Berkencanlah denganku

Xena mengkhawatirkan es krim coklat favoritnya yang terjatuh sekali lagi, seketika dia menyorot tajam ke atas atap tempat persembunyian para pembunuh. Xena yang murka langsung terbang ke udara mengejar para pembunuh yang hendak melarikan diri. Namun, mereka kalah cepat dari Xena, akhirnya satu persatu dari lima orang pembunuh tersebut dihantam dan dihajar habis-habisan oleh Xena.

“Beraninya kalian membuat es krimku terjatuh! Sebagai pecinta coklat, aku tidak akan mengampuni kalian!”

Hanya dalam hitungan detik, Xena berhasil membabat habis mereka semua, Xander menggeleng-geleng kepala menyaksikan betapa tak terkendalinya Xena di kala marah. Tidak sampai di sana saja, Xena yang tidak puas ia pun menginjak-injak mayat pembunuh itu tanpa mengetahui siapa yang mengirim mereka untuk membunuhnya.

“Oh sial! Aku lupa menanyakan siapa yang menyuruh mereka untuk membunuhku.” Xena menepuk keningnya, dia melupakan hal terpenting kala itu, “Ya sudahlah, biarkan saja, ini salah mereka yang menjatuhkan es krimku.”

“Pfft hahaha.” Xander terkekeh mendengar Xena yang terus mengoceh sendirian, ia tak tahan melihat wajahnya yang lucu ketika marah.

“Kenapa kau tertawa? Aku tidak mau menganggap es krimku yang kau jatuhkan tadi sudah diganti, ayo sekarang belikan aku lagi empat es krim.” Xena menarik pergelangan tangan Xander ke tempat kedai es krim sebelumnya.

“Mengapa aku harus ganti rugi lebih banyak lagi? Bukannya tadi perjanjiannya tiga es krim?” tanya Xander.

“Tidak! Aku ingin empat es krim, aku tidak mau tahu dan kau harus membelikanku empat es krim coklat,” kukuh Xena.

Xander menghembuskan napas berat, “Baiklah, aku akan membelikanmu empat es krim coklat,” pasrah Xander.

Selepas mendapatkan es krim kembali, raut wajah Xena berubah sumringah dan Xander berjalan di belakang sembari membantu membawakan dua es krim. Tiba-tiba saja Xena teringat akan sesuatu, terpaksa dia hentikan langkahnya lalu menghadap ke arah Xander.

“Xander, kau memanggilku dengan nama apa tadi?” tanya Xena memastikan kembali.

“Xena. Aku memanggilmu Xena, itu adalah namamu, bukan?”

Sesaat Xena terpaku karena Xander bisa mengetahui namanya, padahal ia sudah pastikan kalau tidak akan ada orang lain yang tahu identitasnya.

“Tidak, namaku Alina,” dalih Xena seraya memalingkan wajahnya dari Xander.

Xander menyeringai, “Gadis bermata perak yang jatuh dari atap mansionku itu kau, kan? Kau adalah Xena yaitu kembarannya Alina, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan kembaranmu tapi yang jelas kau adalah Xena, bukan Alina.”

“Namaku Alina! Aku buk—”

“Aku tahu semua tentangmu, Xena.” Xander tersenyum sendu menatap Xena, seolah ada kesedihan mendalam di mata Xander, tapi kesedihan itu tersembunyi jauh di memori Xander.

“Tahu semua? Maksudmu apa? Kenapa kau bisa tahu semua tentangku?” Xena melontarkan pertanyaan beruntun kepada Xander, masalah ini cukup sensitif bagi Xena.

“Kau tidak akan mengerti bila aku beritahu darimana aku tahu tentangmu, tapi kalau kau menyetujui untuk berkencan denganku setiap malam minggu, aku akan memberitahumu alasan mengapa aku tahu tentangmu,” kata Xander menyisipkan kesempatan untuk lebih dekat dengan Xena.

