Tempat Tinggal Baru

Pukul lima pagi, Larasati dan Bi Narti sampai di sebuah terminal bus di kampung halaman Bi Narti.

Seorang pemuda berusia sembilan belas tahun sudah menunggu di sana, dia terlihat duduk sambil memangku dagunya dengan kedua tangannya.

Melihat kedatangan Bi Narti dan Larasati, dia langsung bangun dan berlari.

"Ibu! Angga kangen," kata Angga.

Angga terlihat menubrukkan tubuhnya ke tubuh Bi Narti, Bi Narti terlihat tersenyum sambil mengelus lembut punggung Angga.

"Ibu juga kangen sama kamu," ucap Bi Narti.

"Angga apa lagi, kangennya ngga ketulungan. Ibu sudah lama nggak pulang, Angga kangen banget," kata Angga.

"Iya, Ibu tahu. Terus kenapa jemput? Kan sudah Ibu bilang kamu nggak usah jemput, nanti Ibu naik angkutan umum saja. Kenapa kamu jemput juga? Pasti kamu masih ngantuk," ucap Bi Narti.

"Nggak apa-apa, Bu. Ngantuk juga Angga rela, yang penting bisa cepat ketemu ibu," ucap Angga dengan sorot mata penuh rindu.

Tak lama kemudian Bi Narti pun melerai pelukannya, Bi Narti lalu mengenalkan Angga kepada Larasati.

"Nak, kenalin. Ini majikan Ibu selama bekerja di Jakarta," ucap Bi Narti.

Untuk sesaat Angga memindai penampilan Larasati, badan Larasati terlihat begitu besar di mata Angga.

Karena memang Angga mempunyai badan yang kecil, namun badannya sangat tinggi.

"Loh, kok Ibu pulang sama majikan Ibu? Kenapa?" tanya Angga.

Angga seperti mencurigai kedatangan Larasati ke kampungnya karena diusir, dia bisa melihat hal itu dari koper yang dia bawa.

Bi Narti pun tahu apa arti dari pandangan Angga terhadap mantan majikan tersebut, namun tidak mungkin bukan jika dia mengatakan kalau Larasati telah dikhianati dan diusir oleh suaminya sendiri.

"Beliau ingin berlibur di kampung kita, Nak," ucap Bu Narti beralasan.

"Oh," jawab Angga dengan mengangguk-anggukan kepalanya.

Sebenarnya Angga tidak merasa percaya dengan apa yang diucapkan oleh Ibunya, namun dia tak berani menyanggahnya.

"Ya sudah, kalau begitu kita pulang sekarang," ajak Bi Narti.

"Ya, Ibu benar. Ibu pasti sangat capek setelah semalaman naik bis," ucap angga seraya menuntun Ibunya. "Ayo, Bu. Biar aku aku yang bonceng," ajak Angga.

"Tunggu dulu, Ibu mau mencari kendaraan untuk Laras," kata Bi Narti.

Mendengar Ibunya memanggil nama bosnya dengan sebutan nama saja, Angga pun menjadi bertanya-tanya.

"Loh, kok manggilnya nggak pakai Ibu atau Nyonya? Kenapa? Panggil namanya saja kan ngga sopan," ucap Angga.

"Nggak apa-apa, Sayang. Larasati sudah Ibu anggap sebagai putri Ibu sendiri," ucap Bi Narti.

"Baiklah, terserah apa pun kata Ibu," ucap Angga.

Setelah Angga menimang-nimang tak mungkin jika dia memesankan ojek untuk Larasati, karena tubuh Larasati terlihat besar.

Dia juga membawa dua koper besar bersama dengan seorang putra di dalam gendongannya. Akhirnya Angga pun memutuskan untuk memesan taksi online untuk Larasati.

"Naik taksi online saja, ya?" tanya Angga.

"Iya, itu lebih baik." Bi Narti terlihat mengusap lengan putranya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Ibunya, Angga pun langsung mengambil ponselnya dan memesankan taksi online untuk Larasati.

Tak lama kemudian taksi online pun datang, Angga langsung menghampiri Larasati.

"Nyonya, saya sudah memesankan taksi online untuk anda. Anda' kan orang kaya, bayarnya sendiri ya?" ucap Angga seraya nyengir kuda.

