Pagi-pagi sekali Yuda sudah terlihat sangat rapi dan juga wangi, dia terlihat sedang mematut dirinya di depan cermin. Dia sudah seperti ABG yang sedang jatuh cinta dengan lawan jenis.
Padahal dia sudah memakai parfum, tapi kembali dia menyemprotkan parfum ke bajunya.
Bahkan tangan dan kakinya pun dia sudah pakaikan lotion, tapi masih saja dia mengambil lotion dan memakainya kembali.
Rambutnya pun sudah tersisir dengan rapi, namun kembali dia mengambil sisir dan merapikan rambutnya yang menurutnya masih terlihat kurang rapi.
Jessica yang melihat tingkah suaminya sampai menggelengkan kepalanya, dia menghampiri suaminya yang dirasa sangat aneh kelakuannya menurutnya.
"Mas, kamu kenapa sih dari tadi dandan mulu? Sudah kayak anak gadis aja, mana tubuh kamu bau banget parfum lagi. Kamu numpahin semua parfumnya ke baju kamu?" tanya Jessica.
"Apa sih kamu? Orang lagi memperbaiki penampilan kok malah nanya-nanya nggak jelas, kalau aku kelihatan jelek nanti pelanggan pada kabur!" ucap Yaudha beralasan.
Mendengar nada ketus dari suaminya, Jessica terlihat mengernyit. Tak biasanya Yudha bersikap seperti itu kepadanya, selama ini dia selalu terlihat baik dan sangat perhatian terhadap dirinya.
Apa lagi setelah dirinya mengandung, Yudha semakin perhatian saja kepada dirinya. Namun, dari kemarin dia merasa jika suaminya sangatlah aneh.
Setelah penampilannya dirasa sempurna, Yudha pun langsung berpamitan kepada istrinya.
"Mas pergi dulu," ucap Yudha seraya berlalu meninggalkan Jessica.
Namun, langkahnya langsung terhenti karena Jessica kembali memanggil suaminya tersebut.
"Mas, ini masih terlalu pagi. Kamu mau kemana?" tanya Jessica.
"Mau kerja, mau mengurusi Restoran. Memangnya kenapa kalau aku berangkat pagi?!" tanya Yudha ketus.
"Bukannya begitu, Mas. Tapi ini masih terlalu pagi, lagi pula kamu belum sarapan. Setidaknya sarapan dulu, Mas," ucap Jessica.
"Kamu lupa kalau suamimu ini mengurus Restoran, tentu saja di sana banyak makanan. Aku akan sarapan di sana," kata Yudha tanpa menoleh ke arah Jesicca.
Mata Jessica terasa memanas, air matanya seakan mau luruh saat itu juga. Perempuan hamil itu merasa sangat sedih sekali dengan perkataan suaminya itu.
"Mas, aku ini sedang hamil. Biasanya kalau kamu akan pergi kamu akan mengelus perutku dulu, apa kamu sudah lupa terhadap anak kita?" tanya Jessica memelas.
"Ah, aku lupa!" kata Yudha.
Yudha kemudian menghampiri Jessica, lalu dia pun berjongkok dan mengusap perut istrinya dan mengecupnya sekali.
"Mas berangkat," ucap Yudha.
Yudha terlihat pergi setelah berpamitan kepada istrinya, dia benar-benar pergi tanpa menoleh lagi ke arah istrinya.
Setelah kepergian Yudha, air mata Jessica akhirnya luruh juga karena perubahan sikap Yudha terhadap dirinya.
Biasanya Yudha akan mencium bibirnya dengan sangat mesra sebelum dia pergi untuk bekerja, bahkan Yudha rela tak bekerja jika Jessica merengek dan meminta Yudha agar tidak bekerja.
Namun berbeda dengan dua hari ini, Yudha terlihat sangat lain di matanya. Tak ada tatapan penuh damba dari mata Yudha, hambar.
"Aduh!" pekik Jesicca.
Perutnya terasa sangat mulas sekali, dia pun langsung duduk seraya mencengkram pinggiran sofa.
Jessica terlihat mengatur napasnya, lalu mengelus perutnya dengan lembut.
"Kenapa terasa sangat mulas? Padahal jadwal lahirannya masih lama, masih 2 minggu lebih lagi," ucap Jessica pelan.
Semakin lama perutnya semakin terasa nyeri, dia pun mencari ponselnya. Dia berusaha untuk menghubungi suaminya, namun sayangnya Yudha sama sekali tak mengangkat teleponnya.
Di lain tempat.
Yudha terlihat sudah memarkirkan mobilnya di depan hotel tempat Larasati menginap, dia lalu turun dari mobilnya dan bertanya kepada resepsionis tentang di mana kamar Larasati berada.