“Jadi, kau cuma mau berkencan denganku? Aku tidak mau berkencan dengan pria yang sudah bertunangan, lebih baik aku makan coklat di kamar sambil menikmati pemandangan di bawah indahnya rembulan malam,” tolak Xena secara blak-blakkan.

Xander nyaris melupakan pertunangannya dengan seorang gadis bangsawan, selama ini Xander tidak mempedulikan pertunangan itu. Padahal tunangannya selalu berusaha untuk lebih dekat dengan Xander, namun yang dia dapatkan hanyalah penolakan. Xander tidak pernah sekali pun memperlihatkan ekspresi hangat nan tulus selain kepada Xena, semua orang tahu bahwa Xander memiliki sifat yang dingin.

“Bagaimana kalau aku membatalkan pertunangan itu? Apa kau mau berkencan denganku? Tenang saja aku tidak akan membocorkan rahasiamu nanti kepada Kakakku, tapi kau harus menerima ajakan kencanku.” Xander tampak memaksa Xena untuk menerima ajakan kencannya, namun meluluhkan hati Xena tidaklah mudah.

“Kau memutuskan pertunangan demi aku? Kau sudah gila ya?”

“Aku memang gila dan aku tergila-gila karenamu.”

Xander memberikan sebuah senyum menggoda kepada Xena, tapi reaksi Xena merasa tidak tergoda sama sekali. Baginya, Xander hanyalah seorang pria gila yang datang tiba-tiba mengajaknya kencan tanpa alasan yang jelas.

“Hahh? Kau memang gila rupanya, aku tidak akan tergoda olehmu, jadi jangan coba-coba menggodaku. Lagian aku tidak mau menikah seumur hidupku, lebih baik aku hidup sendiri saja tanpa memikirkan laki-laki.”

“Kau akan menikah denganku nanti, aku tidak akan membiarkanmu hidup sendirian selama sisa hidupmu. Aku harap perkataanmu tentang tidak akan menikah bisa kau tarik kembali, tenang saja aku akan menunggu sampai hatimu terbuka.”

Sekali lagi Xander melayangkan senyuman penuh luka kepada Xena, di matanya Xena adalah gadis yang ingin dia jaga sepanjang hidup. Tidak peduli dari segi mana pun dia melihat Xena, baginya Xena tetaplah seorang gadis manis.

“Kau aneh sekali, baru beberapa kali bertemu tapi sudah membicarakan pernikahan,” ketus Xena sambil memutar bola mata.

“Aku tidak sekedar berbicara saja, aku sungguh akan menikahimu nanti. Aku harap kau bisa menerimaku di hatimu,” tutur Xander lembut.

Xena membeku, Xander tidak sembarangan berbicara, ketulusannya tersirat dari bagaimana Xander memandang Xena. Kepala Xena terasa pegal terus menerus mendongak menatap Xander yang jauh lebih tinggi dan kekar darinya. Xena menghela napas panjang seraya menjilat es krimnya yang mulai mencari.

“Terserah apa katamu, aku tak ingin kecewa seperti saudara kembarku. Mencintai laki-laki yang tidak pernah mencintaimu dan mencintai laki-laki yang mencintai wanita lain, sungguh kehancuran paling indah sekaligus bodoh menurutku.”

Xena meneruskan langkah kakinya pelan, Xander memandang punggung kecil itu dari belakang. Wanita yang ingin ia lindungi segenap jiwa dan raga hanyalah Xena seorang, cintanya yang tidak akan tahu kapan berbalas kembali, tapi yang pasti dia selalu siap menjadi bagian terpenting di dalam hidup Xena.

Selepas mengantarkan Xena sampai ke depan penginapan, Xander pun segera pergi dan pamit pulang kepada Xena.

“Terima kasih,” ujar Xena langsung berlalu dari hadapan Xander. Meskipun menjengkelkan, Xena merasa ia harus berterima kasih kepada Xander yang sudah melindunginya tadi dari serangan anak panah pembunuh.

Xander tersenyum tipis, ‘Aku rasa hari ini cukup sampai di sini, lain kali aku akan mengajaknya berkencan lagi.’

