"Adek... nih teman ku si Reyhan ganteng itu nitip ini buat kamu." ucap Dika menyerahkan roti isi dengan senyum meledek.
"makasih," jawab Risha "kenapa senyum-senyum kayak gitu bang?" Risha menyipitkan mata ke arah Dika.
"Gimana? sudah ada perkembangan atau belum?" tanya Dika, wajah nya berubah menjadi ekspresi serius.
mungkin karena dia merasa menjadi kakak laki-laki Risha walaupun hanya sepupu, tapi dia seperti berkewajiban melindungi Risha. karena Dika yang anak tunggal, pria itu sendiri sudah menganggap Risha sebagai adik kandung nya. kedekatan dan umur mereka yang sama membuat keduanya lebih nyambung.
"perkembangan apanya, nomer nya saja aku nggak punya. mungkin nanti mau nanya langsung saja sekalian ngasih laporan." jawab Risha, ia memakan sandwich yang di berikan Reyhan.
"hemm enak!"
"aku nggak nyangka loh dek, cowo pendiem kayak si Reyhan ternyata gentleman sekali langsung nglamar kamu di depan semua orang." Dika masih tidak percaya Reyhan bisa melakukan itu, dibanding dengan dirinya. Reyhan kalah jauh kalau soal perempuan, pria populer yang terkenal dengan sikap dingin dan pendiam nya itu tidak pernah pacaran sekalipun.
"iseng kali bang!" jawab Risa asal, sejujurnya ia sendiri masih antara percaya dan tidak.
tidak pernah berinteraksi kecuali saat meminta uang kas dulu. bahkan nama dan wajah Reyhan tak sedikitpun tersimpan di ingatan Risha. tapi dunia seakan sempit sekali. bertahun-tahun setelah kelulusan SMA dan kuliah di tempat berbeda, Reyhan tiba-tiba datang dan menjadi manajer di tempat nya bekerja. sungguh jika di pikir dengan logika tidak akan sampai di otak gadis itu.
"kalau iseng tidak mungkin banget dek, ya dulu pernah sih dia bilang sama Abang akan langsung menikah saja saat sudah mapan. tapi masih nggak percaya cowo setampan Reyhan ternyata diam-diam suka sama kamu. sepupu ku yang tomboy, gendut dan kucel." ledek Dika dan langsung mendapat pukulan di lengan nya.
"bang Dika, itu namanya body saming. aku bilangin pakde loh" keluh Risha.
"ck kamu dari dulu emang tukang ngaduan." Dika langsung berlalu saat Risha hendak memukul nya kembali.
saat berpas-pasan dengan Sinta di pintu, Dika melambaikan tangan pada Sinta. ia harus segera ikut asisten manajer mempersiapkan rapat.
"cie Adek, lagi lembur dapat perhatian dari manajer tampan. berbunga-bunga pasti nih sekarang." Sinta yang baru datang langsung meledek Risha.
"apa sih mba Sinta" pipi Risha bersemu merah.
"buku sebanyak itu mau di bawa kemana mbak?" tanya Risha mengamati buku 2 tumpuk di meja Sinta.
"pak manajer yang minta, buat ngisi rak kosong di ruangan nya. aduh... kenapa harus aku sih, ini kan tugas nya si Dika. mana berat banget lagi CK!" gerutu Sinta.
"ke ruangan pak Reyhan mbak?" tanya Risha antusias.
"iya," Sinta menarik ujung bibirnya, tahu kalau Risha menanti momen ini.
"aku bantuin bawa separuh deh, ya Mbak?"
"iya iya, ayok keburu Maghrib. aku belum makan juga. nanti ke angkringan depan temenin lho dek."
Risha sangat senang sekali, rencananya ia mau mau menanyakan kembali niat Reyhan yang melamar nya kemarin. hanya sekedar mau memastikan, karena setelah kejadian itu Reyhan tidak mencoba bertemu dengan nya.
sampai di ruangan B Risha dan Sinta mendengar bisik-bisik karyawan wanita saat melihat kehadiran mereka.
ruangan Reyhan berada di ujung, jadi Risha yang berada di ruangan A harus melewati ruangan B dulu kalau mau keruangan reyhan.
berbeda dengan ruangan nya yang di dominasi oleh orang yang sudah berkeluarga, ruangan B lebih banyak di dominasi dengan wanita-wanita muda. jadi bisa dipastikan mereka juga menaruh hati pada Reyhan.
