" Apa itu berarti kamu memang sudah move on ?" Tanya Sarah terus .
Aska menarik nafas panjang ." Entahlah ..."
Sarah diam sebentar , lalu menatap jari tangan Aska ,yang sudah tidak memakai cincinnya lagi .
" Nampaknya sudah ada yang mau merubah status nih ." Sindir Sarah masih terus menatap jari tangannya .
Aska yang merasa ,lalu meremas jari-jari tangannya , lagi-lagi hanya diam .
" Pak Aji minta aku urus surat cerai ." Ucap Aska tiba-tiba ,membuat Sarah membelalakkan mata .
" Mertua kamu minta seperti itu ?" Tanyanya ulang .
Aska mengangguk .
" Terus ...?"
Tak ada jawaban .
" Kamu setuju ..?"
Cukup lama tak ada jawaban , sampai akhirnya Aska menjawab dengan wajah datar . " Sepertinya itu jalan terbaik ..."
" Berarti memang kamu juga menginginkannya ?"
Aska menatapnya ." Tidak ada pilihan lain ...buat apa aku mempertahankan orang yang tidak ada perasaan sama aku ..." Ucapnya pelan ." Dengan berakhirnya hubungan kita , itu akan memperjelas status Alia sendiri ,suatu hari nanti ...kalau memang dia kembali dan mungkin sudah menemukan orang lain di sampingnya ."
Sarah balas menatapnya , ada luka di sorot matanya saat mengatakan itu . Mungkin cintanya untuk Alia memang masih ada ,tapi benar ...tak ada pilihan lain .Karena ia tahu Alia tak akan bahagia bersamanya karena tak ada cinta .
" Kamu yakin ...nggak mau menunggu lagi , setidaknya sampai Alia kembali dan mengatakan sendiri perasaannya yang sebenarnya ."
" Kalau memang dia punya rasa cinta , nggak mungkin dia pergi ." Jawabnya telak .
Sarah diam .
*****
" Ingat , jangan cerita ke siapapun yang tidak kamu kenal dengan baik , kalau kamu mengalami amnesia ..."
Ucapan itu kembali terngiang di otak Rena .
Setidaknya kalimat itu yang sering diucapkan Nico padanya dulu , saat ia pertama masuk ke rumah Nico .
Disaat pikirannya tak tahu kemana , ia bingung ...bahkan mengingat namanya saja tak berhasil , bagaimana mungkin bisa tahu siapa keluarga dan kehidupannya yang sebenarnya .
Sejak saat itu , ia hidup dalam didikan Nico .Mematuhi semua yang diminta dan diperintahnya .
Seperti saat ini ...ia harus tinggal sendiri di sebuah apartemen , tanpa tahu apa sebabnya ...dan apa yang direncanakan Nico untuk dirinya nanti .
Ia masih duduk di sofa , meremas perutnya yang terasa melilit .Seperti biasa ..saat mau datang bulan , selalu membuatnya tersiksa .
Biasanya ada Bik Tatik yang selalu ada disampingnya . Memberikan obat maupun mengompreskan perutnya .
Sekarang ia hanya sendiri .Tak ada obat , maupun bahan makanan disini . Ia belum sempat membeli apapun dan hanya membereskan barangnya saja dari tadi .
Memang sepertinya ia harus keluar sekarang . Kalau tidak salah di samping apartemen ini ada minimarket ,setidaknya ia bisa membeli obat dan juga beberapa makanan instan untuk makan malamnya nanti .
Dengan masih sedikit membungkukkan badan saat berdiri karena perutnya yang tak bisa diajak kompromi , ia berjalan ke dalam ..mengambil jaket dan juga dompet .
Setelah itu ia bersiap keluar , tak lama sampai lift .
Saat pintu terbuka , hanya ia sendirian disana .
Pintu tertutup ..ia menyandarkan punggungnya di sudut ruangan .Menyilangkan tangan di perut dengan sedikit menekannya .
Huffttt ...setidaknya ia hanya berharap perutnya membaik sampai ia bisa membeli kebutuhannya di bawah . Tak ada lagi yang bisa membantunya disini . Harusnya bisa saja ia menghubungi Nico dalam kondisi nya sekarang , tapi ...melihat sikapnya tadi , membuatnya sedikit takut .Nico benar-benar berubah ,tak seperti biasanya .
Lift berhenti di lantai 3 , seseorang masuk ke dalam ...lalu kembali tertutup .
Rena tak tahu ada siapa , karena sedari tadi ia hanya menunduk , perutnya semakin melilit .
" Kamu kenapa ?"
Ia berusaha menegakkan tubuhnya .Masih meringis menahan sakit .
Saat matanya beradu dengan seseorang di depannya , membuatnya terperanjat .
" Kamu ..." Ucap Rena pelan .
Aska menatapnya cemas , melihatnya terlihat sangat pucat .
" Kenapa ?" Tanya Aska lagi .
Rena menggeleng .
" Memangnya mau kemana ?"
" Ke minimarket ."
Mereka sampai di lantai 1 , saat pintu terbuka , Aska menekan tombol dan kembali membuat nya tertutup .
Rena menatapnya kaget .
" Kamar kamu dimana ?" Tanya Aska .
" Lantai 4 ." Jawab Rena heran , tapi tak membuatnya berkomentar .
Tak lama , mereka sampai lagi di lantai 4 .
Aska membantunya keluar dengan memegangi lengannya , hal itu sedikit membuatnya tak enak .
Sampai ...mereka masuk dan Aska membantunya duduk di sofa depan .
" Terima kasih ." Ucap Rena kemudian .
Aska mengangguk ." Memang ke minimarket mau beli obat ?"
Rena menatapnya , cukup lama , lalu mengangguk .
" Obat apa ?"
Rena diam , merasa malu juga kalau menyebutkan apa yang mau dibelinya .
" Hei ..." Panggil Aska lagi , merasa tak ada sahutan .
" Oh itu ..." Jawab Rena ragu ." Obat ...datang bulan ."
Tak ada reaksi berarti dari Aska .
" Ya sudah , tunggu sebentar ." Ucapnya kemudian , lalu berjalan keluar .
Rena hanya menatapnya ,sampai tak terlihat lagi dari balik pintu .
10 menit berlalu ...
Aska kembali , membawa kantong kresek di tangannya , lalu duduk di depan Rena .
" Sekali lagi terima kasih ..." Seru Rena lagi .
Dan Aska masih menunjukkan wajah datarnya , kemudian berdiri . " Kalau begitu aku permisi ." Tanpa menunggu jawaban ,ia sudah berjalan keluar .
Setelah Aska pergi , Rena membuka kantong kresek yang diletakkan di meja , kelihatannya cukup banyak isinya .
Ia mengeluarkan satu persatu .
Benar ada obat datang bulan , roti ,mie instan dan ada sedikit buah-buahan serta air mineral .
Ia tersenyum ,miris .Orang yang baru dikenalnya saja bisa sangat perhatian seperti ini .Tak begitu halnya dengan Nico .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
meli meilia
kembali hadir Kak..salam hangat dr Cinta Sang Maharani, Kakak..😁😁
2022-04-05
0
Fawas Aficieanna
d kasih orang baik malah pergi ktm yg g baik aliya.. aliya.. 🤔🤭
2022-03-02
1
Indah Winarni
awal yang manis baru di mulai ...next GPL
2022-03-02
1