Xander pulang ke mansion miliknya dengan hati yang gembira, Xena benar-benar menjadi alasan untuk Xander tersenyum. Setiba di mansion, Xander harus menghadapi wanita yang paling tidak ia sukai yaitu Luisa Andros – anak dari Marquess Andros alias tunangan Xander.

“Xander, kau dari mana saja? Aku dari tadi sudah menunggumu,” ucap gadis bersurai coklat panjang itu, dia menggandeng tangan Xander sambil memamerkan wajahnya yang sok imut.

“Lepaskan! Aku sudah bilang padamu berulang kali, aku tidak suka disentuh oleh wanita.”

Terpopuler

Comments

Helen Nirawan

Helen Nirawan

dah di istana.ada ulet bulu , ini nongol lg satu cacing tanah , haedeehhh hhh 😠😱

2025-02-24

0

Mary 1283

Mary 1283

cihhh tidak suka kok bertunangan....

2024-11-06

0

Adudatul Ulya

Adudatul Ulya

bagus ceritanya /Rose//Rose//Rose/

2025-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Kemalangan
2 Kedatangan Xena
3 Tingkah Gila Xena
4 Maaf Gia
5 Amarah Pagi
6 Tugas Mulia
7 Xena Barbar
8 Pertemuan dengan Sang Ayah
9 Ayah nan Serakah
10 Xander Geraldo
11 Pikiran Bodoh
12 Tekanan
13 Pembunuh
14 Tamparan Derryl
15 Pembalasan Dendam Dimulai
16 Racun Mematikan
17 Serangan Lagi
18 Berkencanlah denganku
19 Wanita yang Melelehkan Manusia Kutub
20 Amukan Xander
21 Jangan Tinggalkan Aku Lagi, Istriku
22 Tersipu Malu
23 Kesempatan Terakhir
24 Penaklukan Kerajaan Miley
25 Ibu Suri
26 Pembeberan Aib
27 Wadah Ratu Setan
28 Permaisuri Menghilang
29 Ciuman Pertama
30 Tuduhan
31 Sebuah Peringatan
32 Penyerangan di Markas
33 Penahanan Gylda
34 Kedatangan Lima Bawahan
35 Suasana Hati yang Buruk
36 Kediaman Duke Alister
37 Gejolak Amarah
38 Amukan Xena
39 Pertengkaran Yuliana dan Luisa
40 Rencana Perebutan Aset
41 Gedung Pengelola Aset
42 Serangan Lagi
43 Lingkaran Sihir Teleportasi
44 Pria Misterius
45 Kekhawatiran Xena
46 Perasaan yang Tidak Disadari
47 Surat Alina
48 Berita Kematian
49 Perseteruan dengan Luisa
50 Fakta Mengejutkan
51 Mengadili Xena
52 Mengunjungi Markas
53 Kematian Beruntun
54 Kehamilan Brisia
55 Murka Tak Terbendung
56 Kabar Kehancuran
57 Bebas
58 Nidia si Wanita Suram
59 Aku Bukan Alina
60 Selamat Tinggal
61 Jebakan
62 Kemunculan Makhluk Sihir
63 Pembinasaan Makhluk Sihir
64 Ular Raksasa
65 Pria Tak Dikenal
66 Rencana Luisa
67 Menginap
68 Pertemuan dengan Sang Anak
69 Rencana Sukses
70 Luisa Terpojokkan
71 Pertemuan Penting
72 Dalang Perbudakan
73 Kisah dari Buku Kuno
74 Dewi Cinta
75 Kehidupan Pertama
76 Promo Novel
77 Perangkap Brisia
78 Kematian Luisa
79 Di Balik Kehamilan Brisia
80 Kenyataan yang Lama Tersembunyi
81 Fakta yang Terkuak
82 Maafkan Aku
83 Ketahuan
84 Tidak Ada Lagi Pengampunan
85 Bebas
86 Memancing Emosi
87 Pembeberan Kebenaran
88 Bertemu Kakek dan Paman