"eh lihat, itu cewe yang di gosipin sama pak Reyhan."
"cantik sih, tapi tampang nya nggak ada alim-alim nya."
"tapi menurutku nggak cantik sih, biasa aja. cantikan Bu Safira kemana-mana."
"karyawan biasa bisa dapat manajer, wow pakai pelet apa dia"
Sinta yang mendengar ocehan pedas para wanita langsung melirik tajam. mengepalkan erat di tumpukan buku.
"sudah mba Sinta, biarkan saja. aku tidak apa-apa kok." Risha menenangkan dengan senyuman ceria nya.
"nggak apa-apa gundul mu!, heh dek, kamu saja masih gadis mereka seperti itu. apalagi kalau pak Reyhan sukanya sama aku yang janda 1 anak ini. mulutnya pasti ngalahin bakso mercon." gerutu Sinta yang kesal dan tidak terima Risha di hujat.
"gini ya dek, laki-laki seperti pak Reyhan itu langka. sikap gentle man nya itu patut di apresiasi. tidak mengajak pacaran, dia malah milih langsung mengajak menikah. keseriusan macam apa lagi yang kamu cari!"
"dia sudah mapan, selama bekerja disini sikap nya bertanggung jawab sekali. ingat dek kesempatan nggak datang dua kali. terima saja lamaran nya. aku lihat-lihat kamu ini sebenarnya juga sudah jatuh hati padanya toh"
Risha hanya menjawab dengan senyuman, benar kata Sinta. diperhatikan seperti itu membuat hatinya bahagia. Risha tidak dapat memungkiri jika dirinya sudah jatuh hati. dia sudah menempatkan hati untuk menerima lamaran Reyhan.
"aku nanti nunggu di depan ya, jangan lama-lama" ucap Sinta sambil mengedipkan sebelah matanya.
"terimakasih mbak Sinta"
***
"ada apa dek? kenapa datang kemari? pasti ada sesuatu yang mau kamu sampaikan. buku ini hanya alasan kan." tanya Reyhan lembut, menatap hangat gadis di depan nya.
Risha yang ketahuan seperti itu langsung salah tingkah, pipinya memerah.
"emm anu, maaf pak. saya kesini memang mau menanyakan perihal lamaran bapak. dan Minggu depan rencana mau datang kerumah. apa semua itu serius atau iseng saja?" tanya Risha malu-malu.
"saya serius, tidak mungkin saya iseng perihal hal sepenting ini dek." jawab Reyhan,
"soal nya mas nggak nemuin aku secara langsung jadi aku pikir ..."
"ada sesuatu kenapa aku tidak bertemu langsung dengan mu.." Reyhan tersipu.
"baiklah, semoga nanti jawaban orang tua sama dengan jawaban ku..."
"ya ... aku mau menikah dengan mu mas .."
degh
degh..
degh....
"semua sudah aku katakan, kalau begitu aku pergi dulu. permisi.."
"ada apa?" Risha terkejut saat tangan nya ditarik oleh Reyhan.
dan apa yang terjadi?
"ini alasan ku tidak bisa bertemu langsung dengan mu.. maaf sebentar saja.." ucap Reyhan setelah melepas ciuman nya. pria tampan itu tersipu.
"ini tidak baik mas.."
"maaf ..."
Reyhan kembali mencium bibir gadis di depan nya, perasaan nya campur aduk sekarang.
"aku mencintai mu Risha ..."
***
"woyy dek, kamu kenapa? kesambet?" Sinta menggoyangkan tubuh Risha yang senyum-senyum sendiri dengan tatapan penuh binar.
"mbak!"
"apa?"
"aku mau kawin mbak, aku mau kawin sama mas Reyhan mbak!" Risha memeluk Sinta dengan erat . menjatuhkan kepalanya di pundak Sinta.
"woy woy,, nikah dulu baru kawin Ris!"
***
sedangkan di dalam ruangan Reyhan.
"apa yang aku lakukan, tahan Reyhan tahan..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments