kurir

Satu pekan sudah berlalu.

Arafah bersama keluarga kecil nya sudah kembali ke pondok.

Fatimah sehari-hari disibukan dengan butik nya, tiga bulan lagi ramadhan, sudah jadi rutinitas tahunan jiga ramadhan dengan produksi pakaian yg membeludak.

Selain melayani pelanggan, mereka juga melayani pemesanan online.

"ini yang akan dikirim hari Rif??" tanya Fatimah kepada Arif yang sedang memasukan packingan ke troli.

"iya Bu.. kurir sudah datang.."

"Sudah di cek kan semua nya, dari kualitas dan lain nya?"

"Alhamdulillah sudah Bu...In Syaa Allah aman"

Arif pun mendorong troli ke depan untuk di antar ke mobil kurir, ada 3 troli pemesanan yg akan dikirim hari ini.

Fatimah ikut membatu Arif mendorong Troli yg satu nya lagi.

haha.. bos ikut mendorong troli?? ah sudah biasa, Fatimah tak pernah keberatan ikut membatu para pegawainya nya. itu yang membuat semua pegawainya betah dan nyaman kerja bersama Fatimah.

"Mas Ikbal... ini ada 3 troli" ujar Arif sambil memberikan Paket yang akan dikirim disusul dengan yang Fatimah bawa

"Rif.. resi nya jangan sampai ada yang selip ya, karna akan kita kirim ke pelanggan" ujar Fatimah setelah meletakan troli di luar lalu masuk kembali ke butik.

"pegawai baru Rif??" tanya Ikbal

"Bukannn... itu Bu Fatimah pemilik butik ini"

"baru kali ini nampak.."

"iya baru pulang dari Singapura untuk study"

obrolan demi obrolan terjadi sembari mereka menyusun paket yang akan di kirim ke dalam mobil box.

Ikbal tak henti melihat Fatimah yang sedang berbincang dengan pelanggan yang datang ke butik.

"Jangan senyum-senyum sendiri... dikira gila nanti...hehehe" canda Arif

Ikbal tak membalas ledekan Arif dia hanya tersenyum lebar.

"Udah mana yang harus aku tanda tangani, masih banyak ni kerjaan... kalo nunggu mu puas memandang Bu Fatimah,. kapan berangkat ??"

"Bisa gak ya yang amburadul seperti ini punya istri seperti dia??"

Arif Bukan menjawab tapi malah memerengkan kepala ke bawah lalu melihat wajah Ikbal dari Bawah, dengan expresi mata mengerut

"Kenapa?? salah ??"

"Gak ada yg salah.. mas Ikbal baik orang nya, rajin sholat, hafal Al-Qur'an lagi..."

"gue masih jauh dari kata baik Rif.."

"utarakan aja... biar tau hasil nya"

"sedeng lu... kenal pun tidak.. "

"ta'aruf istilah nya" jawab Arif enteng

"gak semudah itu, dia pemilik butik yang besar ini, lah gue cuma kurir.. kurir Rif"

"hmmm... ya udah di lanjut besok, buruan ni di proses,. kalau lambat bisa di gebukin nanti gue sama Bu bos.. walaupun belum pernah" ucap Arif sambil meninggalkan Ikbal yg masih dengan pikiran nya.

"udah buruan" ucap Arif lagi

"ia....."

🌟

"Gimana???" tanya Hafidz

"Apanya yg gimana???" tanya Alvian balik

"yang kemaren...Halalin adx gue??"

Selesai Sholat Ashar karna tidak ada pasien mereka nongkrong di cafe dekat masjid yang tidak jauh dari RS.

"Gue tau... lu menaruh rasa sama Fatimah kan, dari awal lu ketemu dia??"

"dari mana lu tau??" tanya Alvian dengan nada kaget

"tau lah... 3th lebih gak pernah ketemu lagi, masih seperti dulu perasaan ku ke dia??"

"sekedar rasa penasaran atau gimana??" tanya Hafidz lagi

"gue gak tau.. gue sendiri bingung, lu tau saat penerbangan gue balik ke Jogja, gue satu pesawat, dan entah kenapa, saat pertama kali nya lagi gue melihat dia, gue ngerasa dia orang yg sama, yg gue kenal..."

"serius...?? satu pesawat??"

"awal nya ragu, tapi mata gue gak lepas dari aktifitas yg dia lakukan di pesawat"

"tapiii...."

"tapi apa...???" tanya Hafidz penasaran

"saat gue bantu dia, dan melihat cara dia, dan kalimat terpanjang yang pernah dia ucapkan, gue langsung yakin itu dia"

"kalimat apa???"

"waallaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh"

Hafidz geleng geleng di buat nya mendengar jawaban sahabat nya itu

"dan....."

Hafidz masih dengan expresi kepo nya

"gue makin yakin lagi saat nama nya di panggil oleh seorang wanita, yang gue kenal,. saat Arafah memanggil dia"

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***