Maaf Gia

Para bangsawan tertawa bersama, mereka tidak punya hati sedikit pun memperlakukan manusia lebih rendah dari seekor binatang. Xena prihatin melihat para budak yang memiliki badan kurus, wajah pucat, serta tubuh yang tidak mempunyai tenaga lebih untuk bergerak lebih jauh. Mereka dipaksa melakukan apa yang diminta oleh sang majikan, bila mereka menolak maka sudah pasti akan disiksa. Di dunia ini tidak ada yang peduli soal nasib para budak, meskipun mereka mati karena dibunuh pun, tidak akan ada hukuman setimpal untuk pelaku.

Xena mulai naik pitam, dia menendang dagu bagian bawah bangsawan yang berani menyahuti perkataannya tadi. Tubuh bangsawan tersebut dibuat melaju tinggi dan kepalanya tersangkut di atas lampu yang bergelantungan. Seluruh orang kembali terdiam, mata Xena dipenuhi oleh percikan api amarah.

“Aku akan mengajarkan kalian satu hal, yang namanya manusia sudah seharusnya kalian perlakuan dengan baik. Aku paling tidak suka melihat orang yang semena-mena kepada budaknya, aku tahu kalau kalian membeli mereka dengan uang kalian sendiri, tapi setidaknya perlakukanlah mereka secara wajar layaknya manusia pada umumnya. Apabila aku mendengar soal bangsawan Chariste yang memperlakukan budak dengan buruk, maka aku pastikan kepala kalian akan menjadi santaman utama binatang buas,” gertak Xena.

Para budak merasa terkagum dan terharu karena Xena membela mereka terang-terangan, tidak pernah seumur hidup mereka menemukan orang yang melihat mereka seperti manusia. Kemudian Xena memaksa mereka untuk memakan makanan yang ada di atas meja, Xena menjamin diri mereka tidak akan dipukuli oleh majikan mereka masing-masing. Para budak bergegas mengambil makanan dan minuman yang tersedia di ruang tersebut.

Derryl lagi-lagi dibuat tercengang oleh sikap Xena yang tidak kenal takut, temperamen Xena memang di luar batas. Laiv selalu mengeluh mengenai sikap temperamental milik Xena, dia kesulitan setiap kali menekan Xena untuk menahan diri supaya tidak marah. Kekaisaran Charise berhasil masuk ke dalam perangkap tempramen Xena, entah hal buruk apa yang akan terjadi di tempat ini jika Xena dibiarkan tinggal terlalu lama di sana.

“Yang Mulia! Saya rasa Anda sudah sangat keterlaluan! Bagaimana bisa And—”

Kalimat salah seorang bangsawan terjeda, dia bermaksud protes kepada Xena, tapi lebih dulu dipatahkan oleh sorot tajam matanya.

“Kalian mau protes? Kalau kalian berani memprotesku, akan aku buat nasib kalian lebih mengenaskan dari mereka! Awas saja jika kalian berani menyiksa para budak ini lagi, aku tidak akan segan-segan membunuh kalian. Camkan itu! Ingat saja mataku ada di mana-mana,” ancam Xena.

Xena memutar badan, dia berniat untuk pergi ke istana kediaman Alina, tapi dia tidak tahu di mana letak istananya. Xena akhirnya terpaksa menarik seorang pelayan wanita secara paksa untuk mengantarkannya ke istana Alina. Suasana ruang singgasana sungguh berbeda jauh semenjak Xena datang.

‘Wanita itu sungguh berubah gila, apa jangan-jangan kepalanya bermasalah akibat menghilang kemarin?’ pikir Derryl menggeleng-geleng.

Seorang pelayan wanita ketakutan ditarik paksa oleh Xena, sepanjang perjalanan menuju istana kediaman Permaisuri, Xena tidak henti-hentinya berdecak sebal, melotot, serta menggerutu karena sepanjang lorong para pelayan menatapnya aneh. Hingga akhirnya Xena tiba di sebuah istana yang letaknya terpencil dari istana utama. Penampakan istananya dari luar sangat tidak layak huni, kesan horornya lebih terasa, dan perjalanan masuk ke kamarnya juga sangat gelap.

