Yudha merasa sangat susah untuk bernapas, wanita di sampingnya benar-benar bisa membuat dirinya panas dingin dalam waktu singkat.
Bahkan hanya dengan usapan kakinya saja bisa membuat celana Yudha terasa sesak, dia benar-benar memujinya.
Yudha terlihat susah payah mengatur napasnya, menstabilkan emosinya dan mengatur ritme jantungnya yang seakan sedang berlari marathon.
Yudha terlihat menatap miliknya yang sudah bangun, dalam hatinya dia merutuki tindakan yang dilakukan oleh wanita cantik yang saat ini dia puja.
Dia terlihat menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan perlahan. Setelah bisa menstabilkan emosinya, seulas senyum dia sunggingkan. Lalu, Yudha pun mulai berbicara.
"Aku dengar kamu sedang butuh investor," kata Yudha membuka pembicaraan.
Larasati terlihat tersenyum dengan sangat manis, saat mendengar ucapan Yudha. Cacing masuk dalam perangkap, pikirnya. Lalu, dia mengelus lembut tangan Yudha.
"Ya, aku berencana ingin membuat toko kue gitu sama Caffe kekinian. Tapi lagi nyari tempat yang strategis dulu, lagi nyari orang yang mau minjemin modalnya juga buat aku," ucap Larasati manja.
Hampir saja Yudha menarik wanita cantik di depannya untuk dia dekap, sungguh dia sangat mempesona dengan tingkah manjanya.
"Ya Tuhan, bibirnya menggoda sekali. Ck! Aku jadi pengen nyicip bibirnya," kata Yudha dalam hati.
"Oh, begitu. Semoga berhasil ya," kata Yudha.
Mendengar ucapan Yudha, Larasati terlihat mencebikkan bibirnya. Hal itu membuat Yudha merasa semakin gemas saja.
"Cuma itu, ngga ada niatan buat jadi investor aku, gitu?" tanya Larasati.
Dia mencoba memancing Yudha, siapa tahu bisa lebih mempermudah langkah selanjutnya, bukan?
Mendengar ucapan Larasati, Yudha terlihat menyeringai. Lumayan pikirnya jika dia bisa menjadi investor untuk Larasati, dia bisa menjerat Larasati dengan uangnya.
Yudha juga bahkan bisa mendekati Larasati karena dia sudah menjadi investor untuk larasati, sambil menyelam minum air, pikirnya.
"Boleh, nanti kita bicarakan lagi. Ini pertemuan pertama kita di Caffe, bagaimana kalau kita gunakan saja untuk bekenalan terlebih dahulu?" tanya Yudha.
Jelita tersenyum, lalu dia pun langsung berbicara.
"Boleh, aku Jelita punya Caffe juga. Tapi di daerah selatan," jawab Jelita.
Yudha terlihat memutar bola matanya, dia ingin mengenal Larasati, pikirnya. Kenapa juga itu si Jelita ikut nimbrung juga?
Namun, jika dia bersikap kurang menyenangkan kepada Jelita, pasti Larasati akan merasa ilfeel kepadanya.
"Ah, iya. Namun maaf, Nona. Aku sedang ingin berkenalan terlebih dahulu dengan Nona larasati," kata Yudha.
Jelita terlihat memutar bola matanya, dia tak menyangka jika Yudha ternyata lupa pada dirinya dan malah berusaha untuk mengincar mantan istrinya sendiri.
Namun, dalam hatinya yang paling dalam, dia sungguh bersorak. Karena rencana sahabatnya untuk masuk kembali kedalam kehidupan Yudha, bisa berjalan lancar.
"Maaf, Mas Yudha. Aku sudah mempunyai seorang putra, sudah bukan Nona lagi," kata Larasati.
Yudha terlihat kaget, bahkan wajahnya berubah kecewa. Ternyata dia sudah mempunyai suami pikirnya.
"Janda, Bang. Dia janda," kata Jelita sambil tergelak.
Wajah Yudha kembali terlihat ceria, tak apa pikirnya janda. Kalau menggoda seperti ini, apa salahnya. Lagi pula kalau janda malah tambah enak, tak perlu ada drama minta pertanggungjawaban.
"Ah, benarkah?" tanya Yudha antusias.
Mendengar pertanyaan dari Yudha, Larasati menampakkan wajah sendunya.
"Kenapa?" tanya Yudha.
"Aku diceraikan oleh suamiku, dia berselingkuh dengan wanita lain." Larasati terlihat mengambil tisu dan menyeka air matanya.
Yudha terlihat iba, lalu dia mengusap pundak Larasati dengan lembut.
