Love Is Deep
SELAMAT MEMBACA
Vika seorang gadis tomboy dengan postur tubuh sedikit besar.
Ia menatap lurus kedepan tepat kearah rumah yang berada tepat didepan rumahnya.
Matanya menatap sosok pria yang baru saja pulang sekolah dan memarkirkan motornya digarasi, sebelum akhirnya ia masuk kedalam rumahnya.
Tanpa terasa air matanya mengalir saat teringat kejadian siang tadi disekolah.
"Aku tau aku tak sempurna dimatamu"
"jelek, gendut tidak seperti dia yang terlihat sempurna"
"Tapi apakah aku tak berhak dicintai dan disukai" batin Vika sambil terus menatap kearah rumah diseberangnya.
FLASH BACK ON
"Hai Vik, gimana kabar loe,masih sehat?" sapa seorang wanita yang terlihat sangat cantik dengan body goal dan dikenal primadona sekolah.
"Baik Ran,ada apa ya kok tumben?"tanya Vika panasaran.
"Ini punya loe kan?" Rany mengeluarkan buku kecil berwarna pink.
Seketika itu juga mata Vika membulat "Kok buku gw ada sama loe?" Vika pun berusaha meminta buku catatan hariannya, namun Rany malah mengejeknya dengan membaca keras-keras isi buku itu hingga beberapa siswa yang berada disekitar mereka langsung melihat ke arah mereka.
"Loe tuh harus nya nyadar diri Vik,Ikhsan itu gak akan pernah suka sama loe"
"Dia itu cuma suka sama gw, berbody, gak kaya loe kulkas dua pintu" ejeknya lagi.
Sakit rasanya hati Vita bagai disayat-sayat terasa begitu perih.
Walaupun memang kenyataannya begitu tapi tidak seharusnya Rany berbicara seperti itu padanya.
"Ada apa Ran?" tanya seorang cowo yang baru saja tiba,seketika itu juga Rany langsung pura-pura menangis.
"Ini loh yang, kata Vika aku norak masa jaman udah canggih begini masih suka nulis di buku harian" tuturnya dengan air mata palsunya.
Ihsan langsung menatap tajam keaarah Vika "Apa maksudnya loe ngomong begitu Vik,kan terserah dia mau pake buku diary atau apapun"
tanpa mendengar perkataan Vika, Ihsan langsung menarik tangan Rany pergi meninggalkan Vika.
Beberapa siswa yang kebetulan berada disana nampak berbisik-bisik, entah apa yang mereka bicarakan Vika tak tahu.
FLASHBACK OFF.
"Vika...udah magrib cepet turun kita sholat bareng" teriak Mama dari bawah.
Dengan langkah berat Vikapun menutup jendela kamarnya,lalu turun kelantai bawah dan menuju Mushola kecil yang berada disamping.
Setelah selesai sholat mereka pun langsung menuju ruang makan,namun tidak dengan Vika,masih terus saja berputar dalam ingatannya perkataan Ihsan tadi siang.
"Rasanya aku sudah gak betah sekolah disana,mau pindah aja" batin Vika.
"Vik..kalau sudah cepet kesini kita makan bareng nak" teriak Mama Iren entah untuk yang keberapa kalinya.
Dengan sedikit malas Vika pun langsung membuka mukena yang ia pakai tadi dan menggantungnya di paku yang sudah tersedia disana.
"Abis berdoa minta apa, kok lama banget,paling juga minta kurus ya..." celetuk Pian adik Vika.
"Pian gak boleh ngomong begitu sama kk nya" tegur Mama Iren.
"Iya maaf kak" ucap Pian seakan menyesal dengan apa yang baru saja ia ucapkan walaupun sebenarnya ia bermaksud hanya bergurau.
Selera makan Vika seakan hilang,ia hanya memainkan makanan yang ada dihadapannya,hal itu tidak luput dari pandangan Mama Iren dan Papa Bagas.
"Kamu kenapa Nak?" tanya Papa mengehentikan sejenak makannya, lalu menatap putrinya.
Bukannya menjawab,namun Vika malah menangis, ia kembali teringat dengan kata-kata Ihsan dan juga Rany tadi siang.
"Loh kok ditanya malah nangis sih, kamu ada masalah apa Nak, coba cerita nanti sama Mama, sekarang habiskan dulu makannya" ucap Mama Iren lembut.
"Kalau Vika minta pindah sekolah boleh gak Mah,pah?" tanya Vika ragu.
Mama Iren dan Papa Bagas langsung menatap kearah Vika.
Seingat mereka dulu Vika sendiri yang berusaha mati-matian agar bisa diterima di sekolah itu dengan tujuan agar bisa bersama dengan Ihsan.
"Ada apa ?" tanya Papa Bagas yang nampak mulai serius.
