Sudah satu minggu Larasati tinggal di rumah Bi Narti, pekerjaannya hanya mengurung diri di dalam kamar saja.
Beruntung Satria, sangat anteng. Sehingga, walaupun dia hanya berdiam diri di kamar tidak membuatnya bosan.
Bukan tanpa sebab dia mengurung diri, sebenarnya dia pernah keluar untuk menikmati udara segar di kampung halaman Bi Narti.
Namun, banyak tetangga Bi Narti yang sedang menggunjing dirinya. Hal itu membuat dirinya merasa semakin terpuruk.
"Bi Narti gimana sih, pulang pulang kok bawa buntelan lemak!" kata si A.
"Hooh, orang kalau pulang bawa buntelan duit. Bukannya buntelan lemak segeda gaban!" kata si B.
"Bilangnya itu majikannya, tapi datangnya saja sudah seperti orang diusir dari rumah," kata si C.
"Bawa anak lagi, jangan-jangan anak yang dia bawa anak haram lagi," kata si D.
Masih banyak lagi gunjingan yang dia dengar dari para tetangga julid +62, awalnya Larasati diam saja.
Namun semakin kemari, ucapan netizen yang julid dan maha benar itu semakin membuat hatinya sakit.
Hal itu membuat Larasati pun menjadi enggan untuk keluar dari dalam rumahnya Bi Narti, bahkan untuk keluar kamar pun terasa begitu enggan.
Berbeda dengan Larasati, Bi Narti terlihat begitu aktif. Dia mengurusi kebun yang berada di belakang rumahnya, beruntung selama dia pergi Angga menanam banyak sayuran di belakang rumahnya.
Bahkan banyak bumbu dapur yang Angga tanam, sehingga dia bisa memetik sayuran tersebut untuk dijual ke pasar.
Setiap pukul 05.00 pagi, Bi Narti akan memetik sayuran yang berada di belakang rumahnya.
Pukul 06.00 dia akan ke pasar untuk menjual sayuran yang dia petik tersebut, sedangkan pukul 07.00 dia sudah di rumah dan langsung memasak untuk mereka sarapan.
Angga sebenarnya merasa kasihan melihat Ibunya yang harus bekerja keras, namun Angga pun tak tinggal diam.
Dia ikut membantu perekonomian Ibunya, selepas pulang kuliah, Angga bekerja di toko roti yang tak jauh letaknya dari universitas tempat dia menimba ilmu.
Angga akan pulang ke rumah sekitar pukul 09.00 malam, setelah itu dia akan tidur untuk memulihkan tenaga.
Namun berbeda dengan malam ini, dia merasa enggan untuk memejamkan matanya. Padahal matanya sudah sangat mengantuk, badannya pun sudah terasa sangat lelah tapi rasa kantuk tak juga datang.
Hingga tak lama kemudian, dia mendengar suara isak tangis dari dalam kamar Larasati. Angga langsung terbangun dan menghampiri kamar Larasati.
Dia menempelkan kupingnya di tembok kamar Larasati, suara isak tangis itu semakin jelas. Hal itu membuat Angga merasa iba.
"Kak!" Angga memanggil Larasati seraya mengetuk pintu kamarnya.
Tak lama kemudian, isak tangis itu pun terdengar mereda. Kemudian, tak lama pintu kamar Larasati pun nampak terbuka.
Hal yang pertama Angga lihat adalah wajah Larasati yang terlihat sangat kusut, bahkan matanya terlihat sembab.
"Ada apa?" tanya Larasati.
"Maaf, jika aku mengganggumu malam-malam. Namun aku hanya ingin berkata, jika kakak merasa banyak keluh kesah yang ingin dikeluarkan aku bersedia menjadi teman curhat, Kakak. Maria," ajak Angga.
Angga menuntun Larasati untuk duduk di ruang tamu, Larasati pun menurut. Dia pun ikut duduk bersama Angga di ruang tamu.
"Dengarkan aku, aku sudah tahu jika kamu terpuruk seperti ini karena kelakuan dari suami kamu. Tapi, yang harus Kakak ingat, Kakak harus optimis. Jangan pesimis seperti ini, kalau Kakak pesimis seperti ini, kapan Kakak akan berubah?" kata Angga.
Mendengar ucapan Angga, Larasati langsung menegakkan tubuhnya. Lalu, dia menatap lekat wajah Angga.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Larasati.