"Bodoh sekali suami kamu itu, wanita sesempurna kamu dia tinggalakn," ucap Yudha seraya tersenyum sinis.
"Iya memang, menurutku lelaki seperti mantannya Laras benar-benar bodoh. Kalau aku ketemu sama dia, pasti sudah ku bejek dan ku uleg." Jelita terlihat mengepalkan tangan kanannya, lalu dia ulekan di telapak tangan kirinya sambil menatap tajam ke arah Yudha.
Yudha terlihat aneh dengan tatapan Jelita, sedangkan Laras langsung mengatupkan mulutnya berusaha menahan tawa.
"Ta, sudahlah. Mungkin kami memang tidak berjodoh, dia lebih memilih wanita selingkuhannya dari pada aku," ucap Larasati dengan wajah sendu.
Mendengar ucapan Larasati, Yudha merasa iba. Dia lalu mengelus punggung tangan Larasati dengan lembut.
"Bersabarlah, aku yakin pasti akan ada lelaki yang akan datang dengan ketulusan. Lelaki di dunia ini banyak, ngga usah takut," kata Yudha.
"Memangnya ada lelaki baik yang mau sama aku?" tanya Larasati.
"Ehm, kalau kamu mau... aku bersedia menjadi lelakimu," kata Yudha.
Mendengar ucapan Yudha, ingin sekali Larasati terbahak. Namun dia harus menahannya, agar misinya berhasil.
Berbeda dengan Jelita, dia langsung tertawa dengan terbahak-bahak. Yudha bahkan sampai melihat Jelita dengan tatapan tajamnya.
"Jangan tersinggung, aku sedang membaca pesan dari suamiku. Dia sedang berada di toko pakaian dalam, dia bertanya padaku mau dibelikan lingerie model apa. Padahal ini masih siang," kata Jelita di sela tawanya.
"Oh," kata Yudha.
Yudha yang merasa jika Jelita hanya akan jadi pengganggu saja, memutuskan untuk pergi. Mungkin besok dia bisa janjian kembali dengan Larasati.
"Ehm, Cantik. Aku pergi dulu, besok kita ketemu lagi. Aku harus pergi karena ada pekerjaan yang harus aku kerjakan," kata Yudha.
"Ah, iya. Silakan!" kata Larasati.
"Besok aku akan menemui kamu," kata Yudha sebelum pergi.
"Aku tunggu," ucap Larasati dengan kerlingan nakalnya.
Sungguh Yudha merasa gemas sekali, kalau saja tak malu. Ingin rasanya dia cium bibir ranum milik Larasati.
Setelah berpamitan kepada Larasati dan juga Jelita, Yudha pun langsung memutuskan untuk pulang ke rumahnya, karena dia sudah merasa sangat lelah.
Setelah memastikan jika Yudha benar-benar pergi dari Caffe tersebut, Larasati dan juga Jelita nampak tertawa dengan terbahak-bahak.
Mereka benar-benar merasa lucu dengan tingkah Yudha dan juga perkataannya, padahal dulu Yudha dan Jelita sering bertemu.
Karena memang Jelita sering berkunjung ke rumah Larasati, namun sepertinya Yudha benar-benar lupa kepada dirinya.
"Rencana kita berhasil, Ras. Gue ngga nyangka kalau si kampret itu bisa lupa sama gue," kata Jelita.
"Justru itu bagus, jadi... gue bisa menjalankan misi dengan mulus. Gue bakal ambil kembali haknya Satria, anak gue. Yudha ngga pantes nikmatin hasil keringet gue gitu aja," kata Larasati.
"Elu bener, gue dukung rencana elu seratus persen. Semoga bisa cepet, biar kita ngga usah lama-lama berhubungan dengan lelaki mesumm macam Yudha," kata Jelita.
Pertemuan dua sahabat itu berlanjut sampai sore hari, karena setelah dari Caffe mereka memutuskan untuk pergi menuju pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa baju.
Menjelang maghrib, barulah Larasati pulang ke hotel tempat dia menginap. Lelah, sudah pasti. Dia langsung mandi dan merendam tubuhnya yang terasa sangat lengket karena sudah pergi seharian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
fitriani
sumpah jijay bgt sm yudha🤮🤮🤮🤮
2022-10-14
3
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
ya ampun bisanya dia ga hafal hah emng bner2 otaknya cm berputar didaerah anu aja jd gini nih modelane kyk yudha🤣🤣
2022-09-06
0
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
tuh Yudha dah menunjukkan kau dia tergoda sama Larasati ini
2022-09-06
0