Yudha terlihat menuntun Jessica menuju ruangannya, lalu dia pun mengajak Jessica untuk duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.
Jessica masih terlihat cemberut, dia merasa kesal karena suaminya itu terlihat memperhatikan wanita cantik yang menyenggol tangan suaminya tersebut.
Jessica sangat yakin jika perempuan itu sengaja telah menyenggol lengan Yudha, karena itulah caranya wanita tersebut agar bisa berkenalan dengan Yudha, pikirnya.
Tentu saja Jesicca berpikiran seperti itu, karena dulu pun dia menggunakan hal yang sama saat hendak merayu Yudha.
Jessica datang sebagai pelanggan, karena tertarik saat melihat ketampanan Yudha, Jessica pun pura-pura terpeleset dan menubrukan tubuhnya ke tubuh Yudha.
Dari saat itu, Jessica sering datang ke Restoran tersebut dan melakukan berbagai cara agar bisa berkenalan dengan Yudha.
Pada akhirnya, Yudha pun bisa jatuh ke pelukan Jessica, tentunya hal itu dia lakukan dengan segala jerat rayuannya.
Bahkan, kala itu Jessica rela memberikan tubuhnya agar Yudha tak akan pernah bisa lepas dari dirinya.
Yudha terlihat duduk di samping istrinya, lalu dia memeluknya dengan erat.
"Jangan cemburu, dia kan tidak sengaja." Yudha melerai pelukannya, lalu Yudha meulabuhkan kecupan hangat di kening Jessica.
Walaupun Yudha sudah berkata demikian, namun tetap saja Jessica terlihat cemberut. Dia masih merasa kesal, entah karena hormon kehamilannya atau karena memang dia takut kehilangan Yudha.
Karena dia pun mendapatkan Yudha dengan cara yang licik, dia harus merendahkan dirinya demi masa depan yang dia rasa akan cerah jika hidup dengan Yudha
"Sayang, maaf. Aku janji tidak akan melirik wanita lain, jangan marah lagi." Yudha terlihat mengelus lembut perut Jessica yang terlihat sudah sangat besar.
Karena memang usia kehamilannya sudah masuk ke bulan sembilan, tinggal menunggu beberapa minggu lagi.
Bahkan, kalau tebakan dokter bener. Sekitar tiga minggu lagi Jessica akan melahirkan buah hati mereka yang pertama.
"Baiklah, aku akan memaafkan kamu. Tapi, kamu tidak boleh melirik wanita manapun selain aku," kata Jesicca manja.
Jessica bener-bener takut jika dia akan ditinggalkan oleh Yudha, apa lagi jika dia mengingat Yudha yang pernah meninggalkan istrinya demi dirinya.
Walaupun dia merasa jika dirinya cantik, tak seperti mantan Yudha yang gemuk dan juga jelek. Tapi tetap saja ada rasa takut di dalam hatinya.
"Ya, Sayang." Setelah menjawab pertanyaan istrinya, Yudha langsung menautkan bibirnya ke bibir istrinya.
Tautan bibir yang awalnya terasa hangat berubah menjadi lebih panas dan bergairah, Yudha bahkan langsung melucuti kain penutup yang melekat di tubuh istrinya.
Lalu, dia memgangkat tubuh Jesicca ke atas pangkuannya tanpa melepaskan tautan bibirnya.
Jassica yang merasa tak tahan langsung menunduk dan membuka kain penutup bagian bawah suaminya, lalu dengan tergesa dia pun melakukan penyatuannya.
Walaupun dia sedang hamil besar, dia selalu saja berusaha untuk memuaskan hasrat Yudha yang terkadang begitu menggebu.
Dia tak pernah mengingat akan bayi yang ada di dalam kandungannya, yang dia pikirkan hanya bagaimana caranya agar bisa memuaskan dan terpuaskan.
Karena walau bagaimanapun juga, dia selalu dipuaskan dengan harta dan pelayanan dari Yudha. Tentu saja dia pun harus melayani Yudha dengan baik, pikirnya.
"Kamu mang selalu bisa membuat aku puas sayang, ya, seperti itu. Terus, itu enak." Yudha terus saja memandang wajah istrinya seraya meracau.
Hal itu membuat Jesicca bangga dan terus saja menggoyangkan pinggulnya, dua insan itu kini sedang memadu kasih di atas sofa yang berada di dalam ruangan keja Yudha.