"Kakak harus mulai merubah penampilan, Kakak. Bukankah kakak ingin menjadi cantik kembali?" tanya Angga.
Mendengar pertanyaan dari Angga, Larasati langsung menganggukkan kepalanya. Memang dia ingin menjadi cantik kembali, namun entah kenapa, dia masih merasa terpuruk dalam kesedihannya.
"Mulai besok, Kakak harus melakukan program diet. Agar tubuh Kakak bisa ramping kembali," kata Angga.
"Ya, kamu benar. Aku harus diet, aku harus cantik kembali. Aku tidak boleh seperti ini terus, aku tidak boleh terpuruk," ucap Larasati semangat.
"Gitu dong, Kakak harus semangat. Mulai besok Kakak jangan terlalu banyak makan, pola makannya dikontrol, ya? Kakak juga harus banyak bergerak, bisa dimulai dengan membantu Ibu memetik sayuran di kebun belakang. Jika kakak banyak bergerak, mungkin berat badan kakak juga akan berkurang," saran Angga.
"Ya, kamu benar Angga. Selama seminggu ini aku hanya terdiam, pasti badanku semakin membengkak," ucap Larasati seraya tersenyum kecut.
"Sudah jangan berkata apa pun lagi, aku harap Kakak mulai sekarang akan terlihat lebih semangat lagi. Aku tidak mau melihat Kakak terpuruk seperti ini," kata Angga.
"Ya, kamu benar. Aku masih punya Satria yang harus aku urus, aku juga harus segera memperbaiki penampilan ku lagi, agar banyak orang yang tidak menghinaku," ucap Larasati.
"Semangat, Kak!" kata Angga.
"Aku akan semangat," ucap Larasati.
Setelah obrolan singkat antara Angga dan Larasati berakhir, Angga langsung masuk kedalam kamarnya. Begitu pun dengan Larasati.
Keesokan harinya, Larasati pun terbangun dari tidurnya. Dia langsung mandi dan pergi ke kebun belakang rumah, dia melihat Bi Narti yang sedang memetik sayuran.
Dia pun langsung ikut membantu Bi Narti memetik sayuran, Bi Narti terlihat kaget saat melihat kedatangan Larasati.
"Laras, kamu ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya Bi Narti.
"Aku ingin membantu Bibi," jawab Larasati.
"Kamu di rumah saja, jagain Satria. Jangan di sini, nanti kalau dia menangis bagaimana?" tanya Bi Narti.
"Nggak usah khawatir, Bi. Satria masih terlelap dalam tidurnya," ucap Larasati.
"Baiklah kalau begitu," ucap Bi Narti.
Setelah hari itu, Larasati lebih sering menghabiskan waktunya untuk membantu Bi Narti.
Pagi-pagi dia akan membantu Bi Narti untuk memetik sayuran, setelah Bi Narti pergi ke pasar dia akan memasak dan membenahi rumah Bi Narti.
Dari mulai menyapu, mengepel, sampai mencuci baju dia kerjakan. Larasati bahkan memulai dietnya dengan mengurangi porsi makannya.
Pagi-pagi dia hanya memakan sayuran saja, siang harinya dia baru akan makan nasi beserta lauknya.
Jika sore hari, Larasati hanya akan meminum susu ibu menyusui saja dengan air putih. Dia sudah bertekad ingin diet dengan serius, agar tubuhnya terlihat lebih ramping lagi.
Setelah satu bulan, Larasati memang terlihat lebih ramping. Namun sayangnya, hal itu membuat Larasati sakit karena kurangnya asupan gizi yang masuk ke dalam tubuhnya.
"Hehhh," terdengar helaan napas Angga.
Dia tidak menyangka jika Larasati akan sakit setelah melakukan program dietnya, mungkin karena Larasati terlalu berlebihan menurutnya. Sehingga bukannya membuat Larasati kurus karena sehat, namun malah sakit.
"Sepertinya Kakak harus mengganti pola dietnya, Kak," saran Angga perihatin.
"Hem," jawab Larasati lemah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
CK bs cma ngejulit,mulut nya cba mingkem npa
2023-07-12
0
ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
diet boleh tp kn lg menyusui,, jd harus di perhatikan baik2 pola makannya...
2022-09-06
1
❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs
diet boleh tp inget dong kan masih asi😱😱
2022-09-06
0