“Hey! Kenapa tempatku tinggal nuansanya horor seperti ini? Apa Kaisar tidak mau memberiku istana yang lebih layak huni?” tanya Xena ketus.

Pelayan wanita tersebut menegang saat Xena bertanya padanya, kepalanya bergerak kaku menghadap Xena. Terlebih dahulu dia memikirkan kata-kata yang tepat sebelum menjawab pertanyaan Xena, sebab dia takut salah jawab lalu malah ditampar oleh Xena.

“Istana tempat Anda dulu tinggal, diambil alih oleh selir Brisia, istana ini satu-satunya yang tinggal untuk ditempati. Makanya Kaisar menempatkan Anda di sini, seharusnya Anda kan sudah tahu tentang ini, Yang Mulia,” jawab pelayan itu dengan suara lembut dan sopan.

“Maklumi saja, kemarin kepalaku terbentur, jadi aku sedikit geger otak dan amnesia sesaat,” alibi Xena.

Kemudian mereka pun tiba di depan kamar Alina dulu, pelayan tadi segera undur diri seusai mengantarkan Xena. Hembusan napas Xena terdengar kasar, dia benar-benar membenci kehidupan Alina yang jelas tampak diperlakukan tidak adil oleh Kaisar. Xena yang geram langsung menendang pintu masuk menuju kamar, seketika dia mematung melihat kondisi kamarnya yang memiliki banyak kerusakan di mana-mana.

“Brengs*k! Laki-laki sialan itu seharusnya tadi aku injak-injak saja mukanya. Beraninya dia menempatkan Alina di kamar jelek seperti ini! Haruskah aku balik ke ruang singgasana lagi untuk menginjak mukanya? Ahh tidak usahlah, membuang-buang tenagaku saja.”

Xena mengoceh-oceh sembari mengecek satu persatu isi kamar Alina, dia tidak menemukan satu pun barang berharga di sana. Hanya ada perhiasan lusuh hingga gaun-gaun yang sudah ketinggalan zaman, bahkan alas tempat tidurnya saja sangat tidak enak dipandang mata. Ketika Xena tengah menyingkap pintu lemari yang lain, dia terkejut mendapati seorang gadis yang wajahnya tak asing sedang terikat dan mulutnya disumpal menggunakan kain. Xena segera mengeluarkan gadis itu dari dalam lemari, kondisinya kini setengah sadar.

“Apakah kau sudah sekarat? Jangan mati dulu! Cepat bangun!” ujar Xena sambil menepuk-nepuk pipi gadis itu sekaligus melepaskan tali yang mengikat tubuhnya.

Lalu Xena meraih segelas air yang terletak di atas meja dan memberikannya kepada gadis itu. Perlahan gadis itu membuka matanya, dia menemukan Xena tepat di depan matanya, dia langsung terduduk. Gadis berambut biru gelap itu mendekap Xena dengan air mata yang mengalir dari pupil mata coklatnya.

“Yang Mulia, syukurlah Anda baik-baik saja. Saya sangat khawatir karena Anda dibawa pergi oleh penculik itu, mereka menyekap saya di dalam lemari. Saya pikir saya akan mati, tapi untungnya Anda kembali lebih cepat,” kata gadis itu menangis sesenggukan.

“Gia, aku bukan Alina.”

Gadis bernama Gia itu segera melepaskan dekapannya, dia melihat baik-baik wajah wanita di hadapannya. Gia sadar bahwa itu adalah muka Xena, dia sangat mudah untuk mengenali perbedaan muka Xena dan Alina.

“Nona Xena? Mengapa Anda bisa ada di sini? Lalu mana Permaisuri Alina?” tanya Gia keheranan melihat Xena berada di istana, setahunya Xena sudah lama tidak pernah menginjakkan kakinya di Charise.

