Xena menjawabnya dengan enteng tanpa muka berdosa, kedua ksatria itu merasa Xena sungguh berada di luar batas kewarasan seorang manusia. Dia telah melenyapkan empat nyawa manusia, tapi tidak tampak raut bersalah di garis-garis wajahnya. Xena santai menyuapi satu sendok demi satu sendok puding coklat kesukaannya. Gia beranjak bangkit dan berdiri di belakang Xena, dia takut menatap mata ksatria yang berada di batas kekesalan.
“Yang Mulia, tolong jangan bercanda. Apakah nyawa orang lain memang serendah itu bagi Anda? Terlebih lagi Anda menghilangkan empat nyawa pelayan, apa Anda pikir Kaisar tidak akan menghukum Anda?!” tekan ksatria itu menaikkan intonasi bicaranya.
“Aiss baj*ngan! Apa kalian tidak melihatku sedang makan? MATA KALIAN BUTA?! JANGAN MEMBUAT MOODKU SEMAKIN BURUK YA, SIALAN!”
BRAAAKK!
Xena mengamuk dan memukul meja makan yang terbuat dari kayu sampai membuat mejanya hancur berkeping-keping. Kemudian Xena bangkit dari tempat duduknya, dia segera berlalu pergi dari hadapan kedua ksatriaa yang berdiri mematung.
“Hey! Apa yang kalian lakukan di sana? Bukankah kalian bilang aku akan menerima hukuman dari Kaisar? Cepat antar aku ke hadapan pria brings*k itu!” titah Xena mengagetkan kedua ksatria tersebut, Xena pun melanjutkan kembali langkahnya.
“B-b-baik, Y-yang Mulia!” gagap keduanya.
Satu orang ksatria mengantar Xena ke tempat Derryl, satu orang lagi membereskan mayat yang tergeletak di atas lantai dapur. Xena melangkah angkuh melewati para pelayan yang berdiri di badan lorong, mereka menatap buruk Xena yang mengenakan piyama penuh bercak noda merah.
“Apa kalian lihat-lihat? Aku baru selesai membunuh empat orang pelayan. Apa kalian mau menjadi giliran selanjutnya?” kata Xena membuat mulut mereka terbekap sesaat.
“Nona, apa ini akan baik-baik saja? Hukuman dari Kaisar itu tidak main-main,” bisik Gia teramat pelan.
“Tenang saja, apa kau lupa siapa aku? Xena Alister adalah wanita yang kebal hukuman,” ucap Xena berbangga diri.
Dua orang penjaga membukakan daun-daun pintu menuju ruang singgasana, Xena segera masuk tanpa banyak bincang. Namun, di sana tidak ada Derryl, hanya ada beberapa orang ksatria penjaga saja. Padahal berita Xena membunuh empat pelayan itu telah tersebar luas ke penjuru istana, tapi Derryl masih belum menunjukkan tanda-tanda akan muncul.
Lima menit, sepuluh menit, hingga dua puluh menit, Derryl belum masih belum datang. Mood Xena semakin memburuk, dia paling tidak suka dibuat menunggu seperti ini.
“Mana laki-laki itu? Kenapa batang hidungnya masih belum nampak?” oceh Xena.
Lalu seorang pelayan pria masuk ke ruang singgasana, “Maaf, Yang Mulia Kaisar masih tidur,” ucap pelayan pria itu.
Xena menghembuskan napas kasar, dia mengelus dada sambil melapangkan dada untuk bersabar sedikit lagi, tapi dia sudah tidak tahan menunggu.
“Di mana Kaisar tidur?” tanya Xena ketus.
“Di istana kediaman selir Brisia, Yang Mulia,” jawab pelayan pria itu.
“Kalau begitu antarkan aku ke sana.”
Pelayan itu menurut, dia mengantarkan Xena menuju istana kediaman Brisia yang letaknya tidak jauh dari tempat awal. Xena tertegun seketika melihat istana Brisia yang jauh lebih mewah dibanding istana tempatnya tinggal. Hal tersebut menambah kekesalan Xena, dia tidak terima kalau dia diperlakukan lebih rendah dari seorang selir. Xena menyelonong masuk begitu saja ke kamar Brisia, dia mendobrak daun pintu dan mendapati Derryl bersama Brisia tertidur nyenyak tanpa berbusana.
Xena berdecak sebal, dia menarik napas dalam-dalam bersiap untuk berteriak membangunkan keduanya.
“WOY BANGUN! KEBAKARAN! KEBAKARAN!” teriak Xena tepat di samping telinga Derryl.