Larasati langsung tersenyum saat mendengar ucapan dari Angga, ternyata anak Bi Narti itu sangat lucu tingkahnya.

"Ya, Angga. Nanti saya bayar sendiri uang taksinya, terima kasih," kata Larasati.

"Sama-sama, Nyonya. Saya duluan ya, Nya," kata Angga.

Setelah mengatakan hal itu, Angga pun segera pergi menuju rumahnya dengan membonceng Ibunya. Sedangkan Larasati menaiki mobil online yang sudah dipesan oleh Angga.

Setengah jam kemudian, mereka pun sampai di depan rumah sederhana milik Bi Narti. Suasananya terlihat sangat asri dan menenangkan.

Walaupun rumahnya terlihat sederhana, namun terasa sangat nyaman dan juga udaranya terasa sangat segar.

Banyak bunga-bunga yang ditanam di halaman rumah Bi Narti, di sekelilingnya juga masih banyak pepohonan.

Jarak dari satu rumah ke rumah lainnya juga masih sangat jauh, untuk sesaat Larasati terlihat menghirup napas banyak-banyak, seakan dia mengisi paru-parunya dengan oksigen agar terasa lebih segar.

Melihat kelakuan Larasati, Angga langsung tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

"Masuk, Nya. Kasihan anaknya, nanti sakit kalau terlalu lama di luar," kata Angga.

"Terima kasih, Angga. Tapi, kalau bisa kamu jangan panggil saya Nyonya. Panggil saya kakak saja," ucap Larasati.

Mendengar permintaan Larasati, Angga terlihat mengatupkan mulutnya menahan tawa. Menurutnya panggilan Kakak itu tidak pantas untuk Larasati, dia lebih pantas dipanggil tante.

Namun, karena dia tak ingin mengecewakan Larasati. Dia pun menuruti keinginannya.

"Baiklah, Kakak. Kalau begitu mari masuk," ajak Angga sekali lagi.

Larasati lalu tersenyum, kemudian dia pun masuk ke dalam rumah Bi Narti beriringan dengan sang pemilik rumah.

Angga dengan setia mengekori kedua perempuan berbeda generasi tersebut, tiba di dalam rumah Bi Narti langsung mengajak Larasati menuju kamar tamu.

"Istirahatlah dulu, Laras. Kamu pasti cape, Bibi akan membuatkan teh hangat untukmu," ucap Bi Narti.

"Terima kasih, Bi. Terima kasih untuk semuanya dan maaf, karena aku hanya bisa merepotkan," ucap Larasati.

"Tidak apa-apa, sekarang Istirahatlah terlebih dahulu," kata Bi Narti.

"Iya, Bi," jawab Larasati.

Setelah mengucapkan hal itu, Bi Narti pun langsung melangkahkan kakinya menuju dapur, di dapur terlihat Angga sudah duduk sambil menunggu kedatangan Ibunya.

"Bu, Angga boleh nanya engga?" tanya Angga.

"Nanya apa?" tanya Bi Narti

"Itu, bosnya ibu itu usianya berapa sih, Bu? Kok maunya dipanggil Kakak?" tanya Angga.

Mendengar pertanyaan dari putranya, Bi Narti nampak tersenyum. Lalu, dia pun duduk tepat di samping putranya.

"Laras itu masih muda, usianya baru dua puluh lima tahun. Namun karena badannya yang sangat besar, hal itu membuat dirinya terlihat lebih tua," kata Bi Narti

Angga terlihat mengangguk-anggukan kepalanya, dia sudah mulai paham sekarang.

"Kamu tahu, sebenarnya dulu dia sangat cantik. Badannya ramping dan bodinya sangat bagus. Namun karena saat hamil dia harus bedrest, badannya pun langsung membengkak," jelas Bu Narti.

"Kasihan sekali dia," ucap Angga.

"Tapi, Bu. Aku nggak percaya kalau dia ke sini hanya untuk berlibur saja," ucap Angga.

Mendengar ucapan putranya, Bi Narti terlihat menghela napas panjang. Lalu, menghembuskannya secara perlahan.

Akhirnya Bi Narti pun menceritakan kejadian yang menimpa Larasati, Bi Narti menceritakan semuanya tanpa ada yang ditutup-tutupi.

Angga terlihat kesal sekali saat mendengarnya, antara kasihan, marah dan juga tak habis pikir karena ternyata di dunia ini ada lelaki yang begitu kejam terhadap perempuan.