“Ternyata kau masih mengingatku ya, Gia.”

“Tentu saja saya masih mengingat Anda, saya dari kecil bersama Anda dan Permaisuri.”

Gia merupakan pelayan pribadi Alina, orang tua Gia dulunya bekerja sebagai pelayan di tempat tinggal Alina dan Xena. Secara tidak sengaja, Gia akrab dengan mereka berdua sehingga berakhir menjadi pelayan pribadinya Alina.

“Maafkan aku, Gia. Alina sudah mati.”

Terpopuler

Comments

Fadilla Sarista

Fadilla Sarista

🤔

2025-01-08

0

Susilawati

Susilawati

bukan mati tapi meninggal

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Kemalangan
2 Kedatangan Xena
3 Tingkah Gila Xena
4 Maaf Gia
5 Amarah Pagi
6 Tugas Mulia
7 Xena Barbar
8 Pertemuan dengan Sang Ayah
9 Ayah nan Serakah
10 Xander Geraldo
11 Pikiran Bodoh
12 Tekanan
13 Pembunuh
14 Tamparan Derryl
15 Pembalasan Dendam Dimulai
16 Racun Mematikan
17 Serangan Lagi
18 Berkencanlah denganku
19 Wanita yang Melelehkan Manusia Kutub
20 Amukan Xander
21 Jangan Tinggalkan Aku Lagi, Istriku
22 Tersipu Malu
23 Kesempatan Terakhir
24 Penaklukan Kerajaan Miley
25 Ibu Suri
26 Pembeberan Aib
27 Wadah Ratu Setan
28 Permaisuri Menghilang
29 Ciuman Pertama
30 Tuduhan
31 Sebuah Peringatan
32 Penyerangan di Markas
33 Penahanan Gylda
34 Kedatangan Lima Bawahan
35 Suasana Hati yang Buruk
36 Kediaman Duke Alister
37 Gejolak Amarah
38 Amukan Xena
39 Pertengkaran Yuliana dan Luisa
40 Rencana Perebutan Aset
41 Gedung Pengelola Aset
42 Serangan Lagi
43 Lingkaran Sihir Teleportasi
44 Pria Misterius
45 Kekhawatiran Xena
46 Perasaan yang Tidak Disadari
47 Surat Alina
48 Berita Kematian
49 Perseteruan dengan Luisa
50 Fakta Mengejutkan
51 Mengadili Xena
52 Mengunjungi Markas
53 Kematian Beruntun
54 Kehamilan Brisia
55 Murka Tak Terbendung
56 Kabar Kehancuran
57 Bebas
58 Nidia si Wanita Suram
59 Aku Bukan Alina
60 Selamat Tinggal
61 Jebakan
62 Kemunculan Makhluk Sihir
63 Pembinasaan Makhluk Sihir
64 Ular Raksasa
65 Pria Tak Dikenal
66 Rencana Luisa
67 Menginap
68 Pertemuan dengan Sang Anak
69 Rencana Sukses
70 Luisa Terpojokkan
71 Pertemuan Penting
72 Dalang Perbudakan
73 Kisah dari Buku Kuno
74 Dewi Cinta
75 Kehidupan Pertama
76 Promo Novel
77 Perangkap Brisia
78 Kematian Luisa
79 Di Balik Kehamilan Brisia
80 Kenyataan yang Lama Tersembunyi
81 Fakta yang Terkuak
82 Maafkan Aku
83 Ketahuan
84 Tidak Ada Lagi Pengampunan
85 Bebas
86 Memancing Emosi
87 Pembeberan Kebenaran
88 Bertemu Kakek dan Paman
89 Pertunangan yang Telah Diatur
90 22 Tahun Silam
91 Penyerangan Dimulai
92 Pengepungan Charise
93 Melepaskan Segala Dendam
94 Selamat Tinggal, Kaisar Charise