Keesokan paginya.
Larasati terlihat bersiap untuk berolah raga, dia sudah terlihat cantik dengan pakaian olah raganya yang dia pakai.
Untuk mengawali paginya, tentu saja yang pertama kali dilakukan adalah menelpon Satria.
Larasati yang merasa merindukan putranya pun langsung melakukan panggilan video call, dia sudah rindu ingin melihat wajah tampan putranya, Satria.
Setelah panggilan video call berakhir, Larasati pun langsung keluar dari hotel tempat dia menginap, lalu berolah raga di taman yang berada tepat di samping Restoran milik Yudha.
Setelah hampir satu jam melakukan olah raga, dia pun memutuskan untuk duduk di salah satu bangku taman yang ada di sana.
Dia ingin beristirahat seraya menikmati wangi bunga yang terlihat sedang bermekaran.
"Cape!" kata Larasati.
Keringat terlihat mengucur dari dahinya, bahkan lehernya juga terlihat basah dengan keringat.
Saat dia hendak mengelap keringatnya, tanpa sengaja dia melihat Yudha yang sedang menatapnya sambil menyandarkan tubuhnya pada mobilnya.
"Rupanya kamu mulai tertarik untuk memperhatikan aku, Mas. Bersiaplah!" kata Larasati dalam hati.
Larasati pun tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dia terlihat tersenyum dengan nakal, lalu mengelap keringatnya dengan gaya sensual.
Bahkan dia juga mengusap lehernya dengan gaya yang tak kalah sensual, Yudha terlihat menelan salivanya dengan susah.
"Sial! Kenapa dia sangat seksi? Bahkan hanya dengan melihat dia seperti itu saja, membuat celanaku manjadi sesak. Aku jadi ingat kala bertemu dengan Laras dulu, ah sial!" umpat Yudha dalam hati.
Larasati terlihat tersenyum seraya menggigit bibir bawahnya, lalu dia mengerlingkan sebelah matanya ke arah Yudha.
Sontak hal itu membuat Yudha langsung menegakkan tubuhnya, dia seolah hendak berjalan ke arah Larasati.
Namun sayangnya, Larasati malah segera pergi dan masuk ke dalam Caffe yang berada di samping Restoran milik Yudha.
Yudha terlihat mendengus sebal, lalu dia pun masuk ke dalam ruangannya. Di dalam ruangannya Yudha terlihat mondar-mandir sambil menggigit ujung kuku jempolnya.
Dia benar-benar merasa tertarik dengan sosok wanita yang sudah dua kali dilihatnya, dia benar-benar merasa penasaran sampai-sampai tadi malam pun dia memimpikan wanita yang kemarin telah menyenggol tangannya.
Andai saja diberi kesempatan, Yudha benar-benar ingin berkenalan dengan wanita itu. Apa lagi saat melihat tubuhnya yang seksi, wajahnya yang terlihat begitu cantik dan gayanya yang terlihat begitu elegan.
Hal itu membuat Yudha sangat-sangat penasaran, Yudha pun bertekad akan mencari tahu tentang siapa wanita cantik yang sudah membuatnya penasaran tersebut.
Bayangan-bayangan erotis pun langsung berseliweran di dalam benaknya, dia merasa tak tahan ingin segera mendapatkan wanita yang seakan memikat hatinya pada pandangan pertama.
"Arrgh! Sial! Wanita cantik itu sulit untuk didekati, awas saja kalau sudah dapat. Aku tidak akan melepaskannya, aku pasti bisa menidurinya." Yudha terlihat melemparkan berkas yang berada di atas meja.
Kemudian, Yudha terlihat menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Lalu, dia memijat peplipisnya. Karena pusing, hasratnya kini tak bisa tersalurkan.
Di Caffe.
Larasati terlihat tersenyum, dia menyesap kopi latte sambil membayangkan wajah Yudha yang terlihat prustasi.
"Baru segitu saja kamu sudah kelabakan, Mas. Bagaimana kalau aku sudah melakukan rencana selanjutnya," kata Larasati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
gmn sakit kan klo suami sndr melirik cwe lain
2023-07-12
2
fitriani
hadeh dasar kadal buntung😡😡😡😡
2022-10-14
0
Lizajoseph Hilda Joseph
Dasar buaya darat😃
2022-10-13
0