Awalnya resepsionis tersebut tidak mau memberitahukannya kepada Yudha, karena itu merupakan privasi tamu yang berkunjung di sana.
Namun berusaha meyakinkan resepsionis tersebut, jika Yudha adalah kekasih dari Larasati.
Akhirnya, resepsionis tersebut pun menyebutkan nomor kamar hotel Larasati.
Saat mendengar nomor kamar hotel yang ditempati oleh Larasati, Yudha sempat mengernyitkan dahinya.
Rasanya seperti kebetulan, karena dulu dia sering menyewa kamar hotel tersebut untuk bisa berduaan dengan Jessica.
Dia sangat ingat betul karena setiap kali dia berhubungan badan dengan Jessica, maka kamar tersebutlah yang akan dia sewa. Jessica beralasan, jika dia suka nomor kamar tersebut.
Setelah mengetahui di mana letak kamar Larasati, Yudha pun langsung bergegas untuk menemui Larasati. Tiba di depan kamar Larasati, Yudha pun langsung mengetuk kamar hotel tersebut.
Tak lama kemudian, pintu hotel nampak dibuka. Terlihatlah Larasati yang sedang berdiri tepat di hadapannya.
Mata Yudha terlihat membulat dengan sempurna kala melihat Larasati masih menggunakan pakaian tidurnya. Larasati menggunakan gaun tidur transparan di atas lutut, dia terlihat sangat seksi sekali.
Melihat reaksi Yudha, Larasati langsung tersenyum. Kemudian Larasati pun mengelus dada Yudha dengan lembut.
"Mas Yudha mau ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Larasati.
"Em, itu. Anu, aku mau ngajakin kamu sarapan," Kata Yudha gelagapan.
Larasati kembali tersenyum, lalu dia pun mengusap lengan Yudha dengan lembut sekali, hal itu membuat Yudha menjadi tegang.
"Mas tunggu aku di Resto yang ada di lantai dua, nanti aku nyusul," ucap Larasati.
Tanpa menunggu jawaban Yudha, dia langsung menutup pintu kamar hotelnya. Yudha terlihat berdecak, padahal Yudha sudah berniat ingin masuk ke dalam kamar Larasati dan merayu dirinya.
Siapa tahu pagi ini dia beruntung bisa mencicipi bibir Larasati, pikirnya. Sayangnya itu hanya angannya saja.
"Lebih baik aku ke lantai dua saja," kata Yudha.
Setelah itu, Yudha langsung pergi ke lantai dua. Dia benar-benar menunggu Larasati di sana untuk sarapan bersama.
Hanya menunggu lima belas menit saja dia sudah melihat Larasati datang, Larasati terlihat sangat cantik dengan menggunakan dress selutut berwarna kuning gading.
Larasati terlihat sangat cantik sekali dengan dress tersebut, terlihat menyatu dengan kulitnya.
"Silakan duduk," ucap Yudha seraya menarik kursi untuk Larasati.
Larasati tersenyum, lalu dia pun duduk bersama dengan Yudha, lelaki yang dulu sangat dia cintai.
"Mau sarapan apa?" tanya Yudha.
"Apa pun, aku pemakan segala," kata Larasati.
Yudha tersenyum, lalu dia pun segera memanggil pelayan dan memesankan makanan untuk sarapan pagi mereka.
Yudha dan Larasati terlihat begitu menikmati sarapannya, sesekali Yudha berceloteh untuk mencairkan suasana.
Bahkan Yuda pun melontarkan rayuan-rayuan mautnya kepada Larasati, dalam hati Larasati tersenyum, mungkin seperti inilah dulu Yudha merayu Jessica, pikirnya.
Setelah selesai sarapan, Yudha pun mengajak Larasati untuk pergi ke pusat perbelanjaan yang ada di pusat kota.
Dia membelikan baju-baju mewah, tas branded dan banyak lagi barang-barang mewah lainnya. Larasati tidak memintanya, namun Yudha yang memberikannya dengan sukarela.
Yudha begitu menikmati harinya dengan Larasati, bahkan dia tak memedulikan telepon yang terus saja bergetar di saku celananya.
Yudha sempat merasa kesal karena istrinya tersebut terus saja berusaha untuk mencoba menghubungi dirinya, namun dia tak mengangkatnya sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
antha mom
akhirnya pelakor pun menuai hasil perbuatannya
2022-10-11
2
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
gimana jes rasanya kalo lakikmu sbuk sm yg baru😪 sakit kan mknya jd perempuan jangan suka nyakitin sesama perempuan knak karma lokk
2022-09-06
0
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
tuh kan kesel sendiri Jessica tp Laras bahagia sekali
2022-09-06
0