95 Bertahanlah Sebentar Lagi
96 Kondisi Xander Memburuk
97 Sebuah Kebohongan
98 Bertemu Kepingan Jiwa
99 Kemunculan Nidia
100 Kedatangan Thorn
101 Pertarungan Xena dan Thorn
102 Kebencian Xena
103 Happy Ending
104 Numpang Promosi~
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Malam Kemalangan
2
Kedatangan Xena
3
Tingkah Gila Xena
4
Maaf Gia
5
Amarah Pagi
6
Tugas Mulia
7
Xena Barbar
8
Pertemuan dengan Sang Ayah
9
Ayah nan Serakah
10
Xander Geraldo
11
Pikiran Bodoh
12
Tekanan
13
Pembunuh
14
Tamparan Derryl
15
Pembalasan Dendam Dimulai
16
Racun Mematikan
17
Serangan Lagi
18
Berkencanlah denganku
19
Wanita yang Melelehkan Manusia Kutub
20
Amukan Xander
21
Jangan Tinggalkan Aku Lagi, Istriku
22
Tersipu Malu
23
Kesempatan Terakhir
24
Penaklukan Kerajaan Miley
25
Ibu Suri
26
Pembeberan Aib
27
Wadah Ratu Setan
28
Permaisuri Menghilang
29
Ciuman Pertama
30
Tuduhan
31
Sebuah Peringatan
32
Penyerangan di Markas
33
Penahanan Gylda
34
Kedatangan Lima Bawahan
35
Suasana Hati yang Buruk
36
Kediaman Duke Alister
37
Gejolak Amarah
38
Amukan Xena
39
Pertengkaran Yuliana dan Luisa
40
Rencana Perebutan Aset
41
Gedung Pengelola Aset
42
Serangan Lagi
43
Lingkaran Sihir Teleportasi
44
Pria Misterius
45
Kekhawatiran Xena
46
Perasaan yang Tidak Disadari
47
Surat Alina
48
Berita Kematian
49
Perseteruan dengan Luisa
50
Fakta Mengejutkan
51
Mengadili Xena
52
Mengunjungi Markas
53
Kematian Beruntun
54
Kehamilan Brisia
55
Murka Tak Terbendung
56
Kabar Kehancuran
57
Bebas
58
Nidia si Wanita Suram
59
Aku Bukan Alina
60
Selamat Tinggal
61
Jebakan
62
Kemunculan Makhluk Sihir
63
Pembinasaan Makhluk Sihir
64
Ular Raksasa
65
Pria Tak Dikenal
66
Rencana Luisa
67
Menginap
68
Pertemuan dengan Sang Anak
69
Rencana Sukses
70
Luisa Terpojokkan
71
Pertemuan Penting
72
Dalang Perbudakan
73
Kisah dari Buku Kuno
74
Dewi Cinta
75
Kehidupan Pertama
76
Promo Novel
77
Perangkap Brisia
78
Kematian Luisa
79
Di Balik Kehamilan Brisia
80
Kenyataan yang Lama Tersembunyi
81
Fakta yang Terkuak
82
Maafkan Aku
83
Ketahuan
84
Tidak Ada Lagi Pengampunan
85
Bebas
86
Memancing Emosi
87
Pembeberan Kebenaran
88
Bertemu Kakek dan Paman
89
Pertunangan yang Telah Diatur
90
22 Tahun Silam
91
Penyerangan Dimulai
92
Pengepungan Charise
93
Melepaskan Segala Dendam
94
Selamat Tinggal, Kaisar Charise
95
Bertahanlah Sebentar Lagi
96
Kondisi Xander Memburuk
97
Sebuah Kebohongan
98
Bertemu Kepingan Jiwa
99
Kemunculan Nidia
100
Kedatangan Thorn
101
Pertarungan Xena dan Thorn
102
Kebencian Xena
103
Happy Ending
104
Numpang Promosi~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!