Seluruh mata tertuju pada kedatangan Xena, gaun merah yang dikenakannya penuh dengan noda tanah, kaki yang berlumuran darah, serta rambut yang kusut dan berantakan. Seluruh bangsawan yang hadir langsung bergerak menjauh dari Xena, bahkan Derryl dan Brisia terperanjat kaget oleh kedatangan Xena yang seperti orang gila. Tiba-tiba ksatria menghalangi langkah Xena, mereka melarang Xena untuk masuk ke dalam ruang singgasana.
“Maaf, Yang Mulia. Saat ini Yang Mulia Kaisar tengah mengadakan pertemuan penting dengan para bangsawan. Anda dilarang masuk karena Anda hanya akan mengganggu jalannya pertemuan,” ujar salah seorang ksatria dengan lancang dan tanpa rasa takut.
“Jadi, kalian meremehkanku? Padahal aku ini Permaisuri, tapi beraninya kalian memperlakukanku seperti orang rendahan.”
Xena diselubungi oleh rasa marah, ekspresi wajahnya berubah dingin, saat ini dia sedang tidak ingin diganggu. Xena mencoba mengedarkan pandangan, orang-orang mulai berbisik buruk tentangnya seraya melayangkan tatapan menghina.
‘Jadi, inilah yang selalu dihadapi oleh Alina? Membayangkannya saja membuat dadaku sesak.’
Kemudian seorang ksatria menodongkan pedang nan tajam ke depan wajah Xena, sungguh tidak ada satu pun yang memperlakukan Xena sebagai Permaisuri.
“Cepat keluar dari sini, Yang Mulia! Anda jangan membuat para bangsawan tidak berselera makan karena ada Anda di sini.”
Xena menghela napas, lalu dia menendang perut ksatria yang berbicara lancang padanya hingga membuat ksatria itu terlempar jauh ke belakang. Tiga orang ksatria lainnya mendapatkan hal yang sama, mereka juga ditendang dan dihempaskan sangat jauh. Kekuatan tendangan Xena memang tidak main-main kuatnya, bahkan Laiv saja mengakui bahwa salah satu senjata terkuat di tubuh Xena ialah tendangannya.
“Kalian membuatku muak saja.”
Para bangsawan termangu kaku menyaksikan apa yang baru saja terjadi, Xena yang saat ini menyamar sebagai Alina sungguh mengubah secara menyeluruh karakter Alina yang sebenarnya. Derryl dibuat tidak bisa berkata-kata, melihat Xena membuat aliran perasaan asing mengalir bebas di perasaannya tanpa sadar. Dia tidak berkedip memandang Xena, Brisia mengerucutkan bibir karena tidak suka bila Derryl menaruh perhatian kepada Xena.
‘Apa dia Alina yang aku kenal? Mengapa hari ini dia terlihat berbeda? Biasanya dia selalu diam dan menunduk saat berada di hadapan banyak orang. Sifatnya yang seperti itu membuatku membencinya, dia bahkan tidak bisa tampil lebih menarik, tapi lihat dia yang sekarang, bahkan tanpa berdandan pun dia tampak mempesona,’ batin Derryl menyunggingkan senyumnya, namun lekas dia tampik semua pemikiran itu sebelum menghanyutkan dirinya terlalu jauh.
Xena melangkah pelan agar lebih dekat dengan Derryl, dia ingin melihat secara jelas lelaki yang membuat saudarinya hancur di dalam penderitaan. Xena berkacak pinggang sembari memandang marah Derryl, tidak ada satu orang pun yang berani menegur Xena.
“Hey, kau Kaisar! Aku sudah hilang selama empat hari dan kau bahkan tidak mencariku sama sekali. Benar-benar ya kau membuatku kesal saja, lalu sekarang kau malah mengadakan pesta tanpa diriku. Terlebih lagi kau seenaknya bermesraan dengan selir rendahan seperti dia, apa kau tidak malu dengan statusmu sebagai Kaisar?” omel Xena sambil menunjuki Brisia.
Seisi ruangan ternganga oleh Xena yang memarahi Derryl, selama ini tidak ada yang berani berbicara secara blak-blakkan selayaknya Xena.
“Alina, kau mulai berani ya sekarang mempermalukanku, apa kau dirasuki oleh jin gila saat menghilang hingga membuat kau menjadi seperti sekarang?” balas Derryl dengan tatapan geram.
“Jin gila? Aku rasa itu tidak mungkin, justru aku gila karenamu! Dasar kau sinting! Menyesal aku menjadi Permaisurimu,” ucap Xena terang-terangan tanpa difilter terlebih dahulu.