Menurutnya lelaki itu harus mengayomi perempuan, menyayangi dan mengasihi juga melindungi. Bukan seperti Yudha, mantan suaminya Larasati.

Bisanya hanya menyakiti dan meraup harta milik Larasati, di mana letak harga diri sebagai lelaki, pikirnya.

Terpopuler

Comments

fitriani

fitriani

noh yudha belajar tuh dr angga dy taw kl perempuan itu jarus d ayomi bukan d kuras hartanya... gak malu apa sm anak kecil

2022-10-13

1

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

bener Angga,, laki2 harus mengayomi melindungi dan menjaga wanita nya,, harus bertangung jawab.. kelakuan Yudha itu sangat Big No..

2022-09-06

1

❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs

❤️⃟Wᵃf🍁Ꮮιͣҽᷠαͥnᷝαͣ❣️🌻͜͡ᴀs

lah jangan kan angga aku yg baca aja rasa pe gampol tuk lakik modal gondal gandul aja sok 🤣🤣

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Menjijikan
2 Talak
3 Pergi Dari Rumah
4 Tempat Tinggal Baru
5 MuLai Diet
6 Rencana Usaha
7 Semangat Baru
8 Perubahan Yang Luar Biasa
9 Datang Kembali
10 Permulaan
11 Terlihat Menggoda
12 Berkenalan
13 Mulai Terjerat
14 Bahagia Di Atas Derita
15 Kesedihan Jesicca
16 Rencana Licik
17 Curiga
18 Pertengkaran
19 Mulai Menjalankan Rencana
20 Pertemuan Larasati Dengan Bi Minah
21 Mungkinkah Dia?
22 Di Luar Dugaan
23 Tak Percaya
24 Penjelasan Rendy
25 Kesal
26 Tak Bisa Berbuat Apa-apa
27 Alasan
28 Kado Dari Papa Yudha
29 Seharian Bersama Papa Yudha
30 Mencoba Tenang
31 Kejutan Untuk Yudha
32 Pukulan Telak
33 Tamu Tidak Terduga
34 Penjelasan Yudha
35 Tuan Elias Ardhan Dinata Sakit
36 Menemui Tuan Elias
37 Rindu
38 Roda Itu Berputar
39 Imitasi
40 Mulai Lagi
41 Tak Percaya
42 Kesempatan
43 Sehari Bersama Daddy Jo
44 Putri Sakit
45 Jangan Terlalu Dekat
46 Sudah Tidak Bekerja Lagi
47 Sakit Hati
48 Bertemu
49 Tante Jahat
50 Mulai Aneh
51 Rencana Pernikahan
52 Pertanyaan
53 Mulai Curiga
54 Positif
55 Panik
56 Tawaran
57 Pertolongan
58 Keputusan Jesicca
59 Dilema
60 Menyambung Hidup
61 Semua Berubah
62 Kedekatan Satria dan Angga
63 Menyebalkan
64 Wajah Leana
65 Ikut Ke Cafe
66 Siapa Dia
67 Pertemuan Tak Terduga
68 Mini
69 Mau Ikut
70 Salah Sangka
71 Penjelasan
72 Menurunnya Kondisi Tubuh
73 Hidup Tidak Selalu Indah
74 Berkunjung
75 Pertemuan Tidak Terduga
76 Bermain Bersama
77 Mengantar Mini
78 Memulai Hidup Baru
79 Meminta Maaf Dengan Tulus
80 Apes
81 Tertuduh
82 Berkilah
83 Masih Beruntung
84 Undangan
85 Siapa Pria Itu?
86 SAH
87 Selangkah Lagi
88 Pelepasan
89 Sarapan Bersama
90 Pantai
91 Tak Menentu
92 Diam
93 Jauh Dari Jangkauan
94 Gundah
95 Butuh Waktu
96 Ancaman
97 Perginya Jesicca
98 Sudah Tidak Ada Rasa
99 Jalan-jalan ke Taman
100 Sengaja
101 Lapar
102 Pertemuan Tak Terduga
103 Permintaan Jesicca
104 Boneka Besar
105 Itu Nama Anak Saya
106 Perhatian
107 Pertemuan Menegangkan
108 Jangan Tinggalkan Aku
109 Uang Tabungan