Pian yang tadinya tidak perduli kini ikut-ikutan menghentikan kunyahannya dan menatap sang kaka seakan ia pun ikut bertanya ada apa.
" Kok pada liatin Vika kaya gitu sih?" tanya Vika heran.
"Gak boleh ya, ya udah deh kalau gak boleh pindah sekolah" lanjut Vika pasrah.
"Bukan gak boleh sayang,cuma Mama mau tau alesan kamu minta pindah itu apa"
"Kayanya Vika gak bisa sekolah disana Mah, mereka semua pintar jadi Vika merasa paling bodoh disana" ucap Vika berbohong.
"Ya kalau cuma itu alesannya kan gak harus pindah Vik,kamu bisa les" ucap Papa Bagas.
"Tapi Pah.."
"Sudah sekarang lanjut dulu makannya, kita bahas nanti saja abis sholat Isya" ucap Mama Iren yang langsung melanjutkan makan malamnya.
Setelah selesai makan malam Vika langsung duduk diruang santai sambil melihat televisi.
"Kak, kalau ada yang jahat sama loe bilang aja sama gw, gw yakin bukan itu alesannya loe minta pindah sekolah" tiba-tiba saja Pian berkata demikian sambil duduk disamping Vika.
"Sok tau loe.."sangkal Vika
"Gw tau loe gimana kak, jadi loe gak bisa bohong sama gw" tegas Pian
Vika menarik nafas dalam berusaha menutupi perasaannya saat ini.
"Sayang, ada masalah apa disekolah sampe kamu minta pindah sekolah?" tanya Mama Iren sambil duduk disamping Vika.
"Gak boleh ya Mah?" bukannya menjawab pertanyaan Mamanya namun Vika malah balik bertanya.
"Pindah sekolah itu gak gampang sayang, apalagi kamu udah kelas 12 sebentar lagi lulus, apa gak bisa bertahan sampai lulus Sayang?" tanya Mama Iren lembut.
Bukannya menjawab namun lagi-lagi air mata Vika yang mengalir "Iya deh Mah, Vika usahain" Vika menjawab pelan dan sesaat kemudian ia pun pamit untuk tidur lebih cepet.
Papa Bagas,Mama Iren dan juga Pian sedikit heran melihat Vika yang tidak seperti biasanya.
Sementara itu di dalam kamar, Vika menatap langit-langit kamarnya.
"*Apa aku kuat bertahan sampai lulus nanti"
"Apa aku bisa nahan rasa sakit hati melihat mereka selalu bersama*" gumam Vika sambil membayangkan hari-hari kedepannya yang harus ia lalui.
Ia pun bangun lalu mengambil buku catatan kecil lalu membukanya.
Perlahan ia pun mulai menggoreskan tinta berwarna pink dengan sedikit kerlap-kelip.
"Andai saja aku bisa memutar waktu aku ingin
kembali ke masa lalu dan tak ingin mengenalmu, hingga rasa ini tak perlu tumbuh dan yang pada akhirnya membuatku tersiksa dan merasakan sakit"
"Semoga aku kuat kedepannya,semoga aku bisa kuat melihat mu bersamanya"
Tanpa terasa air mata Vika jatuh dan membasahi tulisan yang baru saja ia tulis hingga tintanya pun memudar.
"Kenapa harus sesakit ini rasanya jatuh cinta"gumam Vika sambil merebahkan kepalanya diatas meja belajarnya dan menatap sebuah foto kecil saat ia dan Ihsan masih SMP dulu.
Entah karena terlalu sedih atau memang mengantuk akhirnya Vika pun tertidur diatas meja belajarnya.
**Hallo semuanya ini karya aku ke 3
Semoga para Reader suka dan
mohon bantuannya ya Like,dan komennya buat penyemangat aku kedepannya.
Salam Maniss
Amell/Author**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐🦂⃟ᴘᷤɪᷤᴋᷫᴀᴄʜᴜ💙
astagfirullah nih bocil minta dikremes mulutnya, becandanya kelewatan kalik.. bagi cewek tuh ya paling anti klo dikatakan gemuk. sabar vika, aq juga gemuk kok 😅
2023-06-07
0
🍭ͪ ͩ✹⃝⃝⃝s̊S𝕭𝖚𝖓𝕬𝖗𝖘𝕯☀️💞
Go Vicka tunjukan km bisa berubah bt dia yg udah hina Lo...
Cinta ngk kan pernah salah.. walau kenyataan dia ngk suka sama km.
2023-06-06
1
🔵⏤͟͟͞𝐑𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🔰π¹¹™𒈒⃟ʟʙᴄ❤
jangan putus asa,lebih baik kamu pikirkan,gmn caranya biar terlihat cantik seperti orang2
2023-06-06
0