Semalam suntuk Yudha terlihat tak bisa tidur, di matanya terus saja terbayang wajah cantik Larasati.
Bahkan di dalam otaknya pun berseliweran bayangan erotis antara dirinya dengan Larasati, sungguh dia merasa sudah tak waras.
Hanya karena melihat Larasati yang terlihat sangat menggoda di bawah sinar mentari, membuat milik Yudha kembali bangun.
Anehnya Yudha seolah tak ingin menuntaskan hasratnya, padahal di sampingnya ada Jesicca. Dia rela menahannya, karena dia yakin jika sebentar lagi dia bisa meniduri Larasati.
Jesicca pun jadi tak bisa tertidur dengan pulas, karena suaminya yang tidak bisa diam. Dia terus saja membolak-balikan tubuhnya, dia lebih mirip ibu hamil yang sebentar lagi akan melahirkan.
Gelisah tak karuan, membuat mulut Jesicca terasa gatal untuk bertanya.
"Kamu kenapa sih, Mas? Dari semalam kamu tak tidur, apa Resto sedang dalam masalah?" tanya Jesicca.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya sedang gelisah saja," jawab Yudha asal.
Yudha melihat jam digital yang berada di atas nakas, waktu menunjukkan pukul 04.00 pagi. Yudha pun memutuskan untuk tidur, karena kepalanya sudah terasa sangat berat dan matanya pun sudah terasa mengantuk.
"Kamu kenapa jadi aneh seperti ini?" tanya Jesicca.
"Sudahlah, jangan banyak bicara. Aku mau tidur, bangunkan aku pukul sembilan. Telpon Rendy, suruh dia mengurus Resto sebelum aku datang." Setelah mengucapkan hal itu, Yudha langsung memejamkan matanya tanpa peduli Jessica yang mengoceh tak karuan.
"Kamu itu kenapa sih, Mas? Kenapa jadi aneh ada apa sebenarnya?" tanya Jesicca sebelum keluar dari kamar utama.
Pukul sembilan pagi, Jessica bener-bener mbangunkan Yudha. Yudha langsung mandi dan pergi begitu saja.
Jesicca terlihat sangat sedih, karena biasanya Yudha akan memberikan ciuman hangat dan mengecup perut besar istrinya.
Setelah berpamitan kepada istrinya, Yudha langsung melajukan mobilnya menuju Restoran tempat dia. bekerja selama ini.
Restoran yang dia dapatkan dengan cara licik dari wanita yang begitu mencintainya, wanita yang dia hianati dan dia usir dengan cara yang sangat tidak pantas.
Sampai di Resto dia langsung menemui Rendy, tentu saja tujuannya untuk meminta bantuan dari Rendy.
Lelaki berusia dua pulu tiga tahun itu dulunya adalah orang kepercayaannya Larasati, karena dia selalu jujur dalam bekerja.
Sebenarnya Rendy merasa kurang suka pada Yudha, apa lagi setelah perselingkuhannya dengan Jesicca terkuak.
Dia ingin sekali keluar dari Resto tersebut, namun dia takut tak akan mendapatkan pekerjaan lagi.
Karena dia hanya lulusan SMA yang beruntung mendapatkan kepercayaan dari Larasati.
Bahkan Larasati menggaji dirinya dengan uang yang besar, karena memang dia pandai memasak.
Maka dari itu, Rendy bisa membiayai pengobatan ibunya dalam setiap bulannya. Rendy dan Larasati kala itu selalu berkolaborasi untuk menciptakan makanan baru yang enak dan kekinian.
"Ren, kau uruslah dulu Restoran milikku ini. Hari ini aku ada urusan," kata Yudha.
Dalam hati Rendy mencibir ucapan dari Yudha, enak sekali dia bilang Restoran 'milikku'. Padahal Resto itu dibangun dengan susah payah oleh Larasati.
Namun, Rendy tak bisa berkata apa-apa, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya. Kemudian, Rendy pun berkata.
"Ya, Tuan. Saya akan mengurus semuanya," ucap Rendy.
Setelah mengatakan hal itu, Yudha pun langsung melangkahkan kakinya menuju hotel yang tak jauh dari Resto tersebut.
Hotel di mana tempat Larasati menginap, hari ini dia sudah bertekad untuk mencari tahu siapa wanita yang sudah membuatnya penasaran.
Saat tiba di hotel tersebut, Yudha langsung menghampiri seorang wanita muda yang berdiri di belakang meja resepsionis.
"Selamat siang, Pak. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis tersebut.
Yudha pun langsung tersenyum hangat, lalu dia pun menjawab pertanyaan wanita muda tersebut.
