan juga ternyata, duit pemberian si brengsek itu bisa digunakan untuk membeli ruko dan juga rumah," ucap Larasati seraya tersenyum getir.
"Ini belum seberapa, Ras. Elu masih harus morotin harta Yudha lagi. Karena walau bagaimanapun, itu adalah jerih payah elu. Jangan sampai dia keenakan menikmati harta elu," kata Jelita.
"Ya, gue paham," kata Larasati.
"Satu lagi, Ras. Elu harus bisa membuat Yudha menyerahkan Restoran itu sama elu dengan suka rela, karena walau bagaimanapun juga, Yudha berasal dari jalanan. Tugas elu harus balikin dia ke jalanan lagi, semua aset yang dipegang oleh Yudha bukan miliknya. Tapi milik elu," ucap Jelita.
"Pelan-pelan, Ta. Gue juga paham, tapi harus pelan-pelan. Ngga bisa semuanya langsung jeder begitu aja, dia bisa curiga. Yang ada entar gua ngga bisa dapetin semua haknya Satria," ucap Larasati.
"Ya, gue paham." Jelita lalu memeluk Larasati, dia mengelus lembut punggung sahabatnya tersebut.
"Elu nggak kangen sama Mommy dan Daddy?" tanya Jelita.
Mendengar pertanyaan dari Jelita, wajah Larasati terlihat sendu.
"Tentu saja gue kangen banget sama Mommy sama Daddy juga, tapi gue malu kalau gua harus pulang. Apa lagi membawa kegagalan dalam hidup gue, laki yang gue banggain, yang gue bela, ternyata dia malah ninggalin gue demi wanita lain. Gue rasanya malu kalau harus pulang ke rumah," kata Larasati.
"Tapi, Ras. Menurut gue mendingan elu pulang deh, pasti Mommy sama Daddy elu juga pengen ketemu sama Satria," ucap Jelita
"Mungkin suatu saat," kata Larasati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
hoo balik ras minta maaf sm ortu mu yakin deh kedepan tmbh bahagia
2022-09-06
1
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
kesel banget ku lihat Yudha yg blm ada kapoknya sama sekali
2022-09-06
0
Dirmayanti Maryam
menikah tanpa ridho ortu sm sj tdk dpt ridho dri Allah
2022-07-11
0