110 Waspada
111 Ingatan Masa Lalu
112 Bahagianya
113 Suasana Canggung
114 Cupcake dan Muffin
115 Tawaran
116 Konser
117 Lebih Baik
118 Laper Terus
119 Berkah Atau Musibah
120 Resah Jadi Takut
121 Terkejut
122 Cemas
123 Suasana Penuh Haru
124 Kedatangan Bi Minah
125 Merasa Rendah Diri
126 Keputusan Berat
127 Keseriusan Juki
128 Apa Kamu Tidak Takut?
129 Lamaran
130 Malu-Malu
131 Bahagia
132 Tawaran Pekerjaan
133 Resah
134 Ingin Membuktikan
135 Takut Khilaf
136 Rindu Papa Yudha
137 Kejutan Untuk Juki
138 SAH!
139 Muntah-Muntah
140 Tawar-Menawar
141 Tidak Sabar
142 Main Cepat
143 Tingkah Satria
144 Dapat Juga
145 Akibat Dari Kebanyakan
146 Nikmat Atau Kiamat
147 Menahan Diri
148 Cape
149 Kebingungan Ridwan
150 Tanggung Jawab
151 Tidur Di Luar Ditemani Bayangan Mantan
152 Hidup Itu Dinikmati, Bukan Untuk Diratapi
153 Pernikahan Angga Dan Mini
154 Kecewanya Angga
155 Nikah Dadakan
156 Kenakalan Masa Kecil
157 Berbahagia
158 Keputusan Yudha
159 Ada Yang Sobek Tapi Bukan Kain
160 Sakit
161 Mencoba Di Sini
162 Ungkapan Hati Larasati
163 Sedang Ingin
164 Saling Mencintai
165 Kinara Afasya Huntler
166 Akhir Cerita
167 Boncap 1
168 Boncap 2
169 Boncap 3
170 Boncap 4
171 S2. Bab 1
172 S2. Bab 2
173 S2. Bab 3
174 S2. Bab 4
175 S2. Bab 5
176 S2. Bab 6
177 S2. Bab 7
178 S2. Bab 8
179 S2. Bab 9
180 S2. Bab 10
181 S2. Bab 11
182 S2. Bab 12
183 S2. Bab 13
184 S2. Bab 14
185 S2. Bab 15
186 S2. Bab 16
187 S2. Bab 17
188 S2. Bab 18
189 S2. Bab 19
190 S2. Bab 20
191 S2. Bab 21
192 S2. Bab 22
193 S2. Bab 23
194 S2. Bab 24
195 S2. Bab 25
196 S2. Bab 26
197 S2. Bab 27
198 S2. Bab 28
199 S2. Bab 28
200 S.2 Bab 29
201 S2. Bab 30
202 S2. Bab 31
203 S2. Bab 32
204 S2. Bab 33
205 S2. Bab 34
206 S2. Bab 35
207 S2. Bab 36
208 S2. Bab 37
209 S2. Bab 38
210 S2. Bab 39
211 S2. Bab 40
212 S2. Bab 41
213 S2. Bab 42
214 S2. Bab 43
215 S2. Bab 44
216 S2. Bab 45
217 S2. Bab 46
218 S2. Bab 47
219 S2. Bab 48
220 S2. Bab 49
221 S2. Bab 50
222 S2. Bab 51
223 S2. Bab 52
224 S. 2 Baba 53
225 S2. Bab 54
226 S2. Bab 55
227 S2. Bab 56
228 S2. Bab 57
229 S2. Bab 58
230 S2. Bab 59
231 S2. Bab 60
232 S2. Bab 61
233 S2. Bab 62
234 S2. Bab 62
235 S2. Bab 63
236 S2. Bab 64
237 S2. Bab 65
238 S2. Bab 66
239 S2. Bab 67
240 S2. Bab 68
241 S2. Bab 69
242 S2. Bab 70
243 S2. Bab 71
244 S2. Bab 72
245 S2. Bab 73
246 S2. Bab 74
247 S2. Bab 75
248 S2. Bab 76
249 S2. Bab 77
250 S2. Bab 78
251 S2. Bab 79
252 S2. Bab 80
253 S2. Bab 81
254 S2. Bab 82
255 S2. Bab 83
256 S2. Bab 84
257 S2. Bab 85
258 S2. Bab 86
259 S2. Bab 87
260 S2. Bab 88
261 S2. Bab 89
262 S2. Bab 90
263 S2. Bab 91
264 S2. Bab 92
265 S2. Bab 93
266 S2. Bab 94
267 S2. Bab 95
268 S2. Bab 96
269 S2. Bab 97
270 S2. Bab 98
271 S2. Bab 99
272 S2. Bab 100
273 S2. Bab 101
274 S2. Bab 102
275 S2. Bab 103 Ending
276 Pengumuman Novel Baru
277 Novel Baru
Episodes