Derryl tertawa kecil, dia turun dari singgasananya dan berdiri tepat di depan mata Xena sembari melipat kedua tangan di dada. Tatapan Xena tak kalah menantangnya dari tatapan Derryl, dia muak mencium aroma parfum Brisia yang menyengat menempel di pakaian Derryl.
“Mulutmu ini semakin pintar saja berbicara, apa kau tahu akibatnya jika membuatku marah? Oke, aku akan melupakan penghinaanmu barusan. Tidak masalah juga, aku tidak tersinggung sama sekali, tapi tetap saja kau harus aku hukum.”
Derryl menyeringai, Xena curiga dengan perkataan Derryl, benar kecurigaannya kalau Derry akan melakukan sesuatu padanya. Derryl membawa tubuh Xena masuk ke pelukannya, dia mendekatkan wajah dan hendak mendaratkan sebuah kecupan di bibir Xena. Akan tetapi, sebelum Derry melancarkan aksinya, Xena lebih dulu menampar wajah Derryl.
“DASAR KAU MES*M! BERANINYA KAU MEMCIUMKU DENGAN BIBIR BEKAS SELIR RENDAHAN ITU! AKU TIDAK MAU YA SAMPAI TERTULAR KUMAN MENJIJIKKAN,” teriak Xena kesal.
Derryl terdorong ke belakang akibat tamparan Xena yang kuat, Brisia langsung menempatkan diri untuk melawan Xena.
“Kenapa kau kurang ajar sekali kepada Yang Mulia? Apa kau tidak takut dihukum mati karena sudah menghina Kaisar? Kau ini sepertinya perlu aku beri pelajaran agar sadar.”
Brisia mengangkat tangannya tinggi-tinggi, sebab dia berniat untuk menampar Xena sebagai balasan karena dia sudah menampar Derryl. Namun, saat tamparan itu dilayangkan, Xena bergerak ke samping, dia menghindari tamparan tersebut hingga membuat Brisia tersungkur di atas karpet merah.
“Apa yang kau lakukan, wanita rendahan? Apa kau baru saja memohon pengampunan dariku? Tapi, aku tidak mau memaafkanmu. Jadi, cepatlah berdiri sebelum lututmu lecet karena terlalu lama berlutut di atas karpet yang kasar. Bukankah nanti kau akan melayani Kaisar tercinta? Sayang sekali kalau lututmu lecet, nanti goyanganmu jadi kurang mantap.”
Wajah Brisia memerah malu, harga dirinya sebagai selir kesayangan Kaisar menjadi terluka akibat perlakuan Xena yang sangat berbeda dari biasanya. Para bangsawan juga turut menertawai Brisia, tak kuasa dia menahan air mata karena malu yang dia dapatkan saat ini. Derryl bergegas membantu Brisia untuk berdiri, dengan manjanya Brisia menangis dan mengadu kepada Derryl.
“Yang Mulia, wanita ini mempermalukanku, padahal aku hanya bermaksud menegurnya saja,” adu Brisia terisak di pelukan Derryl.
“Cih, begitu saja kau sudah menangis. Memang dasarnya saja kau yang manja dan suka mengadu ke Kaisar tersayangmu itu.” Xena berdecih sebal harus berhadapan dengan wanita seperti Brisia ini.
Sementara Derryl menenangkan Brisia, Xena memutar tubuhnya dan menuju ke arah meja yang berisi berbagai macam hidangan lezat. Xena mengambil beberapa makanan ringan, kemudian dia mendekat ke para budak yang tertunduk lesu di samping majikannya.
“Kalian ini tidak memberi makan mereka? Kalian pikir budak itu bukan manusia? Lihatlah tubuh mereka dipenuhi oleh luka. Benar-benar ya kalian, statusnya saja yang bangsawan tapi tidak sanggup memberi makan para budak yang kalian beli di pasar budak,” sarkas Xena, dia membagikan makanan mewah yang dia bawa kepada masing-masing budak.
“Maaf, Yang Mulia. Kami tidak layak menerima makanan yang sangat mewah ini.” Para budak itu enggan menerima makanan yang disodorkan oleh Xena.
“Yang Mulia, sebaiknya Anda tidak usah terlalu ikut campur dengan masalah budak ini, mereka kan hanya budak. Walau tidak kami beri makanan pun, bukan berarti mereka akan mati dengan cepat.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Saa
mau main dengan cara ap lu setan raja sampah
2024-11-15
0
Khanza Safira
kereeen... ayo Xena balaskan rasa sakit saudaramu pada orang orang menjijikan seperti mereka.. HAHA
2024-10-23
0
Sulati Cus
lg jmn covid
2023-01-18
0