Derryl dan Brisia tergagap bangun akibat teriakan kencang Xena, mereka panik ketika mendengar kebakaran. Namun, ternyata mereka ditipu oleh Xena, tidak ada kebakaran di istana, mereka berdua segera menutup separuh badan menggunakan selimut. Xena terkekeh menyaksikan langsung ekspresi lucu mereka berdua, dia tidak berhenti menertawakan alangkah lucunya hal barusan.
“ALINA!” sergah Derry membuat Xena terpaksa merapatkan mulut, “Lancang sekali kau masuk kemari dan membangunkanku,” omel Derryl.
“Huwaa, Yang Mulia, kepala saya sakit karena terkejut,” adu Brisia memeluk Derryl.
“Apa sangat sakit? Nanti aku panggilkan dokter untukmu,” ucap Derryl membujuk Brisia yang nyaris menangis.
Xena memutar bola matanya melihat pemandangan memuakkan ini, dia bergegas pergi ke luar, diambilnya seember air hujan yang tergenang di depan kamar. Kemudian dia masuk lagi lalu menyiramkannya ke kepala Derryl dan Brisia.
“KYAAAA! APA YANG KAU LAKUKAN?!” pekik Brisia.
“Bau pandan, makanya aku membantu kalian untuk menghilangkan baunya.”
Para pelayan yang kebetulan berada di sana menahan tawa melihat tingkah Xena, dia sangat berani sekali kepada Kaisar, tidak ada titik ketakutan di diri Xena. Jujur saja, kamar Brisia memang dipenuhi oleh bau pandan yang menjijikkan.
“KURANG AJAR! KAU INI SUDAH SANGAT KETERLALUAN, ALINA!” teriak Derryl.
Xena menutup rapat kedua telinganya, teriakan Derryl memekakkan pendengaran Xena, dia membenci ketika ada pria yang berteriak kepadanya.
“Karena itulah kau harus bangun sekarang, aku baru saja selesai membunuh empat orang pelayan. Ksatria bilang kalau aku akan mendapatkan hukuman, jadi cepat kenakan pakaianmu dan pergilah ke ruang singgasana. Apabila dalam waktu sepuluh menit kau tidak datang, aku pastikan untuk membuat burung kesayanganmu tidak bisa berdiri lagi,” gertak Xena menunjuk ke arah organ sensitif Derryl, kemudian dia berlalu pergi selepas memberi gertakan pada Derryl.
Derryl menggerutu marah menatap punggung Xena yang menghilang dari jarak pandangnya, Brisia juga sangat kesal sebab Derryl terlihat tidak berdaya di hadapan Xena.
‘Perempuan itu seharusnya menghilang dan mati saja, kenapa dia malah balik lagi kemari? Padahal kesempatanku untuk menjadi Permaisuri tinggal selangkah lagi,’ batin Brisia merungut sebal.
Tepat sepuluh menit selepas itu, Derryl tiba di ruang singgasana sambil menggandeng Brisia bersamanya. Xena sudah berdiri di depan singgasana sambil melipat kedua tangannya di dada, bahkan Derryl tidak sempat membersihkan diri sebelumnya.
“Jadi, Permaisuri telah membunuh empat orang pelayan? Bisakah kalian membawa kemari mayat keempat pelayan itu?”
Para ksatria bersama-sama mengangkut mayat pelayan untuk diperlihatkan kepada Derryl. Di saat kain putih yang menutupi jasad pelayan tersebut dibuka, Derryl dan Brisia refleks menutup mulut karena kondisi mayat pelayan itu teramat mengenaskan. Mukanya hancur, tubuhnya dipenuhi luka, racun yang diberikan oleh Xena tadi memperburuk kondisi mayat-mayat itu.
“Permaisuri, sepertinya Anda cukup sadis juga. Apa Anda sungguh membunuh keempat pelayan ini?” tanya Derryl memastikan, dia tahu bahwa wanita di depannya kini bukan orang yang akan seenaknya berbuat seperti ini.
“Iya, saya melakukannya. Apakah ada masalah? Padahal saya hanya bermaksud membasmi manusia tidak berguna, jadi saya tidak salah membunuh mereka. Niat saya sangat baik yaitu membantu meringankan tugas dewa untuk mengeliminasi orang-orang yang membuat rugi bumi ini. Tidakkah menurut Anda perbuatan saya ini teramat mulia?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Saa
mantap lah Thor suka kalih psikopat satu nieh whahaha
2024-11-15
0
Ayu Septiani
Pov Deryl
"gak tau harus tertawa 😄 apa menangih😭 membunuh manusia tidak berguna, meringankan kerjaan dewa 🤦
2023-11-20
0
Sulati Cus
seneng nih w sm cewek modelan xena 😂😂senggol... bacok
2023-01-18
0