Updated 277 Episodes

1
Menjijikan
2
Talak
3
Pergi Dari Rumah
4
Tempat Tinggal Baru
5
MuLai Diet
6
Rencana Usaha
7
Semangat Baru
8
Perubahan Yang Luar Biasa
9
Datang Kembali
10
Permulaan
11
Terlihat Menggoda
12
Berkenalan
13
Mulai Terjerat
14
Bahagia Di Atas Derita
15
Kesedihan Jesicca
16
Rencana Licik
17
Curiga
18
Pertengkaran
19
Mulai Menjalankan Rencana
20
Pertemuan Larasati Dengan Bi Minah
21
Mungkinkah Dia?
22
Di Luar Dugaan
23
Tak Percaya
24
Penjelasan Rendy
25
Kesal
26
Tak Bisa Berbuat Apa-apa
27
Alasan
28
Kado Dari Papa Yudha
29
Seharian Bersama Papa Yudha
30
Mencoba Tenang
31
Kejutan Untuk Yudha
32
Pukulan Telak
33
Tamu Tidak Terduga
34
Penjelasan Yudha
35
Tuan Elias Ardhan Dinata Sakit
36
Menemui Tuan Elias
37
Rindu
38
Roda Itu Berputar
39
Imitasi
40
Mulai Lagi
41
Tak Percaya
42
Kesempatan
43
Sehari Bersama Daddy Jo
44
Putri Sakit
45
Jangan Terlalu Dekat
46
Sudah Tidak Bekerja Lagi
47
Sakit Hati
48
Bertemu
49
Tante Jahat
50
Mulai Aneh
51
Rencana Pernikahan
52
Pertanyaan
53
Mulai Curiga
54
Positif
55
Panik
56
Tawaran
57
Pertolongan
58
Keputusan Jesicca
59
Dilema
60
Menyambung Hidup
61
Semua Berubah
62
Kedekatan Satria dan Angga
63
Menyebalkan
64
Wajah Leana
65
Ikut Ke Cafe
66
Siapa Dia
67
Pertemuan Tak Terduga
68
Mini
69
Mau Ikut
70
Salah Sangka
71
Penjelasan
72
Menurunnya Kondisi Tubuh
73
Hidup Tidak Selalu Indah
74
Berkunjung
75
Pertemuan Tidak Terduga
76
Bermain Bersama
77
Mengantar Mini
78
Memulai Hidup Baru
79
Meminta Maaf Dengan Tulus
80
Apes
81
Tertuduh
82
Berkilah
83
Masih Beruntung
84
Undangan
85
Siapa Pria Itu?
86
SAH
87
Selangkah Lagi
88
Pelepasan
89
Sarapan Bersama
90
Pantai
91
Tak Menentu
92
Diam
93
Jauh Dari Jangkauan
94
Gundah
95
Butuh Waktu
96
Ancaman
97
Perginya Jesicca
98
Sudah Tidak Ada Rasa
99
Jalan-jalan ke Taman
100
Sengaja
101
Lapar
102
Pertemuan Tak Terduga
103
Permintaan Jesicca
104
Boneka Besar
105
Itu Nama Anak Saya
106
Perhatian
107
Pertemuan Menegangkan
108
Jangan Tinggalkan Aku
109
Uang Tabungan
110
Waspada
111
Ingatan Masa Lalu
112
Bahagianya
113
Suasana Canggung
114
Cupcake dan Muffin
115
Tawaran
116
Konser
117
Lebih Baik
118
Laper Terus
119
Berkah Atau Musibah
120
Resah Jadi Takut
121
Terkejut
122
Cemas
123
Suasana Penuh Haru
124
Kedatangan Bi Minah
125
Merasa Rendah Diri
126
Keputusan Berat
127
Keseriusan Juki
128
Apa Kamu Tidak Takut?
129
Lamaran
130
Malu-Malu
131
Bahagia
132
Tawaran Pekerjaan
133
Resah
134
Ingin Membuktikan