"Saya ingin tahu tentang wanita cantik yang sedang menginap di sini, beberapa hari yang lalu dia datang sendiri," kata Yudha.
Mendengar ucapan Yudha, wanita muda tersebut nampak mengernyitkan dahinya. Menurutnya banyak wanita cantik yang menginap di sana, dia pun merasa bingung dengan siapa wanita yang ditanyakan oleh Yudha.
"Bisa disebutkan siapa namanya, Pak?" tanya wanita muda tersebut.
Yudha nampak bingung mendapat pertanyaan tersebut, karena pada dasarnya dia memang tidak tahu siapa nama wanita yang beberapa hari ini mencuri perhatiannya.
"Sepertinya saya tidak jadi menanyakannya kepada anda, saya akan menunggunya saja." Kata Yudha seraya berlalu.
Wanita muda yang berprofesi sebagai resepsionis tersebut, hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yudha.
Berbeda dengan Yudha, dia terlihat acuh lalu keluar dari hotel tersebut. Setelah itu, dia pun kembali ke Restoran untuk mengambil mobilnya.
Lalu, dia berhenti tak jauh dari hotel tempat Larasati menginap. Dia ingin mengintai kegiatan Larasati, dia ingin tahu dan dia juga ingin berkenalan dengan Larasati.
Setelah hampir 1 jam menunggu, akhirnya dia pun melihat Larasati keluar dari hotel tersebut.
Larasati nampak mencegat taksi, lalu pergi dari sana. Yudha pun dengan setia membuntuti kepergian Larasati.
Lima belas menit kemudian, Larasati terlihat berhenti di sebuah Caffe kekinian. Dia terlihat masuk dan bertemu dengan seorang teman wanitanya di Caffe tersebut.
Yudha yang merasa penasaran pun langsung mengikuti Larasati, dia duduk tak jauh dari meja Larasati berada.
Dia terus saja memperhatikan obrolan Larasati dengan teman wanitanya tersebut, bahkan Yudha juga sempat mendengar jika Larasati ingin membuka Caffe kekinian di daerah tersebut.
Dia terdengar meminta bantuan kepada wanita tersebut, Yudha pun tersenyum. Dia pun jadi memiliki ide untuk mendekati Larasati.
"Ehm, permisi, Nona. Boleh saya bergabung?" tanya Yudha.
Untuk sesaat Larasati dan temannya saling pandang, kemudian mereka pun menganggukkan kepalanya.
"Silakan, Tuan," ucap Larasati.
Yudha langsung tersenyum, lalu dia pun langsung duduk tepat di samping Larasati.
"Jangan panggil Tuan, panggi Yudha saja." Yudha terlihat mengulurkan tangannya, Larasati dan temannya pun membalas uluran tangan Yudha.
"Jelita," ucap teman Larasati.
"Larasati," ucap Larasati.
Deg!
Mendengar nama Larasati, Yudha sempat terdiam. Dia pun jadi teringat akan mantan istrinya yang dia sia-siakan, dia jadi teringat akan mantan istrinya yang dia usir dengan tidak terpuji.
Namun, dia segera menepis pikiran-pikiran tersebut. Tidak mungkin Larasati yang berada di depannya kini adalah mantan istrinya.
Karena wanita yang berada di depannya kini terlihat sangat cantik, modis, seksi dan terlihat sangat sempurna di mata Yudha.
"Ehm, Yudha. Kenapa malah diam saja?" tanya Larasati seraya mengusap paha Yudha dengan gerakan sensual.
Tak sampai disitu, Larasati terlihat mengangkat kaki kanannya, lalu mengusakkannya ke kaki Yudha dengan perlahan sampai ke pangkal pahanya.
Yudha terlihat menahan napasnya, rasanya kalau bukan di Caffe dia ingin sekali menggendong Larasati dan membawanya ke hotel.
"Aku datang karena sepertinya kamu membutuhkan bantuanku," ucap Yudha seraya memaksakan untuk tersenyum.
"Tentu saja, aku sangat membutuhkan bantuan kamu." Larasati terlihat mengerling nakal sambil menggigit bibir bawahnya.
Melihat hal itu, Yudha terlihat salah tingkah. Dia bahkan langsung mengusap tengkuk lehernya yang terasa dingin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
🍁MulaiSukaSamaKamu(tyas)✅
Yudha bener bener buaya sekali
2022-09-06
1
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
ngakak yudha2 sok gatau aja yg lo puji itu mantan loh inget mantan🤣🤣🤣
2022-09-06
1
🔵🍭ͪ ͩSUHUᵏᵉˢᵃʸᵃⁿᵍᵃⁿWALID₆₉
emang gitu biasanya klo dah jd mantan maka akan semakin glow jd jng menyesal yudha😁
2022-09-05
0