Gibah di Kantin

Saat jam istirahat, mereka berempat ke kantin bersama untuk membeli cemilan makanan dan minuman sesuai selera mereka masing-masing. Zevana memulai pembicaraan untuk membahas praktek kimia yang baru saja usai.

“Nggak apa-apalah nilai prakteknya kurang ya Zin” Ujar Zevana sambil mengunyah cemilannya.

“Nggak apa-apa gimana? Malahan gue nggak nyangka, kenapa bisa gitu? Gue nggak pernah nggak teliti Zev! Kaya ada yang salah gitu sama tabung reaksinya, tapi gue nggak tahu apa penyebabnya?” Jawab Zinta heran.

Ia masih bergulat dalam pikirannya yang tak terduga.

Mendengar hal tersebut, Zevana kemudian tersedak hingga terbatuk-batuk. Segeralah ia mengambil air mineral untuknya sendiri, kemudian duduk kembali di bangku kantin seperti semula.

“Makanya kalau ngobrol jangan sambil makan! Jadi tersedak kan?” Sahut Zaskia.

“Hehe sorry Miss” Jawab Zevana tersipu malu.

“Tapi gue salut sama ucapan lo Zin, soalnya semua ucapan lo bisa dibuktikan. Yang penting nggak ada efek sampingnya, itu semua nggak masalah bagi gue ko. Soalnya gue nggak mau kalau nanti kulit gue yang mulus ini, bakalan berubah drastis gara-gara praktek tadi. Oh no!! Bisa-bisa gue perawatan salon tiap hari nih” Kata Zaskia dengan penuh khawatir dan merasa ilfil.

“Hah? Emang bisa gitu Zin? Gue kira cuma ada di film aja!” Sahut Zevana penasaran

Ia bersikap begitu, karena terhasut ucapan Zaskia yang seolah benar akan terjadi padanya.

“Bisa, semua yang lo tanyain ke gue semuanya nyata Zev” Jawab Zinta dengan tegas.

“Hmm.. gue mau nanya lagi nih, ada nggak jenis ramuan yang bisa merubah drastis penampilan kita? Kaya yang dibilang Zaskia barusan?” Tanya Zevana kembali.

“Ada sih, tapi gue belum denger penawar yg cocok untuk mengubah ke perubahan kaya semula lagi” Ungkap Zinta secara detail sambil melahap Bakso Aci.

Zevana semakin waspada dan berdo’a agar tidak berdampak seperti penjelasan yang diungkapkan oleh Zinta.

“Oiya kenapa sih tiba-tiba ko, lo jadi makin menjurus ke arah itu?” Tanya Zinta yang sedikit curiga melirik ke arah seseorang yang ditujunya.

“Nggak apa-apa ko, kan..gue pengen tahu aja. Buat nambah pengetahuan gitu, hehe..oiya, perasaan dari tadi gue liatin, lo sibuk baca aja deh Zweta?” Sindir Zevana yang menjadi salah tingkah dan memulai obrolan baru dengan Zweta.

“Kenapa? Ada masalah? Bukannya semua itu udah jelas ya? Nilai penjelasannya bagus, dan nilai akhir prakteknya kurang bagus” Jawab Zweta dengan nada ketus yang tidak enak didengar.

“Eh..ada juga ya orang kaya lo, nyebelin banget sih. Gue kan nanya baik-baik Zwet, kenapa juga jawabnya ketus gitu?” Gertak Zevana yang mulai kesal dengan sikapnya.

"......" Zweta tidak menanggapinya.

“Sudahlah jangan berantem, tuh denger kan, bel masuk udah bunyi. Ayo cepet masuk” Kata Zinta kepada sahabatnya.

Sesampainya mereka di rumahnya masing-masing, mereka masih menjalani kehidupan seperti biasa dan tanpa disadari, efek sampingnya bereaksi ketika mereka bangun tidur secara bersamaan tepatnya di esok hari.

...Air mata yang menetes...

...Jatuh di secarik kertas...

...Lembaran pagi penuh duka...

...Menghantarkan aku dalam kesunyian...

...****...

Aaaaahhhh !!!

Terdengar suara histeris yang mereka lontarkan di pagi itu terkecuali Zweta. Kegiatan siswa pada hari senin di sekolah, sudah terlihat dari kejauhan, begitu juga dengan ruang kelas 12 IPA 2 basic A.

Mereka butuh bicara pada Zinta saat sepulang sekolah nanti, mereka pun saling memperhatikan satu sama lain, begitu juga dengan teman satu kelasnya. Sebenarnya mereka sangat risih dengan keadaan yang telah merubah suara dan penampilannya, terkecuali Zweta yang terlihat sangat tenang.

* to be continued..

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***