Tendangan Xena mendarat mulus di perut Derryl, kemurkaan Xena meradang tak terkendali, pandangan semua orang tertuju tajam kepada Xena. Akibat tendangan Xena tadi, Derryl terpental beberapa meter ke belakang, punggungnya terhempas mengenai batu sisa reruntuhan istana. Tidak ada orang yang dapat menghentikan Xena, bahkan Xander saja hanya tertawa kecil di samping Xena berdiri.
“Jangan kau pikir karena kau Kaisar, kau dapat semena-mena padaku, aku akan menggorok lehermu kalau kau sampai menamparku lagi. Jangan pernah menguji kesabaranku, cukup dulu saja kau bisa seenaknya, terutama kau Brisia! Jangan bangga dengan fisikmu, nyatanya kau akan tetap kalah dariku. Aku pergi dulu dan jangan pernah berbicara padaku lagi,” gertak Xena, dia memutar badan lalu berlalu pergi dari hadapan semua orang.
“Kau terluka, biar aku yang mengobatimu,” ucap Xander mencengkram pergelangan tangan Xena.
“Tidak usah sok peduli denganku! Aku tidak butuh rasa simpatimu itu,” tolak Xena menepis tangan Xander.
Kemudian Gia mengekor dari belakang, Xena teramat emosi, dirinya termakan oleh kemarahan sendiri. Terlebih dahulu Xena menuju ke kamarnya yang telah luluh lantak, tapi kondisi kamarnya tidak begitu parah dan hanya hancur setengahnya saja, sebab kamar Xena terletak di ujung istana. Untungnya, barang-barang yang baru ia beli tidak ada yang rusak satu pun sehingga masih bisa dia gunakan nanti. Xena meraih kotak berisi koin emas, sejak tadi Gia tidak berani mengajak Xena untuk berbicara.
“Gia, malam ini kita menginap di penginapan saja. Tidak usah kita tinggal di istana busuk ini sementara waktu, kau ambil barang-barangmu yang masih tersisa lalu kumpulkan kemari,” perintah Xena.
“Baik, Nona.” Gia buru-buru pergi ke kamarnya, dia membawa satu tas barang miliknya yang masih utuh, kemudian Xena menyuruh Gia menaruh barangnya di tumpukan barang Xena.
Xena mengeluarkan sebuah cincin safir merah, cincin tersebut ialah cincin ruang penyimpanan. Seluruh barang mereka diserap dan disimpan di cincin itu, sehingga mereka tidak perlu susah-susah untuk mengangkut barang-barangnya.
“Ayo kita pergi, Gia,” ajak Xena segera melangkah pergi.
“Nona, apa Anda tidak mau mengobati luka Anda lebih dulu?” tanya Gia tampak khawatir.
“Tidak usah, nanti saja. Aku tidak akan mati hanya karena luka kecil seperti ini.”
Mereka melewati kerumunan orang yang berkumpul di dekat istananya yang telah hancur, mayat-mayat pembunuh itu satu persatu diangkat oleh para ksatria. Xena tidak mempedulikan apa pun jenis tatapan yang mengarah padanya, yang dia inginkan hanyalah pergi dari istana sementara waktu menenangkan diri.
“Alina, mau ke mana kau? Alina! ALINA!!” panggil Derryl berulang kali, ia jalan tertatih-tatih ingin mengejar Xena, tapi ia tidak sanggup berjalan lebih jauh sebab rasa sakit dari tendangan Xena masih tersisa.
Xena mengabaikan panggilan Derryl, dia tidak ingin melihat muka lelaki itu saat ini, sakit hati dia membayangkan jika yang berada di sana tadi adalah Alina dan bukan dirinya. Xander khawatir dengan luka Xena yang tidak diobati, ia pun memutuskan untuk mengikuti Xena diam-diam. Garvin merasa ada yang salah dari Xander yang menaruh simpati kepada Xena, biasanya Xander tidak pernah seperhatian ini kepada wanita.
“Yang Mulia, Anda menyukai Permaisuri ya?” tanya Garvin curiga.
“Kau bilang apa?” Xander memandang dingin Garvin.
“Tidak, tidak ada, Yang Mulia.” Garvin memilih untuk tidak mengulang pertanyaanya, dia lebih takut diamuk oleh Xander.
Xena berbelok arah menuju sebuah penginapan mewah di tengah kota, ia memesan dua kamar untuk beberapa hari digunakan. Xena bertekad untuk tidak pulang sampai moodnya membaik secara sempurna. Selepas memastikan Xena tiba dengan selamat di penginapan, Xander pun kini berbalik arah ke kediamannya.
“Garvin, kirim beberapa ksatria untuk menjaga Permaisuri, jika ada sesuatu yang mencurigakan, segera laporkan padaku. Ingat untuk jangan sampai ketahuan oleh Permaisuri,” titah Xander.