135
Takut Khilaf
136
Rindu Papa Yudha
137
Kejutan Untuk Juki
138
SAH!
139
Muntah-Muntah
140
Tawar-Menawar
141
Tidak Sabar
142
Main Cepat
143
Tingkah Satria
144
Dapat Juga
145
Akibat Dari Kebanyakan
146
Nikmat Atau Kiamat
147
Menahan Diri
148
Cape
149
Kebingungan Ridwan
150
Tanggung Jawab
151
Tidur Di Luar Ditemani Bayangan Mantan
152
Hidup Itu Dinikmati, Bukan Untuk Diratapi
153
Pernikahan Angga Dan Mini
154
Kecewanya Angga
155
Nikah Dadakan
156
Kenakalan Masa Kecil
157
Berbahagia
158
Keputusan Yudha
159
Ada Yang Sobek Tapi Bukan Kain
160
Sakit
161
Mencoba Di Sini
162
Ungkapan Hati Larasati
163
Sedang Ingin
164
Saling Mencintai
165
Kinara Afasya Huntler
166
Akhir Cerita
167
Boncap 1
168
Boncap 2
169
Boncap 3
170
Boncap 4
171
S2. Bab 1
172
S2. Bab 2
173
S2. Bab 3
174
S2. Bab 4
175
S2. Bab 5
176
S2. Bab 6
177
S2. Bab 7
178
S2. Bab 8
179
S2. Bab 9
180
S2. Bab 10
181
S2. Bab 11
182
S2. Bab 12
183
S2. Bab 13
184
S2. Bab 14
185
S2. Bab 15
186
S2. Bab 16
187
S2. Bab 17
188
S2. Bab 18
189
S2. Bab 19
190
S2. Bab 20
191
S2. Bab 21
192
S2. Bab 22
193
S2. Bab 23
194
S2. Bab 24
195
S2. Bab 25
196
S2. Bab 26
197
S2. Bab 27
198
S2. Bab 28
199
S2. Bab 28
200
S.2 Bab 29
201
S2. Bab 30
202
S2. Bab 31
203
S2. Bab 32
204
S2. Bab 33
205
S2. Bab 34
206
S2. Bab 35
207
S2. Bab 36
208
S2. Bab 37
209
S2. Bab 38
210
S2. Bab 39
211
S2. Bab 40
212
S2. Bab 41
213
S2. Bab 42
214
S2. Bab 43
215
S2. Bab 44
216
S2. Bab 45
217
S2. Bab 46
218
S2. Bab 47
219
S2. Bab 48
220
S2. Bab 49
221
S2. Bab 50
222
S2. Bab 51
223
S2. Bab 52
224
S. 2 Baba 53
225
S2. Bab 54
226
S2. Bab 55
227
S2. Bab 56
228
S2. Bab 57
229
S2. Bab 58
230
S2. Bab 59
231
S2. Bab 60
232
S2. Bab 61
233
S2. Bab 62
234
S2. Bab 62
235
S2. Bab 63
236
S2. Bab 64
237
S2. Bab 65
238
S2. Bab 66
239
S2. Bab 67
240
S2. Bab 68
241
S2. Bab 69
242
S2. Bab 70
243
S2. Bab 71
244
S2. Bab 72
245
S2. Bab 73
246
S2. Bab 74
247
S2. Bab 75
248
S2. Bab 76
249
S2. Bab 77
250
S2. Bab 78
251
S2. Bab 79
252
S2. Bab 80
253
S2. Bab 81
254
S2. Bab 82
255
S2. Bab 83
256
S2. Bab 84
257
S2. Bab 85
258
S2. Bab 86
259
S2. Bab 87
260
S2. Bab 88
261
S2. Bab 89
262
S2. Bab 90
263
S2. Bab 91
264
S2. Bab 92
265
S2. Bab 93
266
S2. Bab 94
267
S2. Bab 95
268
S2. Bab 96
269
S2. Bab 97
270
S2. Bab 98
271
S2. Bab 99
272
S2. Bab 100
273
S2. Bab 101
274
S2. Bab 102
275
S2. Bab 103 Ending
276
Pengumuman Novel Baru
277
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!