89 Pertunangan yang Telah Diatur
90 22 Tahun Silam
91 Penyerangan Dimulai
92 Pengepungan Charise
93 Melepaskan Segala Dendam
94 Selamat Tinggal, Kaisar Charise
95 Bertahanlah Sebentar Lagi
96 Kondisi Xander Memburuk
97 Sebuah Kebohongan
98 Bertemu Kepingan Jiwa
99 Kemunculan Nidia
100 Kedatangan Thorn
101 Pertarungan Xena dan Thorn
102 Kebencian Xena
103 Happy Ending
104 Numpang Promosi~
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Malam Kemalangan
2
Kedatangan Xena
3
Tingkah Gila Xena
4
Maaf Gia
5
Amarah Pagi
6
Tugas Mulia
7
Xena Barbar
8
Pertemuan dengan Sang Ayah
9
Ayah nan Serakah
10
Xander Geraldo
11
Pikiran Bodoh
12
Tekanan
13
Pembunuh
14
Tamparan Derryl
15
Pembalasan Dendam Dimulai
16
Racun Mematikan
17
Serangan Lagi
18
Berkencanlah denganku
19
Wanita yang Melelehkan Manusia Kutub
20
Amukan Xander
21
Jangan Tinggalkan Aku Lagi, Istriku
22
Tersipu Malu
23
Kesempatan Terakhir
24
Penaklukan Kerajaan Miley
25
Ibu Suri
26
Pembeberan Aib
27
Wadah Ratu Setan
28
Permaisuri Menghilang
29
Ciuman Pertama
30
Tuduhan
31
Sebuah Peringatan
32
Penyerangan di Markas
33
Penahanan Gylda
34
Kedatangan Lima Bawahan
35
Suasana Hati yang Buruk
36
Kediaman Duke Alister
37
Gejolak Amarah
38
Amukan Xena
39
Pertengkaran Yuliana dan Luisa
40
Rencana Perebutan Aset
41
Gedung Pengelola Aset
42
Serangan Lagi
43
Lingkaran Sihir Teleportasi
44
Pria Misterius
45
Kekhawatiran Xena
46
Perasaan yang Tidak Disadari
47
Surat Alina
48
Berita Kematian
49
Perseteruan dengan Luisa
50
Fakta Mengejutkan
51
Mengadili Xena
52
Mengunjungi Markas
53
Kematian Beruntun
54
Kehamilan Brisia
55
Murka Tak Terbendung
56
Kabar Kehancuran
57
Bebas
58
Nidia si Wanita Suram
59
Aku Bukan Alina
60
Selamat Tinggal
61
Jebakan
62
Kemunculan Makhluk Sihir
63
Pembinasaan Makhluk Sihir
64
Ular Raksasa
65
Pria Tak Dikenal
66
Rencana Luisa
67
Menginap
68
Pertemuan dengan Sang Anak
69
Rencana Sukses
70
Luisa Terpojokkan
71
Pertemuan Penting
72
Dalang Perbudakan
73
Kisah dari Buku Kuno
74
Dewi Cinta
75
Kehidupan Pertama
76
Promo Novel
77
Perangkap Brisia
78
Kematian Luisa
79
Di Balik Kehamilan Brisia
80
Kenyataan yang Lama Tersembunyi
81
Fakta yang Terkuak
82
Maafkan Aku
83
Ketahuan
84
Tidak Ada Lagi Pengampunan
85
Bebas
86
Memancing Emosi
87
Pembeberan Kebenaran
88
Bertemu Kakek dan Paman
89
Pertunangan yang Telah Diatur
90
22 Tahun Silam
91
Penyerangan Dimulai
92
Pengepungan Charise
93
Melepaskan Segala Dendam
94
Selamat Tinggal, Kaisar Charise
95
Bertahanlah Sebentar Lagi
96
Kondisi Xander Memburuk
97
Sebuah Kebohongan
98
Bertemu Kepingan Jiwa
99
Kemunculan Nidia
100
Kedatangan Thorn
101
Pertarungan Xena dan Thorn
102
Kebencian Xena
103
Happy Ending
104
Numpang Promosi~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!