“Baik, Yang Mulia. Akan segera saya laksanakan.”
Sesampainya di kamar yang Xena pesan, Gia lekas mengobati luka di kening Xena, betapa cemasnya Gia melihat luka yang masih ternganga tanpa diberi penanganan cepat. Di sela itu, seorang pria berpakaian serba hitam dan wajahnya ditutupi oleh masker mengetuk kaca jendela kamar Xena tiba-tiba. Gia kaget bukan main saat melihat pria tersebut, pikirnya kalau lelaki itu adalah pembunuh yang dikirim untuk membunuh mereka. Nyatanya, Xena bersikap santai membuka jendela itu lebar-lebar.
“Halo, Nona, saya sangat merindukan Anda.”
Pria berambut merah bata itu mendekap tubuh Xena dengan ekspresi sumringah, Xena pun membalas dekapannya. Manik hazel pria itu mengisyaratkan sebuah rasa rindu setelah beberapa waktu tidak bertemu Xena. Lalu dia membuka masker, wajah imutnya terpampang begitu jelas di hadapan Xena dan Gia.
“Carian, kau bisa menemukanku di sini rupanya,” ujar Xena kepada pria bernama Carian tersebut.
“Tentu saja, saya selalu bisa menemukan Anda dengan mudah di mana pun itu.”
Xena mengelus-elus puncak kepala Carian, selama ini Xena memperlakukan Carian layaknya adik sendiri. Meskipun sebenarnya Carian adalah salah satu bawahannya di kelompok pembunuh higanbana. Carian mempunyai kemampuan membunuh luar biasa, dia adalah salah satu dari enam pembunuh paling berbakat di kelompok pembunuh higanbana.
“Nona, apa yang terjadi dengan kening Anda? Siapa yang melakukan ini kepada Anda?” tanya Carian meledak tiba-tiba.
“Tenanglah, Carian, ini hanya luka kecil saja dari seorang wanita kurang ajar, kau tak perlu khawatir dengan luka ini,” jawab Xena.
“Apa Anda tidak membunuh wanita itu? Haruskah saya yang turun tangan melenyapkannya? Dia tidak sadar dengan siapa dia mencari masalah. Apabila saya menemukan wanita itu nanti, akan saya rebus dia hidup-hidup di air mendidih,” oceh Carian kesal.
“Tidak apa-apa, sebentar lagi wanita itu akan aku buat menderita. Oh iya, Carian, kenalkan ini Gia – pelayan pribadi dari saudari kembarku.” Xena memperkenalkan Carian kepada Gia, Gia membungkukkan badannya seraya tersenyum, tapi respon Carian seperti tidak peduli.
“Semua misi yang Anda berikan kepada saya telah selesai, apakah ada lagi masalah lain yang mesti saya selesaikan?”
Xena menyunggingkan senyumnya, Carian ikut tersenyum sebab bila Xena tersenyum seperti itu, berarti Xena telah menetapkan target selanjutnya.
“Sekarang ada beberapa orang yang perlu kalian bunuh, tapi tolong sebelum mereka mati, buat mereka sengsara sampai dirinya memohon untuk dibunuh. Aku akan berikan daftar orangnya,” tutur Xena mengeluarkan kertas yang berisi identitas terget mereka.
Di dalam kertas itu tertulis biodata para bangsawan Charise, Xena ingin membunuh mereka yang telah merendahkan Alina selama ini. Mulai hari ini, Xena memulai pembalasan dendamnya, tidak akan ada seorang pun yang akan lolos dari genggaman Xena.
“Baiklah, serahkan semuanya kepada saya, tapi mengapa Anda tidak membunuh langsung si Kaisar baj*ngan itu?”
Xena tersenyum tipis menyeramkan, “Aku mau membuat dia merasakan neraka dunia terlebih dahulu, lagipula pembunuh Alina masih belum diketahui, jadi aku akan menggunakan pria itu sebagai pancingan. Aku tahu bahwa pembunuh Alina menginginkan status Permaisurinya Alina, makanya pria gila itu masih sedikit berguna untuk memancing pembunuh itu keluar nantinya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
murniati cls
pdhl Xander yg seharusnya jd kaisar,wlu ibunya udah tak ada,tp ini ank selir,pasti ini selir yg bunuh permaisurinya,
2024-04-30
2
AK_Wiedhiyaa16
Menarik!
Semoga novel baru ini jga ada unsur haremnya, krna menurutku jdi makin seru apalagi seperti novel2 lainnya mereka bisa saling melindungi satu sama lainnya dlm menyelesaikan berbagai mcm masalah & pastinya bisa menjadi kesatuan yg kuat👍
2022-02-27
0
Felicya Rw
semangat update thorrr jangan lupa kesehatan nya thorrr